8 research outputs found

    Pembuatan Kitosan Makropori Menggunakan Garam Dapur dan Aplikasinya terhadap Adsorpsi Methyl Orange

    Full text link
    Telah dilakukan kajian mengenai adsorpsi kitosan makropori terhadap methyl orange dengan tujuan untuk menentukan pH optimum, waktu kontak optimum, dan pengaruh jumlah porogen terhadap kemampuan adsorpsi kitosan makropori terhadap methyl orange pada kondisi optimum. Pembuatan kitosan makropori dilakukan dengan penambahan agen ikat silang epichlorohydrin 80 mg dan porogen dari NaCl (garam dapur) dengan komposisi 5, 10, dan 15 g. Adsorpsi oleh kitosan makropori sebanyak 0,2 g dalam 100 ml larutan methyl orange 20 ppm pada kondisi pH 3-8, dan lama pengocokan 1-180 menit dengan kecepatan pengocokan 100 rpm. Karakterisasi untuk mengetahui perbedaan karakter fisik dari kitosan makropori dan kitosan tanpa porogen sebagai kontrol dilakukan dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terserap sebesar 91,5%, kondisi optimum terjadi pada pH 3 dengan waktu kontak 180 menit dan konstanta laju adsorpsi 0,0531 menit-1. Kitosan makropori dengan komposisi porogen 15 g memiliki persentase terserap yang lebih besar yaitu 94,0% berbeda jauh dengan kitosan tanpa porogen yang menghasilkan persentase terserap sebesar 39,2%. Kata kunci : Kitosan makropori, Porogen, Methyl Orang

    Pemisahan Cu2+ Dan Cd2+ Menggunakan Silika-kitosan Sebagai Fasa Padat

    Full text link
    Ion Cu2+ dan Cd2+ dapat dipisahkan dengan menggunakan metode ekstraksi fasa padat (EFP). Pada penelitian ini digunakan silika-kitosan sebagai fasa padat dan EDTA sebagai eluen. Proses EFP ion Cu2+ dan Cd2+ menggunakan sistem kromatografi kolom. Faktor yang mempengaruhi ekstraksi ion Cu2+ dan Cd2+ adalah pH, konsentrasi eluen, serta panjang kolom. Pengaruh pH eluen yang dipelajari adalah 6 hingga 10 menggunakan buffer fosfat 0,1 M. Konsentrasi eluen yang dipelajari untuk pemisahan ion Cu2+ dan Cd2+ sebesar 0,01 M; 0,05 M; dan 0,1 M. Panjang kolom yang dipelajari adalah 0,3 cm dan 0,6 cm. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum pemisahan ion Cu2+ dan Cd2+ terjadi pada pH 7 dan panjang kolom 0,6 cm. Elusi dilakukan secara bergradien dengan 3,5mL EDTA 0,05 M dan 3,5mL EDTA 0,2 M. Recovery (%recovery) pemisahan ion Cu2+ dan Cd2+ secara berturut-turut sebesar 96,13% dan 83,24%

    Pengaruh Konsentrasi Plasticizer terhadap Transport Fosfat melalui Polymer Inclusion Membrane (Pim) Berbasis Pvc-aliquat 336

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi plasticizer terhadap transport fosfat melalui Polymer Inclusion Membrane (PIM). Plasticizer yang digunakan adalah Dioctyl phthalate (DOP) dengan variasi konsentrasi yaitu 5% (w/w), 11% (w/w), 15% (w/w), dan 20% (w/w). Transport dilakukan pada sel difusi selama 180 menit dengan pengambilan cuplikan setiap 30 menit. Konsentrasi larutan cuplikan dianalisis secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 690 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plasticizer DOP dengan konsentrasi 11% (w/w) memberikan hasil optimum yaitu dengan nilai konstanta permeabilitas sebesar 9,5x10-4 ml/min.cm2 dan efisiensi transport ion fosfat sebesar 67,04%

    Pengaruh Konsentrasi Fase Penerima Terhadap Transpor Fosfat Melalui Polymer Inclusion Membrane (Pim) Berbasis Pvc-aliquat 336

    Get PDF
    Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi NaCl sebagai fase penerima terhadap konstanta permeabilitas dan efisiensi transpor fosfat melalui Polymer Inclusion Membrane (PIM). Tahap awal penelitian dilakukan dengan pembuatan Polymer Inclusion Membrane. Larutan NaCl dengan konsentrasi 0,05; 0,1; 0,5; dan 1 M digunakan untuk percobaan pengaruh konsentrasi fase penerima. Percobaan dilakukan menggunakan sel difusi. Konsentrasi analit diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi fase penerima yang memberikan harga konstanta permeabilitas fosfat yang paling baik adalah NaCl 1 M dengan harga sebesar 7,47×10-4 mL/min.cm2 dan efisiensi transpor 60,2%

    Pembuatan Kitosan Makropori Menggunakan Epichlorohydrin sebagai Cross-linker dan Aplikasinya terhadap Adsorpsi Methyl Orange

