9 research outputs found

    KAJIAN JALUR EVAKUASI BENCANA GEMPA BUMI BERPOTENSI TSUNAMI BERBASIS MASYARAKATRN(STUDI KASUS KECAMATAN KUTA ALAMRNKOTA BANDA ACEH )

    Get PDF
    ABSTRAKGempa bumi 11 April 2012 berkekuatan 8,5 SR memicu terjadinya pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam dalam usaha menyelamatkan diri, ribuan masyarakat bergerak untuk mencapai tempat aman dalam waktu yang sesingkat-singkatnya demi terhindar dari bencana. Pergerakan masyarakat tersebut dideskripsikan dalam bentuk peta pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh, data pergerakan didapat dari kuesioner dan wawancara dengan masyarakat serta pihak terkait. Peta pergerakan masyarakat dan peta tematik beserta informasi lainnya dianalisis untuk mendapatkan peta awal jalur evakuasi Kecamatan Kuta Alam. Selanjutnya dilakukan observasi dilapangan dengan membandingkan kondisi eksisting dengan peta awal tersebut guna mendapatkan titik evakuasi dan peta jalur evakuasi bagi masyarakat Kecamatan Kuta Alam. Pada penelitian ini di gunakan ArcGIS 10 untuk menggabarkan peta-peta tersebut. Titik evakuasi Kecamatan Kuta Alam adalah kawasan di sepanjang Jalan T. H. Bendahara di Kuta Alam, Jalan Keuchik Saman di Beurawe dan Jalan terusan T. P. Nyak Makam di Pango. Direkomendasikan sepuluh jalur evakuasi untuk mencapai titik-titik evakuasi tersebut: (1.) Mainun Saleh-T. P. Polem-T. H. Bendahara (2.) Kuta Lam Panah-Pocut Meurah Insuen I-Bakti-Chik Kuta Karang-T. H. Bendahara (3.) T. Diblang/Teratai-Tgk. Hasyim Banta Muda-Darma-T. Malem I-T. H. Bendahara (4.) Al Ikhlas-Kenanga-Bahtera-Kasturi-Potemerehom-T. H. Bendahara (5.) Syiah Kuala-T. Hasan Dek-Keuchik Saman (6.) Anggur-Semangka-Kartika-Keuchik Amin-Keuchik Saman (7.) Cermai-Beringin-Kowera I-Cut Makmun-Keuchik Saman (8.) Ayah Gani-DR. T. Syarief Thayeb-T. Iskandar-Terusan T. P. Nyak Makam (9.) Mujahiddin-Tanggul-Stadion-T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam dan (10.) T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam.Kata Kunci: gempa bumi, titik evakuasi, jalur evakuasi, peta pergerakan masyarakat, peta jalur evakuas

    Perencanaan Sistem Penangan Masalah Sampah Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah (Studi Kasus)

    Get PDF
    Subjek perencanaan sistem pengelolaan masalah sampah adalah tingkat timbulan sampah, dengan pengertian bahwa yang menjadi sumber sampah adalah daerah pemukiman, pasar, toko,daerah industri dan berbagai sumber lainnya. Total produksi sampah pada saat ini (tahun 2003) adalah 160,9 m3/hari. Dari total tersebut hanya 56 m3/hari (34,80 %) saja yang dapat dilayani oleh dinas Kebersihan dan Ketertiban, selebihnya dikelola sendiri oleh penduduk secara swakelola dengan cara dibakar, ditanam atau dihuang ke sungai. Kurangnya kinerja dan peralatan persampahan adalah salah satu sebab dari permasalahan ini

    VIDEO FAIRY TALES AS A MEDIA FOR DISASTER MITIGATION IN PRIMARY SCHOOL AGE CHILDREN

    No full text
    Every time a disaster occurs, one of the groups that becomes victims is children, both as victims of death and victims of injuries. Children who have survived a disaster are the group that suffers the most, they suffer the trauma of the disaster and a deep sense of loss. Therefore, disaster mitigation for children, especially primary school age children, is very important so that they are prepared to face the threat of disasters. The vast territory of Indonesia with a variety of disaster threats faced demands creative ideas so that disaster mitigation messages reach Indonesian children, one of which is the use of fairy tale videos. This study aims to find out the extent to which fairy tales can be used as a disaster mitigation media in developing the readiness of primary school children to face the threat of disaster. This research applies library research methods or literature review to the results of studies and relevant scientific publications. From this study, it shows that video media can significantly influence children's knowledge and attitudes. Disaster mitigation messages that are packaged in the form of fairy tale videos are able to attract the interest of children who are ultimately expected to build their preparedness in facing the threat of disaster

