3 research outputs found

    IMPLEMENTATION OF NON-CASH TRANSACTIONS IN REALIZING TRANSPARENCY, PARTICIPATION AND ACCOUNTABILITY OF FINANCIAL MANAGEMENT AT IAIN SHEIKH NURJATI CIREBON

    Get PDF
    This study aims to discuss the application of non-cash transactions to realize transparency, participation, and accountability in financial management at IAIN Sheikh Nurjati and what risks may be faced by Iain Sheikh Nurjati Cirebon in implementing this non-cash transaction policy. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. The results showed that the implementation of non-cash transactions at IAIN Sheikh Nurjati Cirebon was implemented in 2020 by using the BRI Bank Cash Management System with the same disbursement procedure, only with a non-cash mechanism, namely direct payments ( LS) and stock money (UP) and without supplies ( TUP ). This study also found the risks posed by the application of non-cash transactions at IAIN Sheikh Nurjati, namely the influence of HR competence and the influence of information technology

    Konsep guru menurut Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin : penelitian terhadap guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung

    Get PDF
    Kemerosotan moral yang menimpa bangsa saat ini dan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini tidak boleh dibiarkan begitu saja dan menjadi masalah yang berlarut-larut. Perbaikan terhadap moralitas harus diupayakan melalui pendidikan yang berkualitas. Upaya mencapai pendidikan berkualitas harus dimulai dengan guru yang berkualitas. Sosok al-Ghazali kiranya merupakan sosok yang cukup tepat untuk dianalisis pemikirannya mengenai definisi guru, kedudukan guru dan profesionalitas guru. Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung merupakan salah satu Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kota Bandung yang menerapkan berbagai macam pembiasaan keagamaan untuk memperkuat akhlak siswa, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap guru berkaitan dengan konsep guru menurut al-Ghazali khususnya kompetensi Guru di Madrasah ini. Rangkaian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biografi al-Ghazali dan kitab Ihya Ulumiddin, Pandangan al-Ghazali definisi guru, kedudukan guru, profesionalitas guru, Gambaran Umum dan Kompetensi Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung serta relevansi konsep guru menurut al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin dengan UU No. 14 Tahun 2005 dan PMA No. 211 Tahun 2011. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa profesi keguruan merupakan profesi yang paling mulia dan paling agung dibanding dengan profesi lain. Dengan profesinya itu, seorang guru menjadi perantara antara manusia -dalam hal ini murid- dengan Penciptanya Allah Swt. Apabila direnungkan, tugas guru adalah seperti tugas para utusan Allah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix method), yakni suatu pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mix method) terutama strategi eksploratoris sekuensial. Dalam penelitian ini, pada tahap pertama mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif dalam menjawab rumusan masalah pertama, kedua, ketiga, keempat dan ketujuh. Kemudian pada tahap kedua, mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif, dalam hal ini untuk menjawab rumusan masalah kelima dan keenam. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa di samping sebagai teolog, filosuf, kritikus, sufi, al-Ghazali juga seorang ahli pendidikan. Hal ini terlihat dari karya-karya, terutama karya terbesarnya Ihya ‘Ulumiddin. Menurut Al-Ghazali, guru adalah orang yang berilmu, beramal, mengajarkan ilmu dan memberi manfaat bagi kehidupan akhirat serta menunjukkan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kedudukan guru menurut al-Ghazali adalah termasuk kelompok yang disebut “pembesar” pada kerajaan langit (lebih mulia daripada malaikat langit dan malaikat yang bertugas di bumi), yang diibaratkan matahari yang menyinari dirinya dan orang lain. Guru profesional menurut al-Ghazali adalah guru yang memenuhi 8 (delapan) tugas yang termaktub dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin. Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung merupakan Madrasah yang menerapkan berbagai macam pembiasaan keagamaan untuk memperkuat akhlak siswa. Berdasarkan hasil perhitungan angket yang diberikan kepada para Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung yang berbentuk Lembar Penilaian Diri dan Instrumen Penilaian Kompetensi Kepribadian dan Sosial, didapatkan hasil bahwa 6 kompetensi, diantaranya Kompetensi Pedagogik, Profesional, Spiritual, Leadership, Kepribadian dan Sosial guru Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah Kota Bandung sangat baik. Tugas dan kewajiban guru sebagaimana diungkapkan oleh al-Ghazali sangat relevan dengan kompetensi yang disyaratkan kepada guru pada masa kini sebagaimana termaktub dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan dalam PMA No. 211 Tahun 2011. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai kependidikan yang digunakan oleh imam al-Ghazali dapat diterapkan dalam dunia pendidikan masa kini

    Peran Pendidikan dalam Menghadapi Tantangan Sosial dan Psikologis yang Dihadapi Generasi Milenial Akibat Ketergantungan terhadap Gadget (Studi Kasus Pemberitaan di Media Online)

    Get PDF
    Students are a sub-system of education, namely those who take part in educational programs at various levels, from early childhood education to higher education. They are the main focus in the education system. Education aims to shape, guide and prepare them for the future. However, in online media there is news about children who are addicted to gadgets which is very sad. It seems that the goals of national education and the goals of Islamic education will be difficult to achieve if the millennial generation, which in fact is students, is addicted to gadgets. The purpose of writing this article is to analyze the social and psychological challenges faced by the millennial generation due to dependence on gadgets and the role of education in dealing with these problems. This research uses a qualitative approach with a descriptive case study method. The results of the analysis show that dependence on gadgets can provide certain social challenges for the millennial generation which can disrupt the development of human social relationships so that they cannot develop as complete humans and can cause a number of psychological challenges that will hinder developmental tasks at each phase of children/students. In overcoming the two challenges mentioned above, education has a very significant role
    corecore