17 research outputs found

    PARAMETER KEHIDUPAN DAN DEMOGRAFI KEPIK, Diconocoris hewetti (Dist.) (HEMIPTERA: TINGIDAE) PADA DUA VARIETAS LADA

    Get PDF
    ABSTRAKKepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia.Penelitian bertujuan untuk membandingkan berbagai parameter kehidupandan demografi KRL pada dua varietas lada. Pengaruh varietas ladaterhadap parameter kehidupan dan demografi KRL diteliti di rumah kasadan pertanaman lada di Pulau Bangka, sejak Oktober 2003 hingga Februari2004. Penelitian mencakup pengaruh varietas Chunuk dan LDL terhadapmasa perkembangan telur dan nimfa, lama hidup imago jantan dan betina,serta keperidian. Selain itu juga diteliti pengaruh fase bunga, pucuk daun,dan buah muda terhadap lama hidup imago. Pengaruh varietas terhadapberbagai parameter demografi KRL dipelajari dengan memelihara kepikdari sejak telur hingga imago yang muncul meletakkan telur kembali.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan varietas mempengaruhiberbagai parameter kehidupan KRL. Lama perkembangan nimfa 17,3 dan13,0 hari, lama hidup imago jantan 10,2 dan 18,8 hari, lama hidup imagobetina 13,6 dan 16,9 hari, keperidian 13,9 dan 24,5 butir, berturut-turutpada varietas Chunuk dan LDL. Imago KRL hidup lebih lama pada bungafase-3 dibandingkan pada bunga fase-1 atau-2. Laju pertambahan intrinsik(r) 0,0741 dan 0,0827; laju reproduksi bersih (Ro) 6,98 dan 8,52, masagenerasi (T) 26,21 dan 25,91; laju pertambahan terbatas (λ) 1,0769 dan1,0862 berturut-turut pada varietas Chunuk dan LDL. Secara keseluruhan,varietas LDL lebih mendukung kehidupan dan perkembangan populasi D.hewetti. Jika tidak tersedia bunga lada KRL mampu bertahan hidup denganmengisap pucuk daun dan buah muda. Lama hidup imago 12,1 hari dan23,5 hari pada buah muda. Implikasi dari hasil penelitian ini adalahinformasi dasar dalam penelitian untuk pengendalian KRL.Kata kunci: Lada, Piper nigrum L., hama, kepik renda lada, Diconocorishewetti, parameter kehidupan, demografi, Propinsi BangkaBelitungABSTRACTLife parameters and demographic of bug peper laceDiconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) on twopepper varietiesPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae), is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia.Research was conducted with the objective to compare various life historyand demographic parameters of PLB on two pepper varieties. The effectof two pepper varieties on various life parameters and demographic ofPLB was conducted in green house and farmer field on Bangka Island,since October 2003 to February 2004. The experiment covered the effectof LDL and Chunuk varieties on eggs and nymphal development, maleand female adults longivity and fecundity. Besides the effect ofdevelopment stage on inflorescence, shoots and young berries to adultslongivity were observed. The effect of varieties to demographic parametersof PLB was studied by rearing the bugs since egg to adult laid eggs. Theresult revealed that difference variety was influenced life history anddemographic parameters of PLB. Nymphal development time of PLB were17.3 and 13.0 days, male adult longivity 10.2 and 18.8 days, female adultlongivity 13.6 and 16.9 days, fecundity 13.9 and 24.5 eggs per female,respectively on Chunuk and LDL. The life history of PLB adult was longeron stage-3 inflorescences than stage-1 or stage-2. The intrinsic rates ofincrease (r) were 0.0741 and 0.0827, net reproductive rate (Ro) 6.98 and8.52, mean generation time (T) 26.21 and 25.91 days, finite rate ofincrease  (λ)  1.0769  and  1.0862  on  Chunuk  and  LDLrespectively.Generally, variety LDL was much better food source for thedevelopment of D. hewetti. If there were no inflorescences available, thePLB was able to survive by feeding on shoots or young berries. Adultlongivity was 12.1 days on shoots and 23.5 days on young berries. Theimplication of this research is as the basic information in the next researchfor PLB control.Key words : Pepper, Piper nigrum L., pest, lace bug, Diconocoris hewetti,life parameters, demographic, Bangka Belitung Provinc

    Parameter Kehidupan Dan Demografi Kepik, Diconocoris Hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) Pada Dua Varietas Lada

