161 research outputs found

    Mediasi Merupakan Salah Satu Alternatif Penyelesaian Masalah dalam Sengketa Perdagangan Internasional

    Full text link
    Oleh : Revy S.M. Kora

    TINJAUAN HUKUM NOTA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA DI INDONESIA

    Get PDF
    Kehadiran alat elektonik saat ini mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatannya, satu diantaranya mempermudah membuat bukti transaksi. Nota elektronik merupakan bukti transakasi baru, yang dibuat oleh alat elektronik dan belum diakomodasi untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam hukum acara perdata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan hukum, kedudukan, dan kekuatan pembuktian nota elektronik sebagai alat bukti dalam hukum acara perdata.  Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif, dengan mengakaji peraturan perundang-undangan. Adapaun hasil dari penelitian yaitu nota elektronik telah memiliki pengaturan hukum sebagai alat bukti, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 11 tahun 2008 jo Undang-Undang  Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dan telah memiliki kedudukan sebagai alat bukti dalam hukum acara perdata sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 5 ayat 2 (UU ITE), serta telah memiliki kekuatan pembuktian yang dipersamakan dengan alat bukti tertulis. Kata Kunci: NOTA ELEKTRONIK, ALAT BUKTI, PERDATA

    Role of serum glypican-3 in the diagnosis and differentiation of small hepatocellular carcinoma from hepatitis-C virus cirrhosis

    Get PDF
    Background: Serum alpha-fetoprotein (AFP) has insufficient sensitivity and specificityfor detection of hepatocellular carcinoma (HCC). Recently, glypican-3 (GLP-3) was suggested as a new biomarker for the detection HCC.Objectives: To determine the role of serum GLP-3 levels in the early diagnosis and differentiation of small (3 cm or less in diameter) HCC from liver cirrhosis. Also, to correlate GLP-3 levels to clinico- laboratory data.Methods: The study included sixty patients; 30 of them with hepatitis C virus (HCV) cirrhosis, and 30 patients with proved HCC. In addition, 20 healthy subjects were included as a control group. Clinical and radiological features (abdominal ultrasonography and/or abdominal triphasic computed tomography) were recorded. Liver function tests, complete blood cell count, and serum AFP were measured. Serum GLP-3 values were determined by an ELISA technique.Results: Serum levels of GLP-3 were significantly elevated in patients with HCC compared with HCV cirrhosis group (p< 0.001). Also, these levels were significantly elevated in these two patients’ groups versus controls (p<0.001). Also, serum GLP-3 levels with cut-off value of P240 ug/L, had a higher sensitivity (100%) and same specificity (93.3%), than AFP with cut-off value of P200 ng/ ml, for detection of HCC. Moreover, GLP-3 levels showed a higher sensitivity than AFP (50% vs.41.7%), for detection of small HCC. The combined use of both markers (i.e. when either one of the two markers positive) improved the specificity to 88.9%. Regarding unicentric HCC, GLP-3 at cut-off value of 6580 ug/L had better specificity than AFP at cut-off value of 6765 ng/ml (57.1% vs. 42.9%). The combined use of both markers improved the sensitivity and specificity to 82.6% and 71.4%, respectively. Conclusion: Serum GLP-3 levels are higher in HCC versus HCV cirrhosis, which can differentiate HCC from liver cirrhosis. Also, serum GLP-3 is highly sensitive and specific for detecting HCC. Moreover, GLP-3 is more sensitive than AFP for the detection of small HCC. Furthermore, a combination of both serum markers yielded an improved specificity and both sensitivity and specificity for the diagnosis of small and unicentric HCC, respectively.Keywords: Serum tumor marker Alpha-fetoprotein Early hepatocellular carcinoma Diagnosis

    ANTIDIABETIC AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RESVERATROL AND VITAMIN-C COMBINATION ON STREPTOZOTOCIN INDUCED DIABETIC RATS

