7 research outputs found

    Rantai Pasok Usaha Penggilingan Padi Studi Kasus : Ud. Putra Tunggal Kabupaten Kolaka Timur

    Get PDF
    This study aims to identify and describe the supply chain system in the rice milling business. This study is an explanatory research. The case study was conducted at UD. Only Son in East Kolaka. The results of this study are, the supply chain system in the rice milling business consists of 2 groups, namely the raw material supply channel (grain) and the product distribution channel (rice). The channel for supplying raw materials (grain) is dominated by the Farmer - Grain Collector - Company channel which has a 50% share of the total annual purchase volume. Meanwhile, the product distribution channel (rice) is dominated by the Company - Wholesaler channel which has a 55% share of the total annual sales volume. The complexity of the supply chain creates the possibility of potential financial risks. Most of the supply chain in terms of volume and percentage (>50%) is traversed by products, namely from farmers, grain traders, UD Putra Tunggal, and wholesalers.Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui dan menggambarkan sistem rantai pasok pada usaha penggilingan padi. Studi ini merupakan penelitian eksplanatori. Studi kasus dilakukan pada UD. Putra Tunggal di Kolaka Timur. Hasil penelitian ini adalah, Sistem rantai pasok pada usaha penggilingan padi terdiri atas 2 kelompok yaitu Saluran pemasok bahan baku (gabah) dan Saluran distribusi produk (beras). Saluran pemasok bahan baku (gabah) didominasi oleh saluran  Petani - Pedagang Pengumpul Gabah - Perusahaan yang mempunyai pangsa 50% dari  total volume pembelian pertahun. Sedangkan saluran distribusi produk (beras) didominasi oleh saluran Perusahaan - Pedagang Besar yang mempunyai pangsa 55% dari  total volume penjualan pertahun. Kompleksnya rantai pasok mengakibatkan adanya kemungkinan potensi risiko keuangan. Rantai pasokan terbanyak dalam volume dan prosentase (>50%) dilalui produk yaitu dari petani, pedagang pengumpul gabah, UD Putra Tunggal, dan pedagang besar

    Green Finance, Innovation, Agriculture Finance and Sustainable Economic Development: The Case of Indonesia’s Provincial Carbon Emissions

    Get PDF
    Indonesia is struggling with utmost pressure to restrict carbon emissions as it is included in those emerging economies who are recognized as highest carbon emitters. Nevertheless, the Indonesian government is showing remarkable effort to reduce the emissions and set a planned goal to achieve low carbon economy. However, the major reliance on fossil fuels to maintain economic growth is creating obstacles for country. To explore that what tools could be helpful in the scenario to support country’s goal. The study intends to measure the role green finance, innovation, agriculture finance and sustainable economic development in gauging carbon intensity. The paper used two indicators to measure sustainable economic development; GDP per capita and renewable energy consumption. The panel data is used in the study which is extracted from 30 provinces of Indonesia in the time span of 2006-2020. The study used OLS fixed effect model and quantile regression technique to assess the relationship between explained variable and explanatory variables. Findings echo that with the increase in economic growth, carbon intensity also starts increasing. However, green finance, innovation, agriculture finance and renewable energy are significant tools to reduce the emissions. Furthermore, confirmation of findings was done through quantile regression analysis. The paper presents several implications as well on the basis of empirical evidence which are of great help for country

    PREFERENSI KONSUMEN BERAS BERLABEL (CONSUMER’S PREFERENCES FOR LABELED RICE )

    No full text
    ABSTRAKPerilaku konsumen beras telah bergeser dari sekadar mengkonsumsi beras berkualitas sedang menjadi beras berkualitas tinggi. Pergeseran ini telah melahirkan produk beras berlabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui tahapan proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen produk beras berlabel, (2) menganalisis sikap konsumen dan maksud perilaku konsumen terhadap produk beras berlabel, dan (3) menganalisis preferensi konsumen terhadap berbagai atribut yang melekat pada produk beras berlabel. Penelitian dilaksanakan di Kota Kendari, Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Analisis Model Engel, Analisis Sikap Multiatribut Fishbein, dan Analisis Konjoin. Hasil penelitian memberikan gambaran beberapa perilaku konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Analisis Sikap Multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap produk beras berlabel adalah baik.  Preferensi konsumen produk beras berlabel meliputi beberapa atribut,yaitu produk dengan harga yang sedang, kemasan berukuran 25 kg, merk yang terkenal, mencantumkan SNI, butiran beras yang utuh, mementingkan varietas tertentu, warna beras yang bening, dan desain warna kemasan yang menyolok, namun tidak mementingkan panduan memasak. Kombinasi sembilan atribut dapat diterima untuk menggambarkan preferensi konsumen. Rekomendasi penelitian ini adalah preferensi konsumen dapat menjadi acuan untuk memproduksi beras berlabel.ABSTRACTBehavior of the rice consumer has shifted from consumption the standard-quality rice becoming high-quality rice. This shift has arisen labeled rice products. The purpose of this study was to (1) understanding the stage of the purchase decision process undertaken by consumers of labeled rice products, (2) analyzing the consumer attitudes and behavioral intention of consumers towards labeled rice products, and (3) analyzing the consumer preferences for various attributes inherent in labeled rice products. The study was conducted in Kendari, Southeast Sulawesi Province. This study uses Engel Model Analysis, Fishbein Multi-attributes Attitudes Analysis, and Conjoint Analysis. The results of this study indicated that Engel Model described some consumer behavior, which it beginning from the be aware of needs, information search, alternative evaluation, purchase decision, and post-purchase evaluation. The Fishbein Multi-attributes Attitudes Analysis showed that consumer attitudes toward labeled rice products is good. The Conjoint Analysis showed consumer preferences of labeled rice product are medium-price products, the packaging size of 25 kg, well-known brands, the Indonesian National Standard (SNI) label is attached, perfect grain of the rice in quality, cooking guide is ignored, having certain varieties, clear rice in colors, striking in the packaging color design. The conclusions of this study is combinations of the nine attributes is acceptable to describing consumer preferences. The recommendation of this study is consumer preference should be a reference for producing labeled rice products

