43 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Rumput Setaria (Setaria sphacelata. S)

    Get PDF
    This research has been carried out in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, University of Timor, Urban Village Sasi, Kefamenanu City District, North Central Timor Regency. This Study lasted for 2 months From June – July 2019. This study aimed to determine the effect of compost fertilizer on the growth of Setaria grass (Setaria sphacelata. S), the research design used was RAL with 4 treatments and 4 replications. The treatments consisted of R0 : control, R1 : compost 125g / planting hole, R2 : 159g / planting hole, R3 : 375g /palting hole, the results of the study show that composting can increase growth and yield of plants, the highest plant height is found in R3 : 45,07 cm, the highest number of tillers is in R3 4,85, the highest number of leaves is in R3 ; 21,22 strands, fresh weight production is in R3 = 1000 g and dry weight production is in R3 : 35,69 g. The conclusion from the results of this study is that the provision of compost 375 g/ planting hole can increase the growth of setaria grass better and the provision of compost fertilizer is very good to be applied to the cultivation of setaria grass (Setaria sphacelata. S).Penelitian ini telah dilaksanakan pada kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan terhitung dari bulan juni – juli 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan rumput setaria (Setaria sphacelata.S), rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL, dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.perlakuan terdiri dari R0 = kontrol, R1 =pupuk kompos 125g/lubang tanam, R2 = 150g/lubang tanam, R3 = 375g/lubang tanam, hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kompos dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, tinggi tanaman tertinggi terdapat pada R3 = 45,07 cm, jumlah anakan terbanyak terdapat pada R3 = 4,85, jumlah daun terbanyak terdapat pada R3 = 21,22 helai, produksi bobot segar terdapat pada R3 = 1000 g dan produksi bobot kering terdapat pada R3 = 35,69 g. Disimpulkan bahwa pemberian pupuk kompos sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan rumput setaria (Setaria Sphacelata.S). Level terbaik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan rumput setaria adalah 375 g/lubang tanam yang dapat dilihat dari pertumbuhan tinggi tanaman : 45,07, jumlah anakan : 4,97, jumlah daun : 20,63, produksi bobot segar : 575,00 dan produksi bobot kering : 31,90

    Pengaruh Lama Rebusan Daun Sirih terhadap Responsifitas Mastitis Sapi Perah

    Get PDF
    Mastitis is udder inflammation caused by bacteria that entry through the teat. Economically, mastitis is very detrimental to farmers because it can reduce milk production. The purpose of this study is to provide an alternative teat dipping solution that is safe, inexpensive, and easily found by the farmers. The research was carried out from September to October 2019 at the Claretian Benlutu Monastery Ranch, South Central Timor. The method used in this study is a randomized block design (CRD) consisting of 4 treatments 3 replications so that there are 12 experimental units. The treatments given are as follows R0 = plain water, R1 = commercial antiseptic solution, R2 = betel leaf decoction 45 minutes and R3 = decoction of betel leaf 60 minutes. The variables observed in this study were the result of mastitis detection and milk acidity test (pH test). The results showed that betel leaf stew did not have a significant effect on the results of the California Mastitis Test and the acidity level (pH). It can be concluded that the betel leaf decoction has the same ability as a commercial antiseptic in preventing mastitis in dairy cattle at Claretian Benlutu Ranch.Mastitis merupakan peradangan ambing yang dapat disebabkan oleh masuknya bakteri melalui lubang puting. Secara ekonomi, mastitis sangat merugikan peternak karena dapat menurunkan produksi susu. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan alternatif larutancelup puting yang aman, murah dan mudah ditemukan oleh masyarakat dan peternak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2019 di Peternakan Biara Claretian Benlutu, TimorTengahSelatan.Metode yang digunakan adalah Rancangan AcakLengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan.Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikutR0=Air biasa, R1=Larutan antiseptik komersial, R2=Rebusandaunsirih 45 menit dan R3=Rebusandaunsirih 60 menit. Variabel yang diamatiadalahhasildeteksi mastitis dan uji derajatkeasaman susu (uji pH). Hasil penelitianmenunjukkan pemberian rebusan daun sirihmemberikan pengaruh yangtidak signifikan terhadap hasildeteksi mastitis dan tingkat keasaman (pH). Disimpulkan bahwa rebusan daun sirih mempunyai kemampuan yang sama dengan antisep komersil dalam mencegah terjadinya mastitis pada ternak sapi perah di Peternakan Claretian Benlutu

