77 research outputs found

    The Ovarian Polytene Chromosome of the Taxon Anopheles (Cellia) Sundaicus (Rodenwald)

    Full text link
    Penelitian khromosom politen ovarium nyamuk Anopheles sundaicus Rodenwald, 1925 telah dilakukan dari populasi alam di Pangha (Thailand Selatan), Trat (Thailand Timur) dan Pangandaran (Jawa Barat, Indonesia). Metode penelitian khromosom politen berdasarkan Green dan Hunt (1980). Pola penggelangan khromosom di dalam populasi dan antara populasi dibandingkan. Jumlah khromosom karyotipe metaphase spesies tersebut terbukti sama dengan jumlah khromosom nyamuk dari kelompok anopheline (2n=6), yang terdiri dari satu pasangan khromosom-X dan dua pasang autosom. Khromosom politen An. sundaicus ditemukan dapat berkembang dengan baik, sehingga peta photo politen ovarium dapat disajikan sebagai peta baku khromosom politen, dan digunakan sebagai bahan acuan takson ini. Pola penggelangan yang jelas dan tanda-tanda yang konsisten, merupakan ciri-ciri dari setiap lengan khromosom. Perbandingan pola khromosom politen An. sundaicus di dalam populasi dan antara populasi Pangha, Trat dan Pangandaran dengan peta baku khromosom politen belum ditemukan adanya variasi atau polimorphisme khromosom

    Beberapa Aspek Perilaku an. Maculatus Theobald Di Pituruh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

    Full text link
    Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Purworejo, walaupun sebenarnya Purworejo termasuk kategori kasus malaria rendah (low case incidence/ LCI) di Indonesia. Upaya pengendalian telah dilakukan oleh program tapi kegagalan pengendalian tetap terjadi, salah satu penyebab kegagalan pengendalian tersebut kurangnya pemahaman tentang perilaku spesies vektor. Telah dilakukan penelitian perilaku vektor secara longitudinal di desa Polowangi, Kabupaten Pituruh tahun 2010-2011 dengan tujuan mengetahui perilaku An.maculatus. Metode yang digunakan adalah penangkapan nyamuk yang hinggap pada manusia (human landing collection/HLC) dan penangkapan nyamuk istirahat pada umpan kambing (goat resting collection/GRC). Penangkapan nyamuk dilakukan di tiga ekosistim yang berbeda yaitu permukiman, perkebunan dan semak-semak, dilakukan dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 07:00. Hasil penelitian ditemukan ada 6 jenis Anopheles sp yang tertangkap di Polowangi yaitu: An. aconitus, An. balabacensis, An. barbirostris, An. kochi, An. maculatus dan An. vagus. Nyamuk An. maculatus tidak memilih menghisap darah manusia ataupun hewan, tetapi lebih banyak dijumpai di perkebunan dan di semak-semak pada penangkapan dengan metode umpan kambing (GRC) dibanding dengan metode HLC sehingga dikatakan bahwa An. maculatus bersifat indiscriminate bitters, juga An. maculatus lebih memilih untuk menghisap darah di luar rumah sehingga risiko penularan tidak hanya terjadi di daerah Perumahan, tetapi juga bisa terjadi di perkebunan atau di semak-semak

    Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Malaria di Kota Batam

    Full text link
    Malaria remains a major public health problem and causes outbreaks and re-emerging of malaria in places which previously had been declared to be malaria free in Indonesia. Malaria is very important issue in tourist industry, socio-economic impact and poverty. There are some risk factors of malaria transmission e.g. physical environment changes including the climate change such as rainfall, temperature, land used, environment deterioration; poverty, mobility of people and economic crisis. The understanding of knowledge, attitude and practices of the community in malaria and its control are very important for its prevention and control strategy. This paper presented the study of knowledge, attitude and practices on malaria, prevention its control in year 2008 in Batam area. There were 248 respondents surveyed from three sub-district, consist of 84 respondents from Nongsa, 89 respondents from Galang sub-district and 75 respondents from Belakang Padang. Quantitative and qualitative data were collected by using structural questionnaire for the community and personal in-dept interview for the community leaders. The results of the study shows that most of the respondents understand and ever heard about malaria (91.9%); nevertheless most of them do not have good attitude in malaria prevention and control (97.6%). There was 82.3% of respondents have being outdoor during the night time, beside there was 39.5% respondents stayed overnight outdoor. These KAP situation of the community in malaria endemic area will increase the malaria transmission risk. However, to improve the knowledge, attitude, and practices for prevention and control of malaria, the program of health promotion should be improved and keep sustainiing

    PLL Synthesizer Untuk Memantapkan dan Mensintesis Frekuensi 88-108 MHz

    Get PDF
    Salah satu faktor penyebab ketidak setabilan frekuensi sebuah osilator adalah terjadinya perubahan karakteristik komponen aktif ataupun pasif yang disebabkan oleh perubahan suhu atau lamanya pemakaian, keadaan yang statis, dan hembusan udara. Untuk mengatasi hal tersebut dapat diterapkan PLL Synthesizer yaitu sebuah sistem pengandali umpan balik terkontrol yang menjaga perbedaan fase antar sinyal referensi dengan sinyal output osilator. PLL Synthesizer dapat dirancang untuk menstabilkan frekuensi keluaran VCO dari perubahan suhu, getaran dan hmbusan angin yang menyebabkan perubahan karakteristik komponen yang dipakai. PLL Synthesizer dapat dirancang untuk mengendalikan frekuensi keluaran VCO. Sistem dianggap berhail apabila PLL FM Synthesizer telah mampu mensintesiskan frekuensi keluaran pada rentang 88 sampai 108 MHz dengan step 100 KHz dan mampu mempertahankan (mengunci) frekuensi VCO sesuai keluaran frekuensi referensi

    Peran Tenaga Kesehatan Dan Kerjasama Lintas Sektor Dalam Pengendalian Malaria

    Full text link
    Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengendalian malaria tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun harus kerja sama dengan lintas sektor terkait guna mempercepat hasil yang dicapai serta efisiensi dan efektifitas. Pengembangan dan pembangunan kota Batam membawa dampak terhadap faktor lingkungan fisik. Perubahan tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi eko-epidemiologi penyakit terutama malaria, karena Batam mempunyai banyak wilayah endemik malaria. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi peran sektor kesehatan dan lintas sektor terkait serta pemangku kepentingan malaria di Kota Batam. Desain penelitian adalah Cross sectional dengan pendekatan kualitatif yaitu menggunakan metoda wawancara mendalam dan telaah dokumen. Pengambilan sampel secara Purposive Sampling dan menggunakan analisi domain dan kontras. Informan adalah pejabat Dinas Kesehatan dan lintas sektor terkait yaitu ; Dinas Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Pariwisata, pekerjaan umum, Bappeda, DPRD, pemberdayaan masyarakat dan tokoh masyarakat kota Batam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengendalian malaria masih kurang maksimal dikarenakan kurang optimalnya dukungan dan kerja sama berbagai sektor di luar kesehatan, oleh karena itu perlu ditingkatkan kemitraan dan di integrasi dengan berbagai kegiatan yang ada di setiap institusi/lintas sektor terkait. Kesimpulan penelitian, peran pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengendalian vektor malaria yang optimal dan penyediaan sumber data untuk mengambil kebijakan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
    • …
    corecore