3 research outputs found

    ANALISIS EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT PRODUKTIF DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN PADANG LAWAS

    Get PDF
    Productive Zakat is the allocation of zakat money to beneficiaries (Mustahik) which is used to develop their business in order to meet their daily needs in a sustainable manner and is not directly used for consumption needs. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the collection and distribution of productive zakat at the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) in Padang Lawas Regency. This research is a descriptive qualitative research and literature review using data collection techniques through interviews and documentation. While to measure effectiveness with the measurement of Zakat Core Principle (ZCP). The results of the study indicate that the effectiveness of the collection and distribution of productive zakat in the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) of Padang Lawas Regency by measuring the effectiveness of the distribution of zakat core principle (ZCP), then the ACR category in 2022 is Effective. The proportion of zakat funds distributed in the 2022 period amounted to 85.95%. This shows that zakat institutions have the ability to collect and distribute effectively, because the distribution of funds in the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) of Padang Lawas Regency is 85.95% in 2022

    “KRISDAYANTI MODISH” (“KERAJINAN SENI DAUN KERING YANG DINANTI MODIFIKASI SESUKA HATI”)

    Get PDF
    Pada era modern seperti saat ini, seni dan kerajinan merupakan bisnis yang menjajikan.Pangsa pasar yang memperjualbelikan kerajinan tangan juga semakin diminati oleh pembeli baik dari kawasan domestik maupun kawasan mancanegara. Selain itu, pada tahun 2016, kita akan menghadapi MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean dimana kita bebas memasarkan produk ke seluruh daerah Asean tetapi dengan tuntutan kreatifitas dan kecerdikan penjualan didalamnya. Selain itu dengan adanya MEA , kawasan wisata, ekonomi, dan budaya semakin ditingkatkan eksistensinya. Maka inilah kesempatan emas, dimana “KRISDAYANTI MODISH” ( Kerjainan Seni Daun Kering Yang Dinanti Modifikasi Sesuka Hati )akan menawarkan kepada anda kerajinan tangan yang indah dan multifungsi, dimana dapat dijadikan hiasan atau barang siap pakai sehari-hari .Seperti kita ketahui, sampah daun kering biasanya hanya dibakar oleh masyarakat atau dibiarkan begitu saja sehingga mengganggu pemandangan.Padahal sebenarnya kita bisa memodifikasi sampah daun kering tersebut menjadi berbagai kerajinan tangan yang mempunyai daya jual tinggi. Kami memanfaatkan sampah daun kering yang ada di daerah kampus Universitas Negeri Surakarta sehingga selain membantu mengurangi banyaknya sampah daun, kami juga dapat menyalurkan bakat mahasiswa dalam berbagai bidang seperti desain, kriya, yang menunjang produk kami. KRISDAYANTI MODISH mempunyai prospek usaha yang jelas.Karena belum ada produk multifungsi yang menawarkan keahlian seni lukis dan ukir yang bukan saja menawarkan keindahan, tetapi juga memiliki nilai kegunaan pada kehidupan sehari-hari. Kami juga membawa nilai etnik, sehingga produk kami akan mendukung tentang gerakan cinta Indonesia yang sekarang mulai memudar di kalangan masyarakat. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, produk kami dapat dijadikan icon atau cinderamata khas Indonesia.Dengan harga yang kompetitif serta mitra usaha yang jelas , kami menerima pesanan sesuai keinginan pelanggan, sehingga kami lebih mengutamakan kepuasandalam bisnis. Dengan bahan baku yang mudah sekali didapatkan, kami tidak mengalami kesulitan dalam melakukan proses produksi. Produk kami tidak mengenal batas usia, sehingga dapat digunakan sebagai tren masa kini yang tidak ketinggalan zaman.Kami fokus memasarkan produk kami di daerah Surakarta serta kami memiliki mitra usaha yang mendistribusikan barang kami di daerah Jawa-Bali.Dengan begitu “KRISDAYANTI MODISH” dapat menjadi salah satu usaha yang dapat diandalkan dalam menghadapi AEC 2016 mendatang

    Peran Mahasiswa KKN Kelompok 172 UINSU dalam Pemberantasan Buta Huruf di Kalangan Masyarakat (Studi Kasus Desa Binabo Julu, Kec. Barumun Baru, Kab. Padang Lawas)

    No full text
    Illiteracy is one of the conflicts experienced by some countries, according to information from the Ministry of Education and Culture (Kemendikbud, 2021) it is explained that the percentage of illiteracy in Indonesia in 2019 is 1.78% or approximately 3,081,136 people, and in 2020 reduced by about 1.71%, or about 2,961,060 people. Eradication of illiteracy in the Qur'an needs to be done from a young age, because children are the future generation. Children who can read the Qur'an can find out the content of the Qur'an will not have a bad influence on themselves and others. Al-Qur'an is not only a human input/advice when taking photos of it, but reading the Qur'an is also one of the motives for children's reading literacy. This study applies a literature learning approach to answer the research objectives. Literature created by combining the study of journal articles on themes that are in accordance with the objectives of the research, namely the Role of Students of Community Service 172 Uinsu in Eradicating Illiteracy (Case Study in Binabo Julu Village, Barumun Baru District, Padang Lawas District. Illiteracy also has the inability of the population in reading and writing. Illiterate humans will find it too difficult to imitate the improvements around them, therefore this illiteracy must be eliminated quickly to improve the lives of the population. In this case, the students of KKN group 172 want to develop their reading, writing, arithmetic and functional skills which develop the initial human capacity of a limited population. Binabo Julu Village Barumun Baru District, Padang Lawas Regency is able to develop active development and implementation of national formation. The results of this eradication are accepted using a program that has proven to be good or comparable to the first goal in the program was created Those are the children of Binabo Julu Village, Kec. Barumun Baru, Kab. Padang Lawas can read, count, and write. The solution given by the 172 Uinsu KKN students in eradicating Al-Qur'an illiteracy in Binabo Julu Village is the first in the family environment. Second, in the school environment, third, increasing preparation time for learning to read the Qur'an, fourth, improving the terms and conditions for learning to read and write the Qur'an, and fifth. Eradication of Al-Qur'an Illiteracy against the Community and Government
    corecore