18 research outputs found
PERANAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKEP
. This research employed True-Experimental research. It aimed to: (1) know the level of students’ physics conceptual understanding who were taught by implementing cognitive conflict instructional strategy (2) know the level of students’ physics conceptual understanding who were taught by implementing conventional instructional strategy (3) know the significant difference of students who were taught by implementing cognitive conflict instructional strategy and conventional instructional strategy in relation to their physics conceptual understanding. The variables of this research were cognitive conflict instructional strategy in which conventional instructional strategy as the independent variable and physics conceptual understanding of the students as the dependent variable. The research design was Post Test Only Control Group Design. The population of this research was class XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Pangkep, from which class XI IPA 4 was chosen as experimental class and XI IPA 1 as control class. The number of the sample was 27 students of experimental class and 23 students of control class. At the end of the lesson, the students were provided a test in the form of physics conceptual understanding test to measure the students’ understanding of physics conceptual itself on the aspects of translation, interpretation, and extrapolation. The data analysis of this research employed descriptive statistic and inferential statistics analysis. Descriptive analysis results showed that the score of students’ physics conceptual understanding of experimental class taught using cognitive conflict instructional strategy in high category. The score of students from control class with conventional instructional strategy high category. The result of inferential analysis showed that there was a significant difference between the students’ physics conceptual understanding of who were taught with cognitive conflict instructional strategy and conventional instructional strategy.Penelitian ini adalah True Eksperiment yang bertujuan untuk: (1) mengetahui besarnya pemahaman konsep fisika peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran konflik kognitif (2) mengetahui besarnya pemahaman konsep fisika peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional (3) mengetahui perbedaan yang signifikan antara  pemahaman konsep fisika peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran konflik kognitif dan strategi pembelajaran konvensional. Variabel yang diteliti adalah strategi pembelajaran konflik kognitif dan strategi pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan pemahaman konsep pembelajaran fisika sebagai variabel tak bebas. Desain penelitian adalah post test only control group design. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Pangkep, dengan sampel XI IPA 4 berjumlah 27 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 1 berjumlah 23 sebagai kelas control. Pada akhir pembelajaran peserta didik diberi tes berupa tes pemahaman konsep fisika untuk mengukur pemahaman konsep fisika peserta didik dari aspek translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor pemahaman konsep fisika peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konflik kognitif berada pada kategori tinggi. Sedangkan, pada kelas kontrol dengan strategi pembelajaran konvensional juga berada pada kategori tinggi. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep fisika peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran konflik kognitif dengan strategi pembelajaran konvensional.Kata Kunci:konflik kognitif, pemahaman konsep, pembelajaran konvensiona
CRITICAL THINKING SKILL OF STUDENT THROUGH TOP DOWN APPROACH IN PHYSICS LEARNING
This article was a research which describes student’s critical thinking skills in learning physics through top down approach. In top down approach, student learned how to solve a challenge which was given by a teacher in classroom. To finish the challenge, student identified physical quantities which they need to solve it. After they had identified the quantities, they thought how to collect data then they conduct an experiment to find it. The experiment result was used to conclude the answer of the challenge. Learning by top down approach guided the student in thinking processes. They learn from the challenge and identify what they need to solve it. They learn how to analyze the data and conclude it as an evidence to answer the challenge. The test of critical thinking skills showed that the students were some proficiency where they able to identify data and information that counts as evidence but fault to thoroughly evaluate its credibility.Keywords: top down approach, critical thinking skills
Analisis Kemampuan Menulis Modul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan menulis modul pembelajaran IPA terpadu
mahasiswa calon guru IPA Program Studi Pendidikan
IPA FMIPA UNM. Kemampuan tersebut dilihat dari
hasil validasi dua orang ahli untuk menilai aspek
format, isi, dan bahasa dalam penyusunan modul.
Selain itu, akan dijelaskan aspek keterpaduan yang
termuat dalam analisis tema penyusunan modul serta
kesesuaian antara keterpaduan dengan model
fragmented, connected dan nested. Subjek dalam
penelitian ini adalah modul IPA terpadu berbasis
keterampilan proses sains pada materi pokok cahaya
dan alat optik yang telah dikembangkan oleh
mahasiswa calon guru IPA Program Studi Pendidikan
IPA. Berdasarkan penilaian dari dua orang pakar maka
dapat disimpulkan bahwa modul tersebut layak
digunakan sebagai modul pembelajaran IPA terpadu.
