6 research outputs found

    Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Investasi Momentum pada Industri Manufaktur

    Full text link
    The purpose of this study was to determine the performance of a stock portfolio using momentum investment strategy in the manufacturing industry. The scope of this research area is the companies in the manufacturing industry listed in Indonesia Stock Exchange during the period January 2009 to December 2014. 120 samples of manufacturing companies were taken using purposive sampling method. Methods of data collection is done through non-participant observation and analysis techniques using paired sample t-test. Based on the results of data analysis found that the performance of winner portfolio was lower than the performance of loser portfolio in the period of the next possession, and then, there is a difference between the winner-loser portfolio performance in the formation period and the holding period. This indicates that the momentum investment strategy is not profitable when applied in the Indonesian capital market

    ANALISIS HASIL RANCANGAN ULANG GEDUNG JPTK MENGGUNAKAN MATERIAL BETON TERAK TERHADAP GAYA GEMPA SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN AJAR TEKNIK GEMPA

    Get PDF
    Perancangan bangunan tahan gempa sangat dibutuhkan di Indonesia, dikarenakan wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas wilayah gempa rendah hingga wilayah gempa tinggi. Beton merupakan bahan material yang memiliki banyak keuntungan dalam bangunan. Pemakaian bahan material inovasi sebagai campuran beton untuk mengurangi limbah pengecoran logam yang berupa terak dapat digunakan sebagai pengganti sebagian agregat pada campuran beton.Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu mereview bangunan gedung JPTK, dengan bangunan gedung tahan gempa yang  mengacu pada  peraturan SNI Gempa 2002 (03- 1726-2002) sebagai perhitungan pembebanan gempa  dan SNI 03-2847-2002 sebagai perhitungan struktur.Analisis rancangan ulang gedung dengan menambahkan terak sebagai pengganti agregat.Hasil rancangan ulang yang didapatkan menunjukkan pemakaian dengan bahan terak pada gedung JPTK dapat digunakan.  Perbedaanya terletak pada kebutuhan tulangan pada kolom, yaitu 12 tulangan dengan  diameter  22  mm  pada  perancangan  awal, sedangkan  pada  perancangan  ulang  yaitu  14 tulangan dengan diameter 25 mm.Kata kunci : bangunan tahan gempa, beton terak, agregat, beton

    REDESAIN GEDUNG JPTK FKIP UNS MENGGUNAKAN ANALISIS PROGRAM SAP 2000 SEBAGAI IMPLEMENTASI MATA KULIAH TEKNIK GEMPA (Agregat Kasar Menggunakan Terak Presentase 60%)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) Merancang kembali Gedung PTK menggunakan Analisis program komputer SAP2000, dan (2) Mengetahui Apakah Beton terak dengan prosentase penggantian terak 60% terhadap agregat kasar dengan berat jenis 2454 kg/m3 dan fc’ 20 MPa dapat digunakan pada perencanaan bangunan tahan gempa.Dalam perencanaan ini, analisa dan perhitungannya mengacu pada SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002 untuk perhitungan gempanya, sedangkan software yang digunakan adalah SAP2000 v14. Sistem struktur yang digunakan adalah sistem Open Frame, bangunan dirancang berdiri pada wilayah  gempa  3  dan  diasumsikan  berada  diatas  tanah  keras,  menurut  SNI 03-1726-2002. Analisa yang dilakukan adalah statik ekuivalen, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban statik yang menangkap pada pusat massa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ReDesain Gedung PTK didapatkan dimensi kolom 60 cm x 60 cm dengan 21 baja tulangan yang berdiameter 29 mm pada setiap titik kolom untuk tulangan longitudinal dan baja tulangan berdiameter 12 mm pada setiap jarak 80 mm untuk tulangan gesernya, dan dimensi balok 40 cm x 60 cm dengan 8 baja tulangan untuk tulangan longitudinal tumpuan dan 6 baja tulangan untuk tulangan longitudinal lapangan, dengan tulangan geser pada setiap jarak 100 mm. Hal ini membuat perilaku struktur lebih kuat untuk menahan gaya gempa. Sehingga dapat disimpulkan  bahwa  beton  terak dapat  digunakan  untuk  merancang bangunan  tahan  gempa dengan ReDesain gedung PTK FKIP UNS dilihat dari berat jenisnya karena memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2002.Kata Kunci: gempa, beton terak, beton bertulang, open frame, SAP 200

    PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT LENTUR BALOK HOLLOW FEROSEMEN SEBAGAI PENDUKUNG BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON BERBASIS RISET

