10 research outputs found

    HUBUNGAN STRESS DAN BERAT BADAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI TINGKAT I PROGRAM STUDI KEBIDANAN PEMATANGSIANTAR

    Get PDF
    Salah satu penyeban gangguan siklus menstruasi pada wanita adalah faktor stres, merupakan fenomena universal dimana setiap orang mengalaminya yang berdampak pada fisik, sosial, emosi, intelektual dan spiritual. Pada mahasiswa yang menghadapi atau menjalani perkuliahan yang terlalu padat, praktek klinik, yang sangat melelahkan, tugas yang banyak merupakan faktor pemicu stres sehingga menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stress dan berat badan dengan siklus menstruasi mahasiswi tingkat I Prodi Kebidanan Pematangsiantar. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis Explanatory Research, dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Prodi Kebidanan Pematangsiantar. Populasi adalah semua mahasiswa tingkat I Prodi Kebidanan Pematangsiantar sebanyak 98 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pengukuran berat badan dan tinggi badan. Instrumen penelitian berupa kuesioner DASS 42. Analisa data univariat  untuk melihat distribusi frekwensi dari masing-maasing variabel, analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan a= 0,05. Mayoritas responden mengalami stress sedang yaitu sebanyak 45 orang (45,9%); mayoritas IMT responden normal sebanyak 78 orang (79,6%); mayoritas mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 69 orang (70,4%). Terdapat hubungan antara stres dengan siklus menstruasi yaitu sebanyak 69 orang (70,4%), dengan nilai  (p<0,0001). Terdapat hubungan antara berat badan dengan siklus menstruasi yaitu sebanyak 69 orang (70,4%),dengan nilai  (p=0,014). Bagi mahasiswa agar memotivasi diri tentang pentingnya pengetahuan mengenai stres dan bagaimana penanganannya perlu diketahui, dengan harapan dapat menyikapi stres dengan bai

    HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPM PEMATANGSIANTAR

    Get PDF
     Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering dialami oleh ibu hamil. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Data Riskesdas 2013 menunjukkan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi dalam satu minggu pertama kehidupan bayi baru lahir, dan kematian tersebut paling banyak disebabkan oleh BBLR, asfiksia serta infeksi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan badan bayi baru lahir di Bidan Praktek Mandiri Kota Pematangsiantar tahun 2016. Jenis penelian explanatory research, populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil yang melakukan permeriksaan kehamilan dan mendapatkan pertolongan persalinan di 5 BPM Kota Pematangsiantar. Pengambilan sampel secara consecutive sampling, sebanyak 31 orang.  Terdapat hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai r=0,815 dan nilai p=0,000, tidak terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir,tidak terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Ada perbedaan antara berat badan janin dengan berat badan bayi baru dengan nilai p= 0,00, dengan rerata perbedaan antara berat badan janin dengan berat badan bayi baru lahir yaitu 512 gr. Kepada bidan agar meningkatkan pelayanan dalam melakukan pemeriksaan Hb saat pemeriksaan kehamilan pertama dan tetap memantau pertambahan berat badan ibu selama hami

    GAMBARAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA POSTMENOPAUSE DI KELURAHAN TIMBANG GALUNG PEMATANGSIANTAR 2017

    Get PDF
    Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Prevalensi osteoporosis lebih tinggi ditemukan pada wanita usia lanjut yaitu 80%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui densitas mineral tulang pada wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita post menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel adalah wanita post menopause selama 1 tahun atau lebih, tidak minum susu dan bersedia menjadi sampel dengan menandatangani informed concent. Kriteria eksklusi adalah wanita post menopause dengan penyulit (asma, diabetes mellitus, hipertiroidisme, penyakit liver, dan remathoid arthritis) berdasarkan anamnesa. Besar sampel pada penelitian ini adalah 46 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dengan cara pengukuran tinggi dan berat badan serta pemeriksaan kadar densitas tulang. Pengukuran densitas tulang dilakukan pada os calcaneus kaki kanan menggunakan Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA) dengan satuan BQI (Bone Quality Index). Pengolahan data menggunakan SPSS. Hasil penelitian didapatkan rerata usia responden 61,07+6,99 tahun, usia menars 13,57+1,20 tahun, usia menopause 50,52+3,54 tahun, IMT 24,98+3,15 kg/m2, densitas mineral tulang 41,72+11,79 BQI dan 95,7% osteoporosis dini/osteopenia. Gambaran status densitas tulang wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar adalah 95,7% osteoporosis dini/osteopenia dan 4,3% normal. Mengingat tingginya kejadian osteporosis dini/osteopenia, diharapkan masyarakat dapat memeriksakan densitas mineral tulang sedini mungkin dan melakukan berbagai upaya pencegahan. Diperlukan promosi dari petugas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan lansia terutama yang berhubungan dengan kesehatan tulan

    GAMBARAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA POSTMENOPAUSE DI KELURAHAN TIMBANG GALUNG PEMATANGSIANTAR 2017

    Get PDF
    Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Prevalensi osteoporosis lebih tinggi ditemukan pada wanita usia lanjut yaitu 80%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui densitas mineral tulang pada wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita post menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel adalah wanita post menopause selama 1 tahun atau lebih, tidak minum susu dan bersedia menjadi sampel dengan menandatangani informed concent. Kriteria eksklusi adalah wanita post menopause dengan penyulit (asma, diabetes mellitus, hipertiroidisme, penyakit liver, dan remathoid arthritis) berdasarkan anamnesa. Besar sampel pada penelitian ini adalah 46 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dengan cara pengukuran tinggi dan berat badan serta pemeriksaan kadar densitas tulang. Pengukuran densitas tulang dilakukan pada os calcaneus kaki kanan menggunakan Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA) dengan satuan BQI (Bone Quality Index). Pengolahan data menggunakan SPSS. Hasil penelitian didapatkan rerata usia responden 61,07+6,99 tahun, usia menars 13,57+1,20 tahun, usia menopause 50,52+3,54 tahun, IMT 24,98+3,15 kg/m2, densitas mineral tulang 41,72+11,79 BQI dan 95,7% osteoporosis dini/osteopenia. Gambaran status densitas tulang wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar adalah 95,7% osteoporosis dini/osteopenia dan 4,3% normal. Mengingat tingginya kejadian osteporosis dini/osteopenia, diharapkan masyarakat dapat memeriksakan densitas mineral tulang sedini mungkin dan melakukan berbagai upaya pencegahan. Diperlukan promosi dari petugas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan lansia terutama yang berhubungan dengan kesehatan tulan

    HUBUNGAN STRESS DAN BERAT BADAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI TINGKAT I PROGRAM STUDI KEBIDANAN PEMATANGSIANTAR

    Get PDF
    Salah satu penyeban gangguan siklus menstruasi pada wanita adalah faktor stres, merupakan fenomena universal dimana setiap orang mengalaminya yang berdampak pada fisik, sosial, emosi, intelektual dan spiritual. Pada mahasiswa yang menghadapi atau menjalani perkuliahan yang terlalu padat, praktek klinik, yang sangat melelahkan, tugas yang banyak merupakan faktor pemicu stres sehingga menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stress dan berat badan dengan siklus menstruasi mahasiswi tingkat I Prodi Kebidanan Pematangsiantar. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis Explanatory Research, dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Prodi Kebidanan Pematangsiantar. Populasi adalah semua mahasiswa tingkat I Prodi Kebidanan Pematangsiantar sebanyak 98 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pengukuran berat badan dan tinggi badan. Instrumen penelitian berupa kuesioner DASS 42. Analisa data univariat  untuk melihat distribusi frekwensi dari masing-maasing variabel, analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan a= 0,05. Mayoritas responden mengalami stress sedang yaitu sebanyak 45 orang (45,9%); mayoritas IMT responden normal sebanyak 78 orang (79,6%); mayoritas mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 69 orang (70,4%). Terdapat hubungan antara stres dengan siklus menstruasi yaitu sebanyak 69 orang (70,4%), dengan nilai  (p<0,0001). Terdapat hubungan antara berat badan dengan siklus menstruasi yaitu sebanyak 69 orang (70,4%),dengan nilai  (p=0,014). Bagi mahasiswa agar memotivasi diri tentang pentingnya pengetahuan mengenai stres dan bagaimana penanganannya perlu diketahui, dengan harapan dapat menyikapi stres dengan bai

    HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPM PEMATANGSIANTAR

    Get PDF
     Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering dialami oleh ibu hamil. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Data Riskesdas 2013 menunjukkan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi dalam satu minggu pertama kehidupan bayi baru lahir, dan kematian tersebut paling banyak disebabkan oleh BBLR, asfiksia serta infeksi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan badan bayi baru lahir di Bidan Praktek Mandiri Kota Pematangsiantar tahun 2016. Jenis penelian explanatory research, populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil yang melakukan permeriksaan kehamilan dan mendapatkan pertolongan persalinan di 5 BPM Kota Pematangsiantar. Pengambilan sampel secara consecutive sampling, sebanyak 31 orang.  Terdapat hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai r=0,815 dan nilai p=0,000, tidak terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir,tidak terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Ada perbedaan antara berat badan janin dengan berat badan bayi baru dengan nilai p= 0,00, dengan rerata perbedaan antara berat badan janin dengan berat badan bayi baru lahir yaitu 512 gr. Kepada bidan agar meningkatkan pelayanan dalam melakukan pemeriksaan Hb saat pemeriksaan kehamilan pertama dan tetap memantau pertambahan berat badan ibu selama hami

    Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Bidan Tentang HIV/AIDS Dengan Stigma Kepada Perempuan Penderita HIV/AIDS Di Kota Pematangsiantar

    Get PDF
    Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah lama menjadi isu bersama yang terus menarik perhatian berbagai kalangan di seluruh dunia, terutama sektor kesehatan. World Health Organization (WHO) mencatat sejak tahun 1981 sebanyak 65 juta orang telah terinfeksi HIV dan 25  juta diantaranya  meninggal dunia akibat penyakit yang terkait dengan AIDS (KPAN 2014). Data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 menunjukkan Kota Medan memiliki kasus HIV/AIDS terbanyak di Sumatara Utara, dengan 1.316 kasus HIV positif dan 2.163 kasus AIDS, dan di Kota Pematangsiantar terdapat 56 kasus HIV positif, 121 kasus AIDS, sementara di Kabupaten Simalungun terdapat 85 kasus HIV positif dan 4 kasus AIDS. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengetahuan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS dengan stigma pada perempuan penderita HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan explanatory researchdesain cross sectional. Penelitian akan dilakukan di 19 Puskesmas Induk dan 8 Puskesmas Pembantu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang memberikan pelayanan asuhan kebidanan kepada perempuan hamil, bersalin, dan  nifas  serta pelayanan keluarga berencana di Puskesmas Kota Pematangsiantar, sebanyak 33 orang, dan sampel adalah seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan data primer dengan alat bantu kuesioner. Analisis data meliputi tahapan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square, (p-value  0,05). Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap stigma dengan p-value = 0,39 dan ada pengaruh persepsi terhadap stigma dengan p-value = 0,34. Perlu terus diupayakan peningkatan pengetahuan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS baik melalui peningkatan pendidikan maupun pelatihan dengan praktik langsung merawat perempuan penderita HIV/AIDS secara berkesinambungan, sehingga dalam memberikan asuhan kebidanan tidak dibatasi stigma. Perlu sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada bidan-bidan di puskesmas yang tidak memiliki pelayanan kesehatan dasar ODHA sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS akibat stigm

    Pelatihan Pijat Kaki Ibu Hamil dengan Minyak Kencur pada Kader Posyandu di Kelurahan Sinaksak Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun

    No full text
    ABSTRAK Tujuan pelatihan ini daharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader posyandu  melakukan pijat kaki ibu hamil dengan minyak kencur  dalam  meningkatkan kesehatan ibu hamil melalui pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat. Dan mengaplikasikan hasil penelitian dalam kegiatan pengabdian masyarakat dalam  upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Metode : Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan pijat kaki pada kader posyandu di Kelurahan Sinaksak Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun. Kegiatan pertama diawali dengan penjelasan kegiatan pengabdian masyarakat serta pengisian informed consent dan menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan tentang pijat kaki dan pelatihan  pijat kaki dengan minyak kencur sebanyak 3 kali pada kader posyandu. Evaluasi pelatihan dilakukan pada pertemuan ketiga setelah 1 minggu dengan menggunakan format lembar cheklist pijat kaki dengan minyak kencur. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan bulan September 2021. Hasil : Terdapat peningkatan kemampuan dalam melakukan pijat kaki  dengan minyak kencur dengan hasil (100 %) dapat melaksanakan pelatihan  dengan baik.  Saran :  Diharapkan kader yang telah dilatih agar dapat menjadi  agent perpanjangan tangan untuk menjadi sumber informasi tentang pijat kaki dengan minyak kencur untuk mengurangi bengkak kaki pada ibu hamil dilingkungan tempat tinggal masing masing  kader dan diharapkan peran Puskesmas ikut mendorong kader posyandu menginformasikannya sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil melalui pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat. Kata Kunci: Pijat Kaki Ibu Hamil, Minyak Kencur, Kader Posyandu  ABSTRACT The purpose of this training is to increase the knowledge and ability of posyandu cadres to perform foot massage for pregnant women with kencur oil in improving the health of pregnant women through community-based health services. And apply research results in community service activities in an effort to realize optimal public health degrees. Methods: The form of community service activities is in the form of foot massage training for posyandu cadres in Sinaksak Village, Tapian Dolok District, Simalungun Regency. The first activity began with an explanation of community service activities as well as filling out informed consent and determining the schedule for the implementation of activities followed by counseling about foot massage and training on foot massage with kencur oil for 3 times to posyandu cadres. The evaluation of the training was carried out at the third meeting after 1 week using a foot massage checklist sheet format with kencur oil. This community service activity was carried out in September 2021. Results: There was an increase in the ability to do foot massage with kencur oil with the results (100%) being able to carry out training well. Suggestion: It is hoped that cadres who have been trained can become agents of extension of the arm to be a source of information about foot massage with kencur oil to reduce leg swelling in pregnant women in the environment where each cadre lives and it is hoped that the role of the Puskesmas will encourage posyandu cadres to inform it as an effort to improve health. pregnant women through community-based health services. Keywords: Foot Massage For Pregnant Women, Kencur Oil, Posyandu Cadre

