72 research outputs found

    BEBERAPA TANAMAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI REPELEN DI INDONESIA

    Get PDF
    Penyakit tular vektor, khususnya vektor nyamuk merupakan penyakit zoonosis yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Menghindari gigitan nyamuk masih menjadi pilihan yang efektif untuk mencegah penularan penyakit akibat tular vektor ini. Salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan insektisida jenis repelen. Pemakaian insektisida jenis repelen cukup populer di kalangan masyarakat karena penggunaannya yang dianggap lebih efisien dan efektif untuk menghindari gigitan nyamuk. Penggunaan insektisida kimiawi banyak memberikan efek negatif bagi manusia dan lingkungannya, sehingga diperlukan insektisida alami yang aman dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan bahan aktif yang berasal dari tumbuhan di lingkungan sekitar. Diperlukan informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai bahan aktif alami untuk repelen, maka tulisan ini merangkum beberapa hasil penelitian tentang repelen berbahan dasar tumbuhan. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka diperoleh 13 jenis tanaman yang memiliki daya proteksi diatas 50% selama 6 jam pengujian. Ketiga belas tanaman yang disajikan dalam tulisan ini dapat tumbuh dengan baik dengan iklim di wilayah Indonesia, sehingga masyarakat dapat membudidayakannya dan mengembangkannya sebagai bahan insektisida alami

    Pengetahuan Kader Posyandu, Para Ibu Balita Dan Perspektif Tenaga Kesehatan Terkait Keaktifan Posyandu Di Kabupaten Aceh Barat

    Get PDF
    Basic health research in 2007 showed the existence of the gap of IPKM (community health development index) among provinces, including Aceh province. Maternal and child health issue were important indicators in IPKM. This research aimed to determine knowledge of Posyandu’s cadres and mothers as well as the perspective of health ofïŹ cer towards Posyandu activities. This was a qualitative study with participatory observation design. There were two areas (Puskesmas) chosen as the research location, and at each location was conducted focus group discussion (FGD) to the mothers and Posyandu’s cadres and in-depth interview towards the informant (health ofïŹ cer). Generally, Posyandu’s cadres have good knowledge about maternal and child health, while mothers have less knowledge. The results showed that Posyandu has not been optimal in health service. This condition associated with low visits of mothers as well as the involvement of Posyandu’s cadres themselves. External factors (support of husband, family, social environment) could interfere the belief of mothers towards Posyandu services. Knowledge becomes an important aspect to inïŹ‚ uence awareness and willingness of mothers to utilize the service of Posyandu. Abstrak Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan adanya kesenjangan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) antar propinsi maupun pada tingkat propinsi itu sendiri seperti di Provinsi Aceh. Kesehatan ibu hamil dan balita merupakan salah satu indikator penting dalam IPKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan kader Posyandu maupun ibu balita serta perspektif tenaga kesehatan terkait kegiatan Posyandu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain observasi partisipatif. Terdapat dua wilayah terpilih sebagai lokasi penelitian, dan pada setiap lokasi dilakukan diskusi kelompok terarah terhadap kelompok ibu balita dan kader Posyandu wawancara mendalam terhadap kader Posyandu dan ibu balita, serta tenaga kesehatan. Secara umum pengetahuan kader Posyandu telah cukup baik, namun untuk ibu balita belum sepenuhnya baik. Hasil penelitian menunjukkan belum optimalnya pelayanan Posyandu. Ketidakoptimalan tersebut berhubungan dengan rendahnya kunjungan para ibu balita, maupun keterlibatan kader Posyandu itu sendiri. Faktor eksternal (pandangan suami, keluarga & lingkungan sosial) dapat menjadi unsur yang mempengaruhi keyakinan ibu balita terhadap pelayanan Posyandu. Pengetahuan menjadi aspek penting terhadap kesadaran dan kemauan ibu balita untuk datang ke Posyandu

    Pengamatan Larva Aedes di Desa Sukaraya Kabupaten Oku dan di Dusun Martapura Kabupaten Oku Timur Tahun 2004