    PELESTARIAN ANGGREK SERAT ENDEMIK SULAWESI TENGGARA OLEH KARANG TARUNA WOILA MELALUI KULTUR JARINGAN

    No full text
    Karang taruna Woila yang menjadi mitra PKM tidak memiliki aktifitas produktif, padahal terdapat potensi anggrek serat endemik Sulawesi Tenggara yang hanya ditemukan di daerah ini. Tujuan kegiatan adalah melakukan (1) edukasi tentang organisasi karang taruna dan peluang usaha, (2) sosialisasi dan edukasi tentang anggrek serat dan tehnik kultur jaringan, serta (3) pelatihan dan praktik kultur jaringan. Kegiatan PKM  yang bermitra dengan Karang Taruna Woila diawali dengan sosialisasi untuk mengenalkan kegiatan yang akan dilakukan di Kelurahan Woitombo, Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur. Selain Tim PKM dan peserta dari anggota Karang Taruna Woila sejumlah 16 orang, juga hadir Sekretaris Camat dan Camat Mowewe, serta Kepala SMA Negeri 1 Mowewe. Pemaparan materi dilakukan oleh Tim PKM UHO dengan dua materi pokok, yaitu tentang (1) organisasi karang taruna dan peluang usaha; serta (2) anggrek serat, dan tehnik kultur jaringan.  Untuk menguji pengetahuan dan persepsi peserta , dilakukan pre-test sebelum penyampaian materi, dan post-test setelah penyampaian materi.  Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan dan praktek tehnik kultur jaringan yang diikuti oleh empat orang anggota karang taruna terpilih di Laboratorium Invitro Fakultas Pertanian UHO  di Kota Kendari dan di Laboratorium Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Sulawesi Tenggara.di Konawe Selatan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kegiatan PKM ini (1) didukung oleh pemeritah setempat, dan SMA Negeri 1 Mowewe, (2) setelah mengikuti sosialisasi dan edukasi, terjadi peningkatan pengetahuan, dan minat untuk melakukan budidaya anggrek serat, khususnya mengikuti pelatihan kultur jaringan, dan (3) pelatihan dan praktek kultur jaringan anggrek serat endemik Sulawesi Tenggara berhasil dilakukan oleh anggota Karang Taruna Woila

    EVALUASI KELAYAKAN AGRIBISNIS AYAM RAS PETELUR PADA CV. BINTANI POULTRY SHOP KENDARI

    No full text
    Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial, dan menganalisis proyeksi permintaan telur agribisnis peternakan ayam ras petelur pada perusahaan CV. Bintani Poultry Shop Kendari.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Februari 2012.  Variabel penelitian adalah (a) biaya investasi; (b) biaya tetap; (c) biaya variabel; (d) penerimaan; dan (e) pendapatan;. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan (Pd), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR), analisis kepekaan (Sensitivity Analysis), Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PBP).  Hasil penelitian tentang evaluasi kelayakan investasi dilihat dari aspek finansial, diketahui usaha peternakan ayam ras petelur CV. Bintani Poultry Shop Kendari adalah layak untuk dikembangkan. Nilai NPV positif pada discount faktor 12% sebesar Rp. 1.610.842.868,- selama 10 tahun, IRR 38,45% (>12%), NBCR 2,23 (>1), BEP sebesar Rp. 15.333,84. Nilai PBP sebesar 3,41 atau setara dengan 3,4 tahun, hal ini menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian dana investasi cukup pendek (1 periode siklus produksi). Analisis sensitivitas pada kenaikan harga pakan sebesar 5% dan penurunan harga telur sebesar 5% secara bersamaan, NPV tetap bernilai positif sebesar Rp. 1.723.037,- dengan IRR sama dengan nilai OCC yakni sebesar 12,03% (= 12%) dan NBCR sama dengan satu yakni 1,0
    corecore