578 research outputs found

    Pengaruh Ketinggian Tempat Dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Di Kebun Hapesong PTPN III Tapanuli Selatan

    Full text link
    The elevation and slope effect significantly to growth and rubber (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.)production . This research was done in Hapesong Farm, Batang Toru sub-district in July – August2013. The aim of this research is to know the effect of elevation and slope on rubber production inHapesong Farm. The sampling used free survey method and Geographic Informatin Systems (GIS).The variables are elevation and slope, and then analysed by regretion method.The result showedthat elevation, slope is significant to decrease the rubber production, but jointly elevation and slopedo not. Elevation of the best places in the study area is 84.5 meters above sea level. The land on theelevation 294.5 meters above sea level, preferably the rubber is not planted anymore

    PENGEMBANGAN MEDIA COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN KIMIA MATERI STOIKIOMETRI BAGI SISWA KELAS X SMA TERBUKA DI SMA NEGERI 19 SURABAYA

    Get PDF
    Pendidikan dalam pelaksanaannya selama ini masih kurang dapat dijangkau oleh semua orang baik itu dalam segi ruang dan waktu utamanya pada jenjang SMA. Keterbatasanruang dan waktu dapat di atasi dengan variasi dan terobosan baru dalam dunia pendidikan yaitu dengan adanya SMA Terbuka untuk orang yang belum dapat mengikuti pendidikan. Pada pelaksanaannya SMA Terbuka mengalami kendala yaitu minimnya waktu tutorial tatap muka sehingga siswa harus menerima materi banyak dalam waktu yang singkat karena sistem pembelajaran di SMA Terbuka adalah sistem pembelajaran mandiri. Dengan adanya permasalahan tersebut maka adanya pengembangan mediaCAI (Computer Assisted Instruction)dengan model tutorial dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media CAI (Computer Assisted Instruction) bersifat interaktif, sesuai dengan konsep pembelajaran mandiri yaitu meminimalisir bantuan dari orang lain (guru). Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan mediaCAI (Computer Assisted Instruction) adalah model pengembangan R & D (Research and Development) oleh Borg & Gall. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan angket. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Hasil uji coba kelayakan mediaCAI (Computer Assisted Instruction) hasil pengembangan pada uji coba ahli media I dan II mendapat persentase sebesar 82,50% dan termasuk kategori sangat baik, sedangkan ahli materi I dan II menghasilkan 83,75%dengan kategori sangat baik, uji coba perorangan 97,60% dengan kategori sangat baik, uji coba kelompok kecil dengan persentase sebesar 87,80% kategori sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa mediaCAI (Computer Assisted Instruction) dalam mata pelajaranKimia dinyatakan sudah layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya tindakan untuk mengetahui keefektifan media CAI (Computer Assisted Instruction) pengembang menggunakan uji-t dengan d.b = N1 + N2 – 2 = 24 + 24 -2 = 46 dengan taraf kesalahan 5% (0,05), maka nilai t 0,05 harga t = 2,000 dan t-hitung adalah 2,941. t hitung lebih besar daripada t tabel (2,941 > 2,000) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima atau terbukti bahwa pengembangan mediaCAI (Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaranKimia bagi siswa SMA Terbuka 19 Surabaya efektif untuk diterapkan. The execution of education along this period less reached by all of the people for space and time factors, especially in Junior High School level. The limitation of space and time can be solved with new variation and innovation in education field that is the existence of SMA Terbuka for those people who have not joined the education. During the implementation in SMA Terbuka finds obstacle which is the minimum of face to face in tutorial time so the students must accept many materials in a short time since learning system in SMA Terbuka is independent learning system. Concerning to that problems, the development of media CAI(Computer Assisted Instruction) with tutorial model can overcome the problems in teaching and learning process. Learning by using media CAI(Computer Assisted Instruction) are interactive, suitable for independent learning concept which is decrease help from other people (teacher). Development model that be used in developing media CAI(Computer Assisted Instruction) is R & D (Research and Development) by Borg & Gall. Data collection method that be used are interview and questionnaire. The data itself are both qualitative and quantitative. The result of advisability test of media CAI(Computer Assisted Instruction), the result of development media expert I and II got 82,50% and includes in very good category, while material expert I and II produced 83,75% with very good category, individual test got 97,60% with very good category, test in a small group got 87,80% very good category. It can be concluded that media CAI(Computer Assisted Instruction) in teaching Chemistry is suitable to be used in teaching and learning process. While in order to know the effectiveness of media CAI (Computer Assisted Instruction) the developer uses t-test with d.b = N1 + N2 – 2 = 24 + 24 -2 = 46 with error 5% (0,05), so t-value 0,05 price t = 2,000 and t- is 2,941. t- is bigger than t table (2,941 > 2,000) hence Ho rejected and Ha accepted or proved that the development of media CAI (Computer Assisted Instruction) in Chemistry course for the students of SMA Terbuka 19 Surabaya is effective to be implemented

