48 research outputs found

    Sistem Sensor Estimasi Tingkat Kematangan Buah Stroberi Berdasarkan Kecerahan Warna Merah

    Get PDF
    Seleksi tingkat kematangan pada buah stroberi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Tingkat kematangan dalam panen merupakan faktor paling penting yang menentukan kualitas buah. Stroberi yang telah matang optimal memiliki banyak kandungan nutrisi. Sensor tingkat kematangan stroberi telah dibuat berdasarkan kecerahan warna merah pada permukaan kulit stroberi. Sistem sensor dirancang dengan menggunakan Light Dependent Resistor (LDR) sebagai sensor intensitas cahaya dan Light Emitting Diode (LED) sebagai sumber cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan stroberi dengan menggunakan tiga derajat warna merah, yaitu light-red, fresh-red dan black-red untuk membedakan tingkat kematangan buah stroberi. Nilai tingkat kematangan untuk light-red 671,2, fresh-red 709,05 dan black-red 777,5. Hasil menunjukkan bahwa sensor dapat mendeteksi tingkat kematangan stroberi dengan presisi 93,3%. Dengan demikian, sensor tingkat kematangan stroberi dapat direalisasikan

    Pemanfaatan Limbah Penyulingan Daun Nilam Sebagai Bahan Bakar Alternatif Melalui Pembuatan Briket

    Get PDF
    Limbah atau ampas penyulingan daun nilam merupakan biomass atau limbah organik yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternative. Selain meminimalkan pencemaran akibat sulfur , pembuatan briket ini dapat memberikan nilai tambah yaitu : bahan baku dari limbah serta nilai kalor yang lebih tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada proses penyulingan daun nilam.Tujuan dari progam ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada para petani nilam tentang pembuatan briket dari limbah penyulingan daun nilam. Program kegiatan mahasiswa ini dilaksanakan selama 6 (enam ) bulan di kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Kegiatan ini di bagi menjadi beberapa tahap, tahap pertama orientasi lapangan dilaksanakan pada bulan maret, tahap kedua penyuluhan dilaksanakan pada bulan April, tahap ketiga pelatihan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni, tahap ke empat evaluasi dilaksanaklan pada bulan Juli. Tahap ke lima dilaksanakan pada bulan Agustus. Limbah sisa penyulingan daun nilam selain dapat dipergunakan untuk membuat pestisida nabati, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hasil pelatihan pembuatan briket ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat petani dan penyuling daun nilam cara mengatasi masalah limbah sisa penyulingan dan memperoleh manfaat dari limbah tersebut. Kata Kunci : limbah, nilam, brike

    Pemanfaatan Citra Digital Elevation Model (Dem) untuk Studi Evolusi Geomorfologi Gunung Api Merapi Sebelum dan Setelah Erupsi Gunung Api Merapi 2010

    Full text link
    Gunung api Merapi adalah satu dari gunungapi teraktif di dunia. Erupsi G.Merapi sepanjang 26 Oktober hingga 4 November 2010 menyebabkan banyak korban dan Perubahan morfologi yang signifikan di sekitar tubuh gunung api. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Perubahan morfologi karena erupsi. Daerah penelitian berada di lereng selatan G.Merapi, khususnya pada bagian channel dan overbank Kali Gendol. Maksud dari penelitian evolusi geomorfologi G. Merapi ini adalah mengetahui Perubahan geomorfologi yang terjadi akibat erupsi G. Merapi 2010 . sedangkan tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi geologi setelah erupsi G. Merapi 2010, Perubahan pola kontur setelah erupsi G. Merapi 2010, dan Perubahan pola penyaluran setelah erupsi G. Merapi 2010. Pada penelitian ini, kami menggunakan DEM pada tanggal 6 Oktober 2010 dan 9 November 2010 untuk membandingkan dan menganalisis kondisi sebelum dan setelah erupsi. Penelitian mengombinasikan hasil pengolahan data Digital Elevation Model (DEM) multitemporal, yaitu DEM sebelum erupsi dan DEM sesudah erupsi dan data lapangan berupa data litologi dan morfologi untuk menganalisis peta geomorfologi, mendeterminasi Perubahan elevasi, peta pola penyaluran sebelum dan setelah erupsi, , dan peta kontur sebelum dan setelah erupsi. Setelah itu, dibuat analisis Perubahan jarak kontur pada tiap satuan geomorfologi, analisis fluktuasi Perubahan elevasi pada tiap satuan geomorfolgi, dan analisis Perubahan azimuth aliran sungai pada tiap satuan geomorfologi. Berdasarkan hasil pengolahan DEM dan data lapangan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan litologi yaitu Satuan Kubah Lava dan Satuan Piroklastik. Kemudian, daerah penelitian juga dapat dibagi menjadi 6 satuan geomorfologi pada DEM sesudah erupsi, yaitu Satuan Dataran, Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah, Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah-Kuat, Satuan Perbukitan Bergelombang Kuat, Satuan Perbukitan Berlereng Curam, dan Satuan Pegunungan Berlereng Sangat Curam. Dari hasil analisis pola kontur dan pola aliran sungai didapat bahwa arah displacement sesuai kontur menurun pada model tidak sepenuhnya sama dengan arah displacement material erupsi G. Merapi. Hal ini dikarenakan massa jenis yang tidak rata akibat transportasi material tersebut, faktor morfologi asal, dan rekayasa manusia (rumah-rumah penduduk yang menjadi barrier aliran piroklastik)

