5 research outputs found
Gambaran Pembelajaran Berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP) di Sekolah Dasar
Peserta didik adalah masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan. Dimasa depan mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan menjalankan roda pemerintahan sebagai pemimpin. Sehingga fokus utama dalam pengajaran di dalam kelas seharusnya menolong siswa berkembang dan belajar sesuai dengan perkembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai pembelajaran berbasis Developmentally Apropriate Practices (DAP) di salah satu sekolah dasar swasta Binong, Tangerang. Untuk menggambarkan pembelajaran tsb digunakan 2 indikator yaitu keyakinan (believe) guru tentang peserta didik dan praktek pembelajaran di dalam kelas. Metode penelitian menggunakan studi kasus yang berfokus di kelas 1 SD dengan subyek wali kelas. Instrumen yang digunakan yaitu angket, panduan wawancara, lembar ceklish dan lembar observasi kegiatan kelas berbasis DAP. Hasil didapati kesesuaian antara keyakinan guru tentang siswa dengan prinsip DAP, namun dalam prakteknya, guru belum optimal untuk mempraktekan DAP dalam proses pembelajaran. Saran bagi guru yaitu diperlukan usaha untuk meningkatkan kompetensi prosesional sebagai guru untuk mencari pengetahuan mengenai karakteristik perkembangan anak, pendekatan atau metode mengajar yang sesuai dengan konteks, dsb. Saran bagi sekolah memberikan fasilitas yang memadai baik bagi guru maupun siswa, memberikan pembinaan bagi dan juga mengatifkan peran sebagai pengawas di sekolah
SCIENCE TEACHING AND LEARNING THROUGH KATH MURDOCH’S INQUIRY CYCLE: A CASE STUDY ON PRESERVICE PRIMARY TEACHERS
Abstract
Many studies on inquiry focus on the effect of inquiry learning on students' learning abilities and science skills. However, research focusing on the learning experience and teaching skills of preservice teachers based on inquiry is still lacking. The practices that a preservice teacher undertakes in his/her teaching years are strongly influenced by his/her learning experience in teacher education. The inquiry learning experienced by preservice teachers while in college will later affect inquiry-based teaching practiced in schools. This qualitative research aims to describe inquiry practices conducted by pre-service teachers. The sample of the study was 33 preservice primary teachers who took the second-year science content course named Integrated Science for Primary. There are two questions that will be the focus of this research: 1) How does Kath Murdoch’s Inquiry Cycle help preservice teachers experience significant learning? 2) How does an inquiry cycle help preservice teachers design Inquiry-based Science Lesson Plan? This study shows that learning through Kath Murdoch’s inquiry cycle is found as an interesting and useful approach for preservice teachers to understand how scientific processes are integrated into their experiment designs. Also, an inquiry cycle used in guided practices (including metacognitive prompts, reflections, and group discussion) could provide preservice teachers with the necessary skills to develop an inquiry-based teaching plan. Yet, this does not guarantee that preservice teachers would successfully facilitate inquiry in a real classroom setting.
Bahasa Indonesia Abstrak
Banyak penelitian tentang inkuiri berfokus pada pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan belajar siswa dan keterampilan sains. Namun, penelitian yang berfokus pada pengalaman belajar dan keterampilan mengajar calon guru yang berbasis inkuiri masih sedikit. Praktik yang dilakukan seorang calon guru di tahun-tahun mengajarnya sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya selama di pendidikan keguruan. Pembelajaran inkuiri yang dialami oleh calon guru selama di bangku kuliah nantinya akan mempengaruhi pengajaran berbasis inkuiri yang dipraktikkan di sekolah. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik inkuiri yang dilakukan oleh calon guru. Sampel penelitian adalah 33 calon guru SD yang mengambil mata kuliah konten sains tahun kedua yaitu IPA Terpadu untuk Sekolah Dasar. Ada dua pertanyaan yang akan menjadi fokus penelitian ini: 1) Bagaimana Siklus Inkuiri Kath Murdoch membantu calon guru mengalami pembelajaran yang signifikan?; 2) Bagaimana siklus inkuiri membantu calon guru merancang Rencana Pembelajaran IPA berbasis Inkuiri? Studi ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui siklus Kath Murdoch adalah pendekatan yang menarik dan berguna bagi calon guru untuk memahami bagaimana proses ilmiah diintegrasikan ke dalam rancangan eksperimen. Juga, siklus inkuiri yang digunakan dalam praktik terbimbing (termasuk petunjuk metakognitif, refleksi, dan diskusi kelompok) dapat memperlengkapi calon guru dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan rencana pengajaran berbasis inkuiri. Namun, ini tidak menjamin bahwa kelak calon guru tersebut akan berhasil memfasilitasi praktik inkuiri di kelas nyata
CULTIVATING BIBLICAL LEARNING COMMUNITY IN A VIRTUAL LEARNING ENVIRONMENT THROUGH GROUP PROJECT-BASED LEARNING