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat lentur dan berat jenis ferosemen agar bahan bangunan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif kayu pada konstruksi rangka atap. Ferosemen adalah suatu bahan bangunan yang hampir sama dengan beton bertulang namun lebih tipis dan terbuat dari semen, pasir, dan air yang diberi kawat jala sebagai tulangan pembentuk.Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan campuran bahan 1Pc : 2Ps : 0,5Air. Penambahan serat sabut kelapa yang digunakan sebesar 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari total berat mortar. Benda uji yang dibuat berbentuk balok hollow ukuran 12 x 8 x 60 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian kuat lentur menggunakan satu titik beban terpusat dan pengujian berat jenis ferosemen.Hasil penelitian yang diperoleh adalah penggunaan sabut kelapa sebagai bahan tambah serat dalam campuran  ferosemen  menyebabkan  nilai  kuat  lentur  dan  berat  jenis  menurun.  Kuat  lentur  terkecil  yang dihasilkan sebesar 2,591 N/mm2  masih lebih besar dari nilai kuat lentur kayu kelas I sebesar 1,221 N/mm2 sehingga ferosemen yang dihasilkan memenuhi kuat lentur kayu kelas I. Sedangkan berat jenis ferosemen terkecil yang dihasilkan (1893,3 kg/m3) lebih berat dari berat jenis kayu kelas II (900 kg/m3) sehingga ferosemen tersebut tidak memenuhi berat jenis kayu kelas II. Simpulan dari penelitian ini adalah ferosemen yang dihasilkan dapat menggantikan kayu bangunan struktural dari segi kuat lenturnya namun mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari pada kayu.Kata Kunci: ferosemen, serat sabut kelapa, kuat lentur, berat jenis 

    Partisipasi Program Studi di Universitas PGRI Semarang dalam Implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm)

    Full text link
    Diluncurkannya beberapa program merdeka belajar - kampus merdeka (MBKM) diharapkan memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan agar lebih mudah menyesuaikan dan siap dalam memasuki dunia kerja. Bagaimana program MBKM tersebut direspons oleh mahasiswa dan dosen dari setiap program studi di Universitas PGRI Semarang. Melalui studi dokumentasi, survei, dan wawancara yang diberikan kepada seluruh mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di Universitas PGRI Semarang data dianalisis dan diinterpretasikan untuk mendapatkan pemahaman. Program studi pendidikan lebih responsif terhadap program merdeka belajar kampus merdeka. Semoga program - program yang diluncurkan selanjutnya lebih luas dan memfasilitasi heterogenitas program studi yang ada di Indonesia

    Aplikasi Metode Geolistrik dan Analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk Investigasi Longsor di Pidada, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung

    Get PDF
    . Bandar Lampung merupakan wilayah perkotaan padat penduduk yang terdiri atas daratan dan perairan dengan beberapa dataran tinggi dan pegunungan yang terbentang di wilayah ini. Untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di sebuah kawasan kota diperlukan konsep penataan wilayah yang mempertimbangkan segala aspek, salah satunya adalah aspek potensi bencana. Salah satu bencana yang berpotensi terjadi di Bandar Lampung, khususnya di Kecamatan Panjang, adalah gerakan massa/longsoran. Berdasarkan penelitian sebelumnya, daerah ini terekam memiliki beberapa titik sejarah longsor tetapi belum ada mitigasi/penanggulangan yang diaplikasikan khusus untuk jenis bencana tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui susunan batuan yang berada pada zona rawan longsor Kecamatan Panjang menggunakan metode geolistrik resistivitas serta untuk mengetahui hasil penilaian keteknikan tanah yang diperoleh dari hasil analisis litologi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil analisis dua lintasan geolistrik mengindikasikan adanya tiga lapisan litologi pada daerah penelitian, yaitu sedimen tuf dengan nilai resistivitas dan kedalaman antara (1–40 Ωm; 0,4–4 m), zona kontak atau bidang gelincir (40–120 Ωm; 2–4 m), dan breksi padu dengan komponen batuan beku (> 120 Ωm; 2–22 m). Selanjutnya berdasarkan hasil analisis penilaian keteknikan tanah, sedimen tuf sebagai lapisan permukaan yang mengalami longsoran diidentifikasi memiliki sifat keteknikan litologi yang rentan karena telah mengalami oksidasi dan pelapukan yang cukup intensif. Data yang diperoleh ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai data dukung penataan wilayah berbasis potensi bencana
    corecore