    Full text link
    Life parameters and demographic of bug peper laceDiconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) on twopepper varietiesPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae), is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia.Research was conducted with the objective to compare various life historyand demographic parameters of PLB on two pepper varieties. The effectof two pepper varieties on various life parameters and demographic ofPLB was conducted in green house and farmer field on Bangka Island,since October 2003 to February 2004. The experiment covered the effectof LDL and Chunuk varieties on eggs and nymphal development, maleand female adults longivity and fecundity. Besides the effect ofdevelopment stage on inflorescence, shoots and young berries to adultslongivity were observed. The effect of varieties to demographic parametersof PLB was studied by rearing the bugs since egg to adult laid eggs. Theresult revealed that difference variety was influenced life history anddemographic parameters of PLB. Nymphal development time of PLB were17.3 and 13.0 days, male adult longivity 10.2 and 18.8 days, female adultlongivity 13.6 and 16.9 days, fecundity 13.9 and 24.5 eggs per female,respectively on Chunuk and LDL. The life history of PLB adult was longeron stage-3 inflorescences than stage-1 or stage-2. The intrinsic rates ofincrease (r) were 0.0741 and 0.0827, net reproductive rate (Ro) 6.98 and8.52, mean generation time (T) 26.21 and 25.91 days, finite rate ofincrease (λ) 1.0769 and 1.0862 on Chunuk and LDLrespectively.Generally, variety LDL was much better food source for thedevelopment of D. hewetti. If there were no inflorescences available, thePLB was able to survive by feeding on shoots or young berries. Adultlongivity was 12.1 days on shoots and 23.5 days on young berries. Theimplication of this research is as the basic information in the next researchfor PLB control

    Fenologi Pembungaan Dan Kelimpahan Populasi Kepik Diconocoris Hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) Pada Pertanaman Lada

    Full text link
    Kepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia.Hama ini selalu hadir pada perbungaan lada dan bulir bunga lada denganjalan mengisap cairan bunga sebelum menjadi buah. Serangan nimfa danimago pada bunga dan bulir bunga akan mengakibatkan Perubahan warnabunga dari hijau kekuningan menjadi cokelat atau hitam. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui fenologi pembungaan, kelimpahan populasiKRL, dan tingkat kerusakan bunga pada pertanaman lada. Kelimpahan danfenologi pembungaan lada menentukan kelimpahan populasi KRL.Penelitian dilakukan di kebun petani, di Desa Air Anyir, KecamatanMerawang, Kabupaten Bangka Induk, dari Mei 2003 sampai dengan Mei2004, dan di Desa Puput, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten BangkaTengah, dari Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Luas lahanpercobaan masing-masing sekitar 5000 m 2 yang sudah ditanami ladavarietas Chunuk di Air Anyir dan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) diPuput. Umur tanaman masing-masing sekitar 5 tahun. Jumlah pohoncontoh di setiap lokasi 24 pohon. Pengamatan dilakukan setiap minggudengan cara menghitung langsung KRL yang ada pada bulir bunga, sertabanyaknya bunga yang terserang. Pada percobaan lainnya dilakukanpengamatan terhadap perkembangan bulir bunga serta tingkat keguguranfisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembungaan ladavarietas Chunuk dan LDL mengikuti pola curah hujan. Rataan banyaknyabulir bunga berkisar antara 2,63-120,59 tandan per pohon pada varietasChunuk, sedangkan pada varietas LDL antara 4,79-153,84 tandan perpohon. Masa perkembangan bulir bunga fase-1 berlangsung 16,6 hari,fase-2 berlangsung 7,6 hari, dan fase-3 berlangsung 6,4 hari. Tidaksemua bulir bunga dan buah muda berhasil menjadi buah siap dipanen(23,14% pada Chunuk mengalami keguguran fisiologis). Keguguranpaling banyak terjadi pada bulir bunga yang berumur 4-5 minggu(17,62%). Rataan kelimpahan kepik renda lebih tinggi (0,042-1,375ekor/pohon) pada varietas LDL dibandingkan pada varietas Chunuk(0,042-0,333 ekor/pohon), terutama selama periode November hinggaApril. Perkembangan populasi kepik renda pada varietas LDL meningkat(1,375 ekor/pohon) selama bulan November hingga Februari, berhubungandengan banyaknya bulir bunga yang tersedia pada periode tersebut.Berdasarkan nisbah ragam terhadap rataan (s 2 /m), populasi kepik D.hewetti umumnya memperlihatkan pola sebaran acak, sedangkan pada saatpopulasi tinggi (1,375 ekor/pohon) memperlihatkan pola sebaranbergerombol. Persentase bulir bunga terserang pada varietas Chunukberkisar antara 0,06-3,85%, sedangkan pada varietas LDL berkisar antara0,34-17,72%. Terdapat hubungan linear varietas Chunuk dan LDL (r =0,87 dan 0,78) yang nyata antara kelimpahan populasi D. hewetti dankerusakan bunga. Varietas LDL lebih rentan dibandingkan dengan varietasChunuk. Pengendalian KRL dapat dilakukan pada awal pembentukanbunga yaitu sejak November

