29 research outputs found

    POTENSI RADIKALISME DI PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH)

    Get PDF
    Penelitian ini akan mengkaji tentang potensi radikalisme dikalangan organisasi kemahasiswaan yang ada di Universitas Malikussaleh. Pilihan kajian ini didasari oleh, Pertama, berdasarkan data dari LIPI ditemukan bahwa tingkat radikalisme di kalangan mahasiswa Indonesia menunjukan angka yang memprihatinkan. Bahkan dalam sejumlah kasus terorisme berbasis agama yang dilakukan oleh mahasiswa. Sebut saja kasus bom diri di Polres Medan yang dilakukan oleh seorang pemuda yang merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi. Selain itu, BIN dalam suatu penelitian yang dilakukan pada 3 Universitas ternama juga menemukan 39 Mahasiswa di Universitas tersebut telah terpapar paham radikalisme. Meski bukan dalam bentuk radikalisme aktif destruktif. Mahasiswa-mahasiswa tersebut tergabung dalam sejumlah organisasi kemahasiswa keagamaan. Kedua, dilihat dari pertumbuhan organisasi mahasiswa di Universitas Malikussaleh, organisasi yang berkecimpung pada masalah keagamaan khususnya Islam berkembang dengan pesat. Meski bukan berarti perkembangan tesebut mengarah ke suatu yang negatif, malah sebaliknya ke arah positif, akan tetapi dari pengamatan peneliti terdapat kelompok-kelompok hijrah yang eksklusif dengan ciri-ciri khas telah dapat dikatagorikan sebagai bagian dari fundamentalisme Islam. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk radikalisme yang terungkap pada aktifitas organisasi kemahasiswa yang berafiliasi dengan Islam di Universitas Malikussaleh. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab mahasiswa Unimal terpapar paham radikal dan agaimana bentuk upaya Universitas Malikussaleh dalam menanggulangi radikalisme di kalangan mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data-data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan kajian literatur

    Implementasi Akad Mukhabarah Terhadap Determinasi Petani Padi (Studi di Desa Lancang Barat,Kecamatan Dewantara,Kabupaten Aceh Utara)

    Get PDF
    Pengelolaan pertanian yang dilakukan masyarakat desa Lancang Barat Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pemilik lahan dan pengelola. Dalam praktiknya, pemilik lahan menyerahkan lahannya kepada pengelola untuk dikelola kemudian hasilnya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan. Benih dan seluruh biaya lain berasal dari penggarap. Masyarakat desa Lancang Barat memang tidak secara gamblang mengatakan bahwa akad yang mereka jalankan adalah mukhabarah, namun berdasarkan praktik yang mereka lakukan, aktivitas pengelolaan tersebut cenderung mirip dengan konsep mukhabarah yang diajarkan dalam Islam walau penerapannya belum sepenuhnya benar.Tidak adanya kesepakatan tertulis (hitam di atas putih) mengenai hak dan kewajiban para pihak, tidak adanya keterangan waktu yang jelas mengenai berakhirnya kerjasama, sedangkan kita ketahui bahwa akad mukhabarah disyaratkan jangka waktu kerjasama harus jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan akad mukhabarah dalam pengelolaan lahan pertanian padi dan untuk mengetahui peluang dan hambatan akad mukhabarah pengelolaan lahan pertanian padi dalam peningkatan ekonomi petani yang berlaku di kalangan masyarakat Desa Lancang Barat Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama mukhabarah/Boeh Asoe Tanoh yang dilakukan petani di Desa Lancang Barat Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara  adalah serupa dengan konsep mukhabarah, akan tetapi dalam praktiknya tidak sepenuhnya sesuai dengan konsep yang diajarkan Islam karena pada saat akad tidak ditetapkan kapan berakhirnya kerjasama tersebut. Dalam perjanjian yang dibuat hanya secara lisan saja tidak ada keterangan hitam diatas putih atau secara tertulis. Pembagian hasilnya sesuai dengan kesepakatan pemilik tanah dengan petani penggarap saja. Kerjasama mukhabarah/ Boeh Asoe Tanoh sedikit banyak mampu memberikan peluang yang baik bagi perekonomian petani di desa Lancang Barat, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara baik untuk pemilik lahan maupun penggarap.

    KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN POLIGAMI YANG TIDAK TERCATAT (Studi Penelitian di Desa Kota Panton Labu Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara)

    Get PDF
    Poligami adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan lebih dari satu orang isteri tanpa menceraikan isteri-isteri yang lain. Poligami merupakan sesuatu yang terjadi dalam suatu kehidupan bermasyarakat ketika seorang suami merasa mampu dan dapat berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya sehingga dapat tercapai keharmonisan dalam keluarga. Dalam hukum Islam maupun Hukum positif tidak ada larangan untuk melakukan poligami tersebut. Akan tetapi harus melalui aturan dan prosedur dan aturan hukum yang berlaku serta dengan alasan-alasan yang dapat dijadikan dalil untuk melakukan poligami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan poligami yang tidak tercatat, akibat hukum dari perkawinan poligami terhadap isteri dan anak-anak yang tidak dicatat, dan penyelesaian hukum terhadap perkawinan poligami yang tidak dicatat. Penelitian ini digunakan metode pendekatan yuridis empiris bersifat deskriptif. Jenis data meliputi data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan serta penelitian lapangan (field research). Berdasarkan dari hasil penelitian masih terdapat suami yang melakukan perkawinan poligami yang tidak tercatat, hal itu menyebabkan permasalahan bagi isteri dan anak-anak yang terlahir dari perkawinan tersebut khususnya hak anak dalam perlindungan tertentu bagi mereka baik status, harta dan juga kasih sayang. Perkawinan poligami yang tidak dicatat menyebabkan sebagian anak yang menjadi korban karena tidak mempunyai identitias resmi di hadapan hukum dan dampak terhadap isteri mengabaikan hak-hak isteri dan status perkawinan dengan isteri kedua tidak mempunyai kekuatan hukum

    THE INFLUENCE OF VARIATION OF HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE AND TWEEN 80 CONCENTRATIONS ON PHYSICAL CHARACTERISTICS AND PHYSICAL STABILITIES GEL OF WATER DRY EXTRACT OF TEMULAWAK

    Get PDF
    Objective: Water extract of temulawak (Curcuma xanthorrhizaRoxb.) contains curcumin, which known has antibacterial, antiinflammation, and antifungal activity so that it has potential used as wound healing. The purpose of this study was formulating gel of water extract of temulawak made by variation of hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) and tween 80 concentrations and investigating the influence of formulations on physical characteristics and physical stabilities gel. Methods: Gel was made by variation of HPMC and tween 80 concentrations (3,00%: 1,00%; 5,00%: 1,00%; 3,00%: 2,00%; 5,00%; 2,00%). Gel preparations was evaluated the physical characeristics by organoleptic test, homogeneity test, pH, viscosity, spreadability, adhesiveness, and stability. The physical properties were analyzed by software Design Expert 9. Results: The results showed that HPMC has dominant influenced on viscosity, spreadability, and adhesiveness. HPMC and tween 80 have not influence on organoleptic, homogeneity, and pH of the gel. Optimum formula is HPMC 5,00% and tween 80 1,00%. Optimum formula is stable on organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, and adhesiveness; however spreadability of gel is not stable during 3 mo storage. Conclusion: Variation of HPMC and tween 80 concentrations influenced viscosity, spreadability, and adhesiveness, while they were not influenced on organoleptic, homogeneity, and pH of gel. HPMC had dominant influenced on viscosity, spreadability, and adhesiveness gel

    SYNTHESIS, CHARACTERIZATION, AND OPTIMIZATION OF BIODEGRADABLE PCL-PEG-PCL TRIBLOCK COPOLIMERIC MICELLES AS NANOCARRIERS FOR HYDROPHOBIC DRUG SOLUBILITY ENHANCER

    Get PDF
    Objective: This study aims to synthesize, characterize, and optimize biodegradable polycaprolactone-polyethylene glycol-polycaprolactone (PCL-PEG-PCL) triblock copolimeric micelles as a nanocarrier for hydrophobic drug solubility enhancer of ketoprofen (K). Methods: PCL-PEG-PCL (PCEC) triblock copolymers was obtained from the synthesis of ɛ-caprolactone (ɛ-CL) and PEG by ring opening polymerization (ROP) method at different PCL: PEG ratio (2-5:1). The K-loaded PCEC triblock copolymeric micelles was obtained by solvent evaporation method. Optimization of PCEC triblock copolymers and analysis of the effect of PCL: PEG ratio factors on the responses toward particle size (PS), polydispersity index (PdI), and entrapment efficiency (EE), were carried out through the design of experiments (DoE) approach of the 22 full factorial design method using the Design-Expert software to obtain the optimum formula. Results: The higher the PCL: PEG ratio, the ZP value tends to be smaller while the PS, PdI, EE, and drug solubility may be increased, but the addition of hydrophobic blocks to some extent does not affect the EE and drug solubility. The optimum K-loaded PCEC triblock copolymeric micelles with a PCL: PEG 2.0:1 ratio has a zeta potential (ZP) of-24.07±0.35 mV, the particle size of 235.70±6.03 nm, polydispersity index of 0.30±0.06, entrapment efficiency of 87.08±0.06%, and the solubility of the K increases by 10.60 times. Conclusion: The 22full factorial design has been proven to be the suitable optimization method to determine the optimum condition that yields to the optimum results of the PS, PdI, and EE of the of the K-loaded PCEC triblock copolymer micelles