    Pembentukan Kader Deteksi Dini Risiko Tinggi Kia Dengan Menggunakan KSPR di Nagori Moho Kecamatan Jawa Maraja Kabupaten Simalungun

    No full text
    ABSTRAK Kematian ibu dan bayi baru lahir masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan  ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk peningkatan kemampuan kader dalam  upaya deteksi dini, rujukan  kasus  resiko tinggi  kesehatan  maternal  khususnya ibu  hamil  dan  neonatal dalam  rangka kesiapan dan kesiagaan  komplikasi  bagi  ibu dan bayi baru  lahir (KIA)  melalui pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat. kegatan pengabdian masyarakat berupa pembentukan kader deteksi dini risiko tinggi KIA dengan menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) dilaksanakan April-Agustus 2017. Metode pelaksanaan berupa pembentukan kelas kader, pelatihan,  demonstrasi dan evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan diikuti oleh 20 orang kader pada Nagori Moho Kecamatan Jawa Maraja Kabupaten Simalungun. Sebelum dilakukan pelatihan yang dilakukan dalam empat sesi pertemuan terlebih dahulu diberi pre test mengenai topik yang akan dilatih dan setelah dilakukan pelatihan dan demonstrasi dilakukan post test. Kegiatan pengabdian masyarakat ditutup dengan praktek langsung di poskesdes dan penyerahan sertifikat bagi kader. Kegiatan pengabdian pembentukan kader deteksi dini resiko tinggi KIA dengan menggunakan KSPR berjalan dengan baik dan lancar dan telah dilaksanakan di 5 Posyandu di Nagori Moho, Kec. Jawa Maraja Kab. Simalungun. Kata Kunci: Deteksi dini risiko KIA, Kader, Posyandu  ABSTRACT Maternal and newborn deaths are still a public health problem in Indonesia. Early detection of pregnancy with risk factors is an activity carried out to find pregnant women who have risk factors and obstetric complications. Health cadres have a big role in efforts to improve the community's ability to help themselves to achieve optimal health status. The purpose of this community service is to increase the ability of cadres in early detection efforts, referral of high-risk cases of maternal health, especially pregnant and neonatal women in the context of readiness and preparedness for complications for mothers and newborns (KIA) through community-based health services. Community service activities in the form of forming cadres for early detection of high risk of MCH by using the Poedji Rochjati Score Card (KSPR) were carried out April-August 2017. The method of implementation was the formation of cadre classes, training, demonstrations and evaluations. Community service activities in the form of training were attended by 20 cadres at Nagori Moho, Jawa Maraja District, Simalungun Regency. Prior to the training, which was conducted in four meeting sessions, a pre-test was given on the topic to be trained and after the training and demonstration a post-test was conducted. Community service activities were closed with hands-on practice at the Posyandu and the delivery of certificates for cadres. Service activities for the formation of high risk early detection cadres of MCH by using KSPR went well and smoothly and have been carried out in 5 Posyandu in Nagori Moho, Kec. Java Maraja Kab. Simalungun.  Keywords: Early detection of MCH risk, Cadres, Posyand
    corecore