    FENOLOGI PEMBUNGAAN DAN KELIMPAHAN POPULASI KEPIK Diconocoris hewetti (DIST.) (HEMIPTERA: TINGIDAE) PADA PERTANAMAN LADA

    Get PDF
    ABSTRAKKepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia.Hama ini selalu hadir pada perbungaan lada dan bulir bunga lada denganjalan mengisap cairan bunga sebelum menjadi buah. Serangan nimfa danimago pada bunga dan bulir bunga akan mengakibatkan perubahan warnabunga dari hijau kekuningan menjadi cokelat atau hitam. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui fenologi pembungaan, kelimpahan populasiKRL, dan tingkat kerusakan bunga pada pertanaman lada. Kelimpahan danfenologi pembungaan lada menentukan kelimpahan populasi KRL.Penelitian dilakukan di kebun petani, di Desa Air Anyir, KecamatanMerawang, Kabupaten Bangka Induk, dari Mei 2003 sampai dengan Mei2004, dan di Desa Puput, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten BangkaTengah, dari Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Luas lahanpercobaan masing-masing sekitar 5000 m 2 yang sudah ditanami ladavarietas Chunuk di Air Anyir dan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) diPuput. Umur tanaman masing-masing sekitar 5 tahun. Jumlah pohoncontoh di setiap lokasi 24 pohon. Pengamatan dilakukan setiap minggudengan cara menghitung langsung KRL yang ada pada bulir bunga, sertabanyaknya bunga yang terserang. Pada percobaan lainnya dilakukanpengamatan terhadap perkembangan bulir bunga serta tingkat keguguranfisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembungaan ladavarietas Chunuk dan LDL mengikuti pola curah hujan. Rataan banyaknyabulir bunga berkisar antara 2,63-120,59 tandan per pohon pada varietasChunuk, sedangkan pada varietas LDL antara 4,79-153,84 tandan perpohon. Masa perkembangan bulir bunga fase-1 berlangsung 16,6 hari,fase-2 berlangsung 7,6 hari, dan fase-3 berlangsung 6,4 hari. Tidaksemua bulir bunga dan buah muda berhasil menjadi buah siap dipanen(23,14% pada Chunuk mengalami keguguran fisiologis). Keguguranpaling banyak terjadi pada bulir bunga yang berumur 4-5 minggu(17,62%). Rataan kelimpahan kepik renda lebih tinggi (0,042-1,375ekor/pohon) pada varietas LDL dibandingkan pada varietas Chunuk(0,042-0,333 ekor/pohon), terutama selama periode November hinggaApril. Perkembangan populasi kepik renda pada varietas LDL meningkat(1,375 ekor/pohon) selama bulan November hingga Februari, berhubungandengan banyaknya bulir bunga yang tersedia pada periode tersebut.Berdasarkan nisbah ragam terhadap rataan (s 2 /m), populasi kepik D.hewetti umumnya memperlihatkan pola sebaran acak, sedangkan pada saatpopulasi tinggi (1,375 ekor/pohon) memperlihatkan pola sebaranbergerombol. Persentase bulir bunga terserang pada varietas Chunukberkisar antara 0,06-3,85%, sedangkan pada varietas LDL berkisar antara0,34-17,72%. Terdapat hubungan linear varietas Chunuk dan LDL (r =0,87 dan 0,78) yang nyata antara kelimpahan populasi D. hewetti dankerusakan bunga. Varietas LDL lebih rentan dibandingkan dengan varietasChunuk. Pengendalian KRL dapat dilakukan pada awal pembentukanbunga yaitu sejak November.Kata kunci: Lada, Piper nigrum L., hama, kepik renda lada, Diconocorishewetti (Dist.), kerusakan bunga, kelimpahan populasi,Bangka BelitungABSTRACTFlowering phenology and population abundance ofpepper lace bug, Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae) on pepper plantationPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera :Tingidae) is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia. Thisinsect pest always presents and causes damage to the spikes of pepperinflorescence. The research was conducted to study the floweringphenology of Chunuk and LDL varieties and population abundance ofPLB on pepper plantation. The abundance and inflorescence phenology ofpepper determined PLB abundance. The research was conducted in farmerfields in Air Anyir Village, Sub District of Merawang from May 2003 toMay 2004 and Puput Village, Sub District of Simpang Katis, BangkaIslands, from October 2003 to May 2004. The acreage of the experimentwas about 5000 m 2 for each location with 5 years old of Chunuk and LDLvarieties in Air Anyir and Puput, respectively. Number of plant sampleswere 24 plants for each location. Observation were done every week, forthe population of PLB, the spike and flower damage. Another experimentwas done to study the develop-ment stage of inflorescence and floral lossphysiology. The result indicated that flowering phenology of Chunuk andLDL varieties followed the rainfall pattern. The mean number of spike onChunuk variety varied between 2.63 – 120.59, while that on LDL varietywere 4.79 – 153.84 spikes per tree. The developments period of spikeswere 16.6; 7.6 and 6.4 days for stages 1, 2 and 3 respectively. Not all thespikes became young berries and could be harvested, since there were23.14% inflorescence of the Chunuk variety floral loss naturally. Floralloss occurred mostly when the spikes were 4-5 weeks old (17.62%). Themean number of lace bug density was higher on LDL(0.042-1.375bug/tree) than on Chunuk (0.042-0.333 bugs/tree), especially duringNovember until April. D. hewetti population increased during November-February (1.375 bugs/tree), and it was related to the increase in spikesduring that time. Based on variance-mean ratio (S 2 /m), D. hewettipopulation generally showed a random distribution, but a clumpeddistribution when population density increased (1.375 bugs/tree). Thepercentage of inflorescence damage was between 0.06-3.85% on Chunuk,while on LDL was 0.34-17.2%. There is a linear correlation between PLBand spike damage (r = 0.87 and 0.78 on Chunuk and LDL respectively).LDL variety was more susceptible than Chunuk variety. The study impliesthat controlling PLB has to be done on the beginning of inflorescence inNovember.Key words: Pepper, Piper nigrum L., insect pest, pepper lace bug,Diconocoris hewetti (Dist.), spike damage, populationabundance, Bangka Belitun

