27 research outputs found

    THE POTENTIAL OF FOREST HONEY (Apis spp) FROM TIMOR ISLAND AS ANTIBACTERIAL AGAINST PATHOGENIC BACTERIA IN FISH CULTURE

    Get PDF
    This study aims to know the potential of forest honey Apis spp. from Timor Island as antibacterial on pathogenic bacteria Aeromonas hydropilla and Vibrio alginolyticus in cultured fish, through testing of active compound, total glucose, pH and water content of the honey, that play the role in antibacterial mechanisms in honey. Chemical content of the honey was examined for alkaloid using Culvenor-Fiztgerald method, saponin with foam test, terpenoid and steroid with Lieberman-Burchard method, tannin with addition of FeCl3, and flavanoid addition of HCl and Mg powder. Total glucose was measured using spectrophotometer, water content with gravimetry, and pH with pH-meter. The antibacterial activity  test of the honey was done using disc method without dilution. Results showed that all forest honey from Timor Island contained alkaloid, saponin, steroid and terpenoid, except that Kefa honey did not hold steroid and terpenoid. Water content of the honey ranged from 15.70% to 26.65%, total glucose of 71.16% to 80.58%, and pH of 3.84 to 4.06. The forest honey had also antibacterial activity against A. hydropilla and V. alginoliticus with different inhibition zone

    Kandungan Agar dan Senyawa Aktif Makroalga Merah yang Ditemukan di Perairan Arubara Kabupaten Ende

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk kandungan agar dan fitokimia makroalga merah yang yangditemukan pada Perairan Pantai Arubara Kabupaten Ende. Pengambilan sampel Makroalgadilakukan pada saat surut terendah dengan cara menjelajahi sepanjang pantai dan mengoleksi sertamemotret setiap jenis makroalga yang ditemui untuk diidentifikasi Setelah mengetahui jenisnya,masing-masing makroalga dibersihkan dan dikeringkan kemudian dihaluskan untuk diujikandungan agar dan fitokimia yang meliputi uji senyawa alkaloid, saponin, Flavanoid, tannin,terpenoid dan steroid. Penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif dengan bantuantabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukan makroalga merah dominan yang ditemukan diPerairan Pantai Arubara kabupaten Ende yaitu Gracillaria sp, Amphiroa sp, Acantophora sp,Catinela sp, Galaxaura sp. Kandungan agar makroalga merah jenis Gracillaria sp yaitu 16,0 ±14,0 %, Acantophora sp 15,3 ± 26,6% dan Catinela sp 16,0 ± 14,0%. Setiap sampel makroalgamerah mengandung senyawa aktif flavonoid, fenolik, tanin dan saponin dan tidakmengandung alkaloid.Kata kunci: makroalga merah, kandungan firokimia, kandungan agar, perairan Arubara End

    Pemanfaatan Daun Miana yang Dicampur Madu dalam Pengobatan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang Terinfeksi Aeromonas Hydropilla

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perasan daun miana yang di campur madu dalam meenyembuhkan ikan mas yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydropilla. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan satu variabel bebas (konsentrasi perasan miaya yang dicampur madu yang berbeda). Perlakukan konsentrasi perasan miaya yang dicampur madu yang diberikan dengan metode penyuntikan pada penelitian ini adalah 40%, 50%, 60%. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan selain itu ditambahkan 2 unit kontrol yaitu kontrol negatif (disuntik akuades) dan kontrol positif (disuntik bakteri tanpa pengobatan). Kepadatan bakteri A.hydropilla sebagai patogen adalah 106 sel/ml. Hasil penelitian menunjukkan Perasan daun miana yang dicampur madu mampu menyembuhkan ikan mas yang terinfeksi bakteri A.hydropilla, dengan menurunkan kepadatan bakteri pada ikan yang terserang bakteri A.hydropilla sehingga menormalkan hematologi ikan mas yang pada akhirnya meningkatkan sintasan ikan mas tersebut. Konsentrasi perasan daun miana yang dicampur madu yang efektif dalam meningkatkan kesembuhan pada ikan mas yang terinfeksi A.hydropilla sehingga meningkatkan sintasannya pada akhir penelitian adalah 60% yang diberikan dengan metode penyuntikan. Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, ikan mas, madu, daun miana

    Pemanfaatan ekstrak aceton padina australis yang bersifat antibakteri dalam pengendalian bakteri vibrio alginolitycus pada budidaya ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis)

