4 research outputs found

    Peran Ayah Dalam Keberhasilan Program Inisiasi Menyusui Dini (Imd) Pada Bayi Yang Lahir Secara Sectio Cesaria

    Full text link
    Pendahuluan: Persalinan secara Sectio Cesaria (SC) merupakan salah satu kendala untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kesiapan ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASInya pada bayi yang baru dilahirkan memerlukan adanya persiapan karena ibu mengalami Perubahan peran. Pencapaian peran ibu bisa berhasil bila ibu menjadi dekat dengan bayinya dan mendapatkan dukungan dari suami. Peran suami dalam pelaksanaan IMD adalah sangat penting. Keterlibatan suami dalam pelaksanaan IMD ini meliputi pemberian dukungan dan interaksi. Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang diharapkan selalu ada di sisi ibu dan selalu siap memberi bantuan. Jika ibu mendapatkan kepercayaan diri dan mendapat dukungan penuh dari suami, motivasi ibu untuk menyusui akan meningkat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan suami mendampingi istri bersalin secara SC dalam pelaksanaan IMD. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif observasional dengan rancangan cross sectional, bertujuan menggumpulkan data responden untuk menjawab issu strategis yang sedang terjadi, yang menyebabkan ibu post SC tidak melaksanakan IMD. Responden sejumlah 282 ibu post SC yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tempat penelitian ini dilakukan di ruang operasi (OK) kebidanan rumah sakit Tipe B, yaitu RSUD Jombang dan RSUD Sogaten Madiun. Hasil: Hasil pengujian secara bersama terdapat pengaruh dari variabel dukungan suami dan interaksi suami terhadap pelaksanaan IMD. Hasil pengujian secara individu terhadap variabel dukungan suami terdapat pengaruh terhadap pelaksanaan IMD, sedangkan pada variabel interaksi suami tidak terdapat pengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Pelaksanaan IMD dipengaruhi oleh dukungan suami sebesar 3,7%. Diskusi: Ibu yang didukung suami lebih termotivasi untuk melaksanakan IMD kepada bayinya

    Penentuan Korelasi Perubahan Kecepatan Angin dan Kekuatan Radiasi terhadap Ketinggian Lapisan Inversi dan Hubungannya dengan Kualitas Udara Ambien Kota Surabaya

    Get PDF
    Dispersi polutan pada udara ambien dipengaruhi oleh ketinggian lapisan inversi yang membatasi ruang mixing height di Kota Surabaya. Ketinggian lapisan inversi dipengaruhi oleh faktor meteorologi dan kestabilan atmosfer di suatu daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan Perubahan kecepatan angin dan kekuatan radiasi terhadap ketinggian lapisan inversi dan kualitas udara ambien di Kota Surabaya. Metode yang digunakan untuk analisis korelasi dalam penelitian ini adalah metode korelasi Pearson. Data ketinggian lapisan inversi didapatkan dari profil temperatur terhadap ketinggian hasil pengukuran radiosonde BMKG Juanda pada tahun 2009 hingga 2014. Analisis korelasi yang dilakukan diasumsikan dalam keadaan normal sehingga data yang digunakan adalah data hasil pelingkupan pada pukul 00.00 WIB dan 12.00 WIB dengan nilai persentil 10% dari tahun 2009 hingga 2014. Lapisan inversi pada Kota Surabaya kemungkinan merupakan lapisan subsidence inversion. Lapisan inversi tersebut memiliki korelasi berbanding terbalik pada pukul 00.00 WIB dan korelasi berbanding lurus pada pukul 12.00 WIB terhadap kecepatan angin, sedangkan untuk kekuatan radiasi tidak berkorelasi. Korelasi ketinggian lapisan inversi dengan kualitas udara ambien SO2 berbanding terbalik, namun tidak berkorelasi dengan NO2 dan O3
    corecore