6 research outputs found
Penentuan Waktu Pembangunan Pabrik Semen Baru untuk Antisipasi Shortages di Indonesia
The capacity expansion through a new plant is a strategic issue for cement industry. Determining the right time for expansion is a critical issue since built too fast means the cement manufacturer will facing overproduction risks, while too slow the cement manufacturer may lose their potential markets. We discuss the situation dealt by cement industry to determine when this industry requires additional capacity. We use the concept of equilibrium supply-demand to develop a surplus/shortages map of Indonesian cement industries. The result indicates that the cement industry will experience shortages in 2014 with quantity around 397 thousands tons (for 90% utilization assumption). Development of new cement plant should be started from 2011 with an assumption it require 3 years construction period.Keywords: the equilibrium of supply-demand, shortages, the capacity expansion, cement industr
Evaluasi Pemilihan Mesin Mobile Packer untuk Industri Semen dengan Metode MCDM
PT X merupakan perusahaan yang menguasai pangsa pasar Indonesia dengan memiliki market share sebesar 53,4%. Salah satu fasilitas produksi dengan kapasitas terbesar adalah Tuban Plant. Proses krusial di dalam penentuan output produksi pada fasilitas tersebut adalah proses packing. Konsep mobile packer machine mampu mengatasi permasalahan yang terjadi apabila salah satu atau beberapa mesin packer rusak sehingga kapasitas produksi semen bag menurun. Pada penelitian ini akan dicoba untuk membandingkan dua merek packer yang telah dimiliki oleh PT X, yaitu HB dan CP untuk diterapkan pada konsep mobile packer machine. Perbandingan dilakukan menggunakan metode MCDM dengan pertimbangan kriteria finansial dan non-finansial.. Kriteria finansial akan didapatkan menggunakan metode TCO dengan indikator nilai minimum EUAC dan umur ekonomis sebagai kriteria. Kriteria non-finansial akan menjadi representasi mobilisasi sesuai dengan konsep mobile packer machine. Bobot mesin dan set-up time akan menjadi kriteria non-finansial pada permasalahan ini. Perhitungan bobot dilakukan menggunakan metode CRITIC. Dengan hasil perhitungan menunjukkan bahwa kriteria nilai minimum EUAC memiliki bobot 0,579, umur ekonomis 0,203, bobot mesin 0,131, dan set-up time 0,087. Jika ditinjau dari kriteria finansial saja HB memiliki rata-rata nilai minimum UEAC yang lebih rendah dibandingkan CP yaitu sebesar Rp 726 juta dibandingkan dengan Rp 1.092 juta. Sedangkan dari umur ekonomis HB memili nilai rata-rata umur ekonomis yang lebih besar dibandingkan CP yaitu 33 tahun dibandingkan dengan 26 tahun. Berdasarkan nilai scoring yang didapatkan dari metode VIKOR dan comprehensive VIKOR jika mempertimbangkan kriteria finansial dan non-finansial maka alternatif yang paling baik juga HB. Pada penelitian ini juga akan ditampilkan bagaimana model evaluasi bisa digunakan untuk proses procurement dengan alternatif selain merek existing
Pengembangan Model Evaluasi Total Cost of Ownership untuk Mengestimasi Umur Ekonomis pada Sebuah Subsistem Produksi yang Terdiri dari Beberapa Komponen (Studi Kasus di Industri Semen)
Dalam ekonomi global, khususnya untuk item dengan nilai yang besar, pertimbangan biaya tidak berhenti hanya pada akuisisi melainkan sepanjang siklus hidup. Total Cost of Ownerhip (TCO) merupakan penjumlahan dari seluruh biaya dalam produk selama siklus hidup. Penggunaan istilah TCO dibandingkan life cycle cost (LCC) dipilih karena penelitian terfokus pada kepemilikan aset fisik. TCO dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pembuatan keputusan penggantian aset melalui penentuan umur ekonomis yang dihitung melalui equivalent uniform annualized cost (EUAC) TCO dengan mempertimbangkan discount rate dan tingkat inflasi per tahun. TCO melalui EUAC diproyeksikan ke dalam jangka waktu tertentu