61 research outputs found
Health sector decentralization and Indonesia ' s nutrition programs : opportunities and challenges
This policy concept paper is intended to assist the center in navigating the tension between opportunities and challenges as activities are adapted to the decentralized national nutrition policy, and to help guide districts and provinces in the conduct o f locally appropriate nutrition programs. The paper synthesizes the findings of an extensive study undertaken by the World Bank with a summary of the results, while the conclusions are discussed in detail in the four annexes. It begins with a review of the accomplishments and remaining nutrition challenges for Indonesia. It then turns to look at the regional diversity in Indonesia ' s nutrition challenges and asks which type of nutrition programs are most cost-effective. The paper concludes with an assessment of the existing institutional arrangement for nutrition service delivery, and discusses steps Indonesia can take to further improve population nutrition and health. The annexes provide extensive data and analysis to shed light on the opportunities and challenges in the new institutional environment.Health Monitoring & Evaluation,Nutrition,Early Child and Children ' s Health,Population Policies,Rural Development Knowledge & Information Systems
Willingness of Beef Breeders to Pay for Foot and Mouth Disease Vaccination in Bone Regency, South Sulawesi
The purpose of this study was to determine the willingness of beef breeders to pay (WTP) for Foot and Mouth Disease (FMD) vaccination. This is due to FMD vaccine limitations. This research was conducted in Bone regency, South Sulawesi in 2023. The population was all beef cattle breeders. The sample was determined purposively as many as 60 breeders. Primary data obtained through observation and interviews using a questionnaire. The secondary data was obtained from reports from the local Animal Husbandry Service and documentation. Data were analyzed descriptively using mean and percentage. The research revealed that WTP for FMD vaccine as many as 56 people (93.3%). WTP for FMD vaccination was dominated by IDR 50,000 (US$ 3.3) as many as 33 person (55.00%)
The Relation of Mitochondrial DNA Mutation with Mitochondrial Diseaseas in Coding Region
AbstractMitochondrial disorders are recognized in several metabolic and degenerative diseases, aging and cancer. Mitochondrial functional deficiency maybe caused by a decrease in the function of complex respiratory enzymes that can inhibit the oxidative phosphorylation chain (OXPHOS) for synthesis of ATP. Based on data MITOMAP in 2013, there are 211 of 466 mutations that have been reported in coding region. The largest number of mutation located on MT-COI region that have 34mutations. In particular, mutations in a subunit of COX have been described associate with various clinical phenotypes. Deficiency of COX is one of disorder that often leads to mitochondrial disease. Based on the database, the dominant disease on subunit of COI is dominated by prostate cancer. Moreover, the highest probability of mutation to the size of gene located on MT-NDI with 2.83%. OXPHOS deficiency which is caused by DNA mitochondrial mutation, mostly appears on subunit ND1. The dominant phenotype on subunit of NDI is Leber's hereditary optic neuropathy (LHON) diseases. This study has revealed that mutations in mitochondrial DNA were not only associated with predisposition to neuromuscular diseases but also to cancer and optical interference
Ensiklopedi makanan tradisional Indonesia: Sumatera
Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia ini, memuat
keterangan ringkas tentang keanekaragaman makanan tradisional yang terdapat di berbagai daerah di Pulau Sumatera. Hal tersebut merupakan satu upaya penyajian gambaran awal tentang keberadaan berbagai macam jenis makanan tradisional beserta kandungan budayanya. Adapun tujuan menyusun ensiklopedi maknan tradisional, untuk memperkenalkan makanan khas dari masing-masing daerah yang telah memberikan kebanggaan atas identitas budaya bangsa bahwa makanan tradisional dan penyajiannya sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu, juga dalam usaha untuk melestarikan nilainilai budaya bangsa yang telah diwariskan secara turun temurun yang dapat memberikan pengetahuan tentang berbagai cita rasa makanan pada generasi muda sehingga akan benar-benar menjadi kekayaan pengetahuan tentang berbagai makanan yang ada di Indonesia
Identification And Diversity Of Crab In Pondang And Lopana Beach Waters, South Minahasa
There are crab species that live in the forest and supratidal areas, on sandy, rocky, and muddy coastal areas. The aim of this research is to identify the morphology, of meristic crabs and the effect of the moon phase on species diversity. Sampling locations were on the coast of Pondang Village and Lopana Village, sampling using the roaming method and carried out at the two lowest low tide phases during the dead moon and full moon phases, during the lowest low tide crabs were generally found with walking legs. Based on the identification of the morphology of crabs found on the coast of Pondang Village and Lopana Village, East Amurang District, South Minahasa Regency, there are six species of them Ocypode ceratophthalmus (Stimpson, 1858), Grapsus albolineatus (Latreille in Milbert, 1892), Eriphia sebana (Shaw and Nodder, 1803), Atergatis floridus (Linnaeus, 1767), Pilumnus vespertilio (Fabricius, 1793), Episesarma mederi (Edwards, 1853). Keywords: Coastal; Habitat; Crabs; Morphology; meristic AbstrakTerdapat jenis kepiting yang hidup di daerah hutan dan supratidal, di daerah pesisir pantai