9 research outputs found

    Development of Educational Media For Type II Diabetes Mellitus Patients in the Work Area of Kedundung Health Center, Mojokerto City

    Get PDF
    Diabetes is one of the big four non-communicable diseases. According to the Mojokerto City Health Office, the incidence reached 3,365 in 2019 with the highest recorded at the Kedundung Health Center with 822 patients. Although the Ministry of Health has introduced dietary programmes for tackling the incidence of diabetes, a survey of the dietary rules of diabetes patients at the Kedundung Health Center revealed that it is only limited to consultation with nutritionists. Thus, it is necessary to develop a health-education media product in the form of a booklet explaining a more practical diet for diabetes mellitus patients. This study comprised of 10 stages adopted from the Sugiyono’s development model using a qualitative and quantitative descriptive analysis. The booklet produced b this study is titled “How to Diet Diabetes?” and contains information on understanding diabetes diet, the purpose, the calories needed, eating schedule, type of food, diet composition, dietary restrictions, and various menus. An assessment of the final product showed that 91.6% of the media experts considered it “very worthy” and 75% of the members providing the material included in the booklet considered it “eligible with minor revision.” Similarly, 92.7% of a small test group and 88.7% of a large test group classified it as “very worthy.” However, further work is needed to evaluate the effectiveness and impact of the booklet. Expansion of the subject is expected so that the booklet could reach more targets. Keywords: booklet, diabetes mellitus Diet, educational medi

    The Effectiveness of Emo-Demo in Increasing the Knowledge and Attitudes in Mother Who Do Not Provide Exclusive Breastfeeding in the Working Area of Cisadae Public Health Center in Malang

    Get PDF
    The worldwide rate of exclusive breastfeeding is <40%. In Indonesia, only 42% of babies were exclusively breastfed for first six months by 96% of women (2013). Breast milk plays a vital role for both mother and baby. In 2018, the exclusive breastfeeding rate in East Java was 40%, which is far from the target set at 80%. The rate of exclusive breastfeeding is relatively higher in rural than in urban areas with a ratio of 57.22:54.77%. Meanwhile, in Malang, particularly in the Cisadea Public Health Center area, in 2019, the rate of exclusive breastfeeding was 64.8%. The knowledge and attitude of women are closely related to their behaviour towards exclusive breastfeeding. One way to increase the practice of exclusive breastfeeding is Emotional-Demonstration (Emo-Demo) education. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Emo-Demo exclusive breastfeeding to increase the knowledge and attitudes of mothers who do not exclusively breastfeed in the working area of the Cisadea Public Health Center. The study used a pre-experimental research with one-group pre–post-test design. Data from the Wilcoxon signed rank test on maternal knowledge obtained an Asymp Sig (2-tailed) value of 0.011 and maternal attitude of 0.000. So, it can be concluded that the Emo-Demo method is effective in increasing the knowledge and attitude of mothers towards exclusive breastfeeding. Keywords: demo, exclusive breastfeeding, knowledge, attitud

    Pengenalan profesi kesmas pada anak melalui pop up book di Desa Jambearjo

    Get PDF
    Kesehatan Masyarakat bergerak di ranah preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang bertujuan agar masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik secara fisik, mental, sosial serta diharapkan dapat berumur panjang. Namun sangat disayangkan bahwasanya jurusan atau profesi Kesehatan Masyarakat ini tidak begitu dikenal oleh masyarakat umum. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah mengenalkan profesi Kesehatan Masyarakat pada anak-anak melalui media pop-up book. Metode yang dilakukan berupa sosialisasi dengan diselingi pemberian sebuah pre-test dan post-test untuk mengetahui kemampuan pengetahuan anak-anak di Desa Jambearjo dengan responden berjumlah 16 orang. Melalui media pop-up book dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat membantu memudahkan anak-anak mengenali dan memahami profesi dan peminatan yang ada di Kesehatan Masyarakat

    Penerapan manajemen asi eksklusif dan MP-ASI kepada masyarakat Kelurahan Temas Kota Batu

    Get PDF
    Desa Temas adalah salah satu desa di Kecamatan Batu Kota Batu yang memiliki jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 18.081 jiwa Ada beberapa masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat Desa Temas. Salah satunya adalah rendahnya cakupan ASI eksklusif dan MP-ASI di wilayah Dinas kesehatan Batu cenderung rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya penerapan manajemen ASI eksklusif dan MP-ASI. Masyarakat masih belum memprioritaskan buruknya status gizi anak sebagai masalah kesehatan masyarakat dan tidak hanya pilihan gaya hidup. Oleh karena itu, dibutuhkan program untuk meningkatkan manajemen pemberian ASI eksklusif dan MPASI dengan cara sosialisasi dan praktik. Metode dalam pengabdian ini meliputi beberapa tahapan, yakni: 1) Koordinasi dengan mitra terkait; 2) Persiapan tempat dan fasilitas untuk Abdimas; 3) Sosialisasi mengenai Manajemen ASI eksklusif dan MP-ASI; 4) Lomba kreasi menu MP-ASI. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai manajemen ASI eksklusif dan MPASI, sehingga secara tidak langsung akan berkontribusi dalam peningkatan status gizi balita