    Get PDF
    Salah satu upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk menanggulangi V.alginolitycus dengan aman dan ramah lingkungan adalah pengendalian secara kimiawi dengan memanfaatkan biota laut yang mengandung bahan aktif alami. padina australis merupakan salah satu biota laut dan golongan makroalga coklat yang mempunyai potensi penghasil bioaktif yang bersifat antibakteri. salah satu senyawa aktif yang dikandung P. australis adalah fenol.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak P.australis dapat memperbaiki profit hematologi dan jaringan ikan kerapu tikus sehingga dapat meningkatkan sintasan ikan kerapu tikus yang terinfeksi bakteri V.alginditycus dan dosis yang efektitif dalam memperbaiki profil hematologi dan jaringan ikan kerapu tikus tersebut. penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan kegiatan yaitu : pengumpulan dan ekstraksi P.australis, uji toksisitas ekstrak aceton P. australis, uji patogenesitas bakteri V. alginolyticus terhadap ikan kerapu tikus, uji pemanfaatan ekstrak P.australis dalam pengobatan ikan kerapu tikus yang diinfeksikan dengan bakteri V.alginolyticus. penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan rancangan penelitian yaitu rancangan acak lengkap, dengan perlakukan dosis ekstrak P. australis yang diberikan dengan metode perendaman yaitu 20%, 30%, 40% dan 50% serta kontrol yaitu dosis 0%. masing-masing perlakuan diulang 3 kali. parameter yang diamati adalah hematologi dan histologi serta kepadatan bakteri yang dilakukan sebelum infeksi, setelah infeksi dan setelah pengobatan serta sintasan ikan kerapu yang diamati pada akhir penelitian. hasil penelitian menunjukkan ekstrak Aceton P.australis mampu menyembuhkan ikan kerapu tikus yang terinfeksi bakteri V.alginolitycus, dengan menurunkan kepadatan bakteri pada ikan yang terserang bakteri V.alginolitycus sehingga menormalkan hematologi dan histologi ikan kerapu tikus yang pada akhimya meningkatkan sintasan ikan kerapu tikus tersebut. konsentrasi ekstrak aceton P. australis yang efektif dalam meningkatkan kesembuhan ikan kerapu tikus yang terinfeksi V. alginolitycus dan meningkatkan sintasannya pada akhir penelitian adalah 40% yang diberikan dengan metode perendaman selama 30 menit dalam 2 hari

    Pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara dengan pH yang mengalami penurunan menggunakan rendaman daun ketapang (Terminalia catappa)

    Get PDF
    Ikan mas merupakan salah satu  ikan air tawar yang mengandung nutrisi yang tinggi dan mempunyai nilai ekonomis yang penting sehingga ikan ini banyak dibudidayakan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara dengan pH  yang mengalami penurunan  menggunakan rendaman daun ketapang (Terminalia catappa). Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Perlakuan yang dicoba adalah A (rendaman daun ketapang 3 gram dengan air  PDAM 10 liter), B (rendaman daun ketapang 5 gram dengan air PDAM 10 liter) dan C (rendaman daun ketapang 7 gram dengan air PDAM 10 liter). Pengulangan setiap perlakuan dibuat sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunj ukan rendaman daun ketapang dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap penurunan pH air dan kelangsungan hidup ikan mas. Hasil terbaik untuk penurunan pH dan pertumbuhan mutlak) perlakuan C (7 g daun ketapang dengan 10 L air PDAM) dengan penurunan pH 1.73 dan rata-rata hasil terbaik untuk  pertumbuhan mutlak 6.39 g. dengan presentasi kelulushidupan terbaik ditemukan pada perlakuan C (7 g daun ketapang dengan 10 L air PDAM) dengan persentase kelulushidupan 96,67%. nilai parameter kualitas air selama penelitian cenderung stabil pada suhu berkisaran 25,10oC-25,71oC dan oksigen terlarut (DO) 7.77-7.99 ppm

    BUDIDAYA MAGGOT (Hermetia illucens) SEBAGAI PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) PADA MEDIA TUMBUH APU-APU (Pistia stratiotes)

    Get PDF
    Maggot (Hermetia illucens) is one type of alternative feed from Black Soldier Fly that is easy to cultivate, economical and profitable to reduce the rate of aquaculture production cost. The purpose of this study was to determine the growth of maggot as carp (Cyprinus carpio) feed on the growing medium apu (Pistia stratiotes). Research conducted from March to April 2022, using Complete Randomized Design method with 5 treatments and 3 replications. Treatment composition A = 1 kg dried apu; treatment B = 2 kg dried apu; treatment C = 3 kg dried apu; treatment D = 4 kg dried apu and treatment e = 5 kg dried apu. The result showed the highest maggot population production from treatment B = 1270 population was higher than treatment A, C, D and E with the highest growth weight of carp = 300 grams. The composition from treatment B is 2 kg dried apu, 2 ml probiotics, 4 eggs and 1 kg bran. The results of the ANOVA analysis and BNT test showed that the using P. stratiotes aquatic plants as a living media for maggots had a significant effect on the growth of the population maggot.Key words : Carp feed, Composition, Maggot, Pistia stratiote