hingga mendapatkan nilai minimum untuk menentukan umur ekonomis. Umur ekonomis pada penelitian ini dipertimbangkan dalam ruang lingkup sistem untuk menemukan jangka waktu pengoperasian sistem yang dapat meminimalkan biaya dan menemukan komponen kritis yang berdampak pada EUAC dan umur ekonomis sistem tersebut. Pada penelitian ini, model TCO akan dikembangkan pada subsistem produksi yaitu Raw Mill dan Packer dengan mengakomodasi faktor ketidakpastian yang berkaitan dengan operasional, pemeliharaan, dan faktor produksi yang digunakan untuk mengestimasi umur ekonomis. Tujuan penelitian ini antara lain adalah melakukan evaluasi atau analisis terkait struktur TCO dan komponen penyusun dari TCO, mengembangkan teknik solusi dan rekayasa matematis yang diperlukan untuk mendapatkan profil TCO yang dapat digunakan untuk mengevaluasi TCO, dan menentukan estimasi umur ekonomis sistem, EUAC, profil biaya komponen, dan komponen kritis pada sistem Raw Mill dan Packer. Pengembangan model TCO dilakukan dengan metode simulasi monte carlo. Hasil estimasi umur ekonomis untuk sistem Raw Mill adalah 15 tahun dan Packer adalah 28 tahun. Nilai umur ekonomis dan EUAC pada sistem Raw Mill dipengaruhi secara signifikan oleh Roller Mill dari aspek kerusakan dan Raw Mill Fan dari aspek operasional, sedangkan untuk Packer dipengaruhi oleh Packing Machine secara keseluruhan
Pemodelan Keputusan Membuat dan atau Membeli Bahan Baku pada Sistem Produksi Asam Fosfat untuk Mengoptimalkan Pendapatan di PT Petro Jordan Abadi
Tingginya biaya produksi asam fosfat atau cost of goods sold disebabkan oleh keputusan penentuan proporsi dalam membuat dan atau membeli bahan baku asam fosfat. Perusahaan memiliki plant yang saling mendukung, dimana plant utama membutuhkan bahan baku yang dapat diproduksi oleh plant lainnya. Laporan perusahaan pada tahun 2015 hingga 2016 menunjukkan bahwa beberapa plant pendukung tersebut tidak aktif sepenuhnya, sehingga hampir seluruh bahan baku membeli dari perusahaan lain. Dengan mempertimbangkan aspek depresiasi, perusahaan mengalami kerugian pada earning before interest and tax atau EBIT. Namun terdapat beberapa periode yang dengan proporsi production rate tertentu, perusahaan berhasil menekan COGS sehingga harga pokok produksi lebih rendah dari keuntungan penjualan. Sehingga EBIT perusahaan menguntungkan. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menentukan batasan proporsi production rate yang menguntungkan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan batas atas dan batas bawah production rate untuk tiap plant dengan menggunakan analisis sensitivitas dan fungsi what-if analysis
Comparative Economic Study of Electric Cars in Indonesia
As a step to reduce C02 emissions, the Indonesian Government has issued various regulations, one of the aims of which is to encourage the use of electric cars as environmentally friendly vehicles. According to Gaikindo (2022), the number of electric cars sold in 2022 of only 15,437 units. The figure has increased by 383.46% compared to 2021 however, the number of electric car users in Indonesia is still quite low when compared to the Indonesian Government’s target of 2 million units for switching from conventional/Internal Combustion Engine (ICE) cars to electric-based cars by 2030. Economic considerations are a significant barrier to efforts to electrify conventional cars. This research aims to provide an economic analysis of electric cars and conventional cars in Indonesia through Total Cost of Ownership (TCO) and Equipment Uniform Annualized Cost (EUAC) calculations. According to the TCO calculation, the best ownership time for an electric car at a distance of 10000-25000 KM is between 7 to 9 years. The deeper investigation through EUAC calculation showed that the economic lifetime of electric cars at a distance of 10000-25000 KM is 9 years compared with other ICE cars in the same segment