    Estimation of Seismic Ground Motion and Shaking Parameters Based on Microtremor Measurements at Palu City, Central Sulawesi Province, Indonesia

    Get PDF
    In this study, we estimated the seismic ground motion parameters based on microtremor measurements at Palu City. Several earthquakes have struck along the Palu-Koro Fault during recent years. The USGS epicenter, magnitude Mw 6.3 event that occurred on January 23, 2005 caused several casualties. We conducted a microtremor survey to estimate the strong ground motion distribution during the earthquake. From this survey we produced a map of the peak ground acceleration, velocity, seismic vulnerability index and ground shear strain maps in Palu City. We performed single observations of microtremor at 151 sites in Palu City. We also conducted 8-site microtremors array investigation to gain a representative determination of the soil condition of subsurface structures in Palu City. From the array observations, Palu City corresponds to relatively soil condition with Vs ≤ 300 m/s, the predominant periods due to horizontal vertical ratios (HVSRs) are in the range of 0.4 to 1.8 s and the frequency are in the range of 0.7 to 3.3 Hz. Strong ground motions of the Palu area were predicted based on the empirical stochastic green's function method. Peak ground acceleration and velocity becomes more than 400 gal and 30 kine in some areas, which causes severe damage for buildings in high probability. Microtremor survey results showed that in hilly areas had low seismic vulnerability index and ground shear strain, whereas in coastal alluvium was composed of material having a high seismic vulnerability and ground shear strain indication

    Uji Kinerja Burner dan Tabung Reaktor Flame Untuk Proses Spray Pyrolysis

    Get PDF
    Abstract   PERFORMANCE EVALUATION OF BURNER AND THE REACTOR TUBE OF FLAME FOR A SPRAY PYROLYSIS PROCESS. Flame spray pyrolysis is a versatile process in the syntheses of various functional materials. This work reports the performance of a diffusion flame built from a coaxial burner and a Pyrex-glass tube reactor with respect to the relatively low propane flow rates (0.1-0.8 L/min). The burner comprised of three cylindrically tubes with three inlets for fuel (propane), oxidant (oxygen) and precursor aerosol. Three flame parameters were measured, i.e. the flame height, flame temperature and reactor temperature profile, respectively. The test results showed the increase of the flame height and temperature with increasing of propane flow rate. The temperature profile measurements showed the decreasing as the height above burner increased; and temperature profile increased at the increasing propane flow rate. The reactor temperature was in the range of 36-190°C at low propane flow rates of 0.1-0.8 L/min. In conclusion, control of flame process parameters could be conducted by controlling of propane flow rate.   Keywords: diffusion flame burner; spray pyrolysis; flame reactor; electronic material syntheses     Abstrak   Pirolisis flame spray merupakan proses yang banyak digunakan untuk keperluan sintesis bahan-bahan fungsional. Makalah ini melaporkan kinerja sebuah reaktor flame difusi yang dibangun dari sebuah pembakar (burner) dan tabung reaktor silinder. Pembakar dibangun dari tiga buah silinder stainless steel yang dipasang koaksial sebagai saluran bahan bakar propana, oksidator oksigen dan aerosol prekursor. Tiga parameter proses flame yang diuji adalah tinggi flame, temperatur flame dan profil temperatur tabung reaktor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seiring kenaikan laju alir propana, tinggi dan temperatur flame meningkat. Pengukuran profil temperatur menunjukkan penurunan seiring kenaikan posisi dari ujung-atas pembakar; dan temperatur profil reaktor meningkat seiring dengan kenaikan laju alir propana. Temperatur reaktor berkisar 36-190°C pada laju alir propana rendah 0,1-0,8 L/min. Dapat disimpulkan bahwa pengontrolan parameter-parameter proses flame dapat dilakukan dengan pengaturan laju alir propana.   Kata kunci: diffusion flame burner; proses spray pyrolysis; reaktor flame; sintesis bahan elektroni