    UJI EFEKTIVITAS KOMBINASI MADU DAN PATIKAN KERBAU (EUPHORBIA HIRTA) PADA BERBAGAI PERBANDINGAN TERHADAP BAKTERI VIBRIO ALGINOLYTICUS

    Get PDF
    Penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam mengatasi penyakit bakterial pada ikan dapat menimbulkan resistensi. Maka dari itu perlu adanya alternatif lain yang aman dalam penggunaannya yakni dengan menggunakan bahan-bahan alam. Madu dan patikan kerbau merupakan bahan-bahan alam yang diketahui memiliki senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa aktif dalam kombinasi dengan menggunakan pereaksi fitokimia dan untuk mengetahui perbandingan kombinasi madu dan patikan kerbau (Euphorbia hirta) yang optimal dalam menghambat bakteri Vibrio alginolyticus secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 perlakuan kombinasi, 2 perlakuan tanpa kombinasi serta 2 kontrol, dengan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perbandingan kombinasi yang digunakan yaitu 1 : 2 (madu 5ml : patikan kerbau 10ml), 2 : 2 (madu 10ml : patikan kerbau 10ml), dan 2 : 1 (madu 10ml : patikan kerbau 5ml) yang diuji menggunakan uji cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi madu dan patikan kerbau memiliki senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid yang bersifat antibakteri terhadap bakteri V. alginolyticus. Perbandingan kombinasi yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. alginolyticus adalah perbandingan kombinasi 2 : 1 dengan daya hambat sebesar 25,5 mm.Penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam mengatasi penyakit bakterial pada ikan dapat menimbulkan resistensi. Maka dari itu perlu adanya alternatif lain yang aman dalam penggunaannya yakni dengan menggunakan bahan-bahan alam. Madu dan patikan kerbau merupakan bahan-bahan alam yang diketahui memiliki senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa aktif dalam kombinasi dengan menggunakan pereaksi fitokimia dan untuk mengetahui perbandingan kombinasi madu dan patikan kerbau (Euphorbia hirta) yang optimal dalam menghambat bakteri Vibrio alginolyticus secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 perlakuan kombinasi, 2 perlakuan tanpa kombinasi serta 2 kontrol, dengan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perbandingan kombinasi yang digunakan yaitu 1 : 2 (madu 5ml : patikan kerbau 10ml), 2 : 2 (madu 10ml : patikan kerbau 10ml), dan 2 : 1 (madu 10ml : patikan kerbau 5ml) yang diuji menggunakan uji cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi madu dan patikan kerbau memiliki senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid yang bersifat antibakteri terhadap bakteri V. alginolyticus. Perbandingan kombinasi yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. alginolyticus adalah perbandingan kombinasi 2 : 1 dengan daya hambat sebesar 25,5 mm

    PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI Vibrio alginolyticus PADA IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus sp.) MENGGUNAKAN REBUSAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura)

