9 research outputs found

    Pengaruh Konsumsi Ikan dan Hasil Pertanian terhadap Kadar Hg Darah

    Full text link
     Hg compounds  are toxic to human beings and may cause permanent disorder when exposing in suffcient quantities and periods. Amalgamation  is a gold mining processing techniques with Hg as gold binding. Tailing waste still contain Hg. Discarding without removal treatment may contaminate soil and groundwater. This study determined the association of fish consumption and agricultural products consumption to blood Hg level. This was a cross-sectional study with 3-in consecutive-day recall to measure fish consumption and agricultural consumption. There was association between fish consumption (p=0,0001), staple consumption (p=0,002), vegetable consumption (p=0,001), tubers consumption (p=0,002), and fruits consumption and (p=0,002) with blood Hg levels.

    Konsumsi Ikan dan Hasil Pertanian terhadap Kadar Hg Darah

    Full text link
    Hg bersifat toksik untuk makhluk hidup dan menimbulkan kerusakan tubuh permanen bila memajan dalam jumlah cukup dalam waktu lama. Amalgamasi adalah teknik pengolahan emas pada tambang tradisional yang dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan Hg sebagai pengikat emas. Limbah tailing yang masih mengandung Hg dibuang tanpa dilakukan pengolahan lebih dulu, sehingga mencemari tanah dan air tanah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan tingkat konsumsi ikan dan konsumsi hasil pertanian terhadap kadar Hg darah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat konsumsi ikan dan konsumsi hasil pertanian terhadap kadar Hg darah masyarakat. Metode penelitian survei menggunakan desain belah lintang. Recall makanan selama 3 hari tidak berurutan digunakan untuk mengukur tingkat konsumsi ikan dan hasil pertanian masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi ikan (p=0,0001), konsumsi makanan pokok (p=0,002),konsumsi sayuran (p=0,001), konsumsi umbi-umbian (p=0,002), dan konsumsi buah-buahan (p=0,002) dengan kadar Hg darah. Simpulan penelitian adalah variabel yang berhubungan dengan kadar Hg darah adalah konsumsi ikan, konsumsi makanan pokok, konsumsi sayuran, konsumsi umbi-umbian, dan konsumsi buah-buahan.Hg is toxic to living organisms and cause permanent damage to the body when exposing in considerable numbers in a long time. Amalgamation is a gold processing technique on traditional mining community undertaken by utilizing Hg as gold binder. Tailings still contain Hg discharged without treatment first performed, thus contaminating the soil and groundwater. Problem in this study was how the correlation between fish consumption and consumption of agricultural products against blood Hg levels of community. The purpose was to determine the correlation between fish consumption and consumption of agricultural products against blood Hg levels of society. Survey method used a cross sectional design. Recall of food for 3 consecutive days used to measure the level of fish consumption and agricultural communities. The results showed that there were relationship between fish consumption (p=0.0001), a staple food consumption (p=0.002), vegetable consumption (p=0.001), consumption of tubers (p=0.002), and consumption of fruits (p=0.002) with blood Hg level. The conclusion, variables associated with blood Hg levels were consumption of fish, the staple food consumption, vegetable consumption, consumption of tubers, and fruits consumption

    HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH, VOLUME KONTAINER DAN FAKTOR PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes sp.

    Get PDF
    Kelurahan Kertasari merupakan kelurahan dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciamis. Kejadian DBD berkaitan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah, volume kontainer dan faktor perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik Aedes sp.. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Metode yang digunakan untuk mengamati keberadaan jentik pada kontainer yaitu dengan cara visual larva. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran, observasi dan wawancara. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 356 rumah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik diantaranya suhu udara (p = 0,017) dan OR = 1,766, keberadaan kawat kasa (p = 0,039) dan OR = 2,084 dan frekuensi menguras kontainer (p = 0,008) dan OR = 1,636. Tingkat kepadatan jentik di wilayah Kelurahan Kertasari yaitu 35,1%. Variabel lain yang diteliti namun tidak berhubungan dengan keberadaan jentik diantaranya intensitas cahaya, kelembaban, perilaku menaburkan bubuk larvasida. Upaya pengendalian jentik yang dapat dilakukan masyarakat yaitu menambah jendela dan ventilasi pada dinding kamar mandi, memasang kawat kasa pada setiap lubang ventilasi dan rutin menguras kontainer minimal seminggu sekali

    HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN SKABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    Scabies is a skin disease where this disease is included in the environment-based disease. In Indonesia, scabies is commonly referred to as scabies or budukan. Scabies is a skin disease caused by parasites. Scabies is caused by mites or tiny ticks of the species Sarcoptes scabiei hominis. Factors that contribute to the spread of scabies include an unhealthy environment, limited clean water, and poor personal hygiene. This study aims to determine the relationship between personal hygiene and environmental sanitation with the incidence of scabies in the work area of the Salawu Health Center. This study uses a case control design. Data analysis in this study used the chi square test with a total sample of 144 including 48 case samples and 96 control samples. The results showed that there was a significant relationship between personal hygiene, namely skin hygiene, hand, foot and nail hygiene, hair hygiene, and genital hygiene with a value (p=0.000) and the incidence of scabies. The results showed that there was a relationship between ventilation (p=0.003), lighting (p=0.001), and the physical quality of clean water (p=0.002) with the incidence of scabies. Advised to people maintain good personal hygiene and maintain environmental sanitation. For health service workers, it is hoped that they can provide counseling to the surrounding community regarding material regarding scabies and how to prevent it

    TINJAUAN BAKTERIOLOGIS DAN PEMANFAATAN AIR SUMUR GALI OLEH MASYARAKAT DI AREA ROB KELURAHAN TANJUNG MAS KECAMATAN SEMARANG UTARA

    Get PDF
    Penelitian dilakukan pad November-Desember 1998. tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran sumurgali ditinjau secara bakteriologis. Metode survei dilakukan pada penelitian ini dengan pendekatan cross sectional dan analisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kandungan Coliform sp ada pada klima sampel dengan 4 sampel jumlahnya melebihi standar baku mutu air bersih. Bakteri patogen yang teridentifikasi adalah Escherichia coli pada kelima sampel serta salmonella sp pada 3 sampel lainnya. Keberadaan Escherichia coli tidak dapat menunjukkan sebagai indikator keberadaan bakteri patogen dalam perairan. Salinitas, pH dan suhu pada penelitian ini tidak menunjukkan hubungan terhadap keberadaan bakteri sevara kualitatif maupun kuantitatif. Perbedaan syarat fisik sumur gali tidak menunjukkan hubungan perbedaan keberadaan bakteri dalam perairan. Jarak sumur dari garis pantai pada penelitian ini menunjukkan hubungan dengan keberadaan salmonella sp. Perilaku kpenduduk beresiko terkena penyakit bawaan air. Perilaku lainnya berpotensi sebagai penyebab pencemaran sumur gali. Mencemari kondisi air sumur gali maka sebaiknya tidak mengkonsumsinya untuk keprluan sehari-hari. Perilaku higienen sanitasi prlu diperbaiki dengan pendidikan kesehatan masyarakat. Bahkan program transmigrasi perlu dipertimbangkan mengingat kondisi lingkungan yang sudah tidak layak huni. Kata Kunci: AIR SUMUR GAL

    FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT KOTA TASIKMALAYA

    Get PDF
    Diare adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sering disertai dengan kematian. Salah satu perilaku masyarakat di Jawa Barat khususnya masyarakat Kota Tasikmalaya adalah pemanfaatan kolam ikan sebagai tempat menampung feces sekaligus feces sebagai pakan ikan. Perilaku tersebut memberi kontribusi terhadap pencemaran air tanah oleh bakteri yang berasal dari feces. Kejadian diare di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 yaitu sebanyak 12.568 orang (42,74%), pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 16.835 orang (57,26%). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat di Kota Tasikmalaya. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 384 responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Rank Spearmans.  Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,827). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,015). Tidak ada hubungan jenis sumber air bersih dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,271). Tidak ada hubungan jarak sumur gali terhadap tempat pembuangan feces dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,110). Ada hubungan antara jenis tempat pembuangan feces dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,008). Saran kepada masyarakat agar menambah pengetahuan terkait faktor risiko kejadian diare dari berbagai media. Masyarakat juga disarankan memperhatikan tempat pembuangan feces dan perlu mengelola pembuangan feces pada septic tank

    ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CIPINANG BESAR UTARA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

    Get PDF
    Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Salah satu wilayah kerja puskesmas yang memiliki angka kasus TB tertinggi pada tahun 2020 yakni Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara dengan jumlah kasus 98 penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Jumlah sampel adalah 112 yang terdiri dari 56 kasus dan 56 kontrol. Teknik pengambilan sampel kelompok kasus secara acak sederhana (simple ramdom sampling) dan kelompok kontrol secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar persetujuan dan kuesioner. Data penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat variabel penelitian terdiri dari kontak dengan penderita TB (p value= 0,000, OR= 5,735), perilaku merokok di dalam anggota keluarga (p value= 0,035, OR= 2,464), dan kebiasaan menjemur kasur (p value= 0,005, OR= 3,545). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara adalah kontak dengan penderita TB, perilaku merokok di dalam anggota keluarga, kebiasaan menjemur kasu

