9 research outputs found

    Bioconversion of Fruit Wastes into High Economic Value of Lipids using Heterotrophic Microalgae Aurantiochytrium from Mangrove Forests of Bunyu Island, North Kalimantan

    Get PDF
    Aurantiochytrium microalgae is recognized as heterotrophic microalgae enables to produce high economic value of lipids for the use in health care industries. This research presents the production of biomass containing lipids through the bioconversion of fruit waste using Aurantiochytrium microalgae. Aurantiochytrium microalgae isolate was obtained from isolated mangrove leaves in the mangrove forest of Bunyu Island, North Kalimantan. The production process takes place in three stages, namely standing culture (SC), pre-culture (PC), and main culture. The SC and PC stages took place 48 hours respectively, while the MC took place 120 hours. The source of nutrition at the main cultivation stage (MC) used monosodium glutamate (MSG) as a nitrogen source, while the carbon source was from fruit waste. Amount of 250 grams of fruit waste was mixed and blended, added with 250 ml of water and then sonicated. The mass ratio of nitrogen source and carbon source was 1:3. The maximum of observed microalgal cell diameters for each stage were 14.5 μm (SC), 19.2 μm (PC) and 25.5 μm (MC). Produced biomass in this experiment has the characteristics of a yellow emulsion liquid, pH 6.2, fishy smell and total dissolved solids (TDS) of 4,820 ppm and a wet biomass of 68 g/

    Bioconversion of Fruit Wastes into High Economic Value of Lipids using Heterotrophic Microalgae Aurantiochytrium from Mangrove Forests of Bunyu Island, North Kalimantan

    Get PDF
    Aurantiochytrium microalgae is recognized as heterotrophic microalgae enables to produce high economic value of lipids for the use in health care industries. This research presents the production of biomass containing lipids through the bioconversion of fruit waste using Aurantiochytrium microalgae. Aurantiochytrium microalgae isolate was obtained from isolated mangrove leaves in the mangrove forest of Bunyu Island, North Kalimantan. The production process takes place in three stages, namely standing culture (SC), pre-culture (PC), and main culture. The SC and PC stages took place 48 hours respectively, while the MC took place 120 hours. The source of nutrition at the main cultivation stage (MC) used monosodium glutamate (MSG) as a nitrogen source, while the carbon source was from fruit waste. Amount of 250 grams of fruit waste was mixed and blended, added with 250 ml of water and then sonicated. The mass ratio of nitrogen source and carbon source was 1:3. The maximum of observed microalgal cell diameters for each stage were 14.5 μm (SC), 19.2 μm (PC) and 25.5 μm (MC). Produced biomass in this experiment has the characteristics of a yellow emulsion liquid, pH 6.2, fishy smell and total dissolved solids (TDS) of 4,820 ppm and a wet biomass of 68 g/

    KONVERSI LIMBAH ORGANIK MENJADI ASAM LEMAK TAK JENUH MENGGUNAKAN MIKROALGA Aurantiochytrium DARI HUTAN BAKAU BUNAKEN, SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Modernisasi dan industrialisasi telah merevolusi sektor pangan dan pertanian, yang mengarah pada peningkatan dramatis dalam produktivitas dan pemasarannya. Dampaknya adalah peningkatan produksi makanan dan limbah agroindustri. Fenomena yang ada di perkotaan adalah penumpukan sampah buah dan sayur yang banyak tidak tertangani dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta keindahan. Untuk mengatasi masalah sampah secara terpadu, perlu dikembangkan strategi berkelanjutan yang sangat tergantung pada pemahaman tentang tantangan teknologi dan ekonomi. Dengan memanfaatkan mikroalga Aurantiochytrium yang diperoleh dari mangrove. Mikroalga Aurantiochytrium sp. saat ini menarik perhatian besar dari para peneliti dan praktik industri karena karakteristik pertumbuhannya yang cepat dalam produksi asam lemak tak jenuh ganda (lemak tak jenuh rantai panjang PUFA) dengan nilai ekonomi tinggi. Produk yang dapat dihasilkan dari mikroalga ini salah satunya yaitu omega-3 DHA (Docosahexaenoic acid). Asam Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) omega-3 yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Kajian ini menggambarkan upaya-upaya yang dapat menggali mikroalga kaya DHA dari mangrove Indonesia. Fase ini dimulai dengan isolasi penyimpanan ini dimulai dengan isolasi dari mikroalga penghasil DHA. Selain itu, produktivitas DHA mikroalga akan dibahas. Memperkenalkan dan melanjutkan penelitian tentang prospek teknologi dan aspek teknis. Akan ditingkatkan menjadi proyek pembangunan pabrik omega-3 skala komersial, Hasil studi ini menunjukkan bahwa spesies ini adalah sumber mikroba penghasil DHA. Aurantiochytrium melimpah di hutan mangrove di Indonesia sehingga Produktivitas spesies DHA ganggang tinggi di Indonesia, kemungkinan akan meningkatkan lagi dalam operasi fed-batch skala besar. Serta meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi negara demi terwujudnya negara dengan nilai gizi masyarakat dalam program ketahanan pangan pemerintah Indonesia