Ditinjau dari kerangka analisis materi keterpaduan,
terlihat bahwa seluruh materi telah didesain secara
terpadu, meskipun tidak semua materi tersebut
memiliki keterkaitan secara langsung dengan topik
yang ditampilkan. Untuk keterkaitan dengan
keterampilan proses sains, maka secara eksplisit telah
memperlihatkan keterkaitan antara aspek
pengetahuan dengan keterampilan proses sains,
namun keterampilan sosial dan keterampilan
mengorganisasikan data belum dituliskan secara
eksplisit. Padahal model keterpaduan nested secara
eksplisit mendeskripsikan setiap aspek keterampilan
yang akan dipadukan
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII (STUDI PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA)
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar yang diajar menggunakan media audio-visual. 2) Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar yang diajar menggunakan media konvensional. 3) Untuk menguji hipotesis bahwa pembelajaran menggunakan media audio-visual lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar menggunakan media konvensional. Jenis Penelitian ini adalah Quasi-eksperment dengan menggunakan desain penelitian Nonequivalen control group design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar. Sampel dipilih dengan teknik sampling (accidental sampling) dimana pengambuilan sampel yang dilakukan secara kebetulan. Kelas yang sengaja dipilih adalah kelas VIIIi sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik 24 orang dan kelas VIIIh sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Rata-rata peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media audio visual terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar berada pada kategori tinggi dengan skor N-Gain sebesar 0,74. 2) Rata-rata peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media konvensional terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar berada pada kategori sedang dengan skor N-Gain sebesar 0,59. 3) Hasil belajar peserta didik pada kelas VIII SMP Negeri 1 Selayar yang diajar menggunakan media audio visual lebih tinggi dibanding hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan media konvensional. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t hasil belajar peserta didik memperlihatkan H_0 ditolak dan H_a diterima, artinya media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media audio visual dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem ekskresi manusia. Kata kunci: Media Audio Visual, Media Konvensional, Dan Hasil Belajar
Penerapan Pendekatan Technological, Pedagogical, Content, Knowledge (TPACK) terhadap Kemampuan Prosedural IPA Siswa Kelas VIII SMP Telkom Makassar
Penelitian ini adalah penelitian pre-experiment yang bertujuan untuk mengetahui (1) kemampuan prosedural IPA siswa kelas VIII SMP Telkom Makassar setelah diajar dengan menggunakan pendekatan TPACK pada materi tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan (2) kategori kemampuan prosedural IPA siswa kelas VIII SMP Telkom Makassar setelah diajar dengan menggunakan pendekatan TPACK pada materi tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-experiment dan desain penelitian one shot case study. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Telkom Makassar. Sampel ditetapkan melalui teknik purposive sampling sehingga terpilih dua kelas dengan jumlah keseluruhan 35 siswa. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan prosedural. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan pemberian skor tes. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) secara deskriptif kemampuan prosedural IPA siswa kelas VIII SMP Telkom Makassar setelah dibelajarkan menggunakan pendekatan TPACK pada materi tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari memperoleh skor rata-rata yaitu 18,77 yang berada pada kategori sedang. (2) Melalui uji t satu sampel, diperoleh bahwa kemampuan prosedural IPA siswa kelas VIII SMP Telkom Makassar setelah dibelajarkan menggunakan pendekatan TPACK pada materi tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari adalah lebih dari skor 10 atau minimal berada pada kategori sedang dan tingg
Implementasi Media Pembelajaran Interaktif Simulasi PhET (Physics Education Technology) Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Dua Pitue Kalosi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar IPA peserta didik kelas VII setelah diajar dengan menggunakan media pembelajaran Interaktif PhET (2) peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII yang diajar dengan menggunakan penerapan media pembelajaran Interaktif PhET. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre experiment dan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Dua Pitue Kalosi. Sampel dipilih dengan Teknik Random Sampling dan diperoleh kelas ekperimen VII.1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian berupa soal tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mengetahui hasil belajar IPA peserta didik dan statistik inferensial untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran interaktif PhET. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar IPA peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Dua pitue kalosi secara signifikan lebih tinggi dari sebelum diajar dengan menggunakan media pembelajaran interaktif PhET (2) Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Dua pitue kalosi diperoleh N- Gain 0,71 yang berada pada kategori tingg
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 13 MAKASSAR (Studi pada Materi Pokok Usaha dan Pesawat Sederhana)
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui seberapa tinggi
peningkatan keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII SMP Negeri
13 Makassar setelah dibelajarkan dengan menggunakan metode
eksperimen, (2) Mengetahui seberapa tinggi peningkatan keterampilan
proses sains peserta didik kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi, (3) Mengetahui
keterampilan proses sains peserta didik yang dibelajarkan dengan metode
eksperimen lebih tinggi dibanding keterampilan proses sains peserta didik
yang menggunakan metode demonstrasi di kelas VIII SMP Negeri 13
Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi�Eksperiment) dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group
Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 13 Makassar sekaligus sebagai sampel. Instrument penelitian
keterampilan proses sains berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 20 item
soal yang telah divalidasi ahli. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik
deskriptif. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa: (1) Peningkatan
keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar
yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen tergolong
kategori sedang dengan skor N-Gain sebesar 0,59. (2) Peningkatan
keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar
yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi tergolong
kategori sedang dengan skor N-Gain sebesar 0.40, dan (3) Keterampilan
proses sains peserta didik kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan
metode demonstrasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik pada materi usaha dan pesawat sederhan
STUDI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 12 MAKASSAR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan
proses sains peserta didik kelas 8 SMP Negeri 12 Makassar. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode
penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 12 Makassar sebanyak 379 peserta didik. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 80 peserta didik dari 11 kelas yang berbeda yang
dipilih melalui teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa tes
keterampilan proses sains berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 item soal
yang mewakili setiap aspek keterampilan proses sains: mengobservasi,
merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan,
mengkomunikasikan, menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan memberikan tes keterampilan proses sains
kepada sampel penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk
menyelidiki skor rata-rata keterampilan proses sains peserta didik dan skor
rata-rata peserta didik adalah sebesar 15, 24 dan berada dalam kategori
sedang. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk mengetahui
taksiran rata-rata keseluruhan populasi, diperoleh taksiran skor rata-rata
untuk keseluruhan populasi berada dalam rentang 14, 41 sampai dengan
16, 04 yang berarti berada dalam kategori sedang dan tinggi