    Full text link
    An observation study on Larvae of Aedes has been conducted in Sukaraya village (OKU) and Martapura village (OKU Timur) in early November 2004. Sukaraya village is an endemic area of DHF (Dengue Haemorragic Fever) while Martapura village represent a non endemic area for DHF, but both areas known to have high resident mobilization and density. The objective of this study was to observe the types of Aedes breeding site and its density. Results of this study indicate that the most dominant (indoor) container positive with larvae was "bak" (concrete reservoirs), while there were 3 types of container frequently found outdoor, there were "drum", "bak" and plastic buckets. From all containers found with lar\>a those were mainly found in uncover condition. HI, CI, and BI as Larvae indexes were 45%, 19% and 55% respectively for Sukaraya. while for Martapura were 30%. 14.9% and 40% respectively

    Perlindungan Hukum Data Pribadi Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi Ditinjau dari Undang-Undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi

    Get PDF
    Di Indonesia teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan berbagai perkembangan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dari segi peluang dan tantangan. Yang menjadi adanya pendorong teknologi informasi dan komunikasi adalah globalisasi, dimana dalam sektor layanan pinjam meminjam setiap individu harus memiliki perlindungan hukum terhadap data-data dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi ini. Rumusan masalah dalam skripsi ini berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap data pribadi dalam transaksi pinjaman online sebelum dan setelah berlakunya Undang-undang 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data Pribadi. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum primer yaitu regulasi mengenai perlindungan data pribadi. Sedangkan bahan hukum sekunder diperoleh dari buku-buku, maupun literatur lain, serta bahan hukum tersier diperoleh dari Kamus bahasa hukum, KBBI dan lainnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Perlindungan Hukum Data Pribadi Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diharapkan ke depan pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap data pribadi setiap indivdu dalam layanan pinjam meminjam. Kata Kunci : Perlindungan Hukum Data Pribadi Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. / In Indonesia, information and communication technology has created various very rapid developments, this can be seen in terms of opportunities and challenges. What drives information and communication technology is globalization. The formulation of the problem in this thesis relates to legal protection of personal data in online loan transactions before and after the enactment of Law 27 of 2022 Concerning Personal Data Protection. This research is a normative legal research with a qualitative approach. The data used is secondary data in the form of primary legal materials, namely regulations regarding the protection of personal data. Meanwhile, secondary legal materials were obtained from books and other literature, as well as tertiary legal materials obtained from legal language dictionaries, KBBI and others. From the results of this study it can be concluded that Legal Protection of Personal Data of Users of Information Technology-Based Borrowing and Borrowing Services can be carried out in accordance with applicable laws and regulations, it is hoped that in the future the government will provide legal protection for the personal data of each individual in lending and borrowing services. Keywords: Legal Protection of Personal Data Users of Information Technology-Based Borrowing and Lending Service

    Habitat Aedes Pradewasa dan Indeks Entomologi di 11 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan

    Get PDF
    Dengue fever and dengue haemorrhagic fever still becomes public health problems in South Sumatera Province with all of its regencies/cities have infested with Aedes aegypti. This research aimed to determine Aedes entomological indices and its breeding habitats. The research located at 11 regencies/cities, where in every regencies/cities determined two clusters (village) based on incidence rate in the last three years. Survey of preadult mosquito was carried out inside and outside areas of 1181 houses using single larva method with modification. The survey found that the dengue vector indices for house index, breteau index, and container index were at range 22,6% - 60,6%, 26,4 – 154,1 and 8,0% - 36,2%  respectively. The most dominant water holding containers found infested with pre-adults mosquito were cement tanks (33,4%), followed by buckets (18,2%) and drums (14,7%). Inside houses, larva or pupae found dominants in cement tanks (44,3%), buckets (19,5%) and drums (13,9%), while outside of the house were used containers (20,7%), followed by drums (16,7%), buckets (15,0%) and used tires (11,9%). Statistical analysis by chi-square test showed a significant relationship between infested of Aedes pre-adults with characteristic of  containers (colours, volume, location found and containers). Larval survey by visiting houses should carry out routinely and integrated into dengue vector control program

