3 research outputs found

    THE DEVELOPMENT INTEGRATED ENGLISH SYLLABUS FOR PHARMACY STUDENTS OF BENGKULU UNIVERSITY IN ACADEMIC YEAR 2021-2022

    Get PDF
    This study aimed to find out English skills that the student needs in Pharmacy classes at Bengkulu University and design the appropriate English syllabus for the students according to their needs. This research method applied research and development (R&D). The population of this research consisted of 350 Pharmacy students, 1 Pharmacy lecturer, 1 English lecturer and 2 Pharmacists. Random sampling was used to select a sample of 50 pharmacy students and the total sampling technique was to take 2 lecturers and 2 pharmacists. The data were collected from a questionnaire adapted from Jatmiko, S.B. (2016) and an interview. The researcher analyzed the data by counting the percentage. The results of this research showed that listening skills gained 23%, speaking skills gained 28%, reading skills gained 25% and writing skills gained 24%. From this data it can be seen that the highest percentage is in speaking, but the percentage among other skills is not much different. Therefore, it can be concluded that according to the results of data analysis, the syllabus is designed based on an integrated approach that has been validated and discussed with several experts. Based on the results of the data analysis, a syllabus was designed based on an integrated approach which has been validated and discussed with several experts. It is suggested that further researchers can develop English for pharmacy materials based on the integrated English syllabus from this stud

    ANALISIS PERBANDINGAN PROSPEK INVESTASI USAHA AIR MINERAL DENGAN PENDEKATAN CAPITAL BUDGETING (StudiKasus : Perusahaan Air Mineral CV. Bio KaryaIte AMDK dan Perusahaan Air Mineral KanadaRatuPersada di Provinsi Bengkulu)

    No full text
    Suatu keputusan perencanaan anggaran (capital budgeting) yang tepat merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan demi keberlanjutan investasi jangka pendek maupun panjang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membangun model matematika problem prospek investasi pada kasus usaha air mineral dengan pendekatan capital budgeting, dan menyelesaikan model matematika tersebut dengan pemrograman dinamis serta membandingkan prospek antar investasi usaha air mineral. Model matematika dibangun berdasarkan pengolahan studi dan divalidasi melalui data cash inflow dan cash outflow sebagai basis perhitungan keuntungan investasi 3 tahun kedepan dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Data dipakai untuk memproyeksikan prospek tiga tahun kedepan dengan mempertimbangkan tingkat inflasi. Implementasi capital budgeting pada data yang diproyeksikan menghasilkan payback period sebagai basis sehingga diperolehnya keuntungan dari 3 tahun kedepan. Dengan pendekatan capital budgeting dan pemrograman dinamis telah didapatkan perbandingan pengelolahan suatu investasi yang mampu mempertahankan eksistensi sebuah perusahaan. Kata Kunci : Capital Budgeting, Investasi, Pemrograman Dinami

    REDUKSI TEMBAGA(II) MENJADI TEMBAGA(I) PADA SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA(II) BROMIDA DENGAN 1,3-BIS(DIFENILFOSFINO) PROPANA

    No full text
    ABSTRAK   Sari, Nike Prilil Puspita. 2015. Reduksi Tembaga(II) menjadi Tembaga(I) pada Sintesis Senyawa Kompleks Tembaga(II) Bromida dengan1,3–Bis(difenilfosfino)propana. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Effendy, Ph. D. (2) Dr. Fariati, M.Sc.   Kata–kata kunci: reduksi, sintesis, senyawa kompleks, tembaga(II) bromida,1,3–bis(difenilfosfino)propana 1,3–Bis(difenilfosfino)propana (dppp) dan tembaga(I) bromida membentuk kompleks dimer [(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)2Cu(dppp–P,P’)]. Pada senyawa kompleks ini ion halida bertindak sebagai ligan jembatan dan dppp berlaku sebagai ligan sepit bidentat. Geometri di sekitar atom Cu(I) adalah tetrahedral terdistorsi. Senyawa kompleks dari tembaga(II) bromida dengan dppp belum pernah disintesis. Senyawa kompleks dari tembaga(II) bromida mungkin memiliki stuktur yang berbeda dibandingkan senyawa kompleks [(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)2Cu(dppp–P,P’)] karena tembaga(II) ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan tembaga(I). Reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I) mungkin terjadi saat proses sintesis. Tujuan penelitian adalah mensintesis dan menentukan struktur senyawa kompleks dari CuBr2 dan dppp. Struktur yang diperoleh dapat digunakan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I). Sintesis senyawa kompleks dilakukan secara langsung dengan mereaksikan CuBr2 dan dppp pada stoikiometri 1:1 dalam aseton. Pengukuran titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis dilakukan untuk mengetahui kebaruan, kemurnian, dan kestabilan zztermalnya. Senyawa kompleks tersebut dianalisis dengan EDX untuk menentukan rumus empirisnya. Jenis senyawa, ionik atau molekuler ditentukan dengan uji kualitatif ion bromida dan uji daya hantar listrik (DHL). Berdasarkan hasil pengujian, ditentukan rumus kimianya beserta beberapa prediksi struktur yang mungkin. Energi bebas dari struktur tersebut dihitung dengan program SPARTAN ’14 V1.1.0. Struktur yang memenuhi adalah struktur yang memiliki energi bebas terendah. Hasil reaksi antara CuBr2 dengan dppp berupa kristal tak berwarna, berbentuk jarum, dan melebur pada suhu 165–167°C. Hasil titik lebur kristal mengindikasikan bahwa senyawa hasil sintesis adalah senyawa baru, murni, dan stabil. Analisis EDX memberikan rumus empiris senyawa hasil sintesis adalah C81H78Br2Cu2P6. Hasil tersebut menunjukkan terjadinya reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I). Hasil uji DHL dan uji kualitatif ion bromida menunjukkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis berupa senyawa ionik. Senyawa tersebut dapat berupa dimer ionik maupun polimer ionik. Dimer ionik adalah[(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)(μ–dppp)Cu(dppp–P,P’)]Br, sedangkan polimer ionik adalah [Cu(μ–dppp)2Cu(μ–dppp)]n.2nBr. Kedua struktur tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Senyawa dimer ionik memiliki energi bebas sebesar –9.866,07 kJ/mol, sedangkan polimer ionik memiliki energi bebas sebesar –14.507,58 kJ/mol. Energi bebas polimer ionik 4.641,51 kJ/mol lebih rendah dari pada energi bebas dimer ionik. Dengan demikian, struktur polimer ionik merupakan struktur yang tepat karena memiliki energi bebas yang rendah
    corecore