    Personnel knowledge of intravenous admixtures: a survey in a government hospital

    Get PDF
    Introduction: in Indonesia, intravenous admixtures are a common problem in hospitals. The incidence of microbial contamination in hospitals is still increasing every year. As such, knowledge of compounding personnel about intravenous admixtures is crucial in determining product quality. This study aims to assess the compounding personnel´s knowledge regarding intravenous admixtures and determine the relationship between socio-demographic characteristics with knowledge of compounding personnel in a government hospital, Indonesia. Methods: a cross-sectional study was conducted on 119 compounding personnel selected using purposive sampling from five different hospital units from September to November 2020. Data were collected using a self-administered questionnaire on socio-demographic factors and knowledge of intravenous admixtures. Results: of the 119 compounding personnel who was respondent in this study, only 28 compounding personnel had good knowledge (23.5%). Most of the respondents were female at 52.9%, early adulthood at 63.9%, profession as a nurse of 100%, working period less than five years at 37.0%, civil servants at 53.8%, and employees who have never attended training at 84.9%. Spearman rank correlation test results showed that no significant correlation between sex, profession, working period, and employment status with knowledge. However, age and intravenous admixtures training history have a significant correlation with knowledge. Conclusion: we found that most compounding personnel in a government hospital, Indonesia, were sufficiently understood with intravenous admixtures so that they should be aware of the importance of performing intravenous admixtures adequately

    Formulasi Tablet Efervesen Dari Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)

    Full text link
    Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang termasuk ke dalam famili Malvaceae. Secara empiris, Rosella berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula yang paling baik dalam pembuatan tablet effervescent dari ekstrak etanol kelopak bunga Rosella dengan variasi kadar Polivinilpirolidon (PVP) sebagai pengikat. Ekstrak etanol kelopak bunga Rosella dibuat menggunakan metode maserasi dalam etanol 70% dengan perbandingan 1:5. Tablet efervesen dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan variasi PVP sebesar 0,1%, 0,5%, 1%, 5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar PVP mempengaruhi sifat fisik tablet yaitu penampilan, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, dan waktu larut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa formula I yang paling baik

    Mouthwash Formulation Of Basil Oil (Ocimum Basilicum L.) And In Vitro Antibacterial And Antibiofilm Activities Against Streptococcus Mutans

    Full text link
    Basil leaves (Ocimum basilicum L.) contain essential oil that have been reported to have antibacterial activity. Based on this antibacterial activity, basil oil can be developed as mouthwash to prevent a dental plaque. This study aims to investigate the influence of tween 80 (as emulsifying agent) and glycerin (as stabilizer) on physical characteristics of the mouthwash, the ratio between tween 80 and glycerin for best stability, and in vitro antibacterial and antibiofilm activity of the mouthwash against Streptococcus mutans. Basil oil was extracted by water and steam distillation, then was formulated into mouthwash with a variation amount of tween 80 and glyserin. Antibacterial and antibiofilm activities weretested with micro dilution method. Result of study showed that tween 80 gives significant increase on viscosity and glycerin on specific mass when they were added at more than 2.5 mL in 50 mL mouthwash. From five formulas, formula with ratio of tween 80 and glycerin = 3.75 mL : 1.25 mL was found to be the best. Basil mouthwash showedin vitro antibacterial and antibiofilm activities against Streptococcus mutans. This product had MIC of 0.1 % v/v with 87,50 ± 3,33 % of bacterial inhibition. The MIC of biofilm formation and biofilm degradation was 0.1 % v/v and 0.2 % v/v, with % inhibition and degradation of 77,52 ± 0,82 % and 57,64 ± 6,09 %, respectively
    corecore