9 research outputs found

    Uji Organoleptik dan Kandungan Gizi pada Susu dengan Bahan Dasar Jagung Manis (Zea Mays Saccharata) dan Kacang Hijau (Vigna Radiate L)

    Get PDF
    ABSTRAK Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari . Susu tidak hanya dibuat dengan bahan dasar susu sapi, tetapi dapat juga diganti menggunakan susu nabati, salah satunya dengan campuran dari jagung manis dan kacang hijau (Susu Jakijo). Tujuan Penelitian untuk mengetahui tingkat kesukaan dan kandungan gizi susujagung manis dan kacang hijau (Susu Jakijo). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuanyaitu P1 = Perbandingan Jagung manis 100% : Kacang hijau 0%;                P2 = Perbandingan Jagung manis 75% : Kacang hijau 25%; P3= Perbandingan Jagung manis 50% : Kacang hijau 50%; P4 = Perbandingan Jagung manis 25% : Kacang hijau 75%. Susu Jagung manis dan kacang hijau yang telah dibuat diuji organoleptik kepada 30 panelis agak terlatih. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil Penelitian menunjukkan Tingkat kesukaan panelis terhadap susu jagung manis kacang hijau dengan empat perlakuan menunjukkan rata-rata dengan kriteria suka untuk warna, aroma dan kekentalan, sedangkan untuk rasa menunjukkan kriteria sangat disukai. Ada Perbedaan nyata antar empat perlakuan ditinjau dari aspek warna, aroma, kekentalan dan rasa. Berdasarkan SNI 01-3830-1995, semua perlakuan telah memenuhi standar mutu susu, tetapi formulasi yang terbaik dengan perbandingan Jagung manis 25% : Kacang hijau 75% dengan kadar protein kasar 3,344% dan kadar lemak kasar 2,001

    MODEL EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA BUKU MEWARNAI UNTUK SISWA PAUD DI KELURAHAN OEBA

    Get PDF
    Nutrition education should start at an early age to build healthy eating patterns or habits. The most effective education is given to children aged two to six years. This education is not only carried out at home, but also in educational institutions, including at an early age. Coloring books are one of the educational media that can be used to apply nutritional knowledge to children aged 2-6 years. The purpose of this study was to find out that the nutritional education model with coloring book media could increase the knowledge of nutrition in early childhood. The design of this research is a qualitative study which was analyzed with a descriptive approach. This research was conducted at Early Childhood Education in Kelurahan Oeba. The subjects of the study were early childhood students aged 5-6 years as many as 13 people. In addition, this research also involved the parents of early childhood students and early childhood teachers. Types and sources of data used are sourced from primary data and secondary data. Primary data was obtained from observations and direct interviews with parties related to the field of research. Secondary data is obtained from supporting data for Early Childhood Education. The nutritional knowledge of PAUD participants became better after the provision of nutrition education materials with coloring books. PAUD students' knowledge of the types and functions of nutrients is better after receiving nutritional material through the coloring books that have been developed. Coloring books can be used as an educational medium to increase children's nutritional knowledge by coloring pictures of food based on their nutritional group. Coloring books can be an alternative to teacher handbooks in early childhood education in increasing knowledge of early childhood nutrition that can be included in the existing curriculum. Coloring books should not be all in the form of pictures, but given descriptions of pictures in the form of writing. It is intended that children can simultaneously learn letter recognition and reading.Edukasi gizi sebaiknya dimulai sejak usia dini untuk membangun pola atau kebiasaan makan yang sehat. Pemberian edukasi paling efektif diberikan pada anak berusia dua hingga enam tahun. Edukasi tersebut tidak hanya dilakukan di rumah, tetapi juga di lembaga pendidikan termasuk usia dini. Buku mewarnai merupakan salah satu media edukasi yang dapat digunakan dalam menerapkan pengetahuan gizi pada anak usia 2-6 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model edukasi gizi dengan media buku mewarnai dapat menambah pengetahuan gizi pada anak usia dini.  Desain penelitian ini adalah studi kualitatif yang dianalisis dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Paud Grow Kids di Kelurahan Oeba. Subyek penelitian adalah siswa Paud usia 5 – 6 tahun sebanyak 13 orang. Selain itu penelitian ini juga melibatkan orangtua siswa paud dan guru paud. Jenis dan sumber data yang digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperolah dari hasil pengamatan dan hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan bidang penelitian. Data sekunder diperoleh dari data dukung Paud. Pengetahuan gizi anak peserta PAUD menjadi lebih baik setelah pemberian materi edukasi gizi dengan buku mewarnai. Pengetahuan siswa PAUD tentang jenis dan fungsi zat gizi lebih baik setelah mendapat materi gizi melalui buku mewarnai yang telah dikembangkan. Buku mewarnai dapat digunakan sebagai media edukasi untuk menambah pengetahuan gizi anak dengan cara mewarnai gambar makanan berdasarkan kelompok zat gizinya. Buku mewarnai bisa menjadi alternatif untuk buku pegangan guru di Paud dalam meningkatkan pengetahuan gizi anak usia paud yang dapat dimasukkan dalam kurikulum yang sudah ada. Buku mewarnai sebaiknya tidak semuanya berupa gambar, tapi diberikan keterangan gambar yang berupa tulisan. Hal ini ditujukan agar anak dapat sekaligus belajar pengenalan huruf dan membaca

