20 research outputs found
Pengembangan Profesi Guru Yang Berkarakter
Guru sebagai sebuah profesi, memperolah martabatnya melalui pengakuan atas profesi dan kinerjanya baik secara formal maupun informal melalui pengakuan dari masyarakat pengguna jasa profesi tersebut. Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya arus globalisasi dan informasi, guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui beragam cara baik karena kesadaranya sendiri maupun melalui program-program yang disediakan pemerintah untuk mengembangkan kompetensinya. Artikel ini ditulis melalui pendekatan kajian litertur kepustakaan yang relevan. Sumber Data yang digunakan adalah kajian teoretik untuk membahas permasalahan. Hasil kajian menunjukkan bahwa guru yang berkarakter dalam mengembangkan profesinya dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: (1) menulis karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang pendidikan; (2) Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan; (3) Menciptakan karya seni; (4) Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan; dan (5) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum, dan mengikuti kegiatan pengembangan profesionalitas guru secara berkelanjutan Continuous Professional Development (CPD) seperti mengikuti kegiatan pelatihan tentang substansi pembelajaran, metodologi, maupun kegiatan pembelajaran berbasisi online
PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA EDUKATIF IKIP JAKARTA : Suatu Studi Deskriptif Analitis tentang Produktivitas Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dosen IKIP Jakarta
Pendidikan memiliki peran sangat strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia, untuk itu peningkatan
kualitas pendidikan terutama pendidikan tinggi merupakan
sarana kunci bagi pembangunan bangsa; sebab jenjang
pendidikan ini berorientasi pada penyiapan tenaga kerja
yang berkemampuan akademis dan atau profesional.
Pada kenyataannya, pendidikan tinggi sebagaimana
pendidikan lainnya menghadapi berbagai masalah yang intinya
bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih
rendah. Produktivitas pendidikan ini tidak dapat dilepaskan
dari produktivitas kerja personilnya, dalam hal ini
adalah tenaga edukatif yang berperan sangat nyata dalam
peningkatan kualitas output pendidikan tersebut. Berdasar
kan pemikiran.ini, penulis tertarik untuk meneliti apa dan
bagaimana produktivitas kerja tenaga edukatif IKIP Jakarta
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sesuai dengan sifatnya sebagai studi deskriptif
analitis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan studi kasus pada tenaga edukatif IKIP Jakarta.
Adapun yang dijadikan sebagai nara sumber adalah: (1) Rek
tor dan Pembantu Rektor I IKIP Jakarta, (2) Dekan dan
Pembantu Dekan I, (3) Ketua Lembaga Penelitian, (4) Ketua
Pusat Pengabdian Pada Masyarakat, (5) Kepala Biro Kepegawaian,
(6) Kepala Biro Administrasi Umum dan Akademik,
(7) dosen dari tiap fakultas berjumlah 4 orang dan maha
siswa .
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,
pengamatan dan studi dokumentasi; yang dilakukan dari orientasi
hingga eksplorasi berlangsung secara intensif dari
bulan Februari hingga September 1992. Alat pengumpul
datanya adalah peneliti sendiri (human instrument) dibantu
dengan tape recorder, kamera foto dan buku catatan. Sedangkan
analisis datanya dilakukan melalui prosedur:
(a) reduksi data, (b) display data, (c) verifikasi dan
(d) pengambilan kesimpulan.
Hasil analisis data ditemukan bahwa, produktivitas
kerja tenaga edukatif IKIP Jakarta baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dalam menjalankan keseluruhan bidang
tugasnya, yakni: pengajaran, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat sangat beragam, namun secara keseluruhan
belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut
dapat dilihat melalui: produktivitas mengajar, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat, kualifikasi akademik dan
pengembangan profesional.
Dalam pengajaran, secara kuantitatif tenaga eduka
tif IKIP Jakarta telah menunjukkan produktivitasnya, hal
tersebut ditandai dengan: beban mengajar yang cukup tinggi
yakni di atas beban minimal 12 SKS; jumlah kehadiran dalam
kuliah di atas 75 %, membuat SAP dan melaksanakan PBM dan
evaluasi sebagaimana terjadwal. Sayangnya hal ini belum
dibarengi dengan produktivitas mengajar secara kualitatif.
Indikatornya