16 research outputs found

    PENYULUHAN DAN PELATIHAN PERTAHANAN DIRI TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA SISWA SLTA DI KOTA LHOKSEUMAWE

    Get PDF
    Pendidikan seks adalah upaya pengajaran berbasis kurikulum tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari seksualitas yang bertujuan untuk membekali anak dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai agar mereka menyadari kesehatan reproduksi mereka, mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang saling menghormati dan memastikan perlindungan hak-hak mereka sepanjang hidup mereka. Rata-rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 milyar anak-anak di dunia berusia 2- 17 tahun, mengalami kekerasan fisik, seksual, emosional, dan penelantaran pada tahun 2016. Lhokseumawe tercatat menjadi peringkat ke-4 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 di Provinsi Aceh. Penyampaian terkait edukasi seks idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua, namun umumnya orang tua menganggap edukasi seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan kepada anak. Tujuan pengabdian ini untuk menciptakan kader yang paham akan kekerasan seksual serta memiliki keterampilan self-defense sehingga dapat menjadi peer educator bagi teman sebayanya.  Pengabdian ini melibatkan 150 orang siswa SMA yakni 50 orang dari setiap sekolah (SMA-BP An Nahla, Madrasah Aliyah Ulumuddin, dan Madrasah Aliyah Negeri I Kota Lhokseumawe) dengan metode pemberian edukasi mengenai kekerasan seksual serta pelatihan keterampilan self-defense yang diakhiri dengan roleplay dan evaluasi berupa ranking 1 sehingga akan tercipta kader yang paham akan kekerasan seksual dan mereka dapat menegedukasi lebih banyak teman-temannya lagi mengenai hal yang tabu namun penting ini

    GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH ANGKATAN 2017

    Get PDF
    Covid-19 saat ini merupakan masalah kesehatan diseluruh belahan dunia dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif dan jumlah kematian yang terus meningkat. WHO telah metapkan Covid-19 sebagai kejadian pandemi. Tingginya kasus Covid-19 ini berhubungan dengan persepsi individu terhadap suatu penyakit yang akan membentuk perilaku pencegahan penularan Covid-19 sesuai dengan peraturan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan penularan terhadap Covid-19 pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran FK Unimal angkatan 2017 berdasarkan Health Belief Model. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode cross sectional dengan total sampling sebanyak 86 responden. Hasil penelitian didapatkan 65,1% responden memiliki perilaku pencegahan Covid-19 pada kategori cukup baik. persepsi kerentanan (perceived susceptible) dengan kategori baik sebanyak 28 responden (32,6%) dan kategori cukup baik sebanyak 58 responden (67,4%). Persepsi keparahan (perceived severity) kategori baik sebanyak 35 responden (40,7%) dan cukup baik 51 responden (59,3%). Persepsi hambatan (perceived barriers) kategori baik sebanyak 17 responden (19,8%) dan cukup baik 69 responden (80,2%). persepsi manfaat (perceived benefits) didapatkan kategori baik sebanyak 45 responden (52,3%), cukup baik 39 responden (45,3%) dan kurang baik 2 responden (2,3 %). Pada persepsi isyarat untuk bertindak (cue to action) didapatkan kategori baik sebanyak 47 responden (54,7%) dan cukup baik 39 responden (45,3%). Kesimpulannya persepsi HBM dan perilaku pencegahan Covid-19 responden pada kategori cukup baik.

    HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS MON GEUDONG KOTA LHOKSEUMAWE

    Get PDF
    ABSTRAKInfeksi saluran kemih (ISK) baik yang bersifat asimptomatik maupun simptomatik merupakan salah satu komplikasi paling sering didiagnosis terjadi pada pasien DM. Insidensi ISK dijumpai 4-5 kali lebih tinggi pada seseorang dengan diabetes dan lebih sering tidak disertai oleh gejala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor resiko seperti usia, jenis kelamin, dan aktivitas seksual dengan kejadian ISK pada wanita diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Menggunakan desain cross sectional dengna teknik total sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Mon Geudong kota Lhokseumawe dengan jumlah sampel penelitian adalah 45 orang wanita DM T2 anggota Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Responden diberikan informed consent, kemudian mengisi data demograffi diri dan dilakukan kultur urin untuk mendiagnosis ada tidaknya ISK. Rata-rata usia responden penelitian adalah 54,8 dengan usia termuda adalah 38 tahun dan usia tertua 70 tahun. Rata-rata nilai IMT responden adalah 26,5 kg/m2 dengan nilai IMT terendah 18,7 kg/m2 dan IMT tertinggi adalah 37,1 kg/m2. Hasil kultur urin menunjukkan 14 (31%) sampel positif ISK tanpa gejala. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji chi square dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin dan aktivitas seksual dengan kejadian ISK pada wanita DMT2 di Puskesmas Mon Geudong Kota Lhokseumawe.Kata kunci: DM, ISK, faktor resik

    HUBUNGAN PEMBENTUKAN BIOFILM OLEH BAKTERI GRAM NEGATIF DENGAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA WANITA DIABETES MELITUS TIPE 2

