Pengaruh Pemberian Kefir Susu Sapi Terhadap Pencegahan Penurunan Aktivitas Sod (Superoxide Dismutase) Plasenta Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Bunting Dengan Paparan Asap Rokok

Radikal bebas adalah molekul yang memiliki atom dengan elektron yang tidak berpasangan dan bersifat reaktif, disebut Reactive Oxigen Species (ROS). ROS dapat dibentuk melalui jalur metabolik maupun enzimatis. Salah satu sumber radikal bebas adalah asap rokok. Bahan kimia beracun yang terkandung didalam rokok mampu memicu pembentukan radikal bebas sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif biologis. Kerusakan oksidatif timbul akibat ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan tubuh, salah satunya SOD (Superoxide Dismutase). SOD adalah antioksidan endogen yang melindungi kerusakan sel dengan cara mengkatalisis radikal superoksida menjadi hydrogen peroksida dan oksigen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir susu sapi terhadap pencegahan penurunan aktivitas SOD (Superoxide Dismutase) plasenta tikus (Rattus norvegicus) bunting dengan paparan asap rokok. Studi eksperimental ini menggunakan Post Test Only Control Group Design.yang dilakukan pada 24 ekor tikus bunting. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (tanpa asap rokok dan tanpa diberi kefir susu sapi), kontrol positif (dipapar asap rokok tanpa diberi kefir susu sapi) dan P1, P2 dan P3 (dipapar asap rokok dan diberi kefir susu sapi dengan dosis 2,5 ml/kgBB; 5 ml/kgBB; 10ml/kgBB). Aktivitas SOD diukur menggunakan spektrofotometri. Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar kelompok (p=0,000). Uji Post Hoc pada P1, P2 dan P3 dapat mencegah penurunan aktivitas SOD (p= 0,000), dan P3 dapat mencapai aktivitas SOD dalam kondisi yang normal (p=0,051). Terdapat hubungan yang sangat kuat (r)=0,909 dengan nilai p<0,05 dan kefir susu sapi dapat berpengaruh terhadap aktivitas SOD sebesar 82,6%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kefir susu sapi dapat mencegah penurunan aktivitas SOD plasenta

THE EFFECT OF ADDITION NON DENTAL GLASS FIBER TOWARDS THE FLEXURAL STRENGTH OF NANOFIL RESIN COMPOSITE

Background: Resin composite is one of many materials that are often used in daily dental practice because of its convenience and high aesthetic value. Resin composite consists of various materials, one of them is nanofil resin composite. Some research has shown that non-fiber resin composite has poor flexural strength. Therefore, fiber (FRC) can be added to the resin composite as a reinforcing material.Method: This study is based on a true-experimental, post-test only control group design with 16 specimen total of samples with 25x2x2 mm in the size. The samples were classified into two groups, the first group is the nanofil resin composite without the addition of non-dental glass fiber, and the second group is the nanofil resin composite with the addition of non-dental glass fiber. Data was tested using the parametric test, Independent T-test.Result: The average result of the flexural strength of the nanofil resin composite group without the addition of non-dental glass fiber was 102.7725 Mpa. As for the nanofil resin composite group with the addition of non-dental glass fiber is 166.1100 Mpa. The results of the independent T-test showed p-value = 0.000.Conclusion: It was found that nanofil resin composite with addition of non-dental glass fiber has a higher flexural strength than resin composite without addition of non-dental glass fiber so that it can be used as an alternative choice in applications in dentistry