10 research outputs found

    Efek Antidepresan dari Kombinasi Ekstrak Biji Lotus (Nelumbo nucifera Gaerth.) dan Ekstrak Herba Seledri (Apium graveolens L.) pada Mencit Depresi dengan Alat Photoelectric cell Counter Modifikasi

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak kombinasi Biji Lotus (Nelumbo nucifera Gaerth.) dan Herba Seledri (Apium graveolens L.) terhadap aktivitas motorik mencit putih jantan depresi. Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih (Mus musculus) jantan dengan menggunakan alat Photoelectric Cell Counter Modifikasi. Dalam penelitian ini, hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok: Kelompok Kontrol diberi aquadem dengan volume pemberian 0,5 ml/20 g BB per oral; Kelompok Uji diberi ekstrak Biji Lotus (Nelumbo nucifera Gaerth.) 250 mg/Kg BB dan dan ekstrak Herba Seledri (Apium graveolens L.) 1,25 g/Kg BB, dengan volume pemberian 0,5 ml/20 g BB; Kelompok Pembanding diberi larutan Imipramin HCl dosis 20mg/Kg BB dengan volume pemberian 0,5 ml/20 g BB. Setelah diberi perlakuan hewan uji didiamkan selama 30 menit, selanjutnya dimasukkan ke dalam alat Photoelectric Cell Counter Modifikasi selama 15 menit dan dicatat berapa banyak jumlah putaran yang dicapai. Apabila pada saat pengamatan mencit berhenti berputar, hal ini menandakan mencit mengalami depresi. Ekstrak Biji Lotus (Nelumbo nucifera Gaerth.) 250 mg/Kg BB dan Ekstrak Herba Seledri (Apium graveolens L.) 1,25 g/Kg BB dapat meningkatkan aktivitas motorik pada mencit putih jantan depresi pada alat Photoelectric Cell Counter Modifikasi

    Kajian Literatur: Profil Resistensi Salmonella typhi dan Pemilihan Antibiotik Pada Demam Tifoid

    Get PDF
    Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-negatif yaitu Salmonella typhi. Munculnya multidrug-resistant Salmonella typhi (MDRST) dan extensively drug-resistant (XDR) Salmonella typhi menjadi ancaman baru dalam keberhasilan terapi demam tifoid. Efektivitas terapi pada demam tifoid memerlukan kajian tentang profil resistensi Salmonella typhi terhadap antibiotik yang diamati dari minimum inhibitory concentration (MIC) dan mutasi genetika, sehingga dapat dilakukan pemilihan antibiotik yang tepat pada demam tifoid dengan MDR dan XDR Salmonella typhi. Kajian literatur ini mengumpulkan dan menelaah informasi yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian dari berbagai artikel internasional tentang resistensi Salmonella typhi terhadap antibiotik pada deman tifoid. Pencarian artikel menggunakan database PubMed, PlosOne, dan ScienceDirect sejak tahun 2011 hingga September 2021. Artikel yang diperoleh dari 192 artikel, terdapat delapan (8) artikel yang relevan, yang mana diketahui bahwa isolat Salmonella thypi resisten terhadap Ampisilin, Amoksisilin, kombinasi Amoksisilin-Asam Klavulanat, Kloramfenikol, Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin, Asam Nalidiksat, Trimetoprim, dan kombinasi Trimetoprim-Sulfametoksazol yang diamati pada MIC90. Nilai MIC akan berdampak pada penentuan dosis yang efektif untuk mencapai konsentrasi terapetik sehingga dapat mempengaruhi indeks farmakokinetik dan farmakodinamik. Gen yang bertanggung jawab terhadap MDRST dan XDR Salmonella typhi yaitu: blaTEM-1, catA, dhfr1b, sul1, sul2, class 1 integron, gyrA dan gyrB, serta parC. Azitromisin dan Seftriakson menjadi pilihan terapi utama untuk terapi empiris pada demam tifoid. Adanya nilai MIC dan parameter farmakokinetik/farmakodinamik dapat digunakan untuk menginterpretasikan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik, yang dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam menyusun kebijakan penggunaan antibiotik

