4 research outputs found

    PENGUASAAN BAHASA DALAM KOMUNIKASI LISAN ANAK AUTIS DI UPT PENDIDIKAN ABK MALANG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui jenis kata, frasa, dan kalimat yang dikuasai oleh anak-anak autis di UPT Pendidikan ABK Malang. Kata, frasa, dan kalimat yang dikuasai oleh anak-anak autis dikelompokkan berdasarkan jenis sesuai dengan ciri-cirinya. Rumusan masalah penelitian ini: penguasaan kata, frasa, dan kalimat, serta fungsi dari kata, frasa, dan kalimat yang diucapkan oleh anak-anak autis dalam komunikasinya secara lisan. Jenis kata yang diteliti adalah kata benda, kerja, sifat, dan bilangan. Jenis frasa yang diteliti adalah frasa nomina, verba, dan adjektiva. Jenis kalimat yang diteliti adalah kalimat pernyataan, pertanyaan, dan perintah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh dari observasi, rekaman, dan dokumen kegiatan anak autis di sekolah dan luar sekolah berupa data lisan, kemudian diubah menjadi data tulisan melalui proses transkripsi. Hasil dari penelitian ini: (1) subjek penelitian lebih menguasai kata benda dengan jumlah kata yang diucapkan sebanyak 32 kata, (2) jenis frasa yang lebih dikuasai adalah frasa nomina dengan jumlah frasanya sebanyak 10 frasa, (3) jenis kalimat yang lebih dikuasai oleh subjek penelitian adalah kalimat pernyataan dengan jumlah kalimat sebanyak 24 kalimat, dan (4) fungsi bahasa yang paling dominan dalam pengucapan kata, frasa, dan kalimat adalah fungsi informatif, atau fungsi untuk memberitahukan sesuatu yang diketahuinya

    Yoga untuk Mengurangi Nyeri Haid Primer pada Remaja Putri

    Get PDF
    The results of the study show that educational technology has a very important role in the 4.0 education era, as seen from the use of educational technology products such as E-learning, applications, self study platforms that are in line with the demands of education 4.0. especially during the covid-19 pandemic which requires everyone to be able to master technology to make it easier to get information. The information here is related to how to handle dysmenorrhea or primary menstrual pain which is usually experienced by women of childbearing age. Although most period pain can go away on its own, but if it lasts all day, it will interfere with activities. Primary dysmenorrhea is menstrual pain that is not based on pathological conditions, while secondary dysmenorrhea is menstrual pain based on pathological conditions such as the discovery of endometriosis or ovarian cysts. Through regular yoga practice, it will provide great benefits such as reducing pain during menstruation. Community service consists of several stages, namely the first stage of determining the sample consisting of 10 teenagers with the age of 12-19 years. The second stage determines the measuring instrument used is a questionnaire on the level of respondents' knowledge about the symptoms of menstrual pain and skills to reduce menstrual pain during menstruation. The third stage is lectures and discussions as well as online practice through Whatsapp Groups. The fourth stage is applying yoga by providing online assistance and evaluating how each teenager who is a sample sends a video of the application of yoga.ABSTRAKHasil studi menunjukan bahwa teknologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era pendidikan 4.0, terlihat dari pemanfaaatan produk teknologi pendidikan seperti e-learning, aplikai, platform self study yang selaras dengan tuntutan pendidikan 4.0. terlebih pada masa pandemi covid-19 yang menuntut setiap orang untuk bisa menguasai teknologi agar lebih mudah mendapatkan informasi. Informasi disini terkait tentang cara penanganan disminore atau nyeri haid primer yang biasanya dialami wanita usia subur. Meskipun kebanyakan nyeri haid dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika berlangsung sepanjang hari, akan mengganggu aktivitas. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Melalui latihan yoga secara teratur, akan memberikan manfaat yang besar seperti dapat mengurangi nyeri saat haid. Pengabdian masyarakat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel terdiri dari 10 remaja dengan usia 12–19 Tahun. Tahap kedua menentukan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan responden tentang gejala nyeri haid dan ketrampilan untuk mengurangi nyeri haid pada saat menstruasi. Tahap ketiga dilakukan ceramah dan diskusi maupun praktik secara online melalui WhatsappGrup. Tahap keempat mengaplikasikan yoga dengan melakukan pendampingan secara daring/online serta mengevaluasi dengan cara setiap remaja yang menjadi sampel mengirimkan video penerapan yoga

