Study on the Development of Furniture-Based Industry Competitive Advantage (Study on Teak Furniture Industry in Southeast Sulawesi-Indonesia)

The small wood furniture industry in Southeast Sulawesi Province made a very small contribution to the Gross Regional Domestic Product (GRDP) in 2013-2017, less than 1.00 percent. Where in 2013 amounted to 0.55 percent, in 2014 amounted to 0.49 percent, in 2015 amounted to 0.47 percent, in 2016 amounted to 0.49 percent and in 2017 the contribution of small wood furniture industries to GRDP was 0.48 percent (Source: BPS Sulawesi Tenggara, 2018). The phenomenon of the low contribution of small wood furniture industries to Southeast Sulawesi's GRDP is: (1) The low managerial ability of company owners, (2) The industrial environment in small wood furniture industries is very dynamic when viewed from the strengths of the industry and the low ability of the company. This research aims to measure and analyze the factors causing the teak furniture industry to not develop. Besides that is to produce a model of teak furniture industry development that can create a competitive advantage. The research sample of 143 businessmen teak furniture. Data analysis techniques used are (1) qualitative descriptive analysis through in-depth interviews to get information on the factors that cause the development of furniture-making industry in Southeast Sulawesi Province, (2) Partial Least Square analysis, reinforced by SWOT analysis to obtain information about industrial development models that have a competitive advantage. Results of the research concluded that (1). Factors causing the teak furniture industry that is unable to develop are due to low ability: (a) making business plans, (b) establishing business relationships, (c) the existence of suppliers bargaining power, (d) Threat of substitute products, (e) profit growth which is not optimal yet. (2) The right model for developing the teak furniture industry that can create a competitive advantage is to use the "LIMAPEN" model and implement an aggressive growth strategy. Keywords: industrial development model, teak furniture DOI: 10.7176/EJBM/13-2-04 Publication date: January 31st 202

Peran Interaksi Interpersonal Dalam Memediasi Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh lingkungan kerja terhadap interaksi interpersonal pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, 2) Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, 3) Pengaruh interaksi interpersonal terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dan 4) Peran interaksi interpersonal dalam memediasi pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Aparatur Sipil Negara pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 154 Orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin. Sehingga sampel dalam penelitian adalah sebanyak 60 Orang. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif dan partial least square (PLS).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap interaksi interpersonal pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin baik lingkungan kerja yang dipersepsi pada indikator lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dapat meningkatkan interaksi interpersonal yang tercermin pada keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan dan kesamaan, 2) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin baik lingkungan kerja yang dipersepsi pada indikator lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dapat meningkatkan kepuasan kerja yang tercermin pada pekerjaan yang secara mental menantang, kondisi kerja yang mendukung, gaji atau upah yang pantas, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan dan rekan sekerja yang mendukung, 3) Interaksi interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin baik interaksi interpersonal yang dipersepsi pada indikator keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan dan kesamaan dapat meningkatkan kepuasan kerja yang tercermin pada pekerjaan yang secara mental menantang, kondisi kerja yang mendukung, gaji atau upah yang pantas, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan dan rekan sekerja yang mendukung dan 4) Interaksi interpersonal memediasi pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa interaksi interpersonal dapat dijadikan variabel mediasi dalam menjembatani pengaruh lingkungan kerjaterhadap kepuasan kerja pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, selain itu juga lingkungan  kerja secara tidak langsung berpengaruh signfikan terhadap kepuasan kerja pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara

Pengaruh Disiplin, Motivasi Kerja, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Perusahaan PD BPR Bahteramas Konawe

  Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe; Pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe; dan pengaruh Pelatihan terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PD BPR Bahteramas Konawe yang berjumlah sebanyak 42 karyawan dan sekaligus dijadikan responden dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sensus. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan statistika inferensial yaitu Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe; Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe; Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PD BPR Bahteramas Konawe

Identification and Analysis of Regional Economic Growth Patterns in The New Autonomic Area of the South Sulawesi Province

Economic growth in Southeast Sulawesi Province is 6.57% per year with an increase of 0.04% during 2014-2018. Specifically for the New Autonomous Region, East Kolaka Regency is 6.73% with a decrease of 0.69%. Muna Barat 6.96% with a declining development of 0.24%. Likewise, Central Buton's economic growth 5.88% with a with a declining developmen of 0.05% (Central Statistics Agency of Southeast Sulawesi, 2019). These conditions are real conditions that occur, so that requires improvement through regulation. Research objective: (1) Provide solutions for new autonomous regions that are potentially left behind or left behind to become developed regions.(2) Providing solutions for underdeveloped economic sectors and becoming development priorities in the New Autonomous Region.(3) Providing solutions for increasing the contribution of the New Autonomous Region's Gross Regional Domestic Product.(4) Providing solutions for increasing the value of the New Autonomous Region's economic interaction with the surrounding areas. The location of this study was determined purposive, in three Autonomous Regions namely West Muna Regency, Central Buton Regency, and East Kolaka Regency. Data collection techniques use Document Study, Interview Guidelines and Focus Group Discussion. Data analysis techniques used are Klassen Typology analysis, Location Quetient Analysis, Shift Share, percentage contribution and gravity analysis. The results of the study concluded: (1) Typology of the New Autonomous Region in Southeast Sulawesi Province was generally lagging. For West Muna Regency, it has the potential to be left behind, Central Buton is left behind. Nevertheless, East Kolaka Regency is included in the typology of prosperous regions. (2) The economic sectors that are still underdeveloped and become a priority of development in the New Autonomous Region