57 research outputs found
Exploring the Dynamic of Mother-Adolescents Closeness
This study aims to look at the dynamic of mother-adolescent closeness, and to exploring the reasons why the adolescents feel close to their mother. A total of 1523 university student (male = 479 ; female = 1044) at Diponegoro University completed an open-ended questionnaire developed by Kim (2010) that asked how close they feel to their mother as well as the reason why they feel close to their mother. The data was analyzed using indigenous psychological approach of analyzing the content of open-ended responses. Results have shown that adolescents feel close to their mother because she fulfilling her children emotional needs (63.5%), fulfilling physical needs (15.1%), being a good role model (7.5%) and because of consanguinity (5.3%). More verification on details of categories are required for the future research on closeness between mother and child relationship.
Key words: closeness, mother-adolescent relationship
AKTIVITAS KOMUNIKASI EMPLOYEE RELATIONS PADA ORGANISASI BISNIS YANG DITERAPKAN PADA KONSEP MALL DENGAN DEPARTEMEN STORE ( Analisis Perbandingan antara Trade Mall Saphir Square dengan Gardena Departement Store )
Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yaitu Trade Mall Saphir Square dan Gardena
Department Store. Trade Mall Saphir Square berlokasi pada Jl. Laksda Adisucipto Kav. 32-34,
Yogyakarta 55001 dan untuk Gardena Department Store berlokasi pada Jalan Urip Sumoharjo
No. 37-C, Yogyakarta. Peneliti memilih kedua objek tersebut dikarenakan peneliti ingin
memberikan perbadingan mengenai konsep Employee Relations yang diterapkan pada mall yang
diwakili oleh Trade Mall Saphir Square dengan konsep Employee Relations yang diterapkan
pada department store yang diwakili oleh Gardena Department Store. Selain itu peneliti juga
ingin menggali lebih dalam mengenai konsep Employee Relations yang diterapkan oleh mall dan
department store. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
membandingkan konsep Employee Relations yang diterapkan oleh mall dan department store.
Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah metode studi kasus dengan teknis
analisis perbandingan, sedangkan untuk teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode
wawancara secara mendalam kepada Public Relations pada kedua objek tersebut. Metode
wawancara digunakan untuk mencari data-dagta yang akan diolah oleh peneliti.
Pada penelitian ini kedua objek peneltian yaitu mall dan department store memiliki
karakteristik yang berbeda yaitu dari segi luas bangunan, kepegawaian, kepemilikan
modal,jumlah toko dan pengelolaan toko. Trade Mall Saphir Square memiliki luas bangunan
21.750 m² dimana memiliki dan mengelola pegawai yang terdiri dari karyawan sendiri dan
karyawan tenant. Karyawan tenant merupakan karyawan yang menempati unit-unti yang
disewakan, hal itu berpengaruh pada pengelolaan dimana Trade Mall Saphir Square memiliki
kantor managemen pusat yang berfungsi sebagai pengelola aktivitas kinerja. Trade Mall Saphir
Square tidak memiliki kewenangan terhadap karyawan tenant, hubungan hanya terletak pada
shift jam kerja, untuk informasi serta peneguran karyawan tenant Trade Mall Saphir Square akan
menghubungi pemilik toko yang menyewa unit di Saphir. Gardena Department Store memiliki
luas bangunan 6,000 m² yang hanya memiliki karyawan sendiri beserta SPGnya. Pengelolaan
karyawan cenderung lebih sederhana mengingat hanya mengelola karyawan sendiri.
Konsep Employee Relations yang diterapkan kedua objek penelitian tidak memilik
perbedaan yang mencolok. Kedua objek penelitian menerapkan komunikasi arah ke atas, ke
bawah, dan sejajar. Perbedaan terletak pada komunikasi lintas saluran yang hanya diterpakan
pada mall karena factor kepegawaian yang banyak serta jumlah toko. Pemilihan media pada
konsep Employee Relations memiliki perbedaan pada adanya jaringan telepon internal pada mall.