    High-precision radiocarbon dating of the construction phase of Oakbank Crannog, Loch Tay, Perthshire

    Get PDF
    Many of the Loch Tay crannogs were built in the Early Iron Age and so calibration of the radiocarbon ages produces very broad calendar age ranges due to the well-documented Hallstatt plateau in the calibration curve. However, the large oak timbers that were used in the construction of some of the crannogs potentially provide a means of improving the precision of the dating through subdividing them into decadal or subdecadal increments, dating them to high precision and wiggle-matching the resulting data to the master <sup>14</sup>C calibration curve. We obtained a sample from 1 oak timber from Oakbank Crannog comprising 70 rings (Sample OB06 WMS 1, T103) including sapwood that was complete to the bark edge. The timber is situated on the northeast edge of the main living area of the crannog and as a large and strong oak pile would have been a useful support in more than 1 phase of occupation and may be related to the earliest construction phase of the site. This was sectioned into 5-yr increments and dated to a precision of approximately Β±8–16 <sup>14</sup>C yr (1 σ). The wiggle-match predicts that the last ring dated was formed around 500 BC (maximum range of 520–465 BC) and should be taken as indicative of the likely time of construction of Oakbank Crannog. This is a considerable improvement on the estimates based on single <sup>14</sup>C ages made on oak samples, which typically encompassed the period from around 800–400 BC

    Prototipe Alat Pendeteksi Kebocoran Gas Beracun Co Pada Mobil Menggunakan Array Sensor Berbasis SMS Gateway

    Get PDF
    Perkembangan teknologi otomotif sekarang sangat pesat sekali dimana produsen mobil memberikan berbagai fasilitas untuk kebutuhan pemakai agar merasa nyaman ketika berada dalam kendaraan tersebut. Namun tanpa disadari terdapat ancaman bahaya bagi pengguna kendaraan yang berasal dari fasilitas-fasilitas tersebut salah satunya seperti AC (Air Conditioner). Ketika sistem pada AC terjadi kebocoran kecil saja maka gas beracun CO (Karbon monoksida) akan memenuhi ruang pada kendaraan mobil yang tertutup. Hal ini dapat terjadi apabila ada kebocoran pada sistem pembuangan kendaraan yang memicu gas CO masuk kedalam mobil. Gas CO ini merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa karbon yang sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Gas CO terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Disinilah alat pendeteksi kebocoran gas beracun CO sangat dibutuhkan untuk mendeteksi gas CO yang berbahaya ini karena gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa sehingga membuatnya sulit untuk dideteksi dengan menggunakan indra manusia sehingga dapat menyebabkan kematian tanpa disadari oleh yang menghirupnya. Adannya fenomena tersebut dibutuhkan perancangan prototipe alat untuk mendeteksi gas CO untuk memberikan rasa aman bagi pengguna mobil. Sebagai pengendali utama pada sistem yaitu mikrokontroller Atmega32 sebagai pengendali kerja alat. Dan Array sensor yaitu TGS 2600 dan 2442 untuk mengetahui kadar kandungan gas karbon monoksida(CO). Ketika sensor TGS 2600 mendeteksi kadar gas CO >25 ppm maka itu berarti status sangat berbahaya, sehingga buzzer akan berbunyi , kipas aktif berputar, motor DC aktif menggerakkan power window dan sms gateway akan mengirim pesan bahaya kepada pemilik mobil. Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran pada alat pendeteksi gas CO ,skala yang didapatkan sebagai perbandingan data maksimun tingkat pendeteksian dengan kadar deteksi akhir sensor setelah dilakukan pengukuran pada saat kondisi aman dengan tegangan 0,3 VDC kondisi gas CO sebesar 4 ppm, mendekati bahaya dengan tegangan 1,2 VDC kondisi gas CO sebesar 10 ppm, kondisi bahaya dengan tegangan 3,2 VDC kondisi gas CO sebesar 22 ppm dan kondisi sangat bahaya dengan tegangan 4 VDC dengan kondisi gas CO sebesar 26 ppm