    Get PDF
    Bakteri Vibrio alginolyticus merupakan bakteri gram negatif yang banyak ditemukan di lingkungan perairan laut karena bersifat halofilik. V. alginolyticus banyak menyerang ikan kerapu cantang dengan kondisi sistem imun yang lemah sehingga menyebabkan infeksi dan luka pada tubuh ikan serta kematian ikan. Daun kersen (Muntingia calabura) dapat  digunakan sebagai salah satu bahan herbal dalam mencegah penyakit bakterial pada ikan karena mengandung zat antibakteri yakni flavonoid, saponin dan tanin yang dapat merusak aktivitas bakteri. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi rebusan daun kersen dalam mencegah infeksi bakteri V. alginolyticus pada ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.). Metode yang digunakan yaitu metode perendaman dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Konsentrasi rebusan daun kersen yang digunkan yaitu perlakuan A (30 ml/l), perlakuan B (60 ml/l) dan perlakuan C (80 ml/l) serta ditambah kontrol positif (ikan tanpa pemberian rebusan daun kresen dan tanpa infeksi) dan kontrol negatif (ikan tanpa pemberian rebusan daun kersen dan diinfeksi) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan rebusan daun kersen dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap parameter darah (eritrosit, leukosit dan hemoglobin). Data gejala klinis perlakuan pencegahan infeksi V. alginolyticus yaitu perlakuan C dengan rendaman 80 ml/lmemiliki rata-rata eritrosit sebesar 108,3x104 sel/mm3, leukosit sebesar 6,13x104 sel/mm3 dan hemoglobin sebesar 3,99 g/dL menghasilkan gejala klinis lebih baik dibandingkan perlakuan A dengan rendaman 30 ml/l dan perlakuan B dengan rendaman 60 ml/l.Bakteri Vibrio alginolyticus merupakan bakteri gram negatif yang banyak ditemukan di lingkungan perairan laut karena bersifat halofilik. V. alginolyticus banyak menyerang ikan kerapu cantang dengan kondisi sistem imun yang lemah sehingga menyebabkan infeksi dan luka pada tubuh ikan serta kematian ikan. Daun kersen (Muntingia calabura) dapat  digunakan sebagai salah satu bahan herbal dalam mencegah penyakit bakterial pada ikan karena mengandung zat antibakteri yakni flavonoid, saponin dan tanin yang dapat merusak aktivitas bakteri. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi rebusan daun kersen dalam mencegah infeksi bakteri V. alginolyticus pada ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.). Metode yang digunakan yaitu metode perendaman dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Konsentrasi rebusan daun kersen yang digunkan yaitu perlakuan A (30 ml/l), perlakuan B (60 ml/l) dan perlakuan C (80 ml/l) serta ditambah kontrol positif (ikan tanpa pemberian rebusan daun kresen dan tanpa infeksi) dan kontrol negatif (ikan tanpa pemberian rebusan daun kersen dan diinfeksi) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan rebusan daun kersen dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap parameter darah (eritrosit, leukosit dan hemoglobin). Data gejala klinis perlakuan pencegahan infeksi V. alginolyticus yaitu perlakuan C dengan rendaman 80 ml/lmemiliki rata-rata eritrosit sebesar 108,3x104 sel/mm3, leukosit sebesar 6,13x104 sel/mm3 dan hemoglobin sebesar 3,99 g/dL menghasilkan gejala klinis lebih baik dibandingkan perlakuan A dengan rendaman 30 ml/l dan perlakuan B dengan rendaman 60 ml/l

    Identifikasi Parasit dan Bakteri Vibrio pada Kerang Darah (Anadara granosa) di perairan Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah

    Get PDF
    Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan September – Oktober 2019 di Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dan Laboraturium Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan  Keamanan Hasil Perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui jenis  parasit apa yang menyerang kerang darah (Anadara granosa) diperairan Tanah Merah, untuk mengetahui bakteri vibrio Harveyi yang menyerang kerang darah diperairan Tanah  Merah, untuk mengetahui berapa prevelensi parasit dan bakteri vibrio pada kerang darah (Anadara granosa) diperairan Tanah Merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis parasit yang menyerang kerang darah diperairan Tanah Merah yaitu Carchesium sp dan Trichodina sp; Bakteri yang menyerang kerang darah (Anadara granosa)  yaitu bakteri Vibrio harveyi.; dan Prevalensi parasit Charchesium sp yang menyerang kerang darah diperairan Tanah Merah adalah 60% danprevalensi Trichodina spadalah 40% sedangkan prevalensi serangan bakteri Vibrio harveyi adalah 100%. Kata kunci: Bakteri vibrio, Kerang Darah (Anadara granosa), Parasi

    Pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Caulerpa racemossa

    Get PDF
    Salah satu spesies rumput laut yang potensial untuk dikembangkan adalah Caulerpa racemosa. Caulerpa racemosa mengandung vitamin A, B1, C, antioksidan, dan asam folik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan jarak tanam yang tepat terhadap pertumbuhan C. racemosa yang dibudidaya dengan metode long line menggunakan kantong jaring dan penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan, mulai dari bulan November hingga bulan Desember tahun 2018 yang bertempat di Perairan Semau Desa Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu A ( Jarak Tanam 20 cm), B ( Jarak Tanam 40 cm); dan perlakuan C ( Jarak Tanam 60 cm). Parameter  yang diukur adalah laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak. Hasil penelitian mendapatkan laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak tertinggi ( 1, 74 g% / hari dan 67, 15 g ) dihasilkan pada perlakuan jarak tanam 60 cm, sedangkan terendah ( 1, 24 g% / hari dan 41, 72 g ) dihasilkan pada perlakuan  jarak tanam 20 cm. Hasil ANOVA menunjukan jarak tanam 20, 40, dan 60 cm memberikan pengaruh yang sangat nyata P > 0,05 terhadap laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak Caulerpa racemossa.   Kata Kunci : Caulerpa racemossa, Jarak Tanam, Pertumbuha
    corecore