    Get PDF
    Diabetes melitus (DM) memiliki efek jangka panjang terhadap sistem genitourinari yang menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien wanita dan umumnya bersifat asimtomatik. Bakteri gram negatif merupakan mikroorganisme penyebab tersering yang dapat membentuk biofilm sehingga sering menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pembentukan biofilm bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik pada wanita diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 45 orang wanita DMT2 anggota Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Pada semua responden dilakukan kultur urin porsi tengah, uji sensitivitas dan pemeriksaan biofilm terhadap isolat bakteri yang teridentifikasi.  Hasil kultur urin menunjukkan bakteriuria signifikan 14 (31%) responden. Identifikasi koloni menunjukkan bakteri penyebab ISK antara lain Escherichia coli (35,7%), Klebsiella pneumoniae (35,7%), Enterobacter sp (21,5%) dan Citrobacter sp (7,1%). Uji sensitivitas dijumpai 8 (57%) isolat resisten terhadap antibiotik, yaitu 2 (14,2%) isolat terhadap ciprofloksasin dan 6 (42,8%) isolat terhadap TMP-SMX. Bakteri gram negatif yang diisolasi 100% mampu membentuk biofilm dengan kategori weak. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Rank Spearman correlation dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan yang sangat lemah antara pembentukan biofilm oleh bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik ciprofloksasin dan TMP-SMX

    Sanitasi Lingkungan Pedagang Jus Buah di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

    Get PDF
    Kontaminasi pada minuman dapat menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu penyebab terjadinya kontaminasi minuman adalah kurangnya perhatian pedagang tentang prinsip-prinsip sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Minuman yang sudah terkontaminasi secara biologis, kimiawi dan fisik akan menginfeksi manusia (waterborne disease). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan pedagang jus buah di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 60 pedagang. Instrumen menggunakan lembar check list dan kemudian dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan karakteristik jenis kelamin mayoritas perempuan dengan rata-rata usia dewasa (26-45 tahun) dan pendidikan didominasi oleh tingkat pendidikan rendah. Hasil penelitian ini menggambarkan sanitasi lingkungan, kondisi lingkungan tempat penjualan kurang baik dilihat dari sampah yang berserakan, keadaan tanah atau aspal tidak kering (61,7%), kondisi tempat sampah kurang baik dilihat dari tempat sampah yang terbuka (60%), kondisi tempat pencucian kurang baik dilihat dari pedagang yang menggunakan tempat cuci tangan, alat dan bahan dalam satu wadah secara bersamaan (80%), serta kondisi saluran pembuangan kurang baik (66,7%). Kesimpulan penelitian ini ialah sanitasi lingkungan pedagang jus buah di Kecamatan Banda Sakti masih kurang baik.

    Penyuluhan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Pembagian Sembako di SMPS Dayah Darul Yaqin Kota Lhokseumawe

    Get PDF
    Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan suhu, kelembaban dan curah hujan yang relatif tinggi sehingga menjadikan Indonesia sebagai tempat yang ideal bagi perkembangan serangga, termasuk vektor (serangga penular penyakit). Nyamuk adalah salah satu vektor kelas insekta dengan ordo Diptera yang sering berinteraksi dalam kehidupan manusia. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara beriklim tropis. Nyamuk adalah salah satu vektor kelas insekta dengan ordo Diptera yang sering berinteraksi dalam kehidupan manusia. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara beriklim tropis. Vektor nyamuk penyebab penyakit di Indonesia adalah nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Culex, dan Mansonia. Penyakit filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Filariasis dapat disebarkan oleh semua spesies nyamuk. Penyakit DBD, chikungunya, dan demam kuning (yellow fever) ditularkan oleh genus Aedes, dan malaria ditularkan oleh genus Anopheles. Selain itu, terdapat pula ensefalitis jepang (japanese encephalitis) yang ditularkan oleh nyamuk dari genus Culex. Program pengabdian yang dilakukan berupa penjelasan mengenai penyakit-penyakit akibat vektor nyamuk yang paling sering dijumpai di masyarakat dan cara melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada tahap pelaksanaan digunakan tiga metode yaitu metode ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab dan metode kuis untuk menilai daya tangkap peserta. Kegiatan penyuluhan perilaku pemberantasan sarang nyamuk pada santri dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit-penyakit akibat vektor nyamuk yang paling sering dijumpai dan pencegahan yang harus dilakukan untuk memutuskan penularan penyakit

    Studi Kasus Gizi Kurang dan Stunting pada Anak Usia 34 Bulan di Desa Mamplam Puskesmas Nibong

    Get PDF
    Masalah gizi kurang dan stunting pada anak balita masih menjadi masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara langsung disebabkan oleh asupan yang kurang dan penyakit infeksi. Di Indonesia, jumlah balita gizi buruk dan gizi kurang menurut Riskesdas 2018 masih sebesar 17,7%. Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. Riskesdas 2018 juga menunjukkan 30,8% balita menderita stunting dan 29,9% baduta pendek dan sangat pendek. Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian buruk dan gizi kurang, dan stuntingbaik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang balita berusia 34 bulan di desa Mamplam tahun 2022. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien selama 3 minggu dengan pendekatan home visit. Diagnosis gizi kurang dan stunting ditegakkan berdasarkan pedoman nasional Permenkes RI no 2 tahun 2020 tentang standar antropometri anak. Setelah didiagnosis, pasien yang edukasi, pemberian makanan tambahan dari puskesmas, melakukan pengamatan pertumbuhannya serta menganalisis faktor-faktor yang berperan terhadap masalah.Pada kunjungan pertama didapatkan BB pasien 9,2 kg dan TB 84,4 cm dan langsung dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan, pada kunjungan kedua tidak didapatkan pertambahan dari status gizi pasien. Setelah selang 2 minggu didapatkan pertambahan berat badan pasien menjadi 9,7 kg dengan tinggi badan yang masih sama. Kesimpulan studi ini didapatkan beberapa determinan gizi kurang dan stunting pada usia 34 bulan antara lain adalah pengetahuan dan pendidikan ibu, ekonomi keluarga, perilaku dan lingkungan
    corecore