    HUBUNGAN ANTARA KERAPATAN POPULASI KEPIK RENDA, Diconocoris hewetti (Dist) (HEMIPTERA : TINGIDAE) DAN KEHILANGAN HASIL PADA TANAMAN LADA

    Get PDF
    ABSTRAKKepik renda, Diconocoris hewetti (Dist) (Hemiptera : Tingidae)merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman lada di Indonesia.Hama ini mengisap bunga lada, dan dapat menggagalkan pembuahan.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kerapatanpopulasi D. hewetti dan kerusakan bunga serta pembentukan buah padaberbagai fase bunga. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan kebunpercobaan Petaling BPTP Kepulauan Bangka Belitung pada musim hujan(Nopember 2003 – Pebruari 2004). Penelitian rumah kaca menggunakanlada perdu varietas LDL umur ± 1 tahun. Kerapatan populasi nimfa instar5 dan imago masing-masing 0,1 dan 2 per tandan bunga masing-masingpada 3 fase bunga. Periode mengisap bunga selama 24 jam. Rancanganpercobaan yang digunakan adalah acak lengkap dengan pola faktorial dandiulang 5 kali. Percobaan lapangan menggunakan varietas LDL, umur ± 6tahun. Populasi imago 0, 1, 2, 3, dan 4 per 4 tandan bunga masing-masingpada 3 fase bunga. Periode mengisap bunga selama 72 jam. Untuk nimfamenggunakan kerapatan populasi 0, 1, 2, dan 3 per tandan. Pemaparanserangga selama 24 jam. Rancangan percobaan untuk nimfa menggunakanacak kelompok dengan pola faktorial dan diulang 5 kali, sedangkan untukimago juga menggunakan rancangan acak kelompok dengan pola faktorialdan diulang 6 kali. Parameter yang diamati adalah persentase kerusakanbunga, buah terbentuk, buah yang tidak terbentuk dan kehilangan hasil.Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata antara kerapatanpopulasi kepik renda dengan kerusakan bunga lada dan pembentukanbuah. Pada kerapatan 2 ekor nimfa maupun imago menunjukkankerusakan bunga dan kehilangan hasil yang paling tinggi. Kerusakanbunga dan pembentukan buah akibat serangan imago dan nimfa tidakmenunjukkan perbedaan yang nyata. Tingkat kerusakan bunga di rumahkaca antara 67,00–87,89%, sedangkan di lapangan antara 61,10–85,30%,disebabkan oleh imago kepik renda, dan 71,00-93,30% oleh nimfa.Kehilangan hasil di rumah kaca antara 55,07–83,04%, sedangkan dilapangan antara 35,30–82,89%, disebabkan oleh imago, sedangkan olehnimfa berkisar antara 73,24–89,05%. Tingkat kerusakan bunga lebih tinggipada fase 1 dan 2 dibandingkan dengan fase 3. Hasil penelitian inimemberikan indikasi bahwa serangan oleh satu ekor nimfa maupun imagokepik renda mengakibatkan kerusakan bunga minimal 61,10% dankehilangan hasil minimal 35,30%.Kata kunci : Lada, Piper nigrum, hama, Diconocoris hewetti, kerusakanbunga, kehilangan hasilABSTRACTRelationship between the population densities of blossomsucking lace bug Diconocoris hewetti (Dist) (Hemiptera;Tingidae) and yield losses on pepper plantationBlossom sucking lace bug, Diconocoris hewetti (Dist) (Hemiptera;Tingidae) is one of the pest insect attacking pepper