    Pendidikan Mitigasi Bencana Berbasis Lingkungan Masyarakat Terhadap Jalur Evakuasi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami (Studi Kasus Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh)

    Get PDF
    Gempa bumi 11 April 2012 berkekuatan 8,5 SR memicu terjadinya pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam dalam usaha menyelamatkan diri, ribuan masyarakat bergerak untuk mencapai tempat aman dalam waktu yang sesingkat-singkatnya demi terhindar dari bencana. Pergerakan masyarakat tersebut dideskripsikan dalam bentuk peta pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh, data pergerakan didapat dari kuesioner dan wawancara dengan masyarakat serta pihak terkait. Peta pergerakan masyarakat dan peta tematik beserta informasi lainnya dianalisis untuk mendapatkan peta awal jalur evakuasi Kecamatan Kuta Alam. Selanjutnya dilakukan observasi dilapangan dengan membandingkan kondisi eksisting dengan peta awal tersebut guna mendapatkan titik evakuasi dan peta jalur evakuasi bagi masyarakat Kecamatan Kuta Alam. Pada penelitian ini di gunakan ArcGIS 10 untuk menggabarkan peta-peta tersebut. Titik evakuasi Kecamatan Kuta Alam adalah kawasan di sepanjang Jalan T. H. Bendahara di Kuta Alam, Jalan Keuchik Saman di Beurawe dan Jalan terusan T. P. Nyak Makam di Pango. Direkomendasikan sepuluh jalur evakuasi untuk mencapai titik-titik evakuasi tersebut: (1.) Mainun Saleh-T. P. Polem-T. H. Bendahara (2.) Kuta Lam Panah-Pocut Meurah Insuen I-Bakti-Chik Kuta Karang-T. H. Bendahara (3.) T. Diblang/Teratai-Tgk. Hasyim Banta Muda-Darma-T. Malem I-T. H. Bendahara (4.) Al Ikhlas-Kenanga-Bahtera-Kasturi-Potemerehom-T. H. Bendahara (5.) Syiah Kuala-T. Hasan Dek-Keuchik Saman (6.) Anggur-Semangka-Kartika-Keuchik Amin-Keuchik Saman (7.) Cermai-Beringin-Kowera I-Cut Makmun-Keuchik Saman (8.) Ayah Gani-DR. T. Syarief Thayeb-T. Iskandar-Terusan T. P. Nyak Makam (9.) Mujahiddin-Tanggul-Stadion-T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam dan (10.) T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam. Kata Kunci: Gempa Bumi, Jalur Evakuasi, dan Peta Pergerakan Masyarakat 11 April 2012 an earthquake measuring 8.5 Richter Scale triggered the Kuta Alam sub-district movement of people in an attempt to save himself, thousands of people move to reach a safe place in the shortest possible time in order to avoid disaster. The movement of the people described in the form of a map of the movement of the Kuta Alam sub-district of Banda Aceh, the movement of data obtained from questionnaires and interviews with the public and stakeholders. Map the movement of people and thematic maps along with other information are analyzed to obtain initial evacuation route map Kuta Alam sub-district. Further field observations conducted by comparing the existing condition with the initial map in order to obtain the evacuation point and evacuation route maps for the Kuta Alam sub-district. This research used ArcGIS 10 to illustrate the maps. Evacuation point Kuta Alam sub-district is the area along Jalan T. H. Bendahara in Kuta Alam, Jalan Keuchik Saman in Beurawe and Jalan Terusan T. P. Nyak Tomb in Pango. Ten recommended evacuation routes to reach evacuation points are: (1.) Mainun Saleh-T. P. Polem-T. H. Bendahara (2.) Kuta Lam Panah-Pocut Meurah Insuen I-Bakti-Chik Kuta Karang-T. H. Bendahara (3.) T. Diblang/Teratai-Tgk. Hasyim Banta Muda-Darma-T. Malem I-T. H. Bendahara (4.) Al Ikhlas-Kenanga-Bahtera-Kasturi-Potemerehom-T. H. Bendahara (5.) Syiah Kuala-T. Hasan Dek-Keuchik Saman (6.) Anggur-Semangka-Kartika-Keuchik Amin-Keuchik Saman (7.) Cermai-Beringin-Kowera I-Cut Makmun-Keuchik Saman (8.) Ayah Gani-DR. T. Syarief Thayeb-T. Iskandar-Terusan T. P. Nyak Makam (9.) Mujahiddin-Tanggul-Stadion-T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam dan (10.) T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam. Keywords: Earthquake, Evacuation Routes, and Maps the Movement of Peopl

    Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar

    No full text
    ABSTRACT Stunting (short) is chronic malnutrition which is characterized by a difference in the height of children who are shorter compared to children his age, this is a failure in child growth that is a problem in the world. According to the World Health Organization (WHO) stunting is a nutritional status measured based on the PB/U or TB/U index where in anthropometric standards of child nutritional status assessment, the measurement results are at the threshold (Z-score) reaching less than -2 standard deviations <-2 elementary school to -3 elementary school (short/stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). Riskesdas in 2018 showed improvements in nutritional status in toddlers in Indonesia, but for aceh area it is still ranked third largest in the category of proportion of nutritional status is very short and short. Factors that affect stunting incidence include BBLR, birth length, exclusive breastfeeding history, family income, education, number of family members, parenting patterns, incomplete immunization status, and family characteristics in the form of parental work, parental education and family economic status. Based on the preliminary study, researchers wanted to see an overview of the factors that can affect the incidence of stunting in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. Purpose to find out the picture of risk factors for stunting events in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta District Baro Aceh Besar Regency. This research is descriptive. The sample of this study is a total sampling of 29. Data collection uses questionnaires with interview techniques. Data analysis with univariate analysis. Result Of the 29 resporndens described that 58.6% were male toddlers, 62.1% were with low birth weight (< 2.5 kg), 31% were stunted, with 55.2% of mothers highly educated, 58.6% as housewives, while 58.6% of middle-educated fathers, 44.8% working self-employed, 65.5% of family income <2 million, 58.5% of highly knowledgeable mothers, 62.1% of toddlers' breast milk history is not exclusive and 69% of toddlers have a history of having ever suffered from ISPA disease. From the data above, it can be concluded that the risk factors for stunting are low birth weight, family income, exclusive breastfeeding history and history of ISPA disease in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. While variable gauges that cannot be used as a reference are the level of mother's work, father's education, and father's work. Keyword: Stunting, Risk Factors For Stunting, ToddlersABSTRAK Stunting (pendek) merupakan kurang gizi kronik yang ditandai dengan adanya perbedaan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya, hal ini merupakan suatu kegagalan pada pertumbuhan anak yang menjadi masalah didunia. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah status gizi yang diukur berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-score) mencapai kurang dari -2 standar deviasi <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia, namun untuk daerah aceh masih menduduki peringkat ketiga terbesar dalam kategori proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diantaranya BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Pola pengasuhan, status imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut maka peneliti ingin melihat gambaran dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tujuan Untuk mengetahui gambaran faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total sampling yaitu 29. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Analisis data dengan analisa univariat. Dari 29 respornden menggambarkan bahwa 58,6% dengan jenis kelamin balita laki-laki,  62,1% dengan Berat Badan lahir rendah, 31% yang mengalami stunting, dengan 55,2% ibu berpendidikan tinggi, 58,6% sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 58,6% ayah berpendidikan menengah, 44,8% bekerja wiraswasta, 65,5% pendapatan keluarga <2 juta, 58,5% ibu berpengetahuan tinggi, 62,1% riwayat ASI balita tidak eksklusif dan 69% balita memiliki riwayat pernah menderita penyakit ISPA. Dari data diatas dapat disimpulkan bahya yang menjadi faktor resiko terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah, pendapatan keluarga, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit ISPA pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan variable pengukur yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan yaitu tingkat pekerjaan ibu, pendidikan ayah, dan pekerjaan ayah. Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Eksklusif, Penyakit ISPA

    Penyuluhan Masyarakat Tentang Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Digampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar

    No full text
    ABSTRAK Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bayi, anak dan ibu. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masayarakat  ini yaitu penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan diberikan kepada 17 ibu-ibu yang hadir di Meunasah Intan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan lebih banyak dalam kategori sedang yaitu 94,1%. Sedangkan pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan menjadi naik dari sebelumnya yaitu 100% dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dalam kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan setempat dan Petugas kesehatan agar lebih berupaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian gizi yang baik pada balita. Kata Kunci: Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan  ABSTRACT Nutrition is an important part of health and development. Good nutrition has an effect on improving the health of infants, children and mothers. Inappropriate food consumption patterns have an impact on the emergence of various malnutrition. This service aims to increase mother's knowledge about nutrition for toddlers in Meunasah Intan Village, Krueng Barona Jaya District, Aceh Besar District. The method used in this community service is counseling about nutrition. Counseling was given to 17 women who were present at Meunasah Intan. Based on the results of the analysis that has been done, it can be seen that the mother's knowledge before counseling was more in the medium category, namely 94.1%. Meanwhile, mother's knowledge after counseling has increased from before, which was 100% in the high category. With these results it can be concluded that there is a positive influence in counseling activities on mother's knowledge about nutrition. It is hoped that the local Health Office and health workers will make more efforts to increase outreach activities that can increase mother's knowledge about the importance of giving good nutrition to toddlers. Keywords: Nutritional Status, Mother's Knowledge, Counselin

    Hubungan Berat Badan Lahir, Riwayat Asi Ekslusif Dan Riwayat Imunisasi Dengan Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar

    No full text
    ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of Riskesdas in 2013 there were 37.2% of children under five experienced stunting, this has increased compared to the results of Riskesdas in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight, history of exclusive breastfeeding, and history of immunization with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. This research method is analytic with a cross-sectional study approach. Sampling in this study was simple random sampling with a simple random technique carried out by taking cases to the respondent's house, with a sample size of 29 toddlers meeting the inclusion and exclusion criteria. Data analysis using chi-square test. The result of this research is that the birth weight of toddlers aged 0-59 months is mostly in the low birth weight category, namely 18 toddlers (62.1%). There is a relationship between birth weight and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). The history of exclusive breastfeeding for toddlers aged 0-59 months was mostly in the non-exclusive category, namely 18 toddlers (62.1%). There was a relationship between a history of exclusive breastfeeding and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Most of the immunizations for toddlers aged 0-59 months were in the incomplete category, namely 15 toddlers (51.7%). There is a relationship between immunization and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Conclusion: There is a relationship between a history of immunization, birth weight of children under five, and history of exclusive breastfeeding with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keywords: Stunting, Birth Weight, Immunization, Exclusive Breastfeeding     ABSTRAK  Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan lahir, riwayat asi ekslusif dan riwayat imunisasi dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random sampling dengan teknik acak sederhana dilakukan dengan mengambil kasus ke rumah responden, dengan besaran sampel sebanyak 29 balita memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yaitu berat badan lahir balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori Berat badan lahir rendah yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan berat badan lahir dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Riwayat asi ekslusif balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak ekslusif yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan riwayat asi ekslusif dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Imunisasi balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak lengkap yaitu 15 balita (51,7%). Ada hubungan imunisasi dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Kesimpulan: Ada hubungan antara riwayat imunisasi, BB lahir balita dan riwayat asi ekslusif dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Kata kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, Imunisasi, Asi Eksklusi

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Sosial Budaya Dan Penyakit Ispa Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar

    No full text
    ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of RISKESDAS in 2013 there were 37.2% of children under five who experienced stunting, this has increased compared to the results of RISKESDAS in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/  cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge level, family income, socio-cultural and respiratory infections with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. This research is in the form of observational analytic with a cross sectional approach. The sample of this study was 29 children aged 0-59 months obtained from the calculation of purposive sampling. Data analysis using chi square test. All children who experience stunting come from families with income below 2 million (48%), found a number of stunting children in mothers with low nutritional knowledge categories, namely 9 children (75%), it is also seen that all toddlers who experience stunting have a history of ARI (45). %). There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value 0.05. There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value 0.05 in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keyword: Stunting, Mother's Knowledge, Family Income, Respiratory Disease  ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, sosial budaya dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 29 orang anak usia 0-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Seluruh anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang berpenghasilan di bawah 2 juta (48%), ditemukan sejumlah anak stunting pada ibu dengan kategori pengetahuan gizinya rendah yaitu 9 anak (75%), terlihat pula seluruh balita yang mengalami stunting memiliki riwayat ISPA (45%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value 0,05. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value 0,05 di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.  Kata Kunci: Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit ISP
    corecore