199 research outputs found

    PERLINDUNGAN HUKUM ASURANSI BAGI PENUMPANG BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) YANG TIDAK LAIK JALAN BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA (STUDI PADA BUS AKDP TRAYEK BANDUNG-BOGOR)

    Get PDF
    Angkutan memegang peranan penting dalam pembangunan. Salah satunya ikut menunjang peningkatan pendapatan nasional, dan menciptakan serta memelihara tingkat kesempatan kerja dan efisiensi bagi masyarakat. Sebagai moda transportasi, Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) menjadi pilihan bagi kebanyakan masyarakat karena biaya yang cukup murah untuk berpergian antar kota. Salah satunya adalah Bus (AKDP) trayek Bandung-Bogor yang digemari oleh sebagian masyarakat domisili Bandung dan Bogor untuk menggunakan bus tersebut. Penyewaan biaya yang murah bukan menjadi alasan Perusahaan Otobus (P.O) trayek Bandung-Bogor tersebut untuk tidak memberikan pelayanan keamanan dan kenyamanan para penumpang. Kondisi tersebut akan menimbulkan risiko bagi penumpang bus atau konsumen atas ketidaknyamanan,keamanan dan risiko keselamatan karena kecelakaan. Bus (AKDP) Trayek Bandung-Bogor yang tidak laik jalan sering menimbulkan kerugian kepada penumpang akibat bus yang mogok sehingga penumpang diturunkan dijalan. Hal tersebut seharusnya dapat dituntut oleh penumpang karena pihak pengangkut tidak melaksanakan kewajibannya mengantar penumpang sampai ke tempat tujuan. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah perlindungan hukum bagi penumpang bus, tanggung jawab perusahaan bus bagi penumpang bus yang tidak laik jalan serta upaya yang dapat dilakukan penumpang jika bus (AKDP) trayek Bandung-Bogor tidak laik jalan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini yaitu menggunakan pendekatan yuridis normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, dan data sekunder dari penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Sedangkan penarikan kesimpulan dari penelitian dilakukan menggunakan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Perlindungan hukum yang diberikan perusahaan bus Gagak Rimang telah melanggar Pasal 4 huruf (a) Undang-Undang Perlindungan Konsumen karena pihak perusahaan tidak memberikan pelayanan yang optimal bagi penumpang dalam antisipasi risiko kecelakaan. Bahwa P.O Gagak Rimang juga terkendala dalam setoran iuran wajib. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan isi Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. P.O Gagak Rimang harus bertanggung jawab dengan mengganti kerugian pada penumpang yang diturunkan dijalan akibat bus tersebut mogok sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) dan Pasal 7 huruf (f) dan (g) Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Pada kasus kecelakaan bus Gagak Rimang yang menyebabkan korban, perusahaan bus sudah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pengobatan sesuai dengan Pasal 235 ayat (2) serta Pasal 191 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Upaya hukum yang dapat ditempuh oleh penumpang adalah menuntut perusahaan bus sesuai dengan Pasal 4 serta Pasal 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Selain itu penumpang juga dapat menggugat perusahaan bus melalui jalur litigasi maupun non litigasi sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Kata Kunci : Penumpang, Kerugian, Tanggung Jawa

    Classifying three-character RCFTs with Wronskian index equalling 3 or 4

    Full text link
    In the Mathur-Mukhi-Sen (MMS) classification scheme for rational conformal field theories (RCFTs), a RCFT is identified by a pair of non-negative integers [n,ℓ]\mathbf{[n, \ell]}, with n\mathbf{n} being the number of characters and ℓ\mathbf{\ell} the Wronskian index. The modular linear differential equation (MLDE) that the characters of a RCFT solve are labelled similarly. All RCFTs with a given [n,ℓ]\mathbf{[n, \ell]} solve the modular linear differential equation (MLDE) labelled by the same [n,ℓ]\mathbf{[n, \ell]}. With the goal of classifying [3,3]\mathbf{[3,3]} and [3,4]\mathbf{[3,4]} CFTs, we set-up and solve those MLDEs, each of which is a three-parameter non-rigid MLDE, for character-like solutions. In the former case, we obtain four infinite families and a discrete set of 1515 solutions, all in the range 0<c≤320 < c \leq 32. Amongst these [3,3]\mathbf{[3,3]} character-like solutions, we find pairs of them that form coset-bilinear relations with meromorphic CFTs/characters of central charges 16,24,32,40,48,56,6416, 24, 32, 40, 48, 56, 64. There are six families of coset-bilinear relations where both the RCFTs of the pair are drawn from the infinite families of solutions. There are an additional 2323 coset-bilinear relations between character-like solutions of the discrete set. The coset-bilinear relations should help in identifying the [3,3]\mathbf{[3,3]} CFTs. In the [3,4]\mathbf{[3,4]} case, we obtain nine character-like solutions each of which is a [2,2]\mathbf{[2,2]} character-like solution adjoined with a constant character.Comment: 64 pages, 20 table
    • …
    corecore