    Kajian Literatur: Study Design Dalam Farmakoepidemiologi Untuk Mengetahui Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik

    Get PDF
    Penelitian terkait resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat dilakukan dengan berbagai study design. Study design merupakan salah satu titik kritis dalam penelitian resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan dari study design yang digunakan dalam penelitian farmakoepidemiologi tentang resistensi bakteri terhadap antibiotik. Pencarian literatur dilakukan secara elektronik untuk artikel yang dipublikasikan tahun 2011 hingga 30 Juni 2021 pada basis data EBSCO, Plos One, Proquest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Kriteria inklusi meliputi original article dengan desain cohort (prospective dan retrospective), case control, cross-sectional dan ecological study; memiliki Digital Object Identifier (DOI); dipublikasi 10 tahun terakhir; serta mengunakan Bahasa Inggris. Artikel dalam bentuk review, tidak merupakan full text, dan artikel dengan jumlah sampel penelitian yang tidak jelas tidak disertakan dalam kajian ini. Artikel yang terkumpul dari 6 database sejumlah 209 artikel (EBSCO 45 artikel, Plos One 42 artikel, ProQuest 32 artikel, PubMed 68 artikel, ScienceDirect 19 artikel dan Google Scholar 3 artikel). Duplikasi artikel dieksklusi (29 artikel). Artikel tidak memenuhi kriteria inklusi (86 artikel), 64 artikel tidak relavan dengan tujuan penelitian, sehingga diperoleh 30 artikel dalam studi ini. Rancangan penelitian pada penelitian ini yaitu case-control (2 artikel), cohort-prospective (14 artikel), cohort-retrospective (5 artikel), cross-sectional (8 artikel) dan ecological study (1 artikel). Masing-masing rancangan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan desain studi dalam penelitian resistensi bakteri terhadap antibiotik dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian, jenis paparan yang diamati, jenis outcome serta tipe penelitian (comparative, correlative study) serta ketersediaan sumber daya dalam melakukan penelitian resistensi bakteri terhadap antibiotik

    Penggunaan Antivirus Remdesivir untuk Pasien COVID-19 dengan Kehamilan: Studi Literatur

    Get PDF
    COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang selanjutnya disebut SARS-CoV 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2). Terapi farmakologi yang diharapkan mampu mengatasi COVID-19 adalah pemberian antivirus. Remdesivir antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati COVID-19. Namun, Remdesivir belum memiliki cukup data tentang keefektifan dan keamanannya untuk terapi pasien COVID-19 dengan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini yaitu memuat informasi kajian literatur mengenai dosis pemberian, efek samping, dan rekomendasi pemberiannya dari berbagai artikel. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelaah artikel-artikel dan pedoman terapi yang relevan. Hasil kajian yang telah dilakukan, dosis Remdesivir sebagai antivirus adalah 200 mg melalui intravena pada hari pertama, diikuti dengan 100 mg melalui intravena pada hari berikutnya. Remdesivir memberikan efek samping seperti toksik pada hati hingga menyebabkan disfungsi hati, mual, gangguan gastrointestinal, diare, ruam kulit, disfungsi ginjal, sakit kepala, dan hipersensivitas. Penggunaan Remdesivir untuk pengobatan COVID-19 pada ibu hamil harus mempertimbangkan manfaat dan kemungkinan efek sampingnya, dikarenakan hingga saat ini belum dilakukan uji klinis terkait penggunaan pengobatan Remdesivir untuk COVID-19 pada kehamilan

    SOSIALISASI CEK KLIK (KEMASAN, LABEL, IZIN EDAR, KADALUARSA) UNTUK MENDUKUNG PENGGUNAAN OBAT DENGAN AMAN DAN CERMAT DI ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Masyarakat dapat mengetahui keamanan dan mutu obat, serta kesesuaiannya dengan keluhan yang diderita, dengan cara mencermati dengan baik informasi obat sebelum digunakan. Cek KLIK merupakan Slogan yang dicetuskan oleh BPOM yang merupakan singkatan dari Cek Kemasan, Label, Izin Edar, Kadaluarsa, dari obat maupun olahan pangan yang akan dikonsumsi. Namun sebagian masyarakat belum mengetahui dengan baik langkah-langkah Cek KLIK maupun pentingnya melakukan hal ini demi menjamin penggunaan obat dengan tepat dan aman. Pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi sediaan farmasi khususnya suplemen kesehatan demi menjaga imunitas dalam menghadapi pandemi. New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktifitas ekonomi sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemi. New normal diberlakukan di Indonesia sejak awal Juni 2020. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang aman, cermat, dan bermutu di masa new normal pandemi COVID-19, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi Cek KLIK sediaan obat

