12 research outputs found
Intercomparison of Gamma Cell 220 Irradiator Facilities and Dr. Mirzan T Razzak Gamma Irradiators Using Harwell Dosimeters
The gamma irradiator is a multi-purpose facility that possibly used to preserve food, sterilize medical equipment, and conduct genetic engineering and polymerization processes, during which the absorbed dose of the product is critical. The standardization of product quality assurance was regulated by the IAEA Technical Document Number 409 considering Dosimetry for Food Irradiation and ISO 14470 and 11137-3 on Food Irradiation, as well as the Guidance on Dosimetric Aspects of Development, Validation, and Routine Control, respectively. The absorbed dose was influenced by the movement of the product to the source, its position, the amount of radioactive activity in the facility, and the dose rate in the irradiation room. The dosimeter performance test and quality assurance of the system were conducted using the Facility Intercomparison Technique which tested the dosimeter (measuring instrument) at 2 different facilities to determine the performance of the measuring instrument.. In this study, 2 irradiation facilities were tested using a Harwell routine dosimeter in the dose range of 1 kGy to 30 kGy and  20 dose points. The results showed that the highest deviation reached 19% and 21% at the Gamma Cell 220 and the Dr. Mirzan T Razzak Gamma irradiator facilities. This elevated the performance of the dosimeters to determine the precision accuracy of the dose-measuring instrument
Karakteristik Abon Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis) Hasil Iradiasi Sinar Gamma
 AbstrakIkan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) memiliki potensi dijadikan bahan pangan alternatif karena ketersediaannya melimpah di Indonesia. Daging ikan sapu-sapu dapat dijadikan abon yang harus sesuai dengan SNI. Pengolahan abon menggunakan minyak menyebabkan abon mudah mengalami kerusakan sehingga diperlukan metode untuk memperpanjang masa simpan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik abon ikan sapu-sapu hasil radiasi gamma berdasarkan analisis proksimat, jumlah mikroba, kapang, dan organoleptik melalui uji hedonik. Daging ikan sapu-sapu diolah menjadi abon lalu diiradiasi dosis 0, 5, 10, dan 15 kGy kemudian disimpan selama 30 hari pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma mampu memperpanjang masa simpan abon ikan sapu-sapu selama 30 hari. Nilai gizi protein, lemak, dan jumlah mikroba abon ikan sapu-sapu yang diiradiasi sinar gamma memenuhi syarat ketetapan abon ikan sesuai dengan SNI 01–3707 tahun 1995, kecuali untuk nilai kadar air dan kadar abu abon. Iradiasi sinar gamma mampu menekan pertumbuhan mikroba dengan dosis terbaik 15 kGy. Dosis 15 kGy merupakan dosis yang paling diterima pada parameter rasa diuji organoleptik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan abon ikan sapu-sapu dengan syarat mutu abon ikan berdasarkan SNI, menentukan dosis iradiasi dalam pengawetan abon ikan sapu-sapu dan mengetahui minat konsumen terhadap abon ikan sapu-sapu.AbstractArmored catfish (Pterygoplichthys pardalis) has potential to be used as alternative foodstuffs because its abundant in Indonesia. Armored catfish meat can be processed into shredded in accordance with provisions SNI value so it can be consumed. Shredded cooked processed used oil that will causes stale easily, there must be a method that can extend the shelf life of shredded. The purpose of this research was to determine the characteristics of shredded fish from gamma radiation based on proximate analysis, the number of microbes, molds, and organoleptics through hedonic tests. Armored catfish meat is processed into shredded and irradiated in doses 0, 5, 10, and 15 kGy and then stored for 30 days. The parameters measured were water content, ash content, protein, fat, microbial count, mold and organoleptic test. The results showed that gamma ray irradiation was able to extend the shelf life of the shredded fish for 30 days. The nutritional value of protein, fat and the number of microbial armored catfish shredded irradiated by gamma rays meet the requirements of the nutritional of shredded fish in accordance with SNI 01–3707 of 1995, except for ash content and water content. Gamma ray irradiation can reduce microbial growth with the best dose 15 kGy. Dose 15 kGy was a significant dose of the taste parameters in the organoleptic test. This research was conducted to determine the feasibility of shredded fish with SNI requirements, to determine the dose of irradiation in preserving shredded fish and to determine consumer interest in shredded fish
STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM DENGAN ANALISIS SWOT SEBAGAI SOLUSI PEMULIHAN EKONOMI PASCA PANDEMI COVID-19
Micro small and Medium Enterprises (MSMEs) play an important role in economic growth and contribute to overcoming the problem of unemployment. The development of the MSME sector has had a positive impact on the growth of employment opportunities and social welfare. The results of a survey of 65 MSMEs in Gamol Hamlet, Kecandran Village, Salatiga City found that MSMEs in the area are still experiencing classic problems, namely problems with capital and financial records. We mapped these problems using a SWOT analysis. Next, we formulate two ways to overcome the existing MSME problems: (1) Socialization of capital and financial records, (2) MSME assistance. This research is a qualitative research with observation, interview, and documentation methods. This research is expected to be useful for all MSMEs in Gamol Hamlet and implemented properly in businesses, so that businesses can develop further