    ANALISIS MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

    Get PDF
    Pertumbuhan penduduk yang cepat di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Peningkatan jumlah penduduk dapat menyebabkan masalah kependudukan yang lebih kompleks. Masalah kependudukan juga dapat mempengaruhi tingkat pembangunan kependudukan dan kualitas keluarga kecil. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan masalah lingkungan, seperti bencana alam dan kerusakan alam. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan analisis masalah kependudukan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode literatur review yaitu dengan mengumpulkan sumber sumber seperti artikel,jurnal dan buku yang berkaitan dengan topik yang diteliti dan kemudian dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa masalah kependudukan di Indonesia mencakup tingginya angka kelahiran, angka harapan hidup, masalah jumlah penduduk dan padatnya pemungkiman penduduk. Solusi dari permasalahan kependudukan tersebut yang dapat dilakukan pemerintah antara lain adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam Keluarga Berencana ( KB ), peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan,peningkatan lapangan kerja dan peningkatan pembangunan ekonomi

    Bioconversion of Fruit Wastes into High Economic Value of Lipids using Heterotrophic Microalgae Aurantiochytrium from Mangrove Forests of Bunyu Island, North Kalimantan

    Get PDF
    Aurantiochytrium microalgae is recognized as heterotrophic microalgae enables to produce high economic value of lipids for the use in health care industries. This research presents the production of biomass containing lipids through the bioconversion of fruit waste using Aurantiochytrium microalgae. Aurantiochytrium microalgae isolate was obtained from isolated mangrove leaves in the mangrove forest of Bunyu Island, North Kalimantan. The production process takes place in three stages, namely standing culture (SC), pre-culture (PC), and main culture. The SC and PC stages took place 48 hours respectively, while the MC took place 120 hours. The source of nutrition at the main cultivation stage (MC) used monosodium glutamate (MSG) as a nitrogen source, while the carbon source was from fruit waste. Amount of 250 grams of fruit waste was mixed and blended, added with 250 ml of water and then sonicated. The mass ratio of nitrogen source and carbon source was 1:3. The maximum of observed microalgal cell diameters for each stage were 14.5 μm (SC), 19.2 μm (PC) and 25.5 μm (MC). Produced biomass in this experiment has the characteristics of a yellow emulsion liquid, pH 6.2, fishy smell and total dissolved solids (TDS) of 4,820 ppm and a wet biomass of 68 g/l