    Edukasi Penatalaksanaan Penyakit dan Pengelolaan Obat Secara Mandiri pada Era New Normal di Yayasan Pendidikan Dria Raba

    No full text
    Corona Virus Disease (Covid-19), which was declared as pandemic by the World Health Organization in March 2020, had a major impact on the entire world population, including people with disabilities. The aims of this activity were to provide information about the self-disease management of several diseases for blind people in the new normal era and provide information to caregivers at the Yayasan Pendidikan Dria Raba Bali regarding the management of medicines storage. This action was conduct-using audiobook for people with visual disabilities and banners for caregivers at the Yayasan Pendidikan Dria Raba. To measure the effectiveness of these activities was comparing pre-test and post-test score statistically with a 95% confidence level. This action was attended by 28 participant consist of 24 blind people and 4 caregivers. The results showed a significant increase between the pre-test and post-test scores of educational blind participants from 65 to 85 (p<0.05). The results showed a significant increase in the pre-test and post-test caregiver’s score from 74 to 91 (p<0.05). The education increase the knowledge of blind people and caregivers at the Dria Raba Education Foundation. Furthermore, other audiobook with various health topics for instance infection control needs to be created to improve the health quality of blind people

    Edukasi Perilaku Hidup Sehat di Era Normal Baru Menggunakan Audiobook bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra

    No full text
    COVID-19 and changes in the health order in the new normal era have led to health problems, especially in blind people. Blind people have more difficulty accessing and getting health information. Good quality education and providing information with appropriate media are very important to improve a healthy lifestyle in the new normal era. Education and information about the healthy lifestyle in a new normal era with an audiobook aimed to improve knowledge about the healthy lifestyle in the new normal era at Dria-Raba Foundation. The method in this activity was to provide knowledge about the healthy lifestyle in new-normal using the audiobook to 23 blind people at Dria-Raba Foundation. A pre-test and post-test were analyzed using the Wilcoxon signed-rank test to evaluate the efficacy of the audiobook. The result showed a significant increase in knowledge from a score of 70 to 80 (p<0.05), thus education using the audiobook for blind people at the Dria-Raba Foundation to increase knowledge about a healthy lifestyle in new-normal. To improve the health quality of blind people, various types of audiobooks on health topics can be created. ABSTRAK Adanya pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) dan perubahan tatanan kesehatan di era normal baru menyebabkan masalah terkait kesehatan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas sensorik netra menjadi semakin kompleks. Penyandang disabilitas sensorik netra sulit untuk mendapatkan akses dan informasi tentang kesehatan. Dukungan berupa edukasi dan pemberian informasi dengan media yang sesuai menjadi sangat penting untuk memperbaiki perilaku hidup sehat di era normal baru. Pemberian edukasi terkait perilaku hidup sehat di era normal baru dengan menggunakan audiobook bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para penyandang disabilitas sensorik netra di Yayasan Dria-Raba tentang perilaku hidup sehat di era normal baru. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu memberikan edukasi melalui audiobook kepada 23 orang penyandang disabilitas sensorik netra di Yayasan Dria-Raba. Untuk mengukur keberhasilan audiobook, dilakukan pre-test dan post-test yang kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed-rank test. Hasil uji menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan dari skor 70 menjadi 80 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi menggunakan audiobook bagi penyandang disabilitas sensorik netra di Yayasan Dria-Raba mampu meningkatkan pengetahuan para penyandang disabilitas sensorik netra tentang perilaku hidup sehat di era normal baru. Dalam hal meningkatkan kualitas kesehatan bagi para penyandang disabilitas sensorik netra, diharapkan dapat diciptakan berbagai audiobook dengan tema kesehatan lainnya