    PENGENDALIAN KROMIUM (CR) YANG TERDAPAT DI LIMBAH BATIK DENGAN METODE FITOREMEDIASI

    No full text
    Motif dan warna batik dihasilkan dengan pewarna yang mengandung logam berat kromium (Cr). Industri batik secara umum tergolong usaha kecil dan menengah sehingga sebagian besar tidak mengolah limbah batik yang mengandung logam berat Cr. Tujuan penelitian ini adalah memberikan alternatif solusi dari dampak pencemaran Cr dengan memanfaatkan berbagai tumbuhan untuk menyerap Cr pada limbah batik. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan desain pre and post test. Tanaman air yang dipilih adalah enceng gondok (Eichornia crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes), dan kayambang (Salvinia cucullata) yang ditanam pada wadah yang berisi air limbah selama 5 hari. Konsentrasi Cr pada air limbah kelompok 1 menurun dari 0,0546 mg/l menjadi 0,0378 mg/l setelah diberi perlakuan dengan enceng gondok. Konsentrasi Cr pada air limbah kelompok 2 menurun dari 0,0488 mg/l menjadi 0,0315 mg/l setelah diberi perlakuan dengan kayambang. Konsentrasi Cr pada air limbah kelompok 1 menurun dari 0,0464 mg/l menjadi 0,0240 mg/l setelah diberi perlakuan dengan kayu apu. Hasil uji statistik dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan nilai p= 0,280 sehingga disimpulkan tidak ada perbedaan penyerapan Cr yang terdapat pada limbah batik pada jenis tanaman enceng gondok, kayu apu, dan kayambang.   Kata Kunci : Cr, Limbah batik, Fitoremediasi   Abstract Batik motifs and colors are produced with dyes containing heavy metal chromium (Cr). Batik industries is generally classified as small and medium enterprises, so most of them do not process batik waste containing heavy metal Cr. The purpose of this research was to provide alternative solution from Cr pollution impact by utilizing various plants to absorb Cr in batik waste. This research was a quasi experiment with pre and post test design. The selected aquatic plants were water hyacinth or “enceng gondok” (Eichornia crassipes), “kayu apu” (Pistia stratiotes), and “kayambang” (Salvinia cucullata). They were grown in containers containing waste water for 5 days. The Cr concentration in wastewater of group 1 decreased from 0.0546 mg/l to 0.0378 mg/l after being treated with water hyacinth. The Cr concentration in wastewater of group 2 decreased from group 2 from 0.0488 mg/l to 0.0315 mg/l after being treated with “kayambang”. The Cr concentration in wastewater of group 3 decreased from 0.0464 mg/l to 0.0240 mg/l after being treated with “kayu apu”. Statistical test with Kruskal Wallis test showed that p = 0,280. It was concluded that there were no difference in Cr absorbtion among water hyacinth, kayambang and kayu apu

    Pengelolaan Feces Sebagai Pencegahan Penularan Covid-19

    Get PDF
    Isu kesehatan di tengah pandemi Covid-19 selalu menjadi bagian yang terus diperhatikan, mengingat semua negara dan masyarakat dunia berusaha untuk memutus rantai penyebaran Covd-19 ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, selain membiasakan menggunakan masker dan menjaga jarak, adalah dengan pengelolaan limbah domestik (khususnya feses) yang baik dan tepat. Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya menjadi salah satu kecamatan yang memiliki permasalahan yang sebagian rumah tangganya tidak memiliki pengelolaan feses yang baik. Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaa kegiatan ini adalah partisipatory rural appraisal (PRA), dengan menggunakan metode pelatihan, brainstorming, dan demonstrasi. Dalam pelaksanaannya, masyarakat diberikan edukasi mengenai prinsip pengelolaan feses yang baik tepat, sebagai salah stau pendukung pencegahan penularan Covid-19. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah masyarakat memiliki harapan besar dalam peningkatan sanitasi dan akses kebersihan. Salah satu indikatornya adalah didukung dengan kesiapan warga masyarakat untuk tidak membuang limbah feses ke sungai, dan dialihkan ke septic tank komunal
    corecore