For the last two years, the Covid-19 pandemic has caused students to learn in a virtual mode, cultivating a learning community that fully supports students is therefore particularly challenging. Studies have proved that in a virtual learning environment there is a greater possibility of learning loss including loss of learning about and through interaction and relationship values. From a Biblical perspective, relationship in the learning community needs to be built, repaired, and maintained to make learning fruitful, constructive, and meaningful to students. Therefore, strategies for building this learning community are required in virtual classrooms to help students learn effectively. This study focuses on the experiences of how the biblical learning community is cultivated through an iterative process in group project-based learning. This study uses a qualitative descriptive method on cohort-2020 primary student-teachers at Teachers College, Pelita Harapan University. The data was obtained from observation, performance rubric, and questionnaire. Results from the performance rubric showed that around 65-66% of total students have consideration for the feelings and learning needs of other members in his/her group and encourage others to contribute, and 73-74% of total students show solid cooperation in the group. In addition, data from observation and questionnaires indicated that few students still need time to develop those abovementioned aspects. Bahasa Indonesia AbstrakPandemi Covid-19 yang sudah terjadi selama dua tahun terakhir ini telah menyebabkan siswa belajar dalam sebuah mode virtual, mengkultivasi sebuah komunitas belajar yang sepenuhnya mendukung mereka adalah hal yang menantang. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa di dalam sebuah lingkungan pembelajaran virtual, terdapat kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya kehilangan pembelajaran, termasuk kehilangan pembelajaran tentang dan melalui nilai-nilai interaksi dan hubungan. Dari perspektif Alkitabiah, hubungan di dalam komunitas belajar perlu dibangun, diperbaiki, dan dipelihara untuk membuat pembelajaran berbuah, konstruktif, dan bermakna bagi para siswa. Oleh karena itu, strategi untuk membangun komunitas belajar ini diperlukan dalam ruang kelas virtual untuk membantu siswa belajar secara efektif. Penelitian ini berfokus pada pengalaman tentang bagaimana komunitas belajar yang alkitabiah dikultivasi melalui sebuah proses berulang dalam pembelajaran berbasis proyek grup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif pada mahasiswa-guru angkatan 2020 di Teachers College, Universitas Pelita Harapan. Datanya diperoleh dari observasi, rubrik performa, dan kuesioner. Hasil dari rubrik performa menunjukkan bahwa sekitar 65--66% dari keseluruhan siswa memiliki perhatian untuk perasaan dan kebutuhan belajar anggota-anggota lain dalam grupnya, juga mendorong siswa-siswa lain untuk berkontribusi dan 73--74% dari keseluruhan siswa menunjukkan kerja sama yang solid dalam grup. Selain itu, data dari observasi dan kuesioner mengindikasi bahwa beberapa siswa masih membutuhkan waktu untuk mengembangkan aspek-aspek yang disebutkan di atas
Merdeka Belajar Merdeka Mengajar
Kebijakan pemerintah “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka” tentu
menimbulkan respon tersendiri bagi para dosen selaku akademisi bagaimana
menyikapi, merencanakan, menyusun dan mengimplementasikan sistem dan
model belajar yang paling sesuai dengan kebijakan tersebut. Dan di buku
Antologi inilah akan dijumpai berbagai pandangan, pemikiran, dan juga
mungkin gambaran usulan untuk mengimplementasikan kebijakan MBKM di
era informasi teknologi yang sangat cepat berubah dewasa ini. Sebagai
pendidik profesional, para dosen tentu memiliki kiat dan cara tersendiri untuk
bisa menghasilkan output lulusan peserta didik yang benar-benar sesuai
dengan tujuan dan target kebijakan MBKM tersebu
Penguatan Numerasi di SD Persatuan Binong
ABSTRAK Numerasi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam Pendidikan masa kini di Indonesia. Dikatakan bahwa penguasaan akan numerasi, membawa kita kepada kepekaan terhadap numerasi itu sendiri (sense of numbers) dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membawa kepada kemampuan memelihara dan mengelola SDA dan persaingan dengan SDM dari berbagai negara. Guru perlu mendapatkan pelatihan dalam menerapkan metode pembelajaran, memilih, membuat, dan memodifikasi permasalahan sehari-hari yang dapat digunakan di dalam pembelajaran di kelas dan untuk penilaian. Hal ini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru di Sekolah Persatuan Binong yang belum mendapatkan penguatan pendampingan dalam hal numerasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan numerasi di SD Persatuan Binong dan menumbuhkan motivasi bagi guru-guru mengenai gerakan numerasi di SD Persatuan Binong. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pelatihan dalam bentuk diskusi, tanya jawab dan workshop. Pelatihan penguatan numerasi memberikan dampak positif terhadap guru-guru di SD Persatuan Binong akan numerasi, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mendukung numerasi. Anak-anak juga semakin tertarik dalam belajar, memiliki keterampilan numerasi yang baik dan juga guru-guru dapat memiliki wawasan yang semakin luas. Kata Kunci: Guru, Numerasi, Pelatihan, Siswa ABSTRACT Numeration is one of the things that are of concern in today's education in Indonesia. It is said that mastery of numeracy leads us to a sense of numbers and their relation in everyday life. This leads to the ability to maintain and manage natural resources and competition with human resources from various countries. Teachers need training in applying learning methods, selecting, creating, and modifying everyday problems that can be used in classroom learning and for assessment. This is a problem faced by teachers at Binong Unity School who have not received strengthening assistance in terms of numeracy. The purpose of this activity is to strengthen numeracy at SD Persatuan Binong and foster motivation for teachers about the numeracy movement at SD Persatuan Binong. The method used in this activity is training in the form of discussions, questions and answers, and workshops. Numeracy strengthening training has a positive impact on teachers at SD Persatuan Binong on numeracy, planning, and implementing learning that supports numeracy. Children were also increasingly interested in learning, have good numeracy skills, and also teachers can have broader insights. Keywords: Teacher, Numeracy, Training, Student