    SISTEM PENGENDALIAN MUTU MELALUI PENDEKATAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PENGELOLAAN MAKANAN CATERING

    Get PDF
    This study aims to determine the food quality control system at UD.Teti Boga Catering. As for the background of this writing because food safety is still an important issue in the food sector in Indonesia and needs special attention in food control. Food control that relies on the final product test cannot compensate for the rapid progress in the food industry, and cannot guarantee the safety of food circulating in the market. Therefore, food quality assurance called HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) was developed, which is an effective preventive measure for food safety. This research uses descriptive research with observational design conducted at UD.Teti Boga Catering Kupang City. The research subjects were 34 managers and workers at UD. Teti Boga Catering. The results showed the food quality control system at UD. Teti Boga Catering from the layout, receipt of raw materials, preparation and processing of raw materials to distribution that is not in accordance with standards. Thus the Company needs to schedule regular training on GMP and SSOP for employees, to make them aware and remind employees about the importance of sanitation hygiene in food safety.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian mutu pangan di UD.Teti Boga Catering. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena keamanan pangan masih merupakan masalah penting dalam bidang pangan  di Indonesia dan perlu mendapat perhatian khusus dalam pengawasan pangan. Pengawasan pangan yang mengandalkan uji produk akhir tidak dapat mengimbangi kemajuan yang pesat  dalam  industri pangan, dan tidak dapat menjamin keamanan makanan yang beredar di pasaran. Oleh karena itu dikembangkan jaminan mutu pangan yang disebut HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ) yang merupakan suatu tindakan preventif  yang efektif untuk keamanan pangan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan desain observasional yang dilaksanakan di UD.Teti Boga Catering Kota Kupang. Subyek penelitiannys adalah pengelola dan pekerja pada UD.Teti Boga Catering sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan sistem pengendalian mutu pangan di  UD. Teti Boga Catering dari tata letak, penerimaan bahan baku, persiapan dan pengolahan bahan baku sampai distribusi yang belum sesuai standard. Dengan demikian Perusahaan perlu menjadwalkan pelatihan rutin mengenai GMP dan SSOP kepada karyawan, untuk menyadarkan dan mengingatkan karyawan tentang pentingnya hygiene sanitasi dalam keamanan mutu pangan.   &nbsp

    SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM DAN TEPUNG KACANG MERAH PADA PEMBUATAN COOKIES

    Get PDF
    Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar satu atau lebih lipoprotein (VLDL, LDL) serta penurunan HDLyang terjadi akibat tingginya kadar kolesterol dalam masing-masing lipoprotein atau gabungan keduanya.. Data yang dihimpun WHO dalam Global status report on non-communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa faktor resiko kolesterol pada wanita di Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2% dibandingkan dengan pria yang hanya 32,8%. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung sorgum dan tepung kacang merah terhadap nilai gizi dan daya terima cookies. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen  yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan yaitu T0, T1, T2, dan T3. Perlakuan T0 menggunakan resep standar cookies sedangkan T1 sampai T3 menggunakan substitusi tepung sorgum dan tepung kacang merah dengan perbandingan T1: 10%:10%, T2: 20%:7,5%, dan T3: 30%:5%. Formula tersebut kemudian diuji daya terima dan nilai gizi makronya.Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupangpada Bulan Juni Tahun 2022. Daya terima cookies diuji dengan menggunakan analisis statistik Oneway Anova sedangkan untuk mengetahui nilai gizi makro digunakan perhitungan menggunakan Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan oleh panelis terhadap cookies T0 sampai T3 (aspek warna, aroma, tekstur, rasa) masuk dalam kategori suka dengan rentang nilai 3,60 – 4,20. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan daya terima antara cookies yang menggunakan resep standar dan kombinasi tepung.Cookies yang menjadi rekomendasi adalah T1 karena paling disukaidan memiliki nilai gizi makro paling tinggi diantara cookies yang lain

    PENGARUH VARIASI PENCAMPURAN JAMBU BIJI MERAH, ALPUKAT DAN WORTEL TERHADAP SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI PUDING LAPIS

    Get PDF
    Indonesia is a developing country that is experiencing changes in lifestyle in society, including changes in food consumption, this is at risk of causing degenerative diseases such as increased cholesterol.Fruits and vegetables contain many vitamins and minerals which are important nutritional components for the body of every human being, besides that they are also a good source of fiber for human digestion so that it can lower cholesterol levels. Research objectives  To identify the effect of variations in the mixing of red guava, avocado and carrot on the physical properties, organoleptic properties and nutritional content of layer pudding. Methods: This study was an experiment with a completely randomized design using 3 variations of a mixture of red guava, avocado and carrot. Then tested organoleptic to see the level of preference. The sample for the organoleptic test was 30 moderately trained panelists. The results showed the average organoleptic assessment of taste, color, aroma and texture in treatments P1, P2 and P3 with a liking category, except for color in P1 and P3 treatments with a very like category. Conclusion: There was no significant effect of mixing variations of red guava, avocado and carrot on the physical and organoleptic properties of pudding, while the addition of red guava, avocado and carrots affected the nutritional content of pudding. Of the three treatments that contained the most nutritional value of energy, protein and fat was in P1, the one containing the most nutritional value for carbohydrates was at P2, and the one containing the most nutritional value for fiber was at P3Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalamiperubahan gaya hidup di dalam masyarakat termasuk dalam perubahan konsumsi makanan, hal ini beresiko menimbulkan penyakit degeneratif seperti peningkatan kolesterol. Buah dan sayur mengandung banyak vitamin dan mineral yang merupakan komponen gizi penting bagi tubuh setiap manusia, selain itu buah dan sayur juga merupakan sumber serat yang baik bagi pencernaan manusia sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh variasi pencampuran jambu biji merah,  alpukat dan wortel terhadap sifat fisik,sifat organoleptik dan kandungan gizi puding lapis.Penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 3 variasi campuran jambu biji merah, alpukat dan wortel. Kemudian diuji organoleptik untuk melihat tingkat kesukaan.Sampel untuk uji organoleptik yaitu 30 panelis agak terlatih.Hasil penelitian menunjukan rata-rata penilaian organoleptik terhadap rasa, warna, aroma dan tekstur pada perlakuan P1, P2 dan P3 dengan kategori suka, kecuali untuk warna pada perlakuan P1 dan P3 dengan kategori sangat suka. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan variasi pencampuran jambu biji merah, alpukat dan wortel terhadap sifat fisik dan sifat organoleptik puding, sedangkan penambahan jambu biji merah, alpukat dan wortel berpengaruh terhadap kandungan gizi puding. Dari ketiga perlakuan yang paling banyak mengandung nilai gizi energi, protein dan lemak adalah pada P1, yang paling banyak mengandung nilai gizi karbohidrat adalah pada P2, dan yang paling banyak mengandung nilai gizi serat adalah pada P3