in Indonesia. This pestinsect sucks pepper blossom liquid and disturb fruit formation. Theobjective of this experiment was to find out the relationship between thepopulation densities of blossom sucking lace bug, D. hewetti and flowerdamage, number of fruits formed and yield losses of pepper at variousflower phases. These studies were conducted in a green house and pepperplantation in the Institute of Assessment Agricultural Technology, BangkaBelitung Island during rainy season (November 2003 to February 2004).The green house research used bushy pepper more or less 1 year old. Thelace bug of the last instar or 5 th instar nymph and adult were used atpopulation density : 0, 1 and 2 insects/bunch in 3 blossom phasesrespectively. Feeding period of lace bug was 24 hours. Design of thisexperiment was completely randomized with factorial design and 5replications. Field study used LDL pepper variety with aged ± 6 years.The population densities of adult lace bug were: 0, 1, 2, 3 and 4 per 4bunches on 3 types of pepper blossom phases respectively. Feeding periodof lace bug was 72 hours. Field study also used last instar nymph withpopulation density : 0, 1, 2 and 3/bunch. Feeding period was 24 hours.Randomized block design with factorial and 5 replications were used oninstar nymph, while on the adult stadium randomized block design withfactorial and 6 replications were also used. The intensity of flowerdamage, fruits formed, fruits unformed and yield losses were counted. Theresult revealed that the number of fruits formed and yield losses weresignificantly different among population density of lace bug. Thepopulation densities of two lace bug caused higher flower damage andyield losses than other population densities. Flowers damage, fruitsformation and yield losses caused by nymph and adult were notsignificantly different. The level of flower damage in green houseobservation was between 67.00 – 87.89%, while in the field was between61.10 – 85.30% caused by adult, and 71.00 – 93.30% caused by nymph.Yield loss of pepper was 55.07 – 83.04% in the green house, while theyield losses in the field was 35.30 – 82.89% due to the attack of adult.Yield loss caused by nymph was 73.24 – 89.05%. The level of flowerdamage on phases 1 and 2 were higher than the flower damage of phase3. This research indicated that the attack of one adult or one nymph oflace bug, D. hewetti caused flower damage minimum 61.10% and yieldloss minimum 35.30%.Key words : Pepper, Piper nigrum, pest insect, Diconocoris hewetti,flower damage, yield los

    Dinamika populasi penggerek kuning padi tryporyza incertulas : walker, Pyralidae, Lapidoptera

    No full text
    xiv, 54 p.; 22 cm

    A SIMPLE METHOD FOR REARING DROSOPHILA-MELANOGASTER

    No full text
    Volume: 29Start Page: 40End Page: 4

    Prosiding semimar proteksi tanaman kelapa 8,9 dan 10 mei 1985 di Bogor

    No full text
    +183hlm.;24c
    corecore