    Yoga untuk Mengurangi Nyeri Haid Primer pada Remaja Putri

    Get PDF
    The results of the study show that educational technology has a very important role in the 4.0 education era, as seen from the use of educational technology products such as E-learning, applications, self study platforms that are in line with the demands of education 4.0. especially during the covid-19 pandemic which requires everyone to be able to master technology to make it easier to get information. The information here is related to how to handle dysmenorrhea or primary menstrual pain which is usually experienced by women of childbearing age. Although most period pain can go away on its own, but if it lasts all day, it will interfere with activities. Primary dysmenorrhea is menstrual pain that is not based on pathological conditions, while secondary dysmenorrhea is menstrual pain based on pathological conditions such as the discovery of endometriosis or ovarian cysts. Through regular yoga practice, it will provide great benefits such as reducing pain during menstruation. Community service consists of several stages, namely the first stage of determining the sample consisting of 10 teenagers with the age of 12-19 years. The second stage determines the measuring instrument used is a questionnaire on the level of respondents' knowledge about the symptoms of menstrual pain and skills to reduce menstrual pain during menstruation. The third stage is lectures and discussions as well as online practice through Whatsapp Groups. The fourth stage is applying yoga by providing online assistance and evaluating how each teenager who is a sample sends a video of the application of yoga.ABSTRAKHasil studi menunjukan bahwa teknologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era pendidikan 4.0, terlihat dari pemanfaaatan produk teknologi pendidikan seperti e-learning, aplikai, platform self study yang selaras dengan tuntutan pendidikan 4.0. terlebih pada masa pandemi covid-19 yang menuntut setiap orang untuk bisa menguasai teknologi agar lebih mudah mendapatkan informasi. Informasi disini terkait tentang cara penanganan disminore atau nyeri haid primer yang biasanya dialami wanita usia subur. Meskipun kebanyakan nyeri haid dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika berlangsung sepanjang hari, akan mengganggu aktivitas. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Melalui latihan yoga secara teratur, akan memberikan manfaat yang besar seperti dapat mengurangi nyeri saat haid. Pengabdian masyarakat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel terdiri dari 10 remaja dengan usia 12–19 Tahun. Tahap kedua menentukan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan responden tentang gejala nyeri haid dan ketrampilan untuk mengurangi nyeri haid pada saat menstruasi. Tahap ketiga dilakukan ceramah dan diskusi maupun praktik secara online melalui WhatsappGrup. Tahap keempat mengaplikasikan yoga dengan melakukan pendampingan secara daring/online serta mengevaluasi dengan cara setiap remaja yang menjadi sampel mengirimkan video penerapan yoga

    PERLINDUNGA HUKUM TERHADAP MEREK YANG BELUM TERDAFTAR PADA PRODUK MAKANAN KHAS LEMPUK DURIAN DI KOTA BENGKULU

    No full text
    Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang dapat menjadi komoditi perdagangan. Salah satunya adalah makanan khas di Kota Bengkulu yaitu Lempuk Durian. Produsen Lempuk Durian banyak bermunculan untuk memproduksi Lempuk Durian yang pada dasarnya memiliki karakter bentuk dan rasa yang hampir sama, sehingga diperlukan identitas sebagai daya pembeda antara produk satu dan lainnya dengan cara memberikan merek dagang. Merek juga dapat memberikan perlindungan bagi sebuah usaha apabila kepemilikannya telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Saat penulis melakukan penelitian di Kota Bengkulu belum ada satun pun produsen Lempuk Durian yang mendaftarkan mereknya ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagaimana perlindungan hukum terhadap merek yang belum terdaftar makanan khas Lempuk Durian di Kota Bengkulu dan Hambatan-hambatan yang dihadapi produsen Lempuk Durian di Kota Bengkulu dalam memperoleh perlindungan hukum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang mengkaitkan antara peraturan perundang-undangan, teorih hukum dan pelaksanaan hukum positif dimasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum hanya bisa didapatkan oleh produsen yang mendaftarkan mereknya saja, kemudian tetap mendapatkan perlindungan hukum tapi hanya tidak mendapatkan kepastian hukum, hambatan yang dihadapi produsen Lempuk Durian ialah Minimnya pemahaman dan kesadaran pengenai pendaftaran merek, rumitnya proses pendaftaran dan syarat pendaftaran merek, Belum ada dana yang tersedia bahwa dana masi untuk modal dan kurangnya sosialisasi pemerintah setempat kepada produsen Lempuk Durian mengenai arti penting sebuah merek
    corecore