8 research outputs found

    Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Manajemen Komunikasi dan Informasi 13 Akreditasi Versi 2012 di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan

    Full text link
    Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang manajemen komunikasi dan informasi 13 Akreditasi Versi 2012 di rumah sakit Sufina Aziz Medan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 9 responden dengan teknik pengambilam sampel menggunakan total sampling dan jumlah sampel sebanyak 9 responden. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa 33,3% berumur 20-24 tahun, 44,5% berumur 25-29 tahun dan 22,2% berumur >30 tahun. Berdasarkan jenis kelamin 77,8% berjenis kelamin perempuan dan 22,2% berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan 11,1% pendidikan DIII rekam medis, 44,4% pendidikan DIII lainnya dan 44,4%  pendidikan Sarjana. Berdasarkan lama kerja 11,1% dengan lama kerja <1 tahun, 33,3% dengan lama kerja 1-5 tahun dan 55,6% dengan lama kerja >5 tahun. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil 22,2% dengan tingkat pengetahuan baik, dan 77,7% dengan tingkat pengetahuan sedang. Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang manajemen komunikasi dan informasi 13 Akreditasi Versi 2012 di rumah sakit Sufina Aziz Medan dengan 9 responden, maka dapat disimpulkan tingkat pengetahuan petugas rekam medis dikatakan sedang (77,7%). Untuk itu disarankan kepada petugas rekam medis agar lebih meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti seminar, melakukan pelatihan dan bimbingan yang mencakup dalam Akreditasi rumah sakit versi 2012 di rumah sakit Sufina Aziz Medan

    Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rm Pasien Rawat Inap Khususnya pada Kasus Bedah di RSUD Dr. R.m Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016

    Full text link
    Kelengkapan berkas RM sangat penting, selain untuk menunjang tertib administrasi kelengkapan berkas RM juga sangat penting bagi pasien kelengkapan berkasnya karena sebagai kendali dalam menerima pelayanan kesehatannya yang berkelanjutan. Data-data yang menunjukkan ketidaklengkapan berkas RM dapat dilihat dari pengisian identitas pasien, pengisian lembar anamneses, pengisian lembar resume, pengisian lembar diagnose, dan pengisian lembar informed consent. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa ketidaklengkapan berkas RM pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016 di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengetahui tinjauan ketidaklengkapan berkas RM rawat inap khususnya pada kasus bedah. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas RM pasien rawat inap, data diambil dari hasil laporan analisa kualitatif dan kuantitatif berkas RM pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah tahun 2016. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada periode 2016 Triwulan I jumlah pengisian berkas RM identitas pasien terisi lengkap, pada pengisian anamnese yaitu 11,83%, pada pengisian resume terisi lengkap, pada pengisian diagnosa yaitu 1,33%, dan pada pengisian informed consent yaitu 12,83%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketidaklengkapan pengisian berkas RM pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai dikategorikan masih belum sempurna karena ada beberapa pengisian berkas yang tidak lengkap

    Pengaruh Waktu Tunggu Petugas Pelayanan Rekam Medis terhadap Kepuasan Pasien di Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD. Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2015

    Full text link
    Pengaruh waktu tunggu pelayanan petugas rekammedis di pendaftaran rawat jalan di RSUD.DR. R. M. Djoelham berdasarkan hasil rata-rata jawaban responden maka waktu tunggu pelayanan petugas rekammedis di bagian pendaftaran tergolong cepat dan berdasarkan kepuasan pasien tergolong puas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunggu pelayanan petugas rekam medis di bagian pendaftaran rawat  jalan terhadap kepuasan pasien di RSUD. DR. R. M. Djoelham Binjai. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara tehnik Total Sampling Metode penelitian explanatory research yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variable waktu tunggu pelayanan petugas TPPRJ (independen) dengan variable kepuasan pasien (dependen). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa waktu tunggu pelayanan petugas rekam medis menurut responden mayoritas dalam kategori lambat sebanyak 14,3% dan kepuasan pasien menurut responden mayoritas mengatakan puas 85,7%. Sehingga terdapat pengaruh waktu tunggu pelayanan petugas rekam medis terhadap kepuasan pasien di pendaftaran rawat jalan dengan menggunakan tehnik analisa data yaitu uji chi-square menggunakan Statistical Package ForSosial Sciene(SPSS). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan  antara waktu tunggu pelayanan petugas rekam medis dengan kepuasan pasien di pendaftaran rawat jalan. Disarankan pada RSUD. DR. R .M. Djoelham Binjai agar tetap mempertahankan waktu tunggu yang cepat pelayanan petugas di bagian pendaftaran rawat jalan sehingga meningkatkankepuasanpasien