    KANDUNGAN GIZI ROTI “ LEMBUNING’ YANG DISUBSTITUSI TEPUNG IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) DAN TEPUNG LABU KUNING ( CUCURBITA MOSCHATA )

    Get PDF
    Masalah gizi  gizi kurang  pada balita  perlu mendapatkan prioritas penanganan. Pemberian makanan tambahan (PMT) dapat mengurangi masalah gizi kurang pada balita.Dalam pemberian makanan tambahan diperlukan   adanya inovasi baru misalnya dengan menggunakan bahan pangan local. Salah satu inovasi dalam mengolah produk  makanan tambahan adalah roti “Lembuning” , dimana dalam pembuatannya  menggunakan perpaduan campuran tepung ikan lemuru dan tepung labu kuning untuk mensubstitusi  tepung terigu ditambah dengan bahan tambahan lain yang memiliki kemungkinan menjadi salah satu alternative PMT bagi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kandungan Gizi  Roti “ Lembuning’ Yang Disubstitusi Tepung Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbandingan tepung terigu; tepung labu kuning dan tepung ikan lemuru berturut-turut, P1( 65:30:5),P2(60:40:10),dan P3 (35:50:15) dengan 3 kali pengulangan. . Hasil:Kadar air,abu,protein dan lemak tertinggi ada pada P3 sedangkan kadarkarbohidrat tertinggi terdapat pada P1.Terdapat pengaruh nyata tepung labu kuning dan tepung  ikan lemuru sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu terhadap nilai proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak , kadar protein dan kadar karbohidrat ) roti Lembuning.Masalah gizi  gizi kurang  pada balita  perlu mendapatkan prioritas penanganan. Pemberian makanan tambahan (PMT) dapat mengurangi masalah gizi kurang pada balita. Dalam pemberian makanan tambahan diperlukan   adanya inovasi baru misalnya dengan menggunakan bahan pangan local. Salah satu inovasi dalam mengolah produk  makanan tambahan adalah roti “Lembuning” , dimana dalam pembuatannya  menggunakan perpaduan campuran tepung ikan lemuru dan tepung labu kuning untuk mensubstitusi  tepung terigu ditambah dengan bahan tambahan lain yang memiliki kemungkinan menjadi salah satu alternative PMT bagi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kandungan Gizi  Roti “ Lembuning’ Yang Disubstitusi Tepung Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru)  Dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbandingan tepung terigu; tepung labu kuning dan tepung ikan lemuru berturut-turut, P1( 65:30:5),P2(60:40:10),dan P3 (35:50:15) dengan 3 kali pengulangan. . Hasil: Kadar air,abu,protein dan lemak tertinggi ada pada P3 sedangkan kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada P1.Terdapat pengaruh nyata tepung labu kuning dan tepung  ikan lemuru sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu terhadap nilai proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak , kadar protein dan kadar karbohidrat ) roti Lembuning

    Teknik Masak Panas Basah (Moist Head Cooking) Pada Sayuran Di Instalasi Gizi Rumah Sakit S.K. Lerik Kota Kupang