    BIOKONVERSI LIMBAH ORGANIK MENGHASILKAN LIPID BERNILAI EKONOMIS MENGGUNAKAN MIKROALGA AURANTIOCHYTRIUM DARI HUTAN BAKAU BUNAKEN, SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Modernisasi dan industrialisasi telah merevolusi sektor pangan dan pertanian yang mengarah pada peningkatan dramatis dalam produktivitas dan pemasarannya. Dampaknya adalah peningkatan produksi makanan dan limbah agroindustri. Untuk mengatasi problematika masalah sampah secara terpadu, perlu dikembangkan strategi berkelanjutan yang sangat tergantung pada pemahaman tentang tantangan teknologi dan ekonomi. Terkait dengan itu, perlu dieksplorasi teknologi untuk mengkonversi limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, antara lain melalui biokonversi menggunakan mikroalga. Salah satu mikroalga yang menarik perhatian besar dunia industri dunia adalah spesies Aurantiochytrium sp. yang saat telah dikembangkan di Eropa dan Amerika pada skala industri. Mikroalga spesies Aurantiochytrium dikenal memiliki habitat hutan bakau dan pertumbuhannya yang cepat dalam produksi asam lemak tak jenuh ganda (lemak tak jenuh rantai panjang PUFA) dengan nilai ekonomi tinggi. Meski Indonesia dikenal sebagai negara dengan hutan bakau terluas di dunia, tetapi kajian teknik kultivasi mikroalga Aurantiochytrium belum banyak dipublikasikan dengan isolat lokal Indonesia. Produk yang dapat dihasilkan dari mikroalga ini salah satunya yaitu omega-3 DHA (Docosahexaenoic acid). Asam lemak tak jenuh rantai ganda (Polyunsaturated Fatty Acids/ PUFA) omega-3 sangat dibutuhkan tubuh manusia, seperti pencegah penyakit jantung dan diabetes, pertumbuhan sel otak dan lain sebagainya. Produksi PUFA secara ekonomis dari biokonversi mikroalga Aurantiochytrium tergantung dari nutrisi yang digunakan. Karenanya, tujuan penelitian ini adalah mempresentasikan teknik kultivasi mikroalga heterotropik menggunakan mikroalga Aurantiochytrium yang masih jarang dipaparkan pada publikasi nasional. Kedua, memaparkan kemampuan biokonversi limbah organik dengan mikroalga Aurantiochytrium yang berasal dari hutan bakau Bunaken, Sulawesi Utara. Penelitian ini dimulai dengan isolasi sampel mikroalga dari hutan bakau Bunaken dan melakukan teknik isolasi direct plating hingga dihasilkan isolat murni. Setelah itu, dilakukan kultivasi dengan sumber nutrisi dari limbah melon, limbah apel, limbah molasses dan limbah air kelapa. Kultivasi dilakukan dalam tiga tahapan, masing�masing tahap standing culture (SC, 48 jam), pre-culture (PC, 48 jam) dan main culture (MC, 120 jam). Pada tahap kultivasi utama (MC) perbandingan sumber nitrogen dan sumber karbon masing�masing 12,5 gram (sumber nitrogen) dan 37,5 gram (sumber karbon). Sumber karbon berasal dari molasses (hasil samping pabrik gula), sampah buah melon, sampah buah apel dan air kelapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mikroalga mikroalga Aurantiochytrium dapat tumbuh pada media yang digunakan. Selain itu, biomassa yang dihasilkan berwarna kuning cerah berbau amis seperti ikan. Dari variable jenis limbah organik yang dipakai, sampah limbah buah melon menghasilkan biomassa tertinggi, yaitu 99,4 gram/ liter. Potensi produk omega-3 yang dihasilkan bermanfaat untuk dikembangkan di sektor perikanan, peternakan, nutrisi, kosmetika dan farmasi. Oleh karena itu, dengan penelitian ini, kedepan topik penelitian biokonversi ini semoga dapat bermanfaat untuk dikembangkan dalam menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah ekonomi bagi negara demi terwujudnya negara dengan nilai gizi masyarakat dalam program ketahanan pangan dan obat�obatan nasional

    Prarancangan pabrik kimia Urea Formaldehid dari urea dan metanol kapasitas 20.000 ton/tahun

    No full text
    Pabrik Urea formaldehid merupakan pabrik kimia yang mempunyai prospek bagus untuk didirikan mengingat kebutuhan akan urea formaldehid di Indonesia. Pabrik Urea Formaldehid dari urea dan metanol direncanakan didirikan di Bontang, Kalimantan Timur, ditanah seluas 14.909 m2 dengan kapasitas produksi 20.000 ton/tahun. Urea formaldehid dalam industri dimanfaatkan sebagai bahan perekat, papan fiber berdensitas medium, hardwood polywood, dan laminasi pada produk mabel. Urea formaldehid dibuat dengan dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan formaldehid dengan mereaksikan metanol dan udara dengan katalisator iron molybdenum oxide yang berlangsung di Reaktor fixed bed multitube yang dioperasikan pada suhu 260°C dan tekanan 1 atm yang memiliki konversi 99%. Sebagai pendingin reaktor digunakan Downtherm A. Tahap kedua yaitu pembentukan urea formaldehid dengan mereaksikan urea dan formaldehid di Absorber yang dioperasikan pada suhu 110°C dan tekanan 1,2 atm. Selanjutnya produk urea formaldehid akan di dinginkan di cooler sebelum di tampung di tangki penyimpanan produk. Sedangkan hasil atas Absorber berupa gas buang yang akan dibakar sebelum dibuang ke lingkungan. Untuk mendukung proses proses produksi, dibutuhkan steam pemanas dan air yang disediakan dari unit utilitas. Air yang diperlukan untuk pabrik sebesar 102.944,1642 kg/jam dan listrik sebesar 372,4972 kWh yang diperoleh dari PLN dan generator sebagai cadangan. Berdasarkan tinjauan kondisi operasi, sifat bahan baku dan produk, maka pabrik urea formaldehid dengan kapasitas 20.000 ton/tahun termasuk pabrik beresiko tinggi. Berdasarkan hasil analisis ekonomi dari prarancangan pabrik urea formaldehid diperoleh persentase Return on Investment (ROI) sebelum pajak 45,97%, Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,79 tahun, Discounted Cash Flow Rate (DCFR) 52,54%, Break Event Point (BEP) 41,19%, sedangkan Shut Down Point (SDP) 24,83%. Analisis tersebut menunjukkan hasil yang baik sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik ini menarik untuk dikaji lebih lanjut