    Cardiac Performance by Echocardiography, Cardiovascular Biomarker, Kidney Function, and Venous Oxygen Saturation as Mortality Predictors of Septic Shock

    Get PDF
    Background: cardiac function in patients with septic shock at the cellular level can be assessed by measuring troponin I and NT Pro BNP levels. Venous oxygen saturation is measured to evaluate oxygen delivery and uptake by organ tissue. Our study may provide greater knowledge and understanding on pathophysiology of cardiovascular disorder in patients with septic shock. This study aimed to evaluate the roles of echocardiography, cardiovascular biomarkers, venous oxygen saturation and renal function as predictors of mortality rate in patients with septic shock. Methods: this is a prospective cohort study in patients with infections, hypotension (MAP 2 mmol/L. On the first and fifth days, septic patients underwent echocardiography and blood tests. Statistical analysis used in our study included t-test or Mann-Whitney test for numeric data and chi-square test for nominal data of two-variable groups; while for multivariate analysis, we used Cox Regression model. Results: on 10 days of observation, we found 64 (58%) patients died and 47 (42%) patients survived. The mean age of patients was 48 (SD 18) years. Patients with abnormal left ventricular ejection fraction (LVEF) had 1.6 times greater risk of mortality than those with normal LVEF (RR 1.6; p = 0.034). Patients with abnormal troponin I level showed higher risk of mortality as many as 1.6 times (RR: 1.6; p = 0.004). Patients with impaired renal function had 1.5 times risk of mortality (RR 1.5; p = 0.024). Patients with abnormal troponin I level and/or impaired renal function showed increased mortality risk; however, those with normal troponin I level and impaired renal function also showed increased mortality risk. Multivariate analysis revealed that left ventricular ejection fraction and troponin I level may serve as predictors of mortality in patients with septic shock. (HR 1.99; 95% CI: 1.099  ̶  3.956 ; p = 0.047 and HR: 1.83 ; 95%CI: 1.049  ̶ 3,215 ; p = 0.043). Conclusion: left ventricular ejection fraction and biomarkers such as troponin I level are predictors of mortality in septic shock patients

    Performance optimization of sulfur dioxide (So2) desulfurization by oil palm-based activated carbon using box-behnken design

    Get PDF
    Sulfur dioxide (SO2) emission into the atmosphere brought by the burning of fossil fuels in the industries posed significant negative effects on the environment and human beings. Adsorption using activated carbon from agricultural wastes is a viable method commonly used to counter this major problem. SO2 breakthrough experiment was conducted on a fixed bed reactor using oil palm empty fruit bunch activated carbon. The sorbent utilized in this study was characterized via N2 adsorption-desorption isotherm, field emission scanning electron microscopy, and Fourier transform infrared spectroscopy. Three parameters, i.e., reaction temperature, inlet SO2 concentration, and adsorbent dosage, were optimized using Box-Behnken Design. The highest SO2 removal was obtained at 70 °C, 2000 ppm of SO2, and 1 g of adsorbent with adsorption capacity of approximately 1101 mg SO2 /g activated carbon. The developed model was validated using Analysis of Variance (ANOVA), and good agreement between predicted and actual values was obtained. Inlet SO2 concentration, adsorbent dosage, the interaction between these two parameters, and all quadratic terms were found to be significant factors, with adsorbent dosage being most significant based on its highest F-value

    Ch. 6. Critical Systems Heuristics: The Idea and Practice of Boundary Critique

    Get PDF
    Critical systems heuristics (CSH) is a framework for reflective professional practice organised around the central tool of boundary critique. This chapter, written jointly by the original developer, Werner Ulrich, and Martin Reynolds, an experienced practitioner of CSH, offers a systematic introduction to the idea and use of boundary critique. Its core concepts are explained in detail and their use is illustrated by means of two case studies from the domain of environmental planning and management. A particular focus is on working constructively with tensions between opposing perspectives as they arise in many situations of professional intervention. These include tensions such as ‘situation’ versus ‘system’, ‘is’ versus ‘ought’ judgements, concerns of ‘those involved’ versus ‘those affected but not involved’, stakeholders’ ‘stakes’ versus ‘stakeholding issues’, and others. Accordingly, boundary critique is presented as a participatory process of unfolding and questioning boundary judgements rather than as an expert-driven process of boundary setting. The paper concludes with a discussion of some essential skills and considerations regarding the practice of boundary critique
    corecore