    Pengaruh Wadah dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Fisik dan Jumlah Bakteri Susu Sapi Friesian Holstein di Benlutu

    Get PDF
    This research was conducted at the Chemical Laboratory of Widya Mandira University, Kupang from December 4 to December 22, 2018. This study aims to determine the physical quality of Friesian Holstein cow's milk and the total number of bacteria in each type of container and different storage time and can provide information to the community regarding the type of container and storage time for fresh milk is good so that the quality and quality of the milk is maintained. In this study, fresh milk was used with different storage containers made from glass, plastic and commercial plastic. The experimental design used was a factorial completely randomized design with 4 x 3 treatments and 4 replications. The treatments consisted of W0 = a container made of glass, W1 = a container made of plastic, and W2 = a container made of Tupperware which was stored for 1 day (P0), 3 days (P1), 5 days (P2), and 7 days (P3). The variables observed were an organoleptic test, acidity titration, pH, and TPC test. The results of the ANOVA variety showed that the storage container and storage time had a very significant effect (P <0.05) on the degree of acidity by tetrimetric, pH, and TPC, the interaction of storage containers, and storage time on the degree of acidity and TPC was very significant (P <0, 05) but the interaction for pH was not significant (P> 0.05). The conclusion from this study is that the type of container made from plastic bottles with a storage time of 1 day is better than containers made from glass bottles and tupperware. This can be seen from the results of the organoleptic test, acidity titration, pH, and TPC test.Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Widya Mandira Kupang pada tanggal 4 Desember sampai dengan tanggal 22 Desember 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik susu Sapi Friesian Holstein, jumlah total bakteri dalam jenis wadah dan lama penyimpanan yang berbeda, serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai jenis wadah dan lama penyimpanan susu segar yang baik sehingga mutu dan kualitas susu tetap terjaga. Penelitian ini menggunakan susu segar dengan wadah penyimpanan yang berbeda, yakni wadah berbahan kaca, plastik, dan plastik komersial. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 4 x 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari W0= wadah berbahan kaca, W1= wadah berbahan plastik, dan W2= wadah berbahan Tupperware yang disimpan selama 1 hari (P0), 3 hari (P1), 5 hari (P2), dan 7 hari (P3). Adapun variabel yang diamati adalah uji organoleptik, titrasi keasaman, pH, dan uji TPC. Hasil sidik ragam anova menunjukkan wadah penyimpanan dan lama penyimpanan berpengaruh sangat signifikan (P<0,05) terhadap derajat keasaman secara tetrimetri, pH, dan TPC. Selanjutnya, interaksi dari wadah penyimpanan dan lama penyimpanan terhadap derajat keasaman dan TPC sangat signifikan (P<0,05); namun interaksi untuk pH tidak signifikan (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa susu yang disimpan dalam wadah berbahan botol plastik dengan lama penyimpanan 1 hari memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan susu dalam wadah berbahan botol kaca dan Tupperware. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji organoleptik, titrasi keasaman, pH, dan uji TPC

    Pengaruh Karakteristik Peternak ddan Dukungan Penyuluh terhadap Produktivitas Sapi Potong di Desa Kaenbaun Kecamatan Miomaffo Timur

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas usaha sapi potong di Desa Kaenbaun, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2019 di Kelompok Tani Ban’uf di Desa Kaenbaun. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sebanyak 31 orang peternak digunakan sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data deskriptif kuantitatif dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer serta data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian aspek karakteristik peternak sapi potong di Desa Kaenbaun; kategori umur yang didominasi produktif 46-61 tahun sebanyak 12 orang (29,03%), tingkat pendidikan didominasi oleh kategori SD sebanyak 21 orang (67,64%) sehingga dapat disimpulkan tingkat pendidikan responden masih tergolong sangat rendah, dan lama beternak didominasi oleh kategori rendah (1-5) tahun sebanyak 13 orang (41,94%). Selanjutnya, variabel tingkat dukungan penyuluh di Desa Kaenbaun untuk kesesuaian metode yang mendominasi adalah kategori cukup mengerti, kesesuaian materi didominasi oleh kategori cukup sesuai, kompetensi penyuluh didominasi oleh kategori setuju, dan karakteristik peternak; dalam hal ini umur, berpengaruh nyata terhadap produktivitas ternak sapi potong dengan nilai signifikansi sebesar 0,044<0,05. Variabel dukungan penyuluh; dalam hal ini kesesuaian materi, berpengaruh nyata terhadap produktivitas ternak sapi potong dengan nilai signifikansi sebesar 0,035<0,05

