6 research outputs found

    Kajian Struktur Sosial dalam Masyarakat Nelayan di Pesisir Kota Balikpapan

    Full text link
    Struktur sosial komunitas nelayan pada wilayah ini bersifat terbuka dan memungkinkan pergerakan secara vertikal maupun horizontal. Pergerakan sosial ke atas terjadi bila nelayan pemilik kapal sukses melakukan pemupukan modal sehingga mampu beroperasi secara independen atau nelayan pekerja mampu membeli kapal atau alat produksi lainnya. Pergerakan sosial ke bawah terjadi ketika ponggawa atau nelayan pemilik kapal menderita kerugian USAha sehingga kehilangan asetnya dalam jumlah yang besar. Pergerakan sosial horizontal terjadi ketika nelayan pekerja atau nelayan pemilik kapal berpindah ke grup atau ponggawa lain dengan pertimbangan kecocockan tertentu

    Persepsi dan Ekspektasi Pembangunan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah dan Perusahaan Migas

    Full text link
    Saliki village as part of a unique ecosystem of the Mahakam Delta has various development problems. This region contains oil and gas deposits, which have mined by multinational companies. This sector contributed a signifikan numbers to national income This area also covered by mangrove forest that invited the community to open a extensive shrimp ponds. Since 1999, the Government of Districth Kutai Kartanegara launched a specific development program namely Gerbang Dayaku (Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai) and now currently continued by Gerbang Raja (Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera). Oil and gas companies that operating in the region have launched  various community development program as their social responsibility.  The significant development problems are the lack of community’s development needs / perception and unestablished prime mover role that can be hold the economic community sustainibility. &nbsp

    MANAJEMEN SUMBERDAYA KELUARGA: SUATU ANALISIS GENDER DALAM KEHIDUPAN KELUARGA NELAYAN DI PESISIR BONTANG KUALA, KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    The earning and work of fisherman families in Indonesia mostly depend on natural resources using only simple technology. The study was conducted in coastal area of Bontang Kuala, East Kalimantan Province in June and July 2002. One most densely populated sub district was chosen purposively. Result showed that the average income of its family per capita was higher than the average of Indonesian family. Family decision making in economic activities such as fishing investment, catchment’s area selection, technology application were dominated by husband, while in religious, health and domestic activities except child education were dominated by wife. Higher the average contribution of wives to family income the higher the domination of wives in decision making in all activities that commonly dominated by husband. Time allocated for domestic, social, health, and economic activities of wife were higher than that of husband, while for income earning activities husbands’ time was higher that of wives’. Correlation between variables showed that there was significant correlation between public decision making with public division of labor, and level of satisfaction of wives concerning public decision making but not with domestic decision making. Among domestic division of labor there were negative correlation with productive time and with leisure time of wives but not with public division of labor, and husbands’ time allocation

    PENYISIHAN LIMBAH NITROGEN DARI SISTEM AKUAKULTUR MULTITROFIK TERPADU MENGGUNAKAN TANAMAN SAYUR SEBAGAI KONVERTER FOTOAUTOTROF

    Get PDF
    Tiga spesies tanaman sayur, kangkung darat (Ipomoea reptana), sawi (Brassica juncea), dan kemangi (Ocimum basilicum) dibandingkan guna mengonversi ammonium dan nitrat nitrogen dari sistem akuakultur. Tanaman tersebut ditanam secara hidroponik menggunakan teknik rakit (rafting technique) dengan tata letak rancangan acak kelompok lengkap (RAKL). Hasil percobaan menunjukkan bahwa tingkat konversi nitrogen oleh ketiga jenis tanaman berbeda secara nyata dengan tingkat retensi nitrogen tertinggi pada tanaman kangkung sebesar 0,73±0,28 g; diikuti oleh kemangi (0,30±0,17 g); dan terakhir oleh sawi (0,03±0,07 g). Secara keseluruhan ketiga tanaman mampu menyisihkan limbah nitrogen sebesar 6,70% dari total produksi TAN dari sisa metabolisme ikan yang dibudidayakan

