7 research outputs found

    Produksi dan Komposisi Nutrisi Limbah Pelepah Tanaman Salak yang Difermentasi dengan Kapang Pelapuk Putih (Phanerochaete chrysosporium): Production and Nutrient Biomass of Fermented Midrib Waste from Salacca sumatrana Becc with White Root Fungi (Phanerochaete chrysosporium)

    Get PDF
    Produksi limbah pelepah tanaman salak Sidimpuan (Salacca sumatrana Becc) dipandang potensial dalam penyediaan pakan alternatif untuk ternak ruminansia. Selain itu, cemaran limbah tersebut dapat menurunkan metabolisme hara tanah untuk pertumbuhan tanaman induk. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi biomassa nutrisi limbah pelepah tanaman salak setelah difermentasi dengan menggunakan kapang pelapuk putih (Phanerochaete chrysosporium). Produksi bahan baku segar limbah diperoleh setelah menggiling pelepah salak utuh dan dilanjutkan dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan inokulan lignin degradator dan dilanjutkan dengan analisa proksimat di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Kapang spesies Phanerochate chrysosporium masing-masing 0%, 10%,  15% dan 20% diinokulasikan kedalam substrtat konsentrat kasar limbah pelepah tanaman salak.  Penelitian menggunakan RAL dengan 4 perlakuan  dan 10 ulangan. Parameter penelitian meliputi nutrisi  kadar air, bahan kering, bahan organik, protein kasar, dan fraksi serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pemanfaatan inokulan sampai 20% berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap semua parameter. Produksi biomassa nutrisi terbaik ditunjukkan oleh perlakuan P3 (inokulan sebanyak 20%). Kesimpulan penelitian yaitu pemanfaatan inokulan pelapuk putih sangat berpotensi dalam memperbaiki kualitas serat pelepah tanaman salak dan dapat berdampak positif untuk dijadikan sebagai pakan ternak

    Pengaruh Bahan Pengemas dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Fisik Wafer Ransum Komplit Berbasis Limbah Pelepah Salak: The Effect of Packaging Material and Storage Rate on Physical Quality of Complete Feed Wafer Based Waste Production of Salacca sumatrana Becc

    Get PDF
    Produksi limbah tanaman salak Sidempuan dapat mencapai 31-43% per tahun atau setara dengan 260-310 ton per tahun. Produksi biomassa limbah tersebut dapat berpotensi dijadikan sebagai sumber pakan alternatif untuk ternak rumiansia seiring dengan ketersediaan lahan untuk penyediaan hijauan makanan ternak yang semakin minim. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama simpan dan jenis pengemas terhadap kualitas fisik wafer ransum komplit. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Industri Makanan Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara Padang Sidempuan dan Kelompok Tani Desa Satahisaoloan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 4x3 dengan 2 faktor (bahan pengemas dan lama penyimpanan) dan 3 ulangan. Parameter penelitian meliputi kualitas fisik wafer yakni bobot wafer, kadar air, kerapatan wafer dan daya serap air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pengemas berbeda mempengaruhi kualitas fisik pakan wafer. Sedangkan, faktor penyimpanan tidak mempengaruhi performa fisik wafer. Dapat disimpulkan bahwa interaksi bahan pengemas kantong plastik dengan umur simpan 7 hari memberi performa fisik wafer yang lebih baik

    PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERDASARKAN WILLING TO ACCEPT (WTA) DAN ANALISA SWOT PADA DESTINASI WISATA KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

    Get PDF
    Potensi pengembangan UMKM pada destinasi wisata harus didorong oleh sebuah kebijakan Pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan rutin kepada pelaku UMKM yang didominasi oleh masyarakat lokal. Salah satu strategi dalam pengembangan UMKM adalah dengan melakukan pelibatan langsung masyarakat lokal (masyarakat tempatan pada destinasi wisata) yang berhubungan dengan hasil pengembangan UMKM langsung yang akan mampu meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat lokal di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengembangan UMKM pada destinasi wisata Kecamatan Pandan. Metode penelitian ini terdiri dari pelaku usaha UMKM dan wisatawan. Jumlah responden sebanyak 140 orang, yang terdiri dari 60 pelaku usaha dan 80 wisatawan. Teknik pengambilan sampel/respon dengan menggunakan teknik cluster sampling. Variabel penelitian memakai analisis Willing To Pay (WTA) dan SWOT. Hasil penelitian diperoleh dengan Willing To Pay (WTA) sebesar Rp.1.545.220.457.87. Kesimpulan berdasarkan analisis SWOT dan WTA melakukan penciptaan dan penambahan UMKM di lokus kajian

    STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALI NI HORBO PADA PELAKU USAHA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

    Get PDF
    Regional or culinary specialties are one of the attractions for visitors or tourists who will visit. Dali ni horbo is one of the regional specialties in the North Tapanuli Regency. Dali ni horbo is made from buffalo milk. Dali ni horbo is cooked in the traditional way and uses pineapple juice as a thickening agent. In other areas in North Sumatra, there are also those who use papaya leaf extract and alo-alo as a thickening agent. Dali ni Horbo is sold in the market by traders only packaged using plastic. Simple processing methods and simple packaging methods are obstacles for Dali ni Horbo traders which causes the shelf life of Dali ni Horbo to be short, and the supply of raw materials (buffalo milk) to make Dali ni Horbo is still relatively difficult to obtain. Thus, several product innovations and the development of marketing strategies are needed so that more and more people know about Horbo Dali Ni so that the demand for Horbo Dali Ni will increase. Keywords: Dali Ni Horbo (Buffalo Milk), Culinary, Business Model, Marketing &nbsp

    Pemanfaatan Ekstrak Buah Andaliman Suplementasi Monensin Terhadap Mitigasi Gas Metan Pada Ternak Kambing

    No full text
    Dalam rangka mengatasi emisi gas metan pada sektor peternakan ruminansia dan permasalahan rendahnya produktivitas ternak ruminansia di tingkat peternak rakyat maka perlu dilakukan perubahan dalam pola pemberian pakan. Hal ini memerlukan alternatif penanganan gas secara langsung pada rumen ternak ruminansia melalui pemberian pakan yang mengandung bahan aktif defaunasi mikroba pembentuk gas dalam rumen, salah satu pakan alternatif yang biasa digunakan untuk promotor pertumbuhan adalah buah andaliman yang disuplementasi monensin. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh ekstrak buah andaliman suplementasi monensin dalam ransum memitigasi produksi gas metan pada ternak kambing. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan A (Konsentrat 40% + 60% rumput lapangan), perlakuan B (Konsentrat 40% + 5% buah andaliman + 55% rumput lapangan), perlakuan C (Konsentrat 40% + 1% monensin + 59% rumput lapangan), perlakuan D (Konsentrat 40% + 5% buah andaliman + 1% monensin + 54% rumput lapangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah andaliman yang disuplementasi monensin pada perlakuan D berpengaruh dalam menurunkan gas metan sebesar 26,64%. Kesimpulan bahwa perlakuan D dapat menunjukkan kestabilan penurunan gas metan dari penambahan ekstrak buah andaliman yang disuplementasi monensin dalam ransum ternak kambing

    The Addition Effectiveness of Sweat Potato Prebiotics on Digestibility and Bacteria in Vitro

    Full text link
    Pakan merupakan biaya terbesar dalam produksi peternakan. Pakan yang mengandung antibiotik sudah dilarang penggunaanya karena menimbulkan residu pada ternak sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia. Solusi untuk mengganti penggunaan antibiotik adalah dengan penggunaan prebiotik. Salah satu sumber prebiotik adalah ubi jalar. Potensi ubi jalar sebagai sumber prebiotik karena adanya senyawa rafinosa dan meltotriosa. Oligosakarida berupa rafinosa pada ubi jalar merupakan sumber makanan bagi probiotik, karena di dalam usus rafinosa tidak diserap sehingga mikroba berperan dalam mencerna gugus gula rafinosa. Selain itu, produksi ubi jalar juga sangat melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian prebiotik ubi jalar merah, putih dan ungu dengan menggunakan cairan rumen untuk melihat kecernaan bahan kering, bahan organik, VFA total dan total bakteri secara in vitro. Metode penelitian dilakukan dengan cara in vitro dan koloni bakteri dihitung dengan metode pencacahan koloni bakteri hidup dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ubi putih merupakan sumber prebiotik yang paling baik digunakan, karena pada ubi putih jumlah koloni bakteri probiotik yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan ubi merah, ungu, dan ransum kontrol
    corecore