Dosis Sterilisasi Kemasan Lip Gloss Hasil Iradiasi Gamma
Lip gloss merupakan produk kosmetik yang berfungsi untuk melembabkan dan memberikan kilau pada bibir. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada produk lip gloss dibutuhkan kemasan yang steril. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mencegah adanya kontaminasi yang berasal dari kemasan adalah sterilisasi dengan memanfaatkan radiasi gamma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis sterilisasi radiasi gamma pada kemasan lip gloss dan dampak terhadap fungsionalnya. Tahapan penelitian terdiri dari analisis bioburden, penentuan dosis verifikasi dan sterilisasi serta pengujian fungsional kemasan lip gloss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam kemasan lip gloss terdeteksi adanya bioburden bakteri dan fungi. Berdasarkan ISO 11137, Sterility Assurance Level (SAL) 10-2, maka dosis verifikasi radiasi gamma untuk kemasan lip gloss adalah 7,7 kGy, sedangkan dosis sterilisasi untuk SAL 10-6 adalah 20,9 kGy. Iradiasi terhadap kemasan lip gloss dengan dosis verifikasi dan sterilisasi menghasilkan kondisi steril kemasan dari bioburden. Akan tetapi, iradiasi menyebabkan terjadinya perubahan fungsional kemasan lip gloss dilihat dari warna kemasan, tetapi tidak mempengaruhi bagian applicator, wiper dan bulu applicator
ANALISIS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI SISTEM MONETER KONVENSIONAL DAN SYARIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2010-2015
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh transmisi kebijakan moneter
melalui sistem konvensional dan Syariah terhadap inflasi di Indonesia periode
Januari 2010 hingga Desember 2015. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode Cointegration Test
(Cointegration Johansen) dengan program Eviews 8. Data yang digunakan adalah
data sekunder dari website resmi Bank Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam jangka panjang transmisi kebijakan moneter konvensional
berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia yaitu variabel suku bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
inflasi. Kemudian, variabel suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat inflasi. Sedangkan, variabel
Jumlah Uang Beredar model konvensional tidak berpengaruh terhadap tingkat
inflasi. Sedangkan pada sisi Syariah, hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang transmisi kebijakan moneter Syariah berpengaruh terhadap inflasi
di Indonesia yaitu variabel imbal hasil SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel inflasi. Kemudian, variabel
imbal hasil PUAS (Pasar Uang Antar Bank Syariah) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat inflasi. Sedangkan, variabel Jumlah Uang Beredar
model Syariah tidak berpengaruh terhadap inflasi
Penerapan Machine Learning untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis pada Materi Program Linear
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model prediksi dan mengetahui faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis pada materi program linear. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri di Jakarta Barat. Instrumen yang digunakan yaitu non tes dan tes, instrumen non tes berupa kuesioner dan instrumen tes berupa butir soal uraian dengan indikator kemampuan komunikasi. Pada penelitian ini faktor dominan yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi program linear menggunakan machine learning yaitu minat belajar siswa dilihat berdasarkan nilai chi square dengan nilai 10,742. Pada machine learning perbandingan kinerja model algoritma yang memiliki kinerja dalam memprediksi paling tinggi yaitu random forest dengan nilai accuracy sebesar 85%, sehingga model algoritma tersebut baik digunakan dalam memprediksi data testing untuk mengetahui keakuratan antara data aktual dengan data prediksi
ANALISIS PERAWATAN MESIN CRUSHER UNTUK MENINGKATKAN PROSES PRODUKSI DI CV. RELASTIC NUSANTARA GROUP
CV. Relastic Nusantara Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pencacahan limbah plastik, yang ditujukan untuk usaha-usaha daur ulang plastik
kelas menengah. Dalam prosesnya setiap hari dalam perusahaan ini belum
memiliki tata cara perawatan yang dapat menunjang proses produksinya tetap
berjalan lancar dan menjaga mesin tetap dalam kondisi terbaik. Masalah yang
ditimbulkan adalah terhambatnya proses produksi karena kondisi mesin yang tidak
prima dan menjadi sering macet, sehingga output pencacahan plastik menjadi
tidak maksimal.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diadakan pembenahan dalam
pengelolaan mesin crusher (pencacah) dengan adanya tata cara perawatan
dengan perhitungan umur pakai setiap komponen mesin sebagai acuan
perawatannya. Dengan begini diharapkan kondisi mesin dapat selalu terjaga
dalam kondisi terbaiknya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Hasil dari penelitian ini adalah jenis-jenis perawatan yang dapat dilakukan pada
mesin crusher di CV. Relastic Nusantara Group dengan parameter berupa umur
pakai setiap komponen mesin yang telah ditentukan berdasarkan history
kerusakan mesin yang pernah terjadi dan sistem informasi perawatan yang
berfungsi untuk memberi update kepada pemilik perusahaan untuk menentukan
waktu perawatan dan dapat memberi update tentang jenis perawatan yang akan
datang beserta parameternya dengan cara memasukkan data baru pada sistem
informasi perawatan ini. Dengan ini akan memudahkan kerja pemilik dalam
mengawasi mesin dan melakukan perawatan pada mesin