    KAJIAN STRUKTUR SOSIAL DALAM MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR KOTA BALIKPAPAN

    Get PDF
    Struktur sosial komunitas nelayan pada wilayah ini bersifat terbuka dan memungkinkan pergerakan secara vertikal maupun horizontal.  Pergerakan sosial ke atas terjadi bila nelayan pemilik kapal sukses melakukan pemupukan modal sehingga mampu beroperasi secara independen atau nelayan pekerja mampu membeli kapal atau alat produksi lainnya.  Pergerakan sosial ke bawah terjadi ketika ponggawa atau nelayan pemilik kapal menderita kerugian usaha sehingga kehilangan asetnya dalam jumlah yang besar. Pergerakan sosial horizontal terjadi ketika nelayan pekerja atau nelayan pemilik kapal berpindah ke grup atau ponggawa lain dengan pertimbangan kecocockan tertentu. Kata kunci:struktur sosial, komunitas nelayan, wilayah pesisir Balikpapa

    ANALISIS KEBIJAKAN UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN PERAIRAN LABUAN CERMIN – KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR

    No full text
    Kawasan perairan Labuan Cermin adalah salah satu tujuan wisata unik di  Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang terletak di daerah pesisir dan memiliki pemandangan yang indah.  Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengidentifikasi kesesuaian lahan dan menentukan daya dukung kawasan Labuan Cermin untuk mengembangkan model ekowisata berkelanjutan; 2) menganalisis nilai manfaat ekonomi dari kegiatan ekowisata dan 3) menetapkan prioritas strategi dalam mengelola ekowisata berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei, 2016. Pengumpulan data menggunakan metode survei dan 60 wisatawan diwawancarai dengan menggunakan metode accidental sampling. Metode analisis data terdiri dari matriks kesesuaian lahan, analisis daya dukung, analisis nilai ekonomi pariwisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan penetapan prioritas strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan menggunakan SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Labuan Cermin sesuai/cocok untuk kegiatan ekowisata di mana indeks kesesuaiannya adalah 78%. Penelitian ini juga menemukan bahwa jumlah ideal turis yang diperbolehkan beraktivitas sebanyak 46 orang / hari. Rata-rata jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebanyak 12.000 orang turis / tahun, jumlah ini tidak melebihi dari daya dukung diizinkan yaitu sebanyak  16.576.000 orang turis / tahun. Selanjutnya, nilai manfaat ekonomi ekowisata dari kawasan Labuan Cermin berdasarkan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp 1.656.780.274,11 / tahun. Prioritas strategi pertama dalam mengembangkan ekowisata berkelanjutan di perairan Labuan Cermin adalah merevitalisasi peran lembaga lokal (Lekmalamin) dengan meningkatkan kapasitas teknis, manajerial dan sosial ekonominya.Title: Policy Analysis Of Sustainable Ecotourism DevelopmentIn Labuan Cermin Waters - Berau Regency, East KalimantanLabuan Cermin waters is one of unique tourist destinations in Berau, East Kalimantan, that is located in coastal area and has a beautiful landscape. The research objectives were: 1) identifying the land suitability and determining the carrying capacity of Labuan Cermin for sustainable ecotourism modelling; 2) analysing the ecotourism value and 3) establishing priority strategies for managing sustainable ecotourism. This research was conducted from January to May – 2015. Data collection applied survey method and 60 tourists were interviewed using accidental sampling method. Data analysis methods consisted of land suitability matrix, carrying capacity analysis, tourism economic value analysis using travel cost method and priority strategies of sustainable ecotourism management using SWOT and QSPM methods. The results showed that Labuan Cermin was suitable for ecotourism in which the index of suitability was 78%. This study also determined the number of allowed tourist were 46/day. The average number of tourists were 12.000 tourists/year, while not exceeding from allowed carrying capacity were 16.576.000 tourists/year. Furthermore, the ecotourism economic benefit value of Labuan Cermin based on travel cost method were IDR 1.656.780.274,11/year. The first priority strategy in developing sustainable ecotourism in Labuan Cermin waters was to revitalize the role of local institution (Lekmalamin) by improving its technical and socioecomic  capacity. 
    corecore