60 research outputs found

    Pengaruh Jarak Lapis Geogrid Teratas Dan Jumlah Lapisan Perkuatan Dengan Rasio D/b = 1 Dan B = 8 Cm Terhadap Daya Dukung Tanah Pasir Dengan Pondasi Menerus

    Full text link
    Masalah yang sering kali muncul pada tanah berpasir ialah tingkat penurunan yang tidak merata.Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya perkuatan tanah menggunakan material geogrid.Sistem perkuatan tanah ini telah diaplikasikan pada berbagai konstruksi seperti jalan raya dan dinding penahan tanah.Dalam penelitian ini dilakukan permodelan tanah pasir yang diberi perkuatan berupa geogrid. Variasi yang diterapkan pada penelitian ini berupa rasio jarak lapis geogrid teratas (u/B) yaitu 0,25, 0,5 dan 0,75 serta variasi jumlah lapisan perkuatan (n) yaitu 1, 2 dan 3 lapisan perkuatan. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variasi jarak lapis geogrid teratas mencapai daya dukung optimum pada rasio u/B = 0,5. Sedangkan pada variasi jumlah lapisan geogrid didapatkan hasil daya dukung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah lapisan geogrid. Hasil analisis BCIu penelitian ini menunjukkan daya dukung terbesar pada tanah pasir yang diberi variasi jarak lapis geogrid teratas sebesar 0,5 B dan dengan 3 lapis perkuatan geogrid. Sehingga penelitian ini menunjukan hasil optimum pada variasi jarak lapis geogrid teratas yaitu dengan rasio u/B = 0,

    Pengaruh Kecepatan Beban Melintas Terhadap Tegangan Dan Penurunan Tanah Ekspansif Pada Model Perkerasan Lentur

    Full text link
    Tanah lempung ekspansif adalah tanah lempung yang memiliki potensi kembang susut yang besar. Kembang susut yang besar diakibatkan oleh mineral ekspansif yang berada di dalam lempung ekspansif. Kembang susut besar ini ditengarai menjadi penyebab kerusakan jalan tepatnya di Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Selain dari struktur tanahnya, penentuan kecepatan juga berdampak pada tingkat kerusakan suatu perkerasan jalan. Pengujian yang dilakukan dengan cara memodelkan perkerasan lentur yang akan dilintasi oleh beban as roda. Model perkerasan lentur menggunakan skala 1:20 dan beban sebesar 20 kg. Pada pemodelan ini digunakan 2 variasi kecepatan yaitu 4,31 cm/s dan 7,5 cm/s. Data hasil yang didapatkan dalam pengujian berupa data tegangan tanah dan data penurunan tanah. Nilai tegangan dan penurunan inilah yang mewakili tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh suatu kecepatan. Dari hasil pengujian pada titik 1 dial 1 didapatkan nilai penurunannya sebesar 0,4056mm pada kecepatan 4,31 cm/s dan 0,0936mm pada kecepatan 7,5 cm/s sedangkan nilai tegangannya sebesar 199 g/cm2 pada kecepatan 4,31 cm/s dan 207 g/cm2 pada kecepatan 7,5 cm/s dengan kondisi kadar air 11,7% pada saat pengujian. Penurunan pada titik 2 dial 2 sebesar 0,1320mm pada kecepatan 4,31 cm/s dan 0,0000mm pada kecepatan 7,5 cm/s sedangakan nilai tegangan mempunyai pola yang berbeda dengan titik 1 dial 1. Pada titik 2 dial 2 nilai tegangan tanah sebesar 509 g/cm2 pada kecepatan 4,31cm/s dan 357 g/cm2 pada kecepatan 7,5 cm/s dengan kadar air yang sama yaitu 11,7%. Pada titik 1 nilai tegangan yang terjadi tercatat kecepatan 7,5 cm/s (kecepatan tinggi) mempunyai nilai yang lebih besar dibanding kecepatan 4,31 cm/s (kecepatan rendah) hal ini dikarenankan pada titik 1 terjadi hentakan pada saat beban roda menapak di perkerasan. Kecepatan 7,5cm/s (kecepatan tinggi) menimbulkan hentakan yang lebih besar dibanding kecepatan 4,31 cm/s (kecepatan rendah). Tegangan yang diakibatkan hentakan ini tidak mempengaruhi nilai penurunan sehingga nilai penurunan yang terjadi pada kecepatan 4,31cm/s (kecepatan rendah) tetap lebih besar dibanding nilai penurunan pada kecepatan 7,5cm/s (kecepatan tinggi

    Morfologi Usus Ayam Broiler yang Disuplementasi dengan Probiotik Strain Tunggal dan Campuran

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi usus ayam broiler yang disuplementasi probiotik strain tunggal dan probiotik campuran. Ransum ayam berbasis jagung, bungkil kedelai yang bebas antibiotika disusun sesuai dengan standar kebutuhan ayam broiler, digunakan sebagai pakan dasar pada perlakuan kontrol (Po). Untuk keempat kel- ompok perlakuan lainnya juga digunakan pakan dasar tersebut dengan suplementasi 3 strain probiotik berturut-turut Lactobacillus murinus, Ar3 (P1), Streptococcus thermophillus, Kp2 (P2), Pediococcus acidilactici, Kd6 (P3), dan probiotik campuran dari ketiga strain tersebut (P4) masing-masing dengan konsentrasi 108 sel bakteri/ml. Suplemen- tasi probiotik tersebut melalui tetes mulut 1 ml/ekor/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dengan strain tunggal maupun campuran meningkatkan tinggi vili pada duodenum, jejunum, dan ileum. Lebar vili pada duodenum, jejunum, dan ileum memiliki pola yang sama, dipengaruhi oleh suplementasi probiotik strain tunggal dan campuran. Tetapi kedalaman crypta jejunum secara statistik tidak berbeda nyata meskipun pada duodenum dan ileum berbeda secara signifikan (P<0,05)

    Biological Value of Papain Synthetic in Layer Ration at Various Protein Contents

    Get PDF
    ABSTRACT Two ways of utilizing papain synthetic in layer rations, supplemented directly and inoculated to soybean oil meal (SBOM-hydrolyzate) before being mixed in the ration, have been studied. Three hundred 24-week old layers were randomly allocated to 15 dietary treatments to measure the effect of ration containing 17. 15. and 14% CI\u27 and two levels of papain (0 075 and 0.15%) either directly supplemented in ration or in form of SBOMhydrolyzate, derived from inoculating SBOM with 0.5 and 1.0% papain before being mixed in the rations. All dietary treatments factorial\u27s/ (3x5) were plotted in Completely Randomized Design and replicated to 5. Accumulated data for 4 x 2t days of egg production performances were statistically analyzed with analysis of variance, and followed by DMRT to compared the different effect among single dietary treatments. Results indicated that directly supplemented papain or SHOM-hydrolyzate in the rations produced significantly (
    • …
    corecore