Sedangkan untuk papan pengumuman, kaset CCTV, stasiun radio, kotak saran, obrolan
langsung, literatur pengenalan, rapat dinas, briefing harian, progam penghargaan untuk karyawan
terbaik, program pelatihan yang berupa on the job training serta off the job training dan
penggunaan komunikasi dalam bentuk lisan (perintah dan instruksi) juga diterpakan pada mall
dan department store. Berdasarkan wawancara secara mendalam dengan narasumber diketahui
bahwa dalam menerapkan Employee Relations karakteristik-karakteristik tidak mempengaruhi
dalam memilih media-media yang digunakan. Kenyataan dalam lapangan memperlihatkan
bahwa media tersebut efektif atau tidak yang menjadi pertimbangan pemilihan media-media.
xv
Kesimpulan yang dapat diambil adalah peneliti menemukan fakta bahwa secara garis
besar perbedaan antara konsep mall dengan konsep department store terlihat pada kepemilikan
modal perusahaan serta system kepegawaian yang berdampak pada perbedaan pengelolaan
managemen perusahaan. Selain itu pemilihan penggunaan media dalam konsep Employee
Relations tidak berdasarkan pada karakteristik dari kedua objek penelitian melainkan pada
tingkat kebutuhan serta efektif tidaknya media tersebut dapat digunakan untuk menciptakan
suasana Employee Relations yang baik
Studi Fenomenologis Tentang Out of Body Experience
Out of body experience (OBE) adalah sebuah pengalaman seseorang yang dapat merasakan dirinya keluar dari tubuh fisiknya dan dapat melihat tubuhnya, serta melihat keadaan sekeliling tubuh individu, bahkan sampai mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda dari tubuh fisiknya dan mengalami peristiwa di tempat tersebut. Pengalaman tersebut bersifat subjektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami out of body experience dari perspektif subjek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis karena terkait dengan subjektivitas pemaknaan OBE yang dialami. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang mengalami OBE minimal dua kali dan dipilih secara purposive sampling. Analisis yang digunakan mengacu pada analisis model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun masing-masing subjek mengalami OBE, tetapi pemaknaan terhadap OBE berbeda-beda. Perbedaan pemaknaan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang terjadinya OBE. Makna yang muncul dari subjek yang bisa OBE karena anugerah dari Tuhan adalah misi dari Tuhan yang harus disampaikan kepada orang lain. Selanjutnya subjek yang bisa OBE karena ingin menangan (selalu ingin menang) melalui induksi meditasi kejawen memaknai OBE sebagai rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan. Sedangkan subjek yang OBE karena koma memaknainya sebagai terlahir menjadi pribadi yang baru dan lebih baik. Terlihat bahwa ketiga subjek memaknai OBE secara berbeda-beda, tetapi tetap mengarah pada manunggaling kawula Gusti (bersatunya diri dan Tuhan). Secara fisik efek OBE yang dirasakan subjek adalah lelah dan lemas
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Pelatih Dengan Efikasi Diri Pada Atlet Taekwondo Kota Semarang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan pelatih dengan efikasi diri pada atlet taekwondo Kota Semarang. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah atlet yang masih aktif latihan dan mengikuti kejuaraan serta minimal usia remaja awal sampai dengan dewasa awal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 245 atlet dengan sampel 184 atlet (65 atlet untuk sampel uji coba dan 119 atlet untuk sampel penelitian) di 19 dojang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Pelatih (26 aitem valid, α = 0,907 dan Skala Efikasi Diri (29 aitem valid, α = 0,904) dan). Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan pelatih dengan efikasi diri pada atlet taekwondo Kota Semarang dengan koefisien korelasi sebesar 0,550 dengan p= 0,000 (p< 0,001). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin positif persepsi terhadap gaya kepemimpinan pelatih maka semakin tinggi efikasi diri. Persepsi terhadap gaya kepemimpinan pelatih memberi sumbangan efektif sebesar 30,2% terhadap efikasi diri
Hubungan Antara Peer Attachment Dengan Penerimaan Diri Pada Siswa-siswi Akselerasi