    Get PDF
    Objective: Resveratrol and vitamin-C combination was evaluated for its antidiabetic and antioxidant activity in streptozotocin (STZ) induced diabetic rats. Methods: The wistar rats were challenged with a single intra peritoneal injection of STZ (50 mg/kg). The rats were treated with graded oral dose of 10 mg/kg of resveratrol and 0.9 g/kg of Vitamin C for 21 days. The fasting blood glucose levels were monitored for all animals in 1,7,14 and 21 days of drug treatments by using glucometer. The liver homogenate was used for estimation of proteins, malondialdehyde (MDA), lipid hydroperoxide (LH), Super Oxide Dismutase (SOD), Catalase (CAT), Glutathione reductase (GSSH) and Reduced glutathione (GSH).Results: Resveratrol with vitamin C combination showed significant (P<0.01) increase in body weight, total protein, and significant (P<0.01) decrease in fasting blood sugar level, MDA and LH, when compared to diabetic control. Resveratrol and vitamin C significantly (P<0.01) restored the levels of both enzymatic (SOD, CAT, GSSH) and non enzymatic antioxidant enzymes (GSH) which are almost similar to the control.Conclusion: Resveratrol and vitamin C both is having antioxidant activity, but the combination showed synergistic antioxidant & antidiabetic activity. Thus, the present study provides a significant rationale for the management of diabetes.Â

    PRINSIP-PRINSIP EKSISTENSI GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) DAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DALAM ERA PASAR BEBAS

    Get PDF
    Untuk mengatur agar perdagangan internasional berjalan secara baik, lancar dan saling menguntungkan, maka masyarakat internasional telah membentuk instrumen hukum internasional dibidang perdagangan internasional. Upaya tersebut dilakukan antara lain dengan pembentukan The General Agreement on Tariffs and Trade pada tahun 1947 (GATT). GATT terbentuk pada tanggal 30 Oktober 1947 dan mulai berlakunya GATT pada tanggal 1 Januari 1948, pembentukan GATT dimaksudkan sebagai perjanjian subsider yang tunduk dan tergantung kepada organisasi perdagangan dunia. Pembentukan GATT ini sebagai persetujuan perdagangan pada umumnya dan penghapusan hambatan tariff, tariff secara timbal balik yang mencerminkan suatu persetujuan dagang global.Seperti yang telah disebut dimuka, GATT berlangsung sampai pada tahun 1994 saja, kemudian pada tahun 1994 digantikan oleh WTO. Lahirnya WTO tidak lepas dari upaya pembentukan International Trade Organization dan GATT. Usai Perang Dunia II masyarakat internasional menyadari untuk membahas dan mengatur masalah perdagangan serta ketenagakerjaan internasional. WTO lahir menggantikan GATT pada tanggal 1 Januari 1995 sebagai organisasi perdagangan dunia. Sekretariat GATT dijadikan sebagai sekretariat WTO, dan WTO sebagai orgaisasi internasional lebih memenuhi syarat sebagai organisasi internasional dan lebih luas dari pada GATT. WTO adalah organisasi internasional publik yang beranggotakan 153 negara (pada tahun 2008).Salah satu blok perdagangan bebas yang dibentuk adalah ASEAN Free Trade Area (yang selanjutnya disingkat AFTA). The Association of Southeast Asian Nations (yang selanjutnya disingkat ASEAN) didirikan oleh lima negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura pada bulan bulan Agustus tahun 1967. Instrumen yang mendirikan ASEAN adalah Deklarasi Bangkok 1967 (The ASEAN Declaration atau Bangkok Declaration) yang ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 1967. Pembentukan ASEAN ini antara lain ditujukan untuk mempererat kerjasama ekonomi antar negara anggota. Kerjasama ASEAN ini menghasilkan ASEAN Preferential Trading Arrangements (yang selanjutnya disingkat PTA), namun PTA ini gagal mendorong perdagangan intra- ASEAN, karena pembukaan akses pasar melalui penurunan tarif akan mengancam industri di dalam negeri, sekaligus untuk menjaga kondisi neraca perdagangan. Indonesia bersama-sama dengan negara-negara Association Of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang lainnya pada tahun 2015 akan membentuk ASEAN Economic Community (AEC)/Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Komitmen untuk membentuk satu pasar di kawasan Asia Tenggara tersebut, tertuang di dalam satu wadah yaitu AEC, diwujudkan dengan pengadopsian AEC Blueprint/Cetakbiru MEA pada tanggal 20 November 2007 di Singapura. Komitmen atas manifestasi kawasan integrasi ekonomi ini akan bertentangan dengan komitmen-komitmen lainnya yang dideklarasikan sebelumnya terutama atas komitmen dengan World Trade Organization (WTO) yang tertuang dalam General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