    Get PDF
    Kitosan makropori dibuat dengan menggunakan garam dapur NaCl sebagai porogen dan epichlorohydrin sebagai cross-linker. Kitosan makropori tersebut digunakan untuk adsorpsi zat warna methyl orange. Faktor yang berpengaruh terhadap adsorpsi methyl orange oleh kitosan makropori yang dikaji pada penelitian ini yaitu pH larutan, waktu kontak, dan komposisi kitosan:epichlorohydrin. Adsorpsi fisik diduga lebih mendominasi proses adsorpsi methyl orange oleh kitosan makropori daripada adsorpsi kimia. Hal ini ditunjukkan oleh pH larutan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap proses adsorpsi. Kondisi optimum adsorpsi methyl orange dicapai pada pH 7 dengan waktu kontak 60 menit. Perbandingan komposisi kitosan:epichlorohydrin (1:40) menunjukkan komposisi terbaik untuk adsorpsi methyl orange dengan kapasitas adsorpsi sebsesar 8,538 mg/g dan konstanta laju adsorpsi (k) sebesar 0,033 menit-1

    Pengaruh Modifikasi Elektroda Spce dengan BI (III) pada Penentuan Cd2+dan Pb2+secara Stripping Voltammetry

    Get PDF
    Stripping voltammetri merupakan metode elektroanalitik yang dapat digunakan pada penentuan campuran logam Cd2+ dan Pb2+ tanpa dilakukan pemisahan.Pada penelitian ini digunakan metode stripping voltammetry berbasis Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) yang dilapisi oleh bismut dengan tujuan untuk meningkatkan sensitifitas terhadap analit. Konsentrrasi Cd2+ dan Pb2+ yang digunakan 50 ppb dengan potensial deposisi -1,2 V dan potensial scan -1,4 V sampai 0,4 V. Konsentrasi bismut yang digunakan untuk melapisi SPCE yaitu 1 ppm dan 100 ppm. Modifikasi yang baik yaitu dengan menggunakan SPCE yang dilapisi bismut 1 ppm. Pada penentuan Cd2+ dan Pb2+ dalam campuran, baik Cd2+ maupun Pb2+ akan saling mempengaruhi terhadap arus puncak dan potensial puncak yang dihasilkan. Komposisi Cd2+ tanpa Pb2+menghasilkan batas deteksi baik yaitu 15,17ppb dengan kepekaan 0,163 mA/ppb, komposisi Pb2+ dengan 50 ppb Cd2+ juga memberikan hasil batas deteksi yang baik yaitu 6,38 ppb dengan kepekaan 0,076 mA/ppb

    Adsorpsi Pb2+ Dan Cu2+ Menggunakan Kitosan-Silika Dari Abu Sekam Padi

    Get PDF
    Modification of silica from rice husk ash with chitosan resulted a high capacity adsorbant. The composition of silica from rice husk ash in adsorbent are 100, 95, 85, 75, and 65% in chitosan. The result of researsh show that the chitosan increasing cation exchange capasity (CEC) of adsorbent. The best adsorbent is 65% silica with CEC 0,45 mekiv H+/g adsorbent. The adsorbent has ability to adsorb Pb2+ is 11,8 mg/g adsorben and 0,3 mg/g adsorben to Cu2+

    Pengaruh Ph Dan Ion Asing Terhadap Kinerja Elektroda Selektif Ion (Esi) Timbal (II) Tipe Kawat Berbasis Piropilit Terlapis Untuk Menentukan Kandungan Timbal Dalam Kosmetik

    Full text link
    Lead (II) Ion Selective Electrode (ISE) based on pyrophyllite as ionofor has been developed, previously. The electrode had Polyvinilchloride (PVC) as polymer matrix and Dioctylpthalate (DOP) as plasticizer. It showed a good Nernstian slope of 29.33 mV/decade, a lead linear range concentration between 10-1- 10-5 M, and detection limit of 8.054 x10-6 M (equal with 1.669 ppm of lead). By using the electrode, the objectives of this research were to investigate the effect of pH and interfering ions to the performance of the Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type. The effects of pH was determined by measuring potential response of lead solution buffered by acetate solution at pH 3-7. The selective coefficients (kij) were determined using the mix solution methode at 10-3 M of interfering ion. The result showed that the Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type could be used optimally at pH 5. The Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type showed a good selectivity for interfering ions (Na+, Hg2+, dan Cr3+) and showed no interference to the performance of the Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type with selectivity order of Pb2+> Hg2+> Cr3+> Na+. The Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type could be applied for determination lead in cosmetic samples, with precision of 95.42% and accuracy of 96.49%. Based on the statistical t test with 5% confidence limit, the potentiometric method and Atomic Absorption Spectrophotometry method had no significant differences. This shows that the Lead (II) ISE based pyrophyllite coated wire type can be used to the determination of lead in cosmetic samples
    corecore