10 research outputs found

    Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis Filantropi Melalui Gerakan Sedekah Sampah Magelang (GEMMA)

    Get PDF
    Sebagian besar masyarakat masih menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna, menjijikan sehingga berhubungan dengan sampah dianggap “rendah derajatnya.” Pola-pola pikir yang lain seperti kegemaran memproduksi sampah, menghilangkan sampah, dan kasus membuang sampah berbahaya tidak pada tempatnya, menambah rumit problematika sampah. Diperlukan upaya strategis untuk mengurai problematika sampah yang kompleks, salah satunya melalui inovasi pengelolaan sampah berbasis filantropi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melakukan upaya strategis dengan memberikan motivasi, edukasi dan penyuluhan melalui focus grup disscussion, lokakarya, serta pendampingan secara berkelanjutan dalam rangka mengawal gagasan baru pengelolaan sampah berbasis filantropi hingga terbentuk gerakan sedekah sampah yang diharapkan bisa menciptakan iklim “eco-innovation” dan “eco-sociopreneurship” di masyarakat. Metode yang digunakan adalah melalui kolaborasi aksi multi stakeholders dengan menggunakan strategi Integrated Community Development. Hasil kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah berbasis filantropi memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. Transformasi pengetahuan dan kecakapan 3R dalam pengelolaan sampah berbasis filantropi telah tersampaikan dan menginspirasi masyarakat untuk bersedekah atas dasar keikhlasan membantu sesama. Hal ini kemudian memunculkan komitmen masyarakat untuk mendukung dan berpartisipasi langsung dalam mengawal keberadaan Gerakan Sedekah Sampah Magelang (GEMMA) yang dimotori oleh kelompok pemuda (JPK) dan dibina oleh Yayasan Al Fath Islamic Centre

    Pemberdayaan Difabel Siaga Bencana (Difagana) dalam Sistem Manajemen Bencana Inklusif di Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan, beresiko tinggi dan cenderung terabaikan ketika bencana. Berdasarkan hal tersebut, maka tahun 2016, dibentuk Difabel Siaga Bencana (Difagana) di DIY, sebagai Difagana pertama di Indonesia yang diberdayakan oleh Dinas Sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pemberdayaan Difagana DIY yang diarahkan pada tercapainya tujuan ekonomi, sosial dan ekologi melalui tahap: aksesibilitas, pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif data dan diuji keabsahannya menggunakan teknik triangulasi data. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian aksesibilitas penyandang disabilitas dalam kelembagaan dirasa masih belum memperhatikan aspirasi dan kebutuhan anggota Difagana. Meski demikian, peningkatan pengetahuan tentang kebencanaan telah terealisasi melalui pemberian pendidikan dan pengetahuan terhadap setiap anggota Difagana dan peningkatan keterampilan penanggulangan bencana dinilai telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan keswadayaan sosial penyandang disabilitas dalam menghadapi situasi bencana.

    The Integration of Sister Village Functions in Mount Merapi Disaster Management during the COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    This article examines the integration of the sister village program in the emergency response to the Mount Merapi disaster during the COVID-19 pandemic using the analysis of the AGIL functions- Adaptation (A), Goal attainment (G), Integration (I), and Latency (L). This study uses a descriptive narrative method. Primary and secondary data were collected through interviews, observations, documentation and FGDs in order to support and strengthen the results. The study findings show that according to the functionalism perspective, the condition of Nggargomulyo Village and Tamanagung Village people which are bound by the MoU sister village still has not shown harmonization. The community involvement of Tamanagung Village actively in the management of the evacuation is relatively low. Whereas community involvement in the sister village program is the basic principle of achieving the goals of this village fraternity cooperation. This condition resulted in the people of Ngargomulyo Village finding its difficult to adapt to the new refugee situation during the COVID-19 pandemic. This affects the program integration process and the functioning of the system, both internally and externally, because the program has not yet been institutionalized within the community. For this reason, it is necessary to refresh the role and function of the sister village as the main instrument in overseeing the disaster management system in Magelang Regency related to being integrative and sustainable