    INTAKE AND DIGESTIBILITY OF DRY AND ORGANIC MATTER, AND CRUDE PROTEIN OF MALE BALI CATTLE FATTENED IN SMALLHOLDER FARMS

    Get PDF
    The experiment was conducted for 3 months using nine (9) males Bali Cattle ages 2,5 - 3,5 or an average of 3.0 years old based on teeth estimated with initial body weight range is 227-290 kg or an average of 257.40±23,60 kg in the Fattening Stalls, Bero Sembada Farmers Group, Laen Manen Sub District, Belu Regency, East Nusa Tenggara. This research is adapted to the practice of ranchers in fattened cattle that includes management of feeding, housing, and health. The type of feed given during the study was Centrosema pubences, Clitoria ternatea, Fresh Corn Straw, Kinggras, Leucaena leucocepala, Natural Grass, Elephant Grass, and Turi. The results of the research showed that the Bali cattle male finishing phase on fattening with forage, yield dry matter intake (kg/head/day) reached 7.079 or 2.509 % of BW, while the crude protein and organic material intake respectively 1.053 and 6.440 (kg/head/day). Digestibility coefficients of dry matter were 56.68%, crude protein 69.86%, and organic matter 68.83%. It can be concluded that the use of forage on fattening male Bali cattle by ranchers was the produce dry matter intake, crude protein, and organic matter are high quite but gives relatively low digestibility. &nbsp

    Analisis Perilaku Konsumen dalam Membeli Daging Sapi Di Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara

    Get PDF
    The research was conducted at the TTU Slaughterhouse (RPH) and Pasar Baru Kota Kefamenanu from October to November 2018. This study aims to look at consumer behavior in buying meat, both in terms of meat quality, consumer tastes in choosing meat, and also price. The method used is a survey method with descriptive approaches and correlational methods. The descriptive method aims to make descriptions or descriptions of the facts, characteristics, and relationships of the phenomena being investigated in a particular population or area in a systematic, factual, and accurate manner. The correlational method is a continuation of the descriptive method which aims to study the statistical relationship between the variables under study. The variables observed were consumer tastes where beef buyers both in the new market and at the Kefamenanu City Slaughterhouse (RPH) prefer fresh beef with a slightly brownish-red color with fat color attached to white meat, less fatty meat, distinctive aroma of the meat, or odorless and smooth meat texture. Most consumers choose has to beef because it has a soft texture and contains a little bit of fat, and most consumers who buy beef for business, be it for shops, selling meatballs or salome with a range of buying meat between 1 to 4 kg and above every day. For the reason that consumer prices do not feel influential in buying beef, but the supply system is important in purchasing meat and the satisfaction of prices is felt by consumers today due to the availability of sufficient beef at affordable prices.Penelitian telah dilaksanakan di Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten TTU dan Pasar Baru Kota Kefamenanu terhitung bulan Oktober sampai dengan November 2018. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku konsumen dalam membeli daging, baik itu dari segi kualitas daging, selera konsumen dalam memilih daging dan juga harga. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif dan metode korelasional. Metode deskriptif bertujuan membuat deskripsi atau gambaran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan dari fenomena yang diselidiki pada suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematis, faktual, dan akurat. Metode korelasional merupakan kelanjutan dari metode diskriptif yang bertujuan mempelajari hubungan secara statistik antara variabel-variabel yang diteliti. Variabel yang diamati yaitu selera konsumen dimana pembeli daging sapi baik di pasar baru maupun di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Kefamenanu lebih memilih daging sapi segar berwarna merah sedikit kecoklatan dengan warna lemak yang melekat pada daging putih, berlemak daging sedikit, beraroma khas daging atau tidak berbau dan tekstur daging halus. Sebagian besar konsumen memilih daging sapi bagian has karena tekstur yang lembut berisi padat sedikit lemak, dan kebanyakan konsumen yang membeli daging sapi untuk usaha baik itu untuk warung, menjual bakso atau salome dengan kisaran pembelian daging antara 1 sampai 4 kg ke atas setiap hari. Untuk alasan harga konsumen merasa tidak berpengaruh dalam membeli daging sapi akan tetapi sistem penawaran menupakan hal penting dalam pembelian daging dan kepuasan akan harga dirasakan sudah cukup oleh konsumen saat ini dikarenakan ketersediaan daging sapi yang cukup dengan harga yang terjangkau