Peer attachment pada siswa akselerasi memberikan kesempatan kepada remaja untuk belajar melakukan perilaku sosial dan akan berpengaruh terhadap terbentuknya penerimaan diri siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara peer attachment dengan penerimaan diri pada siswa-siswi akselerasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling yaitu sampling jenuh. Jumlah populasi dan sampel pada penelitian ini sebesar 40. Variabel terikat adalah penerimaan diri dan variable bebas adalah peer attachment. Alat pengumpulan data berupa skala psikologis dengan model skala Likert, yaitu skala penerimaan diri dan skala peer attachment. Skala penerimaan diri dengan 28 aitem valid (α = 0,928) dan skala peer attachment dengan 15 aitem valid (α = 0,870). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,363 dengan p = 0,011 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif antara peer attachment dengan penerimaan diri, semakin tinggi peer attachment maka semakin tinggi penerimaan diri siswa akselerasi, demikian pula sebaliknya semakin rendah peer attachment maka semakin rendah penerimaan diri siswa akselerasi. Sumbangan efektif peer attachment terhadap penerimaan diri siswa akselerasi sebesar 13,2% dan sisanya sebesar 86,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lai
Pengalaman Psikologis Pada Atlet Sepakbola Profesional Yang Mengalami Penunggakan Gaji
Dunia persepakbolaan kini sudah menjadi sebuah industri. Saat ini, sebuah klub sepakbola profesional dituntut harus berbadan hukum dan mandiri, yaitu lepas dari penggunaan dana APBD. Di Eropa, klub sepakbola telah menjadi sebuah Perusahaan yang mandiri dan profesional dalam pengelolaannya. Pendanaannya pun berasal dari hasil klub itu sendiri melalui pendapatan dan sponsor sehingga menjadi layaknya Perusahaan yang menghasilkan produk kemudian mendapatkan keuntungan dari hasil produk itu sendiri. Klub sepakbola ibarat ladang bisnis dengan manajemen yang modern dan profesional, klub mampu memperoleh keuntungan yang besar. Di Indonesia, fenomena penunggakan gaji yang terjadi pada atlet sepakbola profesional dijalani dengan cara berbeda, sehingga peneliti tertarik meneliti tentang pengalaman psikologis atlet sepakbola profesional tersebut. Penelitian dengan rancangan fenomenologis ini untuk memahami serta menggambarkan pengalaman psikologis atlet sepakbola profesional yang mengalami penunggakan gaji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu subjek dipilih berdasarkan informasi dari subjek sebelumnya. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman psikologis atlet sepakbola profesional yang diakibatkan adanya penunggakan gaji membuat subjek tidak fokus terhadap pekerjaannya, motivasi menurun dan melakukan persepsi negatif kepada pihak manajemen klub. Namun, ketiga subjek tetap menjunjung profesionalisme ketika pertandingan dengan memberikan performa terbaik meskipun mengalami penunggakan gaji
Hardiness Ibu Yang Memiliki Anak Dengan Thalassemia
Thalassemia adalah penyakit kronis yang berdampak pada berbagai organ karena penyakitnya sendiri maupun pengobatan yang diberikan. Ibu merupakan perawat utama bagi anak dengan thalassemia. Perasaan sedih, shock, terpukul, hidup tidak tenang dan merasakan beban berat dirasakan oleh ibu ketika mendengar diagnosa thalassemia pada anak. Tujuan penelitian ini adalah menemukan gambaran hardiness pada pengalaman ibu yang merawat anak thalassemia. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif fenomenologis, dengan wawancara mendalam pada tiga orang ibu yang memiliki dan merawat sendiri anak thalassemia. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi fenomena individual. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa partisipan menjadikan anak sebagai sumber motivasi dalam menjalani hidup. Perasaan negatif yang muncul sesekali membuat ibu kembali dalam kondisi engulfed dan mendekat pada Tuhan merupakan strategi coping yang digunakan untuk meminimalkan munculnya perasaan negatif. Berpikir positif dan sikap pasrah juga dapat memberikan peranan pada ibu dalam menjalani rutinitas kehidupan bersama anak thalassemia, menjadi lebih terlibat pada apa saja yang dilakukannya, serta yakin dapat membuat suatu Perubahan ke arah lebih baik
- …