    Genealogy of Power in Sustainable Tourism Development in Mina Wisata Technopark Sleman

    Get PDF
    This study aims to analyze the parties involved in program innovation and their interests, identifies the parties who benefit and lose, and determine the sustainability of the development of Mina Wisata Technopark Sleman. This research used qualitative methods with Foucaultian's framework of genealogy of power or knowledge. The construction of the dynamics of relations and power relations can be seen from the discourse on the power of the actors involved in the management, such as the central and local governments as planners at the executive and driving levels; the company as the main key in the tourism industry; local communities in the development area as program objects; as well as the Lurah and the Village Apparatus as implementation and supervisors of development. The dynamics of developing a mina wisata  technopark resulted in the construction that the existence of a management agency was the result of communicative action through a long dialogue process. So, that power or authority can side with the weakest parties to build productive spaces and their networks in order to improve their welfare.  Mina wisata technopark must be developed through the active role of the community in making development decisions in an open, democratic, and responsible manner (bottom up planning), trought synergy with all stakeholders. innovation programme        

    OPTIMALISASI PENGEMBANGAN INISIATIF MASYARAKAT BERBASIS DINAMIKA INTERNAL MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN SOSIAL DI RUSUNAWA SLEMAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses optimalisasi pengembangan inisiatif masyarakat rusunawa berbasis dinamika internal melalui penguatan kelembagaan sosial yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa optimalisasi pengembangan inisiatif masyarakat rusunawa belum bisa dilakukan secara maksimal karena kelembagaan sosial yang ada di lingkungan masyarakat penghuni rusunawa ternyata belum seluruhnya terbentuk atas dasar kebutuhan dan inisiasi masyarakat secara mandiri sehingga pola aktivitas keseharian masyarakat belum bisa sejalan dengan proses pemenuhan kebutuhan bersama. Kelembagaan sosial yang ada justru melakukan eksklusi terhadap inisiatif, pemikiran dan nilai-nilai yang membuka peluang untuk keluar dari keterbatasan. Keberadaan kelembagaan sosial mengalami defisit makna karena adanya ketimpangan relasi kuasa, di mana pelaku kebijakan lebih mendominasi wacana dan pemaknaan, serta merepresentasikan diri tanpa menghadirkan suara dan aspirasi penghuni untuk mengembangkan karakteristiknya secara mandiri. Imbasnya, kelembagaan sosial yang merujuk pada pandangan modernisasi lingkungan fisik di rusunawa dianggap belum cukup responsif dan adaptif dalam memfasilitasi arus dua arah yaitu, informasi dan pelayanan eksternal dengan aspirasi dan kepentingan masyarakat penghuninya