    BIOKONVERSI LIMBAH ORGANIK MENGHASILKAN LIPID BERNILAI EKONOMIS MENGGUNAKAN MIKROALGA AURANTIOCHYTRIUM DARI HUTAN BAKAU BUNAKEN, SULAWESI UTARA

    No full text
    Modernisasi dan industrialisasi telah merevolusi sektor pangan dan pertanian yang mengarah pada peningkatan dramatis dalam produktivitas dan pemasarannya. Dampaknya adalah peningkatan produksi makanan dan limbah agroindustri. Untuk mengatasi problematika masalah sampah secara terpadu, perlu dikembangkan strategi berkelanjutan yang sangat tergantung pada pemahaman tentang tantangan teknologi dan ekonomi. Terkait dengan itu, perlu dieksplorasi teknologi untuk mengkonversi limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, antara lain melalui biokonversi menggunakan mikroalga. Salah satu mikroalga yang menarik perhatian besar dunia industri dunia adalah spesies Aurantiochytrium sp. yang saat telah dikembangkan di Eropa dan Amerika pada skala industri. Mikroalga spesies Aurantiochytrium dikenal memiliki habitat hutan bakau dan pertumbuhannya yang cepat dalam produksi asam lemak tak jenuh ganda (lemak tak jenuh rantai panjang PUFA) dengan nilai ekonomi tinggi. Meski Indonesia dikenal sebagai negara dengan hutan bakau terluas di dunia, tetapi kajian teknik kultivasi mikroalga Aurantiochytrium belum banyak dipublikasikan dengan isolat lokal Indonesia. Produk yang dapat dihasilkan dari mikroalga ini salah satunya yaitu omega-3 DHA (Docosahexaenoic acid). Asam lemak tak jenuh rantai ganda (Polyunsaturated Fatty Acids/ PUFA) omega-3 sangat dibutuhkan tubuh manusia, seperti pencegah penyakit jantung dan diabetes, pertumbuhan sel otak dan lain sebagainya. Produksi PUFA secara ekonomis dari biokonversi mikroalga Aurantiochytrium tergantung dari nutrisi yang digunakan. Karenanya, tujuan penelitian ini adalah mempresentasikan teknik kultivasi mikroalga heterotropik menggunakan mikroalga Aurantiochytrium yang masih jarang dipaparkan pada publikasi nasional. Kedua, memaparkan kemampuan biokonversi limbah organik dengan mikroalga Aurantiochytrium yang berasal dari hutan bakau Bunaken, Sulawesi Utara. Penelitian ini dimulai dengan isolasi sampel mikroalga dari hutan bakau Bunaken dan melakukan teknik isolasi direct plating hingga dihasilkan isolat murni. Setelah itu, dilakukan kultivasi dengan sumber nutrisi dari limbah melon, limbah apel, limbah molasses dan limbah air kelapa. Kultivasi dilakukan dalam tiga tahapan, masing-masing tahap standing culture (SC, 48 jam), pre-culture (PC, 48 jam) dan main culture (MC, 120 jam). Pada tahap kultivasi utama (MC) perbandingan sumber nitrogen dan sumber karbon masing-masing 12,5 gram (sumber nitrogen) dan 37,5 gram (sumber karbon). Sumber karbon berasal dari molasses (hasil samping pabrik gula), sampah buah melon, sampah buah apel dan air kelapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mikroalga mikroalga Aurantiochytrium dapat tumbuh pada media yang digunakan. Selain itu, biomassa yang dihasilkan berwarna kuning cerah berbau amis seperti ikan. Dari variable jenis limbah organik yang dipakai, sampah limbah buah melon menghasilkan biomassa tertinggi, yaitu 99,4 gram/ liter. Potensi produk omega-3 yang dihasilkan bermanfaat untuk dikembangkan di sektor perikanan, peternakan, nutrisi, kosmetika dan farmasi. Oleh karena itu, dengan penelitian ini, kedepan topik penelitian biokonversi ini semoga dapat bermanfaat untuk dikembangkan dalam menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah ekonomi bagi negara demi terwujudnya negara dengan nilai gizi masyarakat dalam program ketahanan pangan dan obat-obatan nasiona
    corecore