3 research outputs found
Correlation Study of Enculturations Surah Ash Shaff: 10-11 with Spiritual Quotient A Case Study
In an effort to create a national cultural agenda of "Towards a Superior Indonesia", the concept of human resources development should be reconstructed to lead to the new concept of focusing on the development of spiritual quotient (SQ). The main reason for this is that the concept of SQ is the highest human intelligence that enables IQ and EQ to function effectively. The purpose of this study was to find out the correlation of Surah Ash Shaff: 10-11 enculturation through memorizing and reading it at each commencement of the lecture with the spritual quotient of the student / student at Faculty of Economics, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah. The type of research used is assosiaitive research with quantitative approach. The study population are students of the Faculty of Economics, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah/sample and sample size was set 165 people with purposive sampling technique. The data collection tool used was a questionnaire using Likert scale measurement. The data analysis techniques used were validity test, reliability test, classical assumption test, correlation test and to test hypothesis using Pearson correlation test and Spearman's correlation test as well as the coefficient of deterioration test (R test). The results of the coefficient of determination (R test) concluded, the contribution of the Surah Ash Shaff: 10-11 enculturation was able to explain the spiritual quotient variable by 65.8% while the other contribution of 34.2% was influenced by the other variables
PERANAN MAJELIS TAKLIM BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI MASJID DALAM MENANGKAL PAHAM RADIKALISME DI KOTA MEDAN
This study aims to see the role of the Taklim Council in countering radical ideas centered on mosques which have recently been rampant in the city of Medan. The mosque is a house of worship as well as a place for the transmission of knowledge as well as a center for social activities for Muslims, one of the institutions that often uses mosques as a place for transmitting knowledge is the Taklim Council. This type of research is a qualitative research that is descriptive research. The results of this study are: 1. The efforts of the Ministry of Religion of Medan City in fostering the Taklim Council in Medan, include the following: 1) Providing Legal Status, 2) Guiding the Taklim Council by Non-PNS Religious Counselors in the form of: (1) Administrative coaching, ( 2) Religious Development. 2. The pattern of community empowerment managed by the taklim assembly in Medan , including: First, strengthening in the management of the Mosque Welfare Board (BKM). Second, the implementation of the Da'wah of the Muballigh (lecturers) through the determination of lecture material. Third, fundraising from members of the BKM / Taklim Council and the congregation of the mosque in general. Fourth, inventory management in the form of facilities and infrastructure owned by BKM / Taklim Council within the framework of community empowerment. Fifth, consolidation of BKM administrators and mosque congregations. Sixth, strengthening BKM as a formal institutio
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI LITERASI DIGITAL UNTUK MENCEGAH PELECEHAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN DI DESA KARANG REJO KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT
Provinsi Sumatera menempati urutan ketiga di Indonesia untuk kasus pelecehan seksual terhadap perempuan hal ini dapat dilihat pada tahun 2019 ada 216 kasus kekerasan seksual, 2020 naik menjadi 1013 kasus dan 2021 sampai desember menjadi 953 kasus. Oleh karena itu sudah seharusnya perempuan mendapat perlindungan dari kejahatan tersebut. Pelecehan seksual mengakibatkan masalah semakin luas antara lain menjadi persoalan hukum pada saat korban pelecehan seksual mengajukan kasusnya pada lembaga hukum untuk mencari keadilan. Pelecehan seksual terhadap anak perempuan akan menjadi trauma yang berkelanjutan hingga mereka beranjak dewasa, selain itu kekerasan intim terhadap anak perempuan dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari. Permasalahan Mitra: (1). Masyarakat di Desa Karang Rejo kurang memahami tentang pengertian Literasi, (2). Masyarakat di Desa Karang Rejo kurang memahami tentang Pelecehan Seksual dan (3). Masyarakat di Desa Karang Rejo kurang memahami tentang Undang-Undang Pelecehan Seksual. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat antara lain: (1). Mengadakan Sosialisas Edukasi Pelecehan Seksual dan Undang-Undang Pelecehan Seksual dari UMN Al Washliyah Medan yaitu “Power Point”. Di dalam kegiatan Sosialisasi ini akan dilakukan tidak monoton bersifat Ceramah Dan Tanya Jawab, sehingga dalam kegiatan akan mencapai hasil dan target sebagaimana yang diharapkan. Dan (2). Melakukan Evaluasi Dengan Membuat Angket Sebelum dan Sesudah Diadakan Kegiatan Abdimas di Desa Karang Rejo, Apakah adanya Peningkatan pemahaman terkait Pelecehan Seksual. Hasil kegiatan dari pengabdian masyarakat dapat dikemukakan sebagai berikut: (1). Timbulnya kesadaran masyarakat bahwasannya pelecehan seksual merupakan kejahahatan Asusila sehingga perlu pencegahannya, (2). Timbulnya motivasi masyarakat untuk pencegahan pelecehan seksual utamanya kepada anak remaja dan anak sekolah dan (3). Kegiatan sosialisasi tidak hanya satu arah akan tetapi dua arah dengan adanya sesi diskusi Tanya-jawab. Diskusi berlangsung setelah penyampaian materi dengan tertib dan terarah. Kesimpulan dari Pengabdian Kepada Masyarakat dikemukakan bahwa: (1). hanya 40% yang memahami tentang pelecehan seksual dan undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, (2). 80% yang telah memahami tentang pelecehan seksual dan undang-undangnya serta upaya pencegahannnya. Dan (3). Masyarakat sangat antusias terhadap kegiatan dan meningkat pemahamannya tentang upaya pencegahan pelecehan seksual dan undang-undangnya