    Kebutuhan Masyarakat Desa Tebat Gabus Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKU Selatan terhadap Program Pengendalian Malaria

    Full text link
    Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) merupakan salah satu daerah endemis malaria di ProvinsiSumatera Selatan dengan Annual Malaria Incidence (AMI) yang mengalami Perubahan flktuatif,dimana pada tahun 2007 sebesar 6,50/00 meningkat menjadi 8,700/00 di tahun 2008. Desa Tebat Gabusmerupakan salah satu daerah endemis malaria di Kabupaten OKUS dengan AMI 2011 sebesar231,890/00. Program pemberantasan malaria sudah dijalankan di Indonesia sejak tahun 2000 yaitukegiatan penemuan dan pengobatan penderita, perluasan cakupan pengobatan, pemberantasanvektor, gebrak malaria, penyuluhan, kerja sama lintas sektor dan pengamatan vektor. Hasil penelitian diwilayah kerja Puskesmas Tenang Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKUS tahun 2009 menyatakanbahwa pengetahuan masyarakat masih rendah (61,5%) dan sebanyak 97,8% masyarakat belum pernahmendapatkan penyuluhan kesehatan tentang malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikebutuhan masyarakat dalam program pengendalian malaria. Pengumpulan data dilakukan selama 5bulan tahun 2012 dengan menggunakan metode pengumpulan data Focus Group Discussion (FGD).Informan FGD terdiri dari 4 kelompok masyarakat:i). kelompok wanita dengan pendidikan SMP kebawah, ii). kelompok wanita dengan pendidikan SMA ke atas, iii) kelompok laki-laki dengan pendidikanSMP ke bawah dan iv). kelompok laki-laki dengan pendidikan SMA ke atas yang memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis konten. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap program pengendalian malaria berupa edukasikesehatan, kemudahan memperoleh pengobatan malaria dan pemeriksaan darah untuk diagnosismalaria serta pembagian kelambu berinsektisida dan penyemprotan insektisida di dinding rumah untuktindakan pencegahan

    Pengendalian Dbd melalui Pemanfaatan Pemantau Jentik dan Ikan Cupang di Kota Palembang

    Full text link
    . Palembang city has the highest dengue cases compare to other region in South Sumatera Province. This study compares two regions, first region with jumantik (leader) and application of ikan cupang, and the second region only applied with jumantik. This study aims to find public acceptance of ikan cupang (Ctenops vittatus) as larvae control in the community and to determine larvae index (house index, container index, breteau index) in both regions. Larvae found in this study were Aedes aegypty, Ae. albopictus and Culex spp. Comparative indicators of mosquito larvae inspection before and after treatment in Kelurahan Kebun Bunga were angka bebas jentik from 48% to 86%, house index from 52% to 14%, container index from 48% to 25%, and breteau index from 66% to 50%, while in Kelurahan Sukarami free account of jentik from 58% to 72%, house index from 42% to 28%, container index from 36% to 50%, and breteau index from 66% to 50%. Kelurahan Kebun Bunga and Kelurahan Sukarami categorized as region with high risk of dengue infection. Ikan cupang was effective as Aedes larvae predator, and more acceptable to the community compare to the chemical insecticide. This study suggest to maintain jumantik in order to minimize dengue cases in Palembang city

    Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Aspek Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Prabumulih, Sebelum dan Sesudah Intervensi Pemberdayaan Masyarakat