berpasir, berbatu dan berlumpur. Tujuan penelitian mengidentifikasi secara morfologi, meristik kepiting dan pengaruh fase bulan terhadap keanekaragaman spesies. Lokasi pengambilan sampel di pesisir pantai Kelurahan Pondang dan Desa Lopana, pengambilan sampel menggunakan metode jelajah serta dilakukan pada dua fase surut terendah saat fase bulan mati dan purnama, saat surut terendah umumnya dijumpai kepiting yang memiliki kaki jalan. Berdasarkan identifikasi morfologi kepiting yang ditemukan di pesisir pantai Kelurahan Pondang dan Desa Lopana, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan, terdapat enam spesies antaranya Ocypode ceratophthalmus (Stimpson, 1858), Grapsus albolineatus (Latreille dalam Milbert,1892), Eriphia sebana (Shaw dan Nodder, 1803), Atergatis floridus (Linnaeus, 1767), Pilumnus vespertilio (Fabricius, 1793), Episesarma mederi (Edwards, 1853). Kata Kunci : Pesisir; Habitat; Kepiting; Morfologi; Meristi
Optimisasi Viskositas Cream Cheese dengan Penambahan Kulit Ari Psyllium (Plantago ovata) dan Susu Full Cream
Cream cheese merupakan keju yang lunak yang biasanya diproduksi melalui proses koagulasi dengan penambahan kultur starter bakteri asam laktat (BAL) yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi asam. Sifat unik kulit ari psyllium menjadi perhatian dalam menghasilkan produk pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan kondisi optimum penambahan kulit ari psyllium dan susu full cream dalam pembuatan cream cheese dengan Response Surface Method (RSM) menggunakan desain Central Composite Design (CCD) untuk menghasilkan dengan respon viskositas. Metode yang digunakan yaitu pembuatan cream cheese dengan penambahan starter Lactobacillus bulgaricus, kulit ari psyllium dan susu full cream sesuai rancangan RSM-CCD dan viskositas dari produk yang dihasilkan ditentukan dengan viskometer Raypa RP1. Perbandingan penambahan susu full cream dan kulit ari psyllium untuk untuk memperoleh viskositas terbaik dicapai pada dengan penambahan 13,09% susu full cream dan 0,36% kulit ari psyllium dengan nilai viskositas sebesar 166.450 mPas
PENENTUAN PENGARUH KULIT ARI PSYLLIUM DAN SUSU FULL CREAM TERHADAP KADAR AIR DAN ABU PADA PEMBUATAN CREAM CHEESE MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY
Cream cheese adalah salah satu jenis keju yang kaya akan nutrisi dan dibuat dengan metode koagulasi asam, termasuk menggunakan fermentasi dengan bakteri asam laktat. Cream cheese memiliki tekstur yang lembut, halus, putih dan creamy serta memiliki cita rasa asam. Untuk meningkatkan kualitas cream cheese dapat ditambah dengan kulit ari psyllium (Platago ovata) dan susu full cream yang masing-masing dapat berperan sebagai stabilizer dan memperbaiki cita rasa. Penelitian ini betujuan untuk menentukan pengaruh kulit ari psyllium dan susu full cream terhadap kandungan air dan abu produk cream cheese. Fermentasi susu dilakukan dengan menggunakan Lactobacillus bulgaricus dengan variasi penambahan kulit ari psyllium (0.1-0.5%) dan susu full cream (8-16%). Percobaan dilakukan dengan menggunakan response surface method-central composite design. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kulit ari psyllium memberikan efek yang signifikan terhadap kandungan air (p = 0,035) dan abu (p = 0.009) produk cream cheese. Persamaan yang diperoleh pada eksperimen ini dapat digunakan untuk mengatur kandungan air dan abu produk cream cheese yang dibuat
Studi Pengaruh Kulit Ari Psyllium dan Susu Full Cream Terhadap Kandungan Laktosa, Asam Laktat dan pH Cheese Cream Menggunakan Response Surface Method
Cream cheese merupakan keju yang lunak bertekstur creamy yang diproduksi melalui koagulasi cream atau campuran susu dan cream dengan kultur bakteri asam laktat (BAL). Penambahan BAL ke dalam susu akan menggumpalkan protein berupa kasein karena terjadi fermentasi laktosa menjadi asam laktat sehingga susu menjadi asam dan kasein terkoagulasi. Penggumpalan kasein akibat fermentasi oleh BAL akan mempengaruhi viskositas dan tekstur yang menjadi kriteria dalam penentuan mutu pangan. Bahan penstabil perlu ditambahkan untuk menjaga sifat viskositas, konsistensi fisik, dan stabilitas produk. Kulit ari psyllium (Plantago ovata) mengandung hemiselulosa yang memiliki kapasitas menahan air hingga kira-kira 80 kali beratnya. Penambahan susu full cream dapat digunakan untuk meningkatkan rasa dan juga tekstur yang lebih padat pada produknya. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pemanfaatan kulit ari psyllium dan susu full cream dalam pembuatan cream cheese yang dioptimisasi dengan rancangan Response Surface Method (RSM) menggunakan desain Central Composite Design (CCD) untuk menghasilkan respon kadar laktosa, kadar asam laktat, dan nilai pH optimum. Metode yang digunakan yaitu pembuatan cream cheese yang dilakukan dengan penambahan starter Lactobacillus bulrgaricus kulit ari psyllium dan susu full cream sesuai rancangan RSM-CCD, penentuan kadar laktosa dengan metode ferrisianida basa, penentuan asam laktat dengan metode titrasi dan pengukuran nilai pH cream cheese dengan pHmeter. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar laktosa minimum agar laktosa yang digunakan sebagai substrat untuk pembentukan asam laktat lebih banyak maka penggunaan konsentrasi susu full cream 17,66% dan kulit ari psyllium 0,09% dengan kadar laktosa 0,82%; untuk menghasilkan kadar asam laktat maksimum maka penggunaan konsentrasi susu full cream 9,20% dan kulit ari psyllium 0,58% dengan kadar asam laktat 2,47%; sedangkan untuk dapat menghasilkan pH optimum penggumpalan kasein, maka dapat dilakukan penggunaan konsentrasi susu full cream sebesar 6,34% dan kulit ari psyllium sebesar 0,02%
- …