    Analisis Pelaksanaan Program Bpjs Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

    Full text link
    Pelaksanaan BPJS kesehatan mengalami berbagai kendala. Adapun kendala yang sering terjadi misalnya pasien yang baru membuat kartu BPJS Kesehatan yaitu persyaratan yang belum dilampirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala pelaksanaan program BPJS di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan teknik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 16 responden 100% menjawab sudah dilaksanakan program BPJS tetapi masih ada kendala, 100% menjawab kendala pelaksanaan program BPJS di penerimaan pasien BPJS yaitu jaringan pada finger print dan ketidaklengkapan persyaratan berobat, 100% menjawab kendala pelaksanaan program BPJS di pengolahan RM pasien BPJS yaitu tidak lengkapnya tanda tangan dokter, pemeriksaan penunjang medis tidak lengkap, 100% menjawab kendala pelaksanaan program BPJS di pendanaan yaitu pasien denda karena menunggak iuran BPJS, ketidaktepatan coding oleh coder dengan tarif INA CBG's, ketidaktepatan coding dengan pemeriksaan penunjang. Kesimpulannya adalah kendala pelaksanaan program BPJS di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan yaitu jaringan finger print, ketidaklengkapan persyaratan berobat, tidak lengkapnya tanda tangan dokter, pemeriksaan penunjang medis tidak lengkap, pasien denda, ketidaktepatan coding oleh coder dengan tarif INA CBG's, ketidaktepatan coding dengan pemeriksaan penunjang

    Gambaran Stress Kerja Petugas Rekam Medis Bagian Distribusi di Rsup H. Adam Malik Medan

    Get PDF
      Stress kerja dapat dialami oleh semua orang tanpa terkecuali pekerja di rumah sakit dan merupakan konsekuensi dari peristiwa di tempat kerja  yang menuntut keterlibatan fisik dan psikis karyawan secara berlebihan (Triatna, 2015). Stress kerja yang berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan Perubahan emosional dan perilaku seperti mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi, sehingga dapat menurunkan motivasi kerja seseorang dan berakibat pada penurunan kualitas kerja. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran stress kerja petugas rekam medis bagian distribusi  di RSUP H. Adam Malik Medan.  Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan peneliti dengan mengambil seluruh petugas distribusi yang berjumlah 5 orang. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat orang yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, instrumen penelitian berupa kuesioner yang diberikan kepada responden untuk melihat gambaran stress kerja petugas rekam medis bagian distribusi. Analisis data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 5 responden bahwa mayoritas stress kerja dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4 responden (80%) mengalami stress kerja, dan minoritas stress kerja sebanyak 1 responden (20%). Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa gambaran stress kerja petugas rekam medis bagian distribusi di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas mengalami stress kerja. Saran peneliti kepada pihak rumah sakit agar memberikan fasilitas berupa alat pengangkut barang kepada petugas rekam medis dibagian distribusi untuk mempermudah pengiriman berkas rekam medis ke poliklinik dan hal ini dapat mengurangi beban kerja petugas rekam medis dalam mengangkat barang berat

    Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Missfile Di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Mitra Medika Medan Tahun 2017