    Get PDF
    Abstract Dengue hemorrhagic fever (DHF) in South Sumatra Province especially Prabumulih in recent years has not shown a significant decline. This research aims to assess community’s level of knowledge, attitudes and practice with regards to empowerment of cadres and community group as an intervention variable. There were three location of research, first location with intervention of empowerment of cadre and community group, second location with cadre empowerment and the third location without intervention. The data collected in this research is knowledge, attitude and practice of the community before and after the intervention provided. The results showed there is an average level difference of knowledge, but statistically difference occurred on the knowledge and practice in an area with an intervention empowerment of cadres and local community groups. Local community groups such as religious group, social gathering, youth organization, etc can be an effective target for increasing knowledge about disease prevention aspects of DHF, raises awareness and triggered behavior change collectively. Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Prabumulih dalam beberapa tahun terakhir belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari intervensi, pemberdayaan kader dan kelompok masyarakat terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah satu wilayah dengan intervensi pemberdayaan kader jumantik dan kelompok ibu-ibu pengajian, wilayah yang kedua dengan intervensi pemberdayaan kader jumantik, dan wilayah yang ketiga tanpa diberikan intervensi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat antara sebelum dan sesudah intervensi, namun secara statistik perbedaan yang bermakna terjadi pada aspek pengetahuan dan perilaku di daerah dengan intervensi pemberdayaan kader dan kelompok masyarakat lokal. Kelompok masyarakat lokal seperti kelompok pengajian, arisan, karang taruna dan sebagainya dapat menjadi sasaran efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang aspek pencegahan penyakit DBD, menimbulkan kesadaran dan memicu terjadinya perubahan perilaku secara kolektif

    Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Indonesia (Analisis Lanjut Riskesdas 2013)

    Full text link
    Malaria is still endemic in most areas of Indonesia. Indonesia incluted the eastern part of the high malaria stratification, while Kalimantan, Sulawesi and Sumatra are being incluted in the medium stratification. Java and Bali are low endemic even though there are some villages of high endemic. Health status in an area is affected by four factors that are related and influenceach other, namely environmental, behavioral, health services and the off spring factors. Individual risk factors that contribute to the occurrence of malaria infection are age, gender, pregnancy, genetic, nutritional status, activities out of the house at night and contextual risk faktors (environment, seasons, social economy). The purpose of this research was to analyze the risk factors associated with the occurrence of malaria in Indonesia based on the data of basic health research (Riskesdas) by 2013. There were 19 individual factors showed significantly with malaria risk. History of insecticide spraying (and use of household insecticides) was not significantly associated with malaria risk. The greatest risk factor for malaria infection was the use of mosquito nets of nineteen individual factors there is one factors that was not a risk factor for the occurrence of malaria infection which is the factor home insect repellent/insecticide spraying. The greatest risk factor was the use of mosquito nets (OR = 2.30; 95% CI: 1.28-4.12) while the smallest was the travel time to the midwive services (OR = 0.32; 95% CI: 0.55-0,19.Keywords : Risk Faktors, Malaria, IndonesiaAbstrakMalaria masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Indonesia bagian timur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi, sementara Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera masuk dalam stratifikasi sedang. Daerah Jawa dan Bali masuk dalam stratifikasi rendah, namun masih terdapat desa dengan angka kasus malaria yang tinggi. Status kesehatan disuatu daerah dipengaruhi oleh empat faktor yang berhubungan dan saling mempengaruhi yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor risiko individual yang berperan terjadinya infeksi malaria adalah usia, jenis kelamin, genetik, kehamilan, status gizi, aktivitas keluar rumah pada malam hari dan faktor risiko kontekstual (lingkungan Perumahan, keadaan musim, sosial ekonomi). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian malaria di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Dari total sembilan belas faktor individual ada satu faktor yang bukan merupakan faktor risiko terjadinya infeksi malaria yaitu faktor rumah yang disemprot obat nyamuk/insektisida. Faktor yang paling besar risikonya adalah pemakaian kelambu berinsektisida (OR = 2,30 ; CI 95 % : 1,28-4,12) dan yang paling kecil adalah waktu tempuh ke pelayanan bidan (OR = 0,32 ; CI 95% : 0,19-0,55)Kata kunci : Faktor Risiko, Malaria, Indonesi
    • 

    corecore