REDUKSI TEMBAGA(II) MENJADI TEMBAGA(I) PADA SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA(II) BROMIDA DENGAN 1,3-BIS(DIFENILFOSFINO) PROPANA

Abstract

ABSTRAK   Sari, Nike Prilil Puspita. 2015. Reduksi Tembaga(II) menjadi Tembaga(I) pada Sintesis Senyawa Kompleks Tembaga(II) Bromida dengan1,3–Bis(difenilfosfino)propana. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Effendy, Ph. D. (2) Dr. Fariati, M.Sc.   Kata–kata kunci: reduksi, sintesis, senyawa kompleks, tembaga(II) bromida,1,3–bis(difenilfosfino)propana 1,3–Bis(difenilfosfino)propana (dppp) dan tembaga(I) bromida membentuk kompleks dimer [(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)2Cu(dppp–P,P’)]. Pada senyawa kompleks ini ion halida bertindak sebagai ligan jembatan dan dppp berlaku sebagai ligan sepit bidentat. Geometri di sekitar atom Cu(I) adalah tetrahedral terdistorsi. Senyawa kompleks dari tembaga(II) bromida dengan dppp belum pernah disintesis. Senyawa kompleks dari tembaga(II) bromida mungkin memiliki stuktur yang berbeda dibandingkan senyawa kompleks [(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)2Cu(dppp–P,P’)] karena tembaga(II) ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan tembaga(I). Reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I) mungkin terjadi saat proses sintesis. Tujuan penelitian adalah mensintesis dan menentukan struktur senyawa kompleks dari CuBr2 dan dppp. Struktur yang diperoleh dapat digunakan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I). Sintesis senyawa kompleks dilakukan secara langsung dengan mereaksikan CuBr2 dan dppp pada stoikiometri 1:1 dalam aseton. Pengukuran titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis dilakukan untuk mengetahui kebaruan, kemurnian, dan kestabilan zztermalnya. Senyawa kompleks tersebut dianalisis dengan EDX untuk menentukan rumus empirisnya. Jenis senyawa, ionik atau molekuler ditentukan dengan uji kualitatif ion bromida dan uji daya hantar listrik (DHL). Berdasarkan hasil pengujian, ditentukan rumus kimianya beserta beberapa prediksi struktur yang mungkin. Energi bebas dari struktur tersebut dihitung dengan program SPARTAN ’14 V1.1.0. Struktur yang memenuhi adalah struktur yang memiliki energi bebas terendah. Hasil reaksi antara CuBr2 dengan dppp berupa kristal tak berwarna, berbentuk jarum, dan melebur pada suhu 165–167°C. Hasil titik lebur kristal mengindikasikan bahwa senyawa hasil sintesis adalah senyawa baru, murni, dan stabil. Analisis EDX memberikan rumus empiris senyawa hasil sintesis adalah C81H78Br2Cu2P6. Hasil tersebut menunjukkan terjadinya reduksi tembaga(II) menjadi tembaga(I). Hasil uji DHL dan uji kualitatif ion bromida menunjukkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis berupa senyawa ionik. Senyawa tersebut dapat berupa dimer ionik maupun polimer ionik. Dimer ionik adalah[(dppp–P,P’)Cu(μ–Br)(μ–dppp)Cu(dppp–P,P’)]Br, sedangkan polimer ionik adalah [Cu(μ–dppp)2Cu(μ–dppp)]n.2nBr. Kedua struktur tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Senyawa dimer ionik memiliki energi bebas sebesar –9.866,07 kJ/mol, sedangkan polimer ionik memiliki energi bebas sebesar –14.507,58 kJ/mol. Energi bebas polimer ionik 4.641,51 kJ/mol lebih rendah dari pada energi bebas dimer ionik. Dengan demikian, struktur polimer ionik merupakan struktur yang tepat karena memiliki energi bebas yang rendah

    Similar works