    Otomatisasi Generator Set Untuk Skala Rumah Dan Home Industry

    Full text link
    Perancangan dan realisasi otomatisasi generator set untuk skala rumah dan home industry dapat digunakan untuk mengoperasikan generator set beserta pemanasan mesin setiap satu minggu sekali secara otomatis. Alat ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali generator set, masukan listrik PLN dan keluaran listrik dari generator set sehingga antara listrik PLN dan generator set tidak terjadi hubung singkat. Alat ini dapat mencatat lama penggunaan generator set sehingga penggantian oli dapat terjadwal. Aki dari generator set juga dapat dipantau dengan mudah sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada generator set. Pengujian sistem dilakukan per modul mau pun secara keseluruhan. Modul-modul yang diuji adalah modul pemroses, modul relay HKE, dan modul RTC. Pengujian keseluruhan sistem dilakukan dengan simulasi lima buah kasus. Hasil pengujian sistem memperlihatkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menyalakan, mematikan, dan memanaskan mesin generator set menjadi lebih singkat. Hasil pengujian untuk menyalakan generator set secara manual adalah 3 menit dan 14 detik, sedangkan untuk hasil pengujian dengan alat yang dirancang adalah 8 detik. Pengujian menyalakan generator set secara manual memiliki ketentuan generator set berjarak 20 meter dari pengguna dan kondisi generator set dalam kondisi baik. Hasil pengujian untuk mematikan generator set secara manual adalah 4 menit 21 detik, sedangkan hasil pengujian dengan alat yang dirancang adalah 41 detik

    Peran Kejreun Blang terhadap Perilaku Petani dalam Pengelolaan Air Pertanian di Nanggroe Aceh Darussalam

    Full text link
    Kelembagaan lokal merupakan salah satu sistem yang dipandang penting yang tumbuh dan dibangun olehmasyarakat lokal dan telah berjalan dengan mekanisme lokal serta cukup efektif mengatur kepentingan masyarakat.Salah satu kelembagaan dan kearifan lokal yang perannya dianggap penting di Nanggroe Aceh Darusalam adalahKejreun Blang yang merupakan kelembagaan lokal terkait dengan pengelolaan sumberdaya air. Tujuan penelitan(1) Mengetahui pengaruh peran Kejruen Blang terhadap perilaku petani dalam melakukan ketentuan kejruen blang,(2) Mengetahui pengaruh perilaku petani dalam melakukan ketentuan kejruen blang terhadap kapasitas pengelolaanair pertanian. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Lokasi penelitiandipilih secara (purposive) yaitu di Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. Pengambilan sampel respondenmenggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan jumlah responden sebanyak 201 orangpetani yang tergabung dalam kelompok tani dari jumlah anggota kelompok sebanyak 1343 orang. Metode statistikyang digunakan adalah uji regresi Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kejruen blang berpengaruhpositif secara signifikan terhadap perilaku petani (r=0,900; p<0,05). Pengaruh kejruen blang terhadap perilakupetani sebesar 81%. Perilaku petani dalam melaksanakan ketentuan kejruen blang berpengaruh positif dan signifikanterhadap kapasitas pengelolaan air pertanian oleh petani (r=0,651; p<0,05). Pengaruh perilaku petani terhadapkapasitas pengelolaan air pertanian sebesar 42%

    Acute Respiratory Infections in Informal Footwear Workers

    Get PDF
    Acute respiratory infections (ARIs) were the most common diseases among informal workers attending the Ciomas Puskesmas (Public Health Centre), Bogor Regency in 2014. Commonly, these infections had occurred because of a lack of knowledge of both ARIs and industrial hygiene in the informal sector. This study aimed to describe the relationship between knowledge and awareness of ARIs (smoking habit and using PPE during work variables) and the incidence of ARIs. The population of study comprised seven footwear workshops in Pagelaran Village, Ciomas District, Bogor Regency. They employed 87 workers in 2014 and all workers were included in the sample of the study. To explore the association between awareness of ARIs and occupational health issues, we used the chi-square test. The study showed that there were 34 (40%) workers who suffered from ARIs. 56 (66%) were smokers, 65 (76%) employees did not use Personal Protective Equipment (PPE) during work, and 75 (88%) workers reported that they did not have knowledge concerning ARIs. Overall, the incidence of ARIs was not significantly associated with a smoking habit (P=1.000), PPE compliance (P=1.000), or knowledge of ARIs (P=0.512). Keywords: Acute Respiratory Infections, occupational health, Personal Protection Equipment, knowledge, smoking habit

    Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Sepakbola Pelatcab Kota Pekanbaru