    MAINSTREAMING DISABILITAS DALAM SISTEM MANAJEMEN BENCANA INKLUSIF DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    People with disabilities are a high-risk group who tend not to be "visible" during a disaster. Moreover, being involved in emergency preparedness and response efforts. This is due to their limitations in accessing the physical environment, information and communication, knowledge, and limited skills and abilities. They tend to be perceived as a burden and are often ignored by the system. Based on these problems, disability mainstreaming in inclusive disaster management must be realized so that the entire system can be balanced and can work well. Especially now that the global world is facing the COVID-19 pandemic which demands the readiness of all levels of society, especially people with disabilities, to mitigate and anticipate the risk of pandemic disasters according to their respective roles. The aim of this research is to enrich the discourse of inclusion of disabilities in disaster risk management, which is still very limited, so that it can be used as a basis in formulating a model for empowering persons with disabilities in an inclusive disaster management system. This research uses descriptive qualitative method. Primary data in this study were events related to the integration of the AGIL function in the Difagana group which were collected through observation, interviews and focus group discussions, both face-to-face and via online (whatsapp and zoom). Meanwhile, secondary data is based on literature related to disabilities and disasters. The results showed connectivity between the adaptation function, goal attainment, integration, and system maintenance (AGIL) in the Difagana group in situations of natural disasters and non-natural disasters.Kaum difabel merupakan kelompok beresiko tinggi yang cenderung tidak “terlihat” selama terjadi bencana. Apalagi diikutsertakan dalam usaha-usaha kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Hal ini dikarenakan keterbatasan mereka dalam mengakses lingkungan fisik, informasi dan komunikasi, pengetahuan, serta keterbatasan keterampilan maupun kemampuan. Mereka cenderung dianggap menjadi beban dan seringkali diabaikan oleh sistem. Berdasarkan permasalahan tersebut maka mainstreaming disabilitas dalam manajemen bencana inklusif harus terwujud agar keseluruhan sistem bisa seimbang dan dapat bekerja dengan baik. Terlebih saat ini dunia global sedang menghadapi bencana Pandemi COVID-19 yang menuntut kesiapan seluruh lapisan masyarakat, khususnya penyandang disabilitas untuk melakukan upaya mitigasi dan antisipasi risiko bencana pandemi sesuai dengan perannya masing-masing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkaya diskursus inklusi disabilitas dalam manajemen risiko bencana yang masih sangat terbatas, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai basis dalam merumuskan model pemberdayaan penyandang disabilitas dalam sistem manajemen bencana yang inklusif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data primer dalam penelitian ini berupa peristiwa terkait dengan pengintegrasian fungsi AGIL dalam kelompok Difagana yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan diskusi kelompok terarah (focus group discussion), baik secara tatap muka maupun via daring (whatsapp dan zoom). Sedangkan data sekunder berasar dari literature terkait disabilitas dan bencana. Hasil penelitian memperlihatkan adanya konektivitas antara fungsi adaptasi (Adaptation), pencapaian tujuan (Goal attainment), integrasi (Integration), dan pemeliharaan sistem (Latency) (AGIL) di kelompok Difagana dalam situasi bencana alam, maupun bencana non alam. &nbsp

    MANIFESTASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (PKSA) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH ANAK MANDIRI (RSAM) YOGYAKARTA

    Get PDF
    The phenomenon of street children is one of the crucial problems that accompany the development process. The dynamics of the life of street children which are identical with the culture of poverty, are considered to deviate from the social function of children due to various activities carried out on the streets. Over the past 9 years, the Ministry of Social Affairs has implemented policies, strategies and Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) which aims to empower and meet the needs of children living on the streets, however these efforts are seen as not yet running optimally. Echoes of "Social Movements Towards a Street-Free Indonesia" as part of PKSA are still "foreign" to be heard, although statistics show a decrease in the number of street children in reality there are still many street children who carry out various activities in the corners of the city such as in traffic lights, stations , terminals and around shopping centers. This proves that protection programs and services for street children have not run effectively and are not well integrated. This study aims to determine the extent of PKSA manifestations in realizing the social welfare of street children at Rumah Singgah Anak Mandiri (RSAM) Yogyakarta. The method used in this study is a qualitative research method using descriptive analysis. After the data is collected, the data analysis technique is carried out with the stages of data selection, data presentation and drawing conclusions. So that research results can be trusted, triangulation is carried out to test the validity of research data. Based on the results of the study it can be concluded that the implementation of PKSA in Yogyakarta RSAM has a positive impact on street children. This can be seen from the achievement of the basic needs of street children who are fostered, the achievement of basic education of street children because most street children can go back to school, and the reduced time children are on the streets. Keywords: PKSA, Social Welfare, Street Children, RSAM.Fenomena anak jalanan merupakan salah satu permasalahan krusial yang menyertai proses pembangunan. Dinamika kehidupan anak jalanan yang identik dengan budaya kemiskinan, dianggap menyimpang dari fungsi sosial anak karena berbagai aktivitas yang dilakukan di jalanan. Selama 9 tahun terakhir, Kementerian Sosial telah mengimplementasikan kebijakan, strategi dan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) yang bertujuan untuk memberdayakan dan memenuhi kebutuhan anak yang hidup di jalanan, namun demikian upaya tersebut dipandang belum berjalan secara optimal. Gaung “Gerakan Sosial Menuju Indonesia Bebas Anak Jalanan” sebagai bagian dari PKSA masih “asing” terdengar, meski data statistik menunjukkan penurunan jumlah anak jalanan realitanya masih banyak anak jalanan yang melakukan berbagai aktivitas di sudut-sudut kota seperti di traffict light, stasiun-stasiun, terminal dan di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini membuktikan bahwa program-program perlindungan dan pelayanan anak jalanan belum berjalan secara efektif dan belum terintegrasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manifestasi PKSA dalam mewujudkan kesejahteraan sosial anak jalanan di Rumah Singgah Anak Mandiri (RSAM) Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan deskriptif analisis. Setelah data terkumpul maka teknik analisis data dilakukan dengan tahapan seleksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Agar hasil penelitian dapat dipercaya maka dilakukan triangulasi guna menguji keabsahan data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan PKSA di RSAM Yogyakarta memiliki dampak yang positif bagi anak jalanan. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya kebutuhan dasar anak jalanan yang menjadi binaan, tercapainya pendidikan dasar anak jalanan karena sebagian besar anak jalanan bisa kembali bersekolah, dan berkurangnya waktu anak berada di jalanan.   Kata kunci: PKSA, Kesejahteraan Sosial, Anak Jalanan, RSAM