    Full text link
    Latar Belakang : Berdasarkan hasil pengumpulan data awal yang diperoleh dari wawancara, 6 orang siswa mengatakan kalau sampai mereka melakukan perilaku seksual itu karena mudahnya mereka mendapatkan informasi yang belum tentu benar dari internet, sementara 4 orang siswa mengatakan bahwa kurangnya informasi yang benar dari orang tua perihal kesehatan reproduksi. Dalam periode 2006-2011 tercatat 9 siswi putus sekolah karena perilaku seksual (hamil sebelum menikah). Melihat besarnya permasalahan dan dampaknya di masa depan untuk generasi mendatang, maka upaya yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada remaja.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMU Negeri 1 Tamako.Metode : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Jumlah populasi 321 orang dan sampel 180 orang yang ditentukan secara proportionate stratifield random sampling. Menggunakan kusioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji statistic “ Chi Square (χ2 )”.Hasil : menunjukan bahwa siswa yang mendapat informasi baik dari internet dan media massa dengan jumlah 123 responden (68,33%), dari teman 102 (56,67%) dan informasi kurang baik adalah 57 responden (31,67%), dari teman 78 (43,33%). Pengetahuan baik adalah 157 responden (87,22%) dan yang pengetahuan cukup adalah 23 responden (12,78%). Hasil uji chi-square dengan ρ value = 0,024 untuk faktor informasi dimana α = 0,05 (0,024<0,05), ρ value = 0,002 untuk faktor teman dimana α = 0,05 (0,002<0,05)

    TINJAUAN YURIDIS MENGENAI HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP PERNIKAHAN DINI

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kajian yuridis mengenai pernikahan dini menurut hukum positif di Indonesia, serta untuk memberikan pemahaman mengenai hak- hak anak ketika menikah di usia dini menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yang bisa disimpulkan bahwa dalam hukum positif di Indonesia pernikahan diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun. Akan tetapi jika masih ada penyimpangan umur dalam hal tersebut, undang- undang juga mengatur dispensasi nikah. Dispensasi akan dipertimbangkan oleh hakim yang memutuskan dan akan diberikan kepada pemohon apabila memenuhi persyaratan dan benar-benar dianggap memerlukan dispensasi tersebut. Upaya pemerintah guna untuk melindungi anak dalam berbagai situasi bisa dilihat dari dibentuknya undang-undang perlindungan anak. Dimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak tersebut terdapat beberapa prinsip utama bagi pemenuhan hak hak, antara lain: Non diskriminasi; Kepentingan terbaik bagi anak; Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; Penghargaan terhadap pendapat anak. Kata Kunci : Hak Anak, Perlindungan Anak, Pernikahan Din

    Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

    Full text link
    Latar Belakang : Posyandu adalah tempat untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sehingga mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Permasalahan yang ada di posyandu saat ini masih ada kader kesehatan yang tidak aktif dalam pelayanan posyandu. Tujuan : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kader kesehatan dengan pelayanan posyanduMetode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study di wilayah kerja puskesmas Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, yang total populasi dijadikan sampel yaitu kader kesehatan yang berjumlah 60 orang. Data dinalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% α <0,05.Hasil : penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibu baik sebanyak 36 orang (60%) dan tingkat pengetahuan ibu kurang baik sebanyak 24 orang (40%) dengan nilai X2 9.882danp=0.002. Sikap rsponden positif 37 responden (62%) dan sikap responden negatif 23 responden (38%) dengan nilai X2 27,787danp=0,000.Kesimpulan : semakin baik pengetahuan pasti baik juga pelayanan yang diberikan dan sikap yang postif akan menunjukkan pelayanan yang baik. Saran perlu melakukan pembinaan secara berkala oleh petugas puskesmas maupun tokoh masyarakat

    Analytical Model of Symmetric Halo Doped DG-Tunnel FET

    Get PDF
    Two-dimensional analytical model of symmetric halo doped double gate tunnel field effect transistor has been presented in this work. This model is developed based on the 2-D Poisson’s equation. Some important parameters such that surface potential, vertical and lateral electric field, electric field intensity and band energy have been modelled. The doping concentration and length of halo regions are varied and dependency of various parameters is studied. The halo doping is imparted to improve the ON current and to reduce the intrinsic ambipolarity of the device. Hence we can achieve improved ION/IOFF ratio. The scaling property of halo doped structure is analyzed with various dielectric constants
    • 

    corecore