    Full text link
    Abstrack:This research is descriptive research, which aims to determine the physical condition (bleep test) football athlete pelatcab city of Pekanbaru. Problems that occur in the athlete both in matches and training him among them are the lack of fighting spirit and athletes both in training and matches it caused a lot of athletes who mangalami fatigue or tiredness that is not playing, not optimal technique is done in because of fatigue which naturally like, passing unfocused, shhoting are weak, lost the ball when dribbling, ball control that is less than the maximum, it is presumably because the element is not optimal endurance athletes. The purpose of this study was to assess the physical condition of athletes football pelatcab Pekanbaru city with regard to aerobic endurance or VO2Max.Populasi in this study were all athletes who totaled 18 people. Data were collected by conducting bleep test or MFT. Based on data analysis aerobic endurance or VO2max, the average owned by football athletes Pekanbaru city pelatcab 34-42 categorized enoug

    Analisis Produktivitas Primer Tambak Ikan Bandeng (Chanos Chanos, Forsskal) Dengan Data Citra Satelit Ikonos Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

    Full text link
    Kabupaten Pati salah satu sentra penghasil ikan bandeng terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Hal tersebut tentunya dapat memberikan pengaruh terhadap Perubahan kualitas kesuburan perairan yang dipengaruhi oleh adanya unsur hara, klorofil-a, nitrat, fosfat, dan fitoplankton. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 di tambak ikan Bandeng Kabupaten Pati, bertujuan mengetahui kandungan klorofil-a, nitrat, fosfat, dan fitoplankton di beberapa wilayah tambak ikan bandeng dengan citra satelit resolusi tinggi serta mengetahui keterkaitan antara klorofil-a dengan nitrat, fosfat serta fitoplankton. Metodenya yaitu metode deskriptif dengan teknik purposive random sampling, dan interpretasi citra IKONOS. Kandungan klorofil-a di tambak semua tergolong oligotrofik, kecuali VI tergolong mesotrofik. Kandungan nitratnya di tambak II, III, IV, V, VII, dan VIII tergolong oligotrofik, dan tambak I, VI, dan IX tergolong mesotrofik. Berdasarkan kandungan fosfatnya, semua tambak tergolong oligotrofik. Fitoplankton yang mendominasi yaitu genus Nitzchia, Navicula, dan Ulothrix. Pada tambak I, II, III, IV nilai indeks keanekaragaman, kestabilan komunitas dan penyebaran jumlah individu setiap jenis fitoplankton termasuk dalam kategori sedang, pada tambak V, VI, VII, VIII, IX dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman tambak I dan II yaitu stabil, relatif sama dan tidak ada yang mendominasi sedangkan tambak III, IV, V, VI, VII, VIII, IX tidak merata dan ada jenis yang mendominasi. Hubungan antara klorofil-a dengan nitrat lebih kuat daripada klorofil-a dengan fosfat yang dibuktikan pada hasil regresi polinomial dimana nilai (r) klorofil-a dengan nitrat sebesar 0,771 sedangkan nilai (r) klorofil-a dengan fosfat sebesar 0,301, klorofil-a dengan fitoplankton dengan nilai (r) 0.3951. Pati regency one of the largest center\u27s milkfish producer in The Central Java Province. It certainly can give effect to changes in fertility quality of waters affected by the presence of nutrients, nitrates, phosphates, chlorophyll-a, phytoplankton. This research was conducted in May 2015 in Pati regency milkfish ponds, aims to determine the content of chlorophyll-a, nitrate, phosphate, and phytoplankton in some areas milkfish ponds with high-resolution satellite imagery and determine the relationship between chlorophyll-a by nitrates, phosphates and phytoplankton. The method used is descriptive method with purposive random sampling technique, and interpretation of IKONOS imagery. The results based on content of chlorophyll-a in ponds I, II, III, IV, V, VII, VIII, IX classified oligotrofik, and pond VI classified mesotrofik. Based on the content of nitrate in ponds II, III, IV, V, VII, and VIII classified oligotrofik, and ponds I, VI and IX classified mesotrofik. Based on the content of phosphate, all ponds classified oligotrofik. Namely of phytoplankton dominate the genus Nitzschia, Navicula, and ulothrix. At the ponds I, II, III, IV value of diversity index, the stability of communities and the spread of the number of individuals of each species of phytoplankton in medium category, in ponds V, VI, VII, VIII, IX index value of diversity, the stability of communities and the spread of the number of individuals of each species phytoplankton are included in the low category. Ponds uniformity index value I and II are stable, relatively the same and no one dominates, while ponds III, IV, V, VI, VII, VIII, IX is uneven and there is a dominant species. The relationship between chlorophyll-a by nitrate is stronger than chlorophyll-a with phosphate as evidenced in the results of polynomial regression in which the value (r) of chlorophyll-a with nitrate of 0.771 while the value (r) of chlorophyll-a with phosphate at 0.301, chlorophyll-a with phytoplankton value (r) 0.3951
    • …
    corecore