FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN CORONARY HEART DISEASE

Satu dari empat kematian di Indonesia disebabkan Coronary Heart Disease (CHD). Coronary Heart Disease merupakan penyakit kardiovaskular dengan prevalensi tertinggi di Bandung. Penyebab utama adalah aterosklerosis dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian Coronary Heart Disease. Desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan retrospektif. Instrumen penelitian menggunakan daftar tilik elektronik dengan total sampling 1256 rekam medis di Rumah Sakit Swasta Bandung. Analisis data dengan distribusi frekuensi, Mann Whitney, Chi square, dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan CHD terjadi pada usia 25–99 tahun (mean 59.5 tahun) dengan distribusi frekuensi terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 55.3%, hiperlipidemia 50.6% dan hipertensi 43.7%. Faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian CHD adalah obesitas. 5 faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian CHD sebanyak 31.6%, yaitu usia, jenis kelamin, hiperlipidemia, merokok dan diabetes melitus. Faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian CHD adalah hiperlipidemia (OR 4.675) dan merokok (OR 4.302). Saran bagi tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan kepada pasien mengenai faktor risiko CHD khususnya pada pasien dengan hiperlipidemia dan merokok

Expository Methods of Bundles HAP Affected the Implementation of HAP Prevention of Adult Inpatient Unit

Hospital-acquired pneumonia (HAP) incidents in private hospitals in Bandung reached 0.11 % -1.03 %. HAP affects the quality of hospital services related to patient safety. One of the methods used for socializing implementation of HAP prevention was the expository method means learning method that is directly implemented to maintain contact between the speaker and audience. The purpose of this study was to determine the effect of the expository method of education on HAP bundles on the implementation of HAP prevention in the adult inpatient units. The study was designed by pre-experimental design one group pretest-posttest. A total of 16 associate nurses were part of the research using the purposive sampling technique in the adult inpatient units. The variable in the study was the implementation of HAP prevention which was measured by using an observation sheet. Wilcoxon tests were used to compare the scores between pretest-posttest. The researched result was P-value 0.000 (P-value < α 0.05), meaning the expository method of education on HAP bundle affected the implementation of HAP prevention in the adult inpatient unit. Suggestions derived from this study are to advise the infection prevention and control committee to implement the expository method in socializing bundles to prevent infections categorized as HAIs to health workers and to perform a regular evaluation

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA: LITERATURE REVIEW

Prevalensi Hipertensi meningkat signifikan setiap tahun karena gaya hidup yang tidak sehat, terutama fisik yang tidak aktif. Aktivitas fisik telah terbukti dapat mencegah Hipertensi pada populasi umum, namun bukti terbatas pada populasi dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa artikel yang membahas hubungan antara aktivitas fisik dan pencegahan Hipertensi pada dewasa muda. Desain yang digunakan adalah Literature Review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan database PubMed dan Cochrane. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 2000-2020. Kata kunci yang digunakan aktivitas fisik, pencegahan, hipertensi, dan dewasa muda. Berdasarkan delapan artikel yang dikumpulkan didapatkan hasil bahwa aktifitas fisik secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dan &nbsp;dapat mencegah Hipertensi serta penyakit tidak menular lainnya. Lama aktifitas fisik yang dianjurkan untuk mencegah hipertensi adalah 150 menit, dengan frekuensi lima hari atau lebih dalam seminggu. Orang dewasa muda harus menyadari dan melakukan aktifitas fisik sesuai dengan rekomendasi, untuk mencegah Hipertensi. &nbsp;Saran bagi penyedia layanan kesehatan, harus memberikan pendidikan kesehatan secara rutin kepada penderita Hipertensi khususnya tentang aktifitas fisik

Personalizing mobile-health Apps using social media reinforcement learning to increase physical activity among bachelor nursing students: A feseable study

Background: Applying a smartphone health-App might suitable in the context of bachelor nursing students in Indonesia.Purpose: This study was conducted an smartphone health Apps and social media for bachelor nursing students to promote physical activity.Method: A quasy experiment with pre and post-test design included 80 bachelor nursing students with physical inactive by sample power to estimated, and recruited convinience samples from the nursing institutions. The eligible participants were randomly assigned to intervention or control group. The smartphone health-app group received electronic booklet of physical activity (PA) and health app combine with social media tool reinforcement during 12-week, and control group received usual care. Physical activity was measured using the questionaire and smartphone-health-app, and self-efficacy were assessed through extensive questionnaire. Data was analyzed within and between smartphone health-app and control groups to assess progarm using pair t-tests.Results: The primary outcome of promoting PA, there was a significant increase after 12-week of intervention, and significant difference between the groups was observed. The secondary outcomes, there was a significant increase in self-efficacy in both groups, and significant difference between groups.Conclusion: The intervention was successfully promoted PA of bachelor nursing students over 12-week. The intervention was designed to be simple for widespread implementation in a variety of bachelor nursing students and settings, as it requires no special equipment or previous PA knowledge