    Pendampingan Swakelola Sampah Keluarga Pada PKK Desa Trimulyo, Jetis, Bantul

    No full text
    Pemberdayaan pengelolaan sampah merupakan upaya yang berkelanjutan serta  menjadi solusi dalam mengatasi rusaknya lingkungan karena sampah. Kesadaran warga dalam pengelolaan sampah keluarga masih kurang. Oleh karena itu, pengabdian ini dilakukan memberikan motivasi, edukasi, penyuluhan dan pelatihan swakelola sampah keluarga di PKK Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui ibu-ibu PKK tentang pentingnya penanganan sampah rumah tangga, meningkatkan keterampilan mitra dalam pengolahan sampah secara 4R (reduce, reuse, recycle, replace) agar menjadi produk bernilai ekonomis, dan mengorganisasi masyarakat agar memiliki kesadaran dalam membentuk kelompok pengelola sampah mandiri (KPSM) di Desa Trimulyo. Metode kegiatan melalui sosialisasi tentang swakelola sampah yang dilanjutkan dengan pelatihan sampah organik. Kegiatan diikuti oleh ibu-ibu PKK perwakilan tiap  pedukuhan. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah 1) Adanya  kesadaran bagi ibu-ibu pengurus PKK desa untuk mengelola sampah mulai dari sampah keluarga, 2) Memahami pengelolaan sampah organik menjadi biokompos, dan 3) Mendorong pembentukan pengelolaan sampah mandiri di tingkat desa

    Industrial and Environmental Disaster Risk Assessment for Hazardous Materials in Balikpapan City, East Kalimantan, Indonesia

    No full text
    Industrial disasters may cause massive public health problems, as they create large environmental damage and major loss of life. Balikpapan City has experienced a large oil spill which caused an industrial and environmental disaster: five fishermen died, various public health problems arose, and damage to environmental wildlife and ecosystems occurred. The objective of this study was to evaluate the industrial and environmental disaster risk related to hazardous material (hazmat) in Balikpapan. The research method involved the use of a semi-quantitative risk analysis with an originally organized checklist, a risk matrix, and a Geographic Information System (GIS) analysis. The results suggested that the risk score in Balikpapan’s City is 32 (MEDIUM; the dominant types of hazmat were flammables and corrosives). The major sectors contributing to the risk appeared to be the mining, energy, and oil and gas industries, with a medium risk (average risk score 33), while one clean water industry showed a low risk (risk score 24) using the checklist and risk matrix. According to the results from the GIS mapping, the areas t the highest risks appeared to be located within Balikpapan City coastal regions. The industries and the government of Balikpapan must be prepared for industrial and environmental disasters by educating competent major hazmat responders and ensuring a large spills response equipment, extensive environmental monitoring and measurement, procedures to deal with major fire and explosions and adequate disaster communication and coordination
    corecore