14 research outputs found
Calcium Silicate Board As Wall Facade
Wall as spatial partition and facade of a building gives impact not only to building aesthetic, but especially for the occupants convenience. In preference of wall material, especially for highrise apartments, hotels or offices, its mass/m2 and its noise reduction become an important criteria that must be considered by the building owner and architect in order to give a more lightweight construction and a more quiet interior for occupants convenience and privacy. In this paper, lightweight material that have been investigated is calcium sillicate board, as alternative to brick as common wall material.
Findings in this research, by flexural strength test in normal condition, generally categorized in class 2 and 3. By soak-dry test as durability test for outside uses, there is no cracks found at all sample and the flexural strength decreases but less than 30%so that meet the SNI 7705:2011 standard. By warm water test, this material can not withstand against temperature at 60 degree centigrade or higher. By heat and rain test, this material can withstand the heat and rain condition.By noise reduction as sound isolating enclosure, this material unable to perform as noise barrier
Assessment of Significant Causes to School Building Defects
This paper focuses on the contribution factors of building defects in Malaysian
school buildings. There are several building defects commonly found in Malaysia school
buildings. In fact, building defects are becoming ordinary phenomena in the construction
industry which results in negative impacts on schools, in the means of building
performance, health and safety aspects and overall environment conditions as well as
teaching and learning processes. Thus, a study is planned to identify the common building
defects faced by school buildings in Kedah, Malaysia. Then, a thorough inspection is
conducted and the respective defects are recorded with the aid of photographic. As the
outcomes from the interview between researcher and person-in-charge from some
schools, the main factors contributing to those building defects had been determined.
Besides, appropriate mitigation solutions on the building defects have been offered, which
are extremely essential in retaining a healthy and serviceable school building
SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING
SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT DENGAN PROSES MILLING UNTUK BAHANPEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL. Studi sintesis nanopartikel ferit untuk bahan pembuatan magnet domain tunggal dengan menggunakan metode milling dari bahan scrap magnet telah dilakukan. Preparasi sampel dilakukan menggunakan disk mill yang dilanjutkan dengan menggunakan High Energy Ball mill (HEM-E3D) dengan waktu milling 5 jam, 10 jam dan 20 jam. Sampel tersebut selanjutnya dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffractometer (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil karakterisasi XRF yang dikonfirmasi dengan hasil analisis XRD menunjukkan bahwa sampel magnet adalah stronsium ferit. Hasil analisis struktur mikro memperlihatkan terjadinya proses penghalusan ukuran partikel ferit dengan bertambahnya waktu milling. Partikel berukuran nanometer berhasil diperoleh,meskipun distribusinya tidak homogen. Hasil karakterisasi sifat magnetik dari sampel hasil milling yang kemudian disintering menunjukkan peningkatan daerah kurva histeresis pada sampel dengan waktu milling yang lebih lam
Studi Dasar Posibilitas Pemanfaatan Bubuk Silika dari Batuan Alam Lokal LAPINDO sebagai Bahan Tambahan Semen
Bubuk silika telah diketahui banyak digunakan sebagai bahan penguat beton. Sementara itu, Indonesia kaya akan batuan alam yang mengandung silika. Dewasa ini, Lumpur Lapindo jumlahnya melimpah sekitar 480 hektar yang kandungannya kaya silika. Oleh karena itu, dilakukan studi dasar posibilitas pemanfaatan bubuksilika dari batuan lokal dan Lumpur Lapindo sebagai bahan tambahan semen. Batuan silika dihancurkan selama satu jam dan Lumpur Lapindo dikeringkan juga terlebih dahulu kemudian dihancurkan dengan milling selama satu jam. Bubuk hasil dicampur dengan Semen Gresik dan Semen Tiga Roda dengan substitusi 10% dan 20% terhadap semen, selanjutnya dijadikan adonan semen dengan rasio air 1/3 terhadap total campuran dandicetak dengan bentuk silinder berdiameter 2 cm dan tinggi rata-rata 5 cm. Hasilnya diuji tekan dengan UTM (Universal Test Machine) terhadap usia semen. Hasil uji tekan pada usia 91 hari menunjukkan bahwa semen dengan bubuk silika baik dari campuran sillika Kalimantan Putih dengan komposisi 20% bubuk silika dan 80% semen Gresik dengan penguatan 50% dibandingkan dengan standar. Sedangkan untuk Lumpur Lapindo dengan penambahan 10% pada Semen Gresik memberikan hasil yang hampir sama dengan standar dan pencampuran Lumpur Lapindo dengan Semen Tiga Roda tidak memberikan hasil yang signikan. Dengan demikian, Lumpur Lapindo dan Batu silika Kalimantan Putih memiliki posibilitas sebagai bahan tambahan Semen Gresik
Penyelesaian sengketa : lahan perkebunan PTPN XIV (persero) seluas 12.170 HA dengan masyarakat Desa Ciromanie Kec. Keera Kab. Wajo melalui model mabbulo sibatang/ Edit.: Agus S.W
ii, 67 hal.: ilus.; 30 c