    No full text
    ABSTRAK Sayuran merupakan kelompok komoditas pangan yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat. Mengonsumsi sayuran memberi sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat penting bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik memasak panas basah / moist head cooking pada sayuran di instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah S.K. Lerik Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilaksanakan di RSUD S.K.lerik kota kupang pada bulan maret 2021 Penelitian ini menggunakan kuisioner pengamatan sehingga mendapatkan hasil teknik memasak panas basah di Instalasi Gizi RSUD S.K. Lerik Kota Kupang. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa teknik memasak panas basah / moice head cooking di Rumah Sakit Umum Daerah S.K Lerik Kota Kupang meliputi teknik merebus (Boiling),simmering,blancing, stewing, steaming(mengukus), dan juga mendapatkan siklus menu 3 hari untuk pasien umum dan juga terdapat alat untuk memasak sayuran yaitu: panci, alat penguku

    PENGEMBANGAN FORMULA SNACK BAR SORHILA DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM, KACANG HIJAU DAN LABU KUNING BAGI ANAK AUTIS: PENGEMBANGAN FORMULA SNACK BAR SORHILA

    No full text
    Autism is a severe neurobiological developmental disorder that occurs in children aged less than 3 years and will continue if no intervention is carried out. Hyperactive behavior in children with autism can be overcome by choosing the type of food ingredients. Gluten and casein are two types of proteins that affect people with autism. Gluten is a protein found in the wheat group, while casein is a protein found in milk and its products. The purpose of this study was to develop an alternative snack product for autistic children in the form of a Sorhila Snack bar a combination of sorghum flour, green beans and pumpkin that were free of gluten and casein. This research was conducted using an experimental method, using a Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments, namely: P1 = Combination of 80 grams of sorghum flour: 30 grams of mung bean flour: 20 grams of pumpkin flour, P2 = Combination of 70 grams of sorghum flour: peanut flour 40 grams of green: 20 grams of pumpkin flour, P3 = Combination of 60 grams of sorghum flour: 50 grams of green bean flour: 20 grams of pumpkin flour. Each treatment consisted of 3 replications so that the study consisted of 9 experimental units. The acceptability of the Sorhila snack bar was carried out by organoleptic tests (including color, aroma, texture and taste) using 30 panelists, while the nutritional content was carried out using the proximate test. Organoleptic test data were analyzed using the Kruskal Wallis statistical test because the data were not normally distributed and continued with the Mann Whitney test to determine the significant difference between the treatment groupsAutisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis berat yang terjadi pada anak dalam usia kurang dari 3 tahun dan akan berlanjut jika tidak dilakukan intervensi. Perilaku hiperaktif pada anak penyandang autis dapat diatasi dengan cara pemilihan jenis bahan makanannya. Gluten dan kasein merupakan dua jenis protein yang berpengaruh bagi penyandang autis. Gluten yaitu protein yang terdapat dalam kelompok terigu, sedangkan kasein yaitu protein yang terdapat dalam susu dan olahannya. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan produk alternatif kudapan bagi anak autis berupa Snack bar Sorhila kombinasi tepung sorgum, kacang hijau dan labu kuning yang bebas gluten dan kasein. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu : P1= Kombinasi Tepung sorgum 80 gram : tepung kacang hijau 30 gram : tepung labu kuning 20 gram, P2= Kombinasi Tepung sorgum 70 gram : tepung kacang hijau 40 gram : tepung labu kuning 20 gram, P3= Kombinasi Tepung sorgum 60 gram : tepung kacang hijau 50 gram : tepung labu kuning 20 gram,. Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan sehingga penelitian terdiri dari 9 unit percobaan. Daya terima snack bar Sorhila dilakukan dengan Uji organoleptik (meliputi warna, aromam tekstur dan rasa) menggunakan Panelis sebanyak 30 orang, sedangkan kandungan gizi dilakukan menggunakan Uji proksimat. Data uji organoleptik dianalisis menggunakan uji statistik kruskal wallis dikarenakan data tidak berdistribusi normal dan dilanjutkan dengan Uji  Mann Whitney untuk mengetahui beda nyata antar kelompok perlakuan
    corecore