    Edukasi Kesehatan Reproduksi di Masa Pubertas dengan Menggunakan Media Unik bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra

    No full text
    Sex education for children with disabilities has been rarely getting attention from educated people. Lack of sex education made them tend to be easily manipulated thus they were often used as object of sexual harashment. The aims of this activity was to provide education using braille books as media to blind people on how to maintain the health of their reproductive organs and avoid various of sexual vilence. The implementation of this activities was using a Small Group Discussion (SGD) for 24 blind people at Yayasan Pendidikan Dria Raba. The questionnaire was used to evaluate the success of providing the education by measuring the level of knowledge through pre-test and post-test scores. The activity result shows that the provision of education using Braille books increased the knowledge of blind people at Yayasan Pendidikan Dria Raba. The median (minimum-maximum) pre-test and post-test scores were 65 (30-80) and 85 (50-100), respectively. Education using Braille books for bind people was able to increase knowledge about how to maintain the health of their reproductive organs and avoid sexual harassment or violence. In order to improve the quality of health for blind people, it is hoped that various Braille books with other health themes can be created

    Antibiotic consumption and resistance: a 3-years ecological study for four critical groups of bacteria in a general regional hospital

    No full text
    Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Escherichia coli, and Klebsiella pneumoniae are the most critical groups of multi-drug resistant (MDR) bacteria that cause a threat in hospitals. This study identified the trend of antibiotic consumption, antibiotic resistance pattern, and the relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance in a critical group of bacteria in a general regional hospital. This ecological study was based on retrospective data from inpatient databases in a general regional hospital over three years (2017-2019). The trend for annual antibiotic consumption over 2017-2019 was defined as defined daily doses/100 bed-days. The relationship between total antibiotic consumption and the percentage of antibiotic resistance among four isolated critical bacteria was explored in time series analysis and linear regression. The most frequently used antibiotic was ampicillin (220.33 DDD/100 bed-days), ciprofloxacin (126.86 DDD/100 bed-days), and ampicillin-sulbactam (126.34 DDD/100 bed-days). There was a significant relationship between antibiotic consumption (ampicillin, ampicillin-sulbactam, ceftazidime, gentamicin, amikacin, and ciprofloxacin) in DDD/100 bed-days and antibiotic resistance in E. coli, K. pneumoniae, and P. aeruginosa (p<0.05) but not statically significant in A. baumannii (p=0.062). The annual usage fluctuated or remained stable, with no statistically significant trends change. The relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance was significant in three out of four critical groups of bacteria

    Antibiotic consumption and resistance: a 3-years ecological study for four critical groups of bacteria in a general regional hospital

    Get PDF
    Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Escherichia coli, and Klebsiella pneumoniae are the most critical groups of multi-drug resistant (MDR) bacteria that cause a threat in hospitals. This study identified the trend of antibiotic consumption, antibiotic resistance pattern, and the relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance in a critical group of bacteria in a general regional hospital. This ecological study was based on retrospective data from inpatient databases in a general regional hospital over three years (2017-2019). The trend for annual antibiotic consumption over 2017-2019 was defined as defined daily doses/100 bed-days. The relationship between total antibiotic consumption and the percentage of antibiotic resistance among four isolated critical bacteria was explored in time series analysis and linear regression. The most frequently used antibiotic was ampicillin (220.33 DDD/100 bed-days), ciprofloxacin (126.86 DDD/100 bed-days), and ampicillin-sulbactam (126.34 DDD/100 bed-days). There was a significant relationship between antibiotic consumption (ampicillin, ampicillin-sulbactam, ceftazidime, gentamicin, amikacin, and ciprofloxacin) in DDD/100 bed-days and antibiotic resistance in E. coli, K. pneumoniae, and P. aeruginosa (p<0.05) but not statically significant in A. baumannii (p=0.062). The annual usage fluctuated or remained stable, with no statistically significant trends change. The relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance was significant in three out of four critical groups of bacteria
    corecore