3 research outputs found

    ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN GYAKUSETSU NO SETSUZOKUJOSHI -PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2008 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Get PDF
    Conjunctions plays an important role in the delivery of messages through the medium of language. In Japanese there are several kinds of conjunctions, one of which is the continued opposition.  There is a contradiction in conjunction conjunction noni, temo and ga. This study aims to answer the second formulation of the problem, namely (1) whether the type of error made ​​when using gyakusetsu students no setsuzokujoshi (2) whether the cause of the error using gyakusetsu no setsuzokujoshi. This study uses a combination of 2 qualitative and quantitative approaches. The data used as the object of analysis to answer the problem is the result of tests and questionnaires by 33 students of Japanese Literature class of 2008 Univercity of Brawijaya.The results showed that there are 4 types of errors. The type of error is a 71% stacking faults, wrong formations some 22%, the removal of a number of 6%, the addition of a 1%. In addition, also found 4 errors of ignorance will cause restriction rules, one hypothesized concept, excessive generalization and application of the rules is not perfect. Authors suggest further research to analyze more gyakusetsu no setsuzokujoshi like keredomo and shikasi. In addition, to find the cause of the error is not only using a questionnaire but could use the interview as his successor

    Analisis Kesalahan Penggunaan Gyakusetsu no Setsezokujoshi Pada Mahasiswa Sastra Jepang Angkatan 2008 Universitas Brawijaya. Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya

    No full text
    Kata sambung memegang peranan penting dalam penyampaian pesan melalui media bahasa. Dalam bahasa Jepang ada beberapa macam kata sambung, salah satunya yaitu kata sambung pertentangan (gyakusetsu no setsuzokujoshi). Dalam kata sambung pertentangan terdapat kata sambung noni, temo dan ga. Kata sambung tersebut memiliki arti yang sedikit berbeda sehingga membuat pembelajar bahasa asing melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang jenis dan penyebab kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab 2 rumusan masalah, yaitu (1) jenis kesalahan apakah yang dilakukan mahasiswa ketika menggunakan gyakusetsu no setsuzokujoshi (2) apakah penyebab kesalahan penggunaan gyakusetsu no setsuzokujoshi. Penelitian ini menggunakan penggabungan 2 pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang dijadikan objek analisis untuk menjawab permasalahan adalah hasil tes dan angket oleh 33 mahasiswa Sastra Jepang angkatan 2008 Universitas Brawijaya. Analisis data yaitu dengan mencocokkan jawaban tes mahasiswa dengan jawaban kunci, mengklasifikasikan jenis dan penyebab kesalahan, memberikan persentase, menganalisis dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 jenis kesalahan. Jenis kesalahan tersebut yaitu salah susun sejumlah 71%, salah formasi sejumlah 22%, penghilangan sejumlah 6%, penambahan sejumlah 1%. Selain itu, juga ditemukan 4 penyebab kesalahan yaitu ketidaktahuan akan pembatasan kaidah, salah menghipotesiskan konsep, penyamarataan yang berlebihan dan penerapan kaidah yang tidak sempurna. Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk menganalisis lebih banyak lagi gyakusetsu no setsuzokujoshi seperti keredomo dan shikasi. Selain itu, untuk mencari penyebab kesalahan tidak hanya menggunakan angket tetapi dapat menggunakan wawancara sebagai penggantinya
    corecore