    Full text link
    Ketidaktepatan penyimpanan berkas rekam medis  (missfile) dapat menghambat pelayanan kesehatan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya missfile di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Mitra Medika Medan Tahun 2017.  Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan pedoman observasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan dari sampel 99 berkas rekam medis yang diteliti terdapat 6 (6%) berkas missfile dan 4 orang petugas penyimpanan.  Faktor pertama penyebab missfile di Rumah Sakit Mitra Medika Medan adalah faktor petugas penyimpanan, diperoleh responden yang menjawab Ya merupakan faktor penyebab missfile sebanyak 75% dan yang menjawab Tidak sebanyak 25%, dikarenakan pendidikan, pelatihan tidak pernah dilakukan, dan adanya penambahan beban kerja petugas. Faktor kedua adalah faktor sarana penyimpanan, diperoleh seluruh responden menjawab Ya merupakan faktor penyebab missfile sebanyak 100%, dikarenakan masih dilakukannya peminjaman berkas rekam medis masih secara manual, belum adanya tracer sebagai pengganti berkas yang diambil, dan belum adanya kode warna pada sampul sehingga menyulitkan petugas mencari nomor rekam medis.  Diharapkan agar petugas untuk mengikuti pelatihan-pelatihan khususnya tentang penyelenggaraan penyimpanan berkas rekam medis, dibuatkannya kode warna pada sampul berkas  rekam medis, dan digunakannya tracer sebagai pengganti berkas yang keluar dari lemari penyimpanan maupun yang dipinjam

    Analisa Indikator Rawat Inap Periode Tahun 2017-2018 Di Rumah Sakit Sinar Husni Medan

    Full text link
    Indikator rawat inap merupakan gambaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaaatan, mutu, efisiensi pelayanan rawat inap dan efesiensi penggunaan tempat tidur di rumah sakit. BOR merupakan prosentase pemakaian tempat tidur periode tertentu. ALOS merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien. TOI merupakan lamanya dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. BTO menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode. NDR adalah angka kematian 48 jam setelah pasien dirawat. GDR menunjukkan angka kematian umum. Tujuan penelitian adalah menganalisa indikator rawat inap periode tahun 2017-2018. Jenis penelitian ini adalah deskripsi dengan metode wawancara dan observasi. Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Sinar Husni Medan dikarenakan peneliti ingin mengetahui indikator rawat inap rumah sakit tipe C. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret-April 2019. Populasi dan sampel yang digunakan adalah data rekapitulasi rawat inap periode tahun 2017-2018. Berdasarkan hasil penelitian, didapat perhitungan BOR tahun 2017 yaitu 78,86% dan BOR 2018 yaitu 82,87%, ALOS 2017 yaitu 2,90 hari dan ALOS 2018 yaitu 3,02 hari, TOI 2017 yaitu 0,78 hari dan TOI 2018 yaitu 0,65 hari, BTO 2018 adalah 98,62 kali/tahun dan BTO 2018 adalah 96,01 kali/tahun, NDR 2017 yaitu 1,38‰ dan NDR 2018 yaitu 2,02‰, GDR 2017 adalah 5,91 ‰ dan GDR 2018 adalah 9,30 ‰. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai ALOS tidak ideal karena banyak pasien dirujuk, PAPS dan penyingkatan waktu lama rawat. TOI dan BTO tidak ideal dikarenakan jumlah pasien yang banyak. Saran dari penelitian ini adalah menambah jumlah tempat tidur untuk menampung banyaknya pasien dan meningkatkan mutu pelayanan

    Analisis Kelengkapan Informed Consent Pasien PRA Operasi Katarak di RS. Khusus Mata Smec Medan Tahun 2018

    Full text link
    Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengarui kejelasan informasi medis yang akan diterima oleh pasien pra operasi katarak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif penelitian yang hanya menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk menggeneralisasi hasilnya. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2018 di RS. Khusus Mata SMEC Medan Tahun 2018. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil populasi sebanyak 55 berkas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS. Khusus Mata SMEC Medan pemberian informasi medis dilakukan sepenuhnya oleh petugas yang berwenang. Tetapi dalam pemberian informasi medis  beberapa petugas tidak menjelaskan secara keseluruhan seperti hanya memberikan 9 informasi medis dari 11 informasi medis yang seharusnya diberikan kepada pasien. Kesimpulannya adalah kelengkapan pengisian lembar informed consent pada berkas rekam medis di RS. Khusus Mata SMEC sesuai dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 58% yang lengkap, dan yang tidak lengkap sebanyak 42%. Sebaiknya petugas dapat memberikan informasi sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan oleh RS. Khusus Mata SMEC Medan agar para pasien akan lebih mendapatkan kejelasan informasi medis yang mereka perlukan
    corecore