    Peningkatan literasi ibu sebagai upaya pencegahan stunting di Desa Wonorejo Kabupaten Malang

    Get PDF
    Desa Wonorejo sendiri memiliki jumlah kasus sebanyak 120 balita stunting dengan penyebab multikausa salah satunya kurangnya pengetahuan ibu dalam mengolah MP-ASI. Rendahnya pengetahuan para ibu akan pengolahan menu ini sangat berdampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Dengan permasalahan tersebut, butuhnya solusi yang tepat. Peningkatan Literasi Ibu Melalui  Keterampilan Mengolah Menu MP-ASI merupakan terobosan dalam upaya preventif  pencegahan stunting di Desa Wonorejo. Terobosan ini didukung dengan media promosi  kesehatan berupa kalender menu MPASI dimana kalender tersebut menyajikan resep menu  MPASI, manajemen MPASI, dan juga kandungan gizi dari setiap bahan makanan. Kegiatan ini dilakukan dengan bertatap langsung dengan ibu-ibu di Desa Wonorejo dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan pertama dilakukan dengan diberikannya modul berbentuk kalender MP-ASI lalu diberikan sebuah kuesioner untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, dan sikap para ibu di Desa Wonorejo. Hasil penilaian pengetahuan Ibu di desa Wonorejo setelah diberikannya modul kalender MPASI sudah menunjukkan kategori baik. Untuk hasil penilaian sikap ibu terhadap MPASI sudah dalam kategori cukup. Dapat disimpulkan bahwa modul kalender MP-ASI dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan literasi ibu terutama dalam hal MP-ASI yang mana pemberian MP-ASI yang baik dapat mencegah terjadinya stuntin

    Korelasi Status Perkawinan, Pendapatan Keluarga, Kebiasaan Makan “Muluk” dan Konsumsi Gorengan terhadap Risiko Diabetes pada Wanita Lansia Awal (46-55 Tahun)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status perkawinan, pendapatan keluarga, kebiasan makan "muluk", dan konsumsi gorengan terhadap risiko diabetes pada wanita lansia awal berusia 46 sampai 55 tahun. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan responden sebanyak 83 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebanyak 89,2 persen responden memiliki status perkawinan menikah. Diketahui juga bahwa rata-rata pendapatan keluarga dari responden adalah dibawah Upah Minimum Regional (UMR) (62,7 persen). Mayoritas responden menyampaikan bahwa mereka pernah makan muluk seminggu sebanyak 7 kali (27,7 persen) dan 75,9 persen responden menyampaikan bahwa lebih nyaman menggunakan muluk saat makan. Selain itu, sebanyak 33,7 persen mengakui menjadikan gorengan sebagai camilan yang biasa dikonsumsi. Adapun risiko diabetes diketahui bahwa 86,7 persen berada pada kategori risiko rendah. Hasil uji bivariat chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status perkawinan (p value: 1,00), pendapatan keluarga (p value: 1,00), metode makan yang lebih nyaman diterapkan (p value: 1,00), dan konsumsi gorengan (p value: 0,319) dengan risiko diabetes. Hasil uji bivariat Kenndals Tau menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi makan muluk (p-value: 0,897) dan jumlah jari yang digunakan untuk muluk (p value: 0,596) dengan risiko diabetes

    Pemanfaatan Film Animasi Dengue Hemorrhagic Fever Selama Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    The number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Malang Raya during the COVID-19 pandemic has increased. This is due to the Large-Scale Social Restriction Program (PSBB), so that efforts to tackle the spread of DHF cannot run optimally. This study aims to create an animated film that facilitates education to the people of Malang Raya regarding efforts to prevent and control dengue outbreaks in the pandemic period and in the future. The research methodology is carried out using research and development methods which are divided into two major parts, namely product design and product design in the form of animated films. Research respondents consisted of 16 respondents with an age range of 15-21 years. The results showed that most of the respondents had never watched a DHF animated film. Respondents' responses indicated that there was a potential increase in dengue fever sufferers during the COVID-19 pandemic caused by low self-awareness such as ignoring the quality of their health when studying at home. Suggestions for the DHF animated film are to add information on how to drain the bathtub properly on a regular basis, bury used items that are no longer used, plant mosquito repellent plants, use insect repellent, and create posters or content about dengue fever.Angka kasus Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Malang Raya pada kondisi pandemi COVID-19 mengalami lonjakan. Hal ini disebabkan oleh adanya Program Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB), sehingga usaha untuk menanggulangi penyebaran DHF pun tidak dapat berjalan maksimal. penelitian yang bertujuan untuk membuat film animasi yang mempermudah edukasi kepada masyarakat Malang Raya mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan wabah DBD di masa pandemi dan masa yang akan datang. Metodologi penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu desain produk dan produk berupa film animasi. Responden penelitian terdiri dari 16 responden dengan rentang usia 15-21 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum pernah menonton film animasi DHF. Tanggapan responden menunjukkan adanya potensi kenaikan penderita demam berdarah di masa pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh kesadaran diri yang rendah seperti mengabaikan kualitas kesehatannya saat pembelajaran di rumah. Saran untuk film animasi DHF adalah dengan menambahkan informasi tentang cara menguras bak mandi dengan baik secara rutin, mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat nyamuk, dan membuat poster atau konten mengenai demam berdarah