    Deteksi Kandungan Formalin dan Boraks pada Bakso Daging yang dijual Di Kota Kefamenanu

    Get PDF
    This study aims to detect the presence of Formalin and borax in meatballs sold in Kefamenanu City. This research was conducted by taking 20 samples of meatballs at stalls selling meatballs. Testing of Formalin and borax on meatballs was carried out qualitatively. Testing the borax content in meatballs was carried out by looking at the color changes that occurred in the residue from the addition of 0.125% curcumin to the supernatant. If the residue is cherry red, the borax is positive. Qualitative testing of Formalin on meatballs was carried out by observing the color change with the addition of chromofatic acid, phosphoric acid, and hydrogen peroxide to the filtrate. If there is a color change to purplish red, the sample is positive for Formalin. The test data obtained were analyzed using descriptive statistical tests in the form of percentage values. The results showed that from 20 samples of meatballs tested; there was no formalin and borax. It was concluded that the producers or sellers of meatballs in Kefamenanu City, North Central Timor Regency did not use borax as a meatball thickener and Formalin as a preservative in the manufacture of meatballs.Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan formalin dan boraks pada bakso daging yang dijual di Kota Kefamenanu. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 20 sampel bakso pada warung yang menjual bakso. Pengujian formalin dan boraks pada bakso dilakukan secara kualitatif yakni dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada residu dari penambahan kurkumin 0,125% pada supernatan. Jika residu berwarna merah cerry maka boraks dinyatakan positif. Untuk pengujian formalin pada bakso secara kualitatif dilakukan dengan melihat perubahan warna dengan penambahan asam kromatofat, asam fosfat dan hidrogen peroksida pada filtrat. Jika terjadi perubahan warna menjadi merah keunguan menunjukkan bahwa sampel positif mengandung formalin.Data pengujian yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif berupa nilai persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel bakso yang diuji tidak terdapat formalin dan juga boraks. disimpulkan bahwa Produsen atau penjual bakso di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara tidak menggunakan boraks sebagai bahan pengeyal bak so dan Formalin sebagai bahan pengawet pada pembuatan bakso

    THE COMPOSITION OF SATURATED AND UNSATURATED FATTY ACIDS AND CHOLESTEROL IN MEAT OF BALI BULL FATTENED USING GREENLOT SYSTEM IN SMALL HOLDER FARMING

    Get PDF
    The objective of this research was to analyze the composition of saturated fatty acid, unsaturated fatty acids, and cholesterol in meat of Bali bull fattened using forage crops in small holder farming. The experiment was conducted for 3 months using nine Bali bull aged 2.5-3.5 years old with the initial body weight of 227-290 kg in the feedlots of Bero Sembada Farmers Group, Laen Manen Sub District, Malaka Regency, East Nusa Tenggara. The experiment was conducted based on the fattening system of local farmers in terms of feeding, housing, and health management. Feed given during the experiment was Centrosema pubences, Clitoria ternatea, fresh corn straw, king grass, Leucaena leucocepala, natural grass, Pennisteum purpureum, and Sesbania grandiflora. At the end of this study, cattle were slaughtered and the composition of saturated fatty acid, unsaturated fatty acids and cholesterol were measured. Data were analyzed using a descriptive statistic. Results revealed that the total of saturated fatty acid and unsaturated fatty acids in meat were 36.628% and 26.739%, respectively, while the cholesterol reached 79.18 mg/100 g of meat. In conclusion, meat of Bali bull fattened using forage crops in small holder farming has higher saturated fatty acid than unsaturated fatty acids

    Pengaruh Kepadatan Kandang terhadap Konsumsi Ransum, Konversi Ransum dan Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH) Ayam Broiler

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepadatan kandang terhadap  konsumsi ransum, konversi ransum dan PBBH ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2018. Kandang komunal tipe lantai yang dibagi dalam 3 blok di mana tiap blok terdiri dari 5 m2, sehingga total keseluruhannya adalah 15 m2. Kandang dibuat dengan menggunakan bambu sebagai batas antara tiap m2. Setiap m2 dilengkapi dengan tempat makan dan minum dan ternak ditempatkan sesuai perlakuan; R0 = Kepadatan 4 ekor/m2, R1 = Kepadatan 5 ekor/m2, R2 = Kepadatan 6 ekor/m2. Lantai kandang ditaburi dengan kapur agar mengurangi dampak pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan juga bau amonia, diikuti dengan pemberian sekam padi dengan ketebalan 5 cm sebagai liter. Kandang dan peralatan kandang disucihamakan dengan desinfektan. Variabel yang dilihat adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan konversi ransum. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan. dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan menggunakan software SAS versi 9.1. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi ransum dan pertambahan berat badan terbaik adalah pada kepadatan kandang 5  tertinggi 5 ekor/m2 dan konversi ransum terbaik adalah  pada kepadatan kandang 6 ekor/m2.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepadatan kandang terhadap  konsumsi ransum, konversi ransum dan PBBH ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2018. Kandang komunal tipe lantai yang dibagi dalam 3 blok di mana tiap blok terdiri dari 5 m2, sehingga total keseluruhannya adalah 15 m2. Kandang dibuat dengan menggunakan bambu sebagai batas antara tiap m2. Setiap m2 dilengkapi dengan tempat makan dan minum dan ternak ditempatkan sesuai perlakuan; R0 = Kepadatan 4 ekor/m2, R1 = Kepadatan 5 ekor/m2, R2 = Kepadatan 6 ekor/m2. Lantai kandang ditaburi dengan kapur agar mengurangi dampak pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan juga bau amonia, diikuti dengan pemberian sekam padi dengan ketebalan 5 cm sebagai liter. Kandang dan peralatan kandang disucihamakan dengan desinfektan. Variabel yang dilihat adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan konversi ransum. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan. dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan menggunakan software SAS versi 9.1. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi ransum dan pertambahan berat badan terbaik adalah pada kepadatan kandang 5  tertinggi 5 ekor/m2 dan konversi ransum terbaik adalah  pada kepadatan kandang 6 ekor/m2

    Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Kualitas Pupuk Bokashi Padat Kotoran Sapi

    Get PDF
    The purpose of this study was to find out to determine the fermentation time of the quality of solid bokashi fertilizer cow manure. The research took place at the Faculty of Agriculture, the University of Timor for 3 months with the ingredients used were dry cow feces, gamal leaves, rice bran, water, sugar, EM4, while the tools used are spades, scales, dippers, buckets, tarps, sacks, thermometers, and pH meter. The method used in this study was a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 4 replications;R0: bokashi is fermented for 14 days, R1: bokashi is fermented for 21 days, R2: bokashi is fermented for 28 days, R3: bokashi fermented for 35 days while the variables are seen were physical quality (aroma, texture, and color) and chemical quality (N, P, K, and C / N and pH ratio). The data obtained were processed using variance according to the Completely Randomized Design (CRD) and the test continued by using Duncan's multiple distance test to see the difference. The results show that the color produced is brown to blackish brown, soil scented, fine textured, normal pH while the chemical qualities produced included in the ideal bokashi category. It was concluded that the length of different solid bokashi fertilizer fermentation provides influence on physical characteristics (color, aroma, texture) and chemistry (N, P, K, C / N ratio and pH) bokashi fertilizer is dense cow manure. The best bokashi fertilizer is 35 days of fermentation.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui untuk mengetahui waktu fermentasi terhadap kualitas pupuk bokashi padat kotoran sapi. Penelitian berlangsung di Fakultas Pertanian Universitas Timor selama 3 bulan dengan bahan yang digunakan adalah feses sapi kering, daun gamal, dedak padi, air, gula, EM4, sedangkan alat yang digunakan adalah skop, timbangan, gayung, ember, terpal, karung, termometer dan pH meter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan; R0 : bokashi difermentasi selama 14 hari, R1 : bokashi difermentasi selama 21 hari, R2 : bokashi difermentasi selama 28 hari, R3 : bokashi difermentasi selama 35 hari sedangkan variabel yang dilihat adalah kualitas fisik (aroma, tekstur dan warna) dan kualitas kimia (N, P, K, dan Rasio C/N dan pH). Data yang di peroleh diolah dengan menggunakan sidik ragam sesuai Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji lanjut dengan menggunakan Uji Jarak berganda Duncan untuk melihat perbedaan. Hasil menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan adalah berwarna cokelat sampai cokelat kehitaman, beraroma tanah, bertekstur halus, pH normal sedangkan kualitas kimia yang dihasilkan termasuk dalam kategori bokashi yang ideal. Disimpulkan bahwa lama fermentasi pupuk bokashi padat yang berbeda-beda memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisik (warna, aroma, tekstur) dan kimia (N, P, K, Rasio C/N dan pH) pupuk bokashi padat kotoran sapi. Pupuk bokashi yang paling baik adalah dengan lama fermentasi 35 hari
    corecore