    Pemanfaatan Film Animasi Dengue Hemorrhagic Fever Selama Masa Pandemi Covid-19

    No full text
    The number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Malang Raya during the COVID-19 pandemic has increased. This is due to the Large-Scale Social Restriction Program (PSBB), so that efforts to tackle the spread of DHF cannot run optimally. This study aims to create an animated film that facilitates education to the people of Malang Raya regarding efforts to prevent and control dengue outbreaks in the pandemic period and in the future. The research methodology is carried out using research and development methods which are divided into two major parts, namely product design and product design in the form of animated films. Research respondents consisted of 16 respondents with an age range of 15-21 years. The results showed that most of the respondents had never watched a DHF animated film. Respondents' responses indicated that there was a potential increase in dengue fever sufferers during the COVID-19 pandemic caused by low self-awareness such as ignoring the quality of their health when studying at home. Suggestions for the DHF animated film are to add information on how to drain the bathtub properly on a regular basis, bury used items that are no longer used, plant mosquito repellent plants, use insect repellent, and create posters or content about dengue fever.Angka kasus Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Malang Raya pada kondisi pandemi COVID-19 mengalami lonjakan. Hal ini disebabkan oleh adanya Program Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB), sehingga usaha untuk menanggulangi penyebaran DHF pun tidak dapat berjalan maksimal. penelitian yang bertujuan untuk membuat film animasi yang mempermudah edukasi kepada masyarakat Malang Raya mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan wabah DBD di masa pandemi dan masa yang akan datang. Metodologi penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu desain produk dan produk berupa film animasi. Responden penelitian terdiri dari 16 responden dengan rentang usia 15-21 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum pernah menonton film animasi DHF. Tanggapan responden menunjukkan adanya potensi kenaikan penderita demam berdarah di masa pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh kesadaran diri yang rendah seperti mengabaikan kualitas kesehatannya saat pembelajaran di rumah. Saran untuk film animasi DHF adalah dengan menambahkan informasi tentang cara menguras bak mandi dengan baik secara rutin, mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat nyamuk, dan membuat poster atau konten mengenai demam berdarah

    Pemanfaatan Film Animasi Dengue Hemorrhagic Fever Selama Masa Pandemi Covid-19

    No full text
    The number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Malang Raya during the COVID-19 pandemic has increased. This is due to the Large-Scale Social Restriction Program (PSBB), so that efforts to tackle the spread of DHF cannot run optimally. This study aims to create an animated film that facilitates education to the people of Malang Raya regarding efforts to prevent and control dengue outbreaks in the pandemic period and in the future. The research methodology is carried out using research and development methods which are divided into two major parts, namely product design and product design in the form of animated films. Research respondents consisted of 16 respondents with an age range of 15-21 years. The results showed that most of the respondents had never watched a DHF animated film. Respondents' responses indicated that there was a potential increase in dengue fever sufferers during the COVID-19 pandemic caused by low self-awareness such as ignoring the quality of their health when studying at home. Suggestions for the DHF animated film are to add information on how to drain the bathtub properly on a regular basis, bury used items that are no longer used, plant mosquito repellent plants, use insect repellent, and create posters or content about dengue fever.Angka kasus Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Malang Raya pada kondisi pandemi COVID-19 mengalami lonjakan. Hal ini disebabkan oleh adanya Program Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB), sehingga usaha untuk menanggulangi penyebaran DHF pun tidak dapat berjalan maksimal. penelitian yang bertujuan untuk membuat film animasi yang mempermudah edukasi kepada masyarakat Malang Raya mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan wabah DBD di masa pandemi dan masa yang akan datang. Metodologi penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu desain produk dan produk berupa film animasi. Responden penelitian terdiri dari 16 responden dengan rentang usia 15-21 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum pernah menonton film animasi DHF. Tanggapan responden menunjukkan adanya potensi kenaikan penderita demam berdarah di masa pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh kesadaran diri yang rendah seperti mengabaikan kualitas kesehatannya saat pembelajaran di rumah. Saran untuk film animasi DHF adalah dengan menambahkan informasi tentang cara menguras bak mandi dengan baik secara rutin, mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat nyamuk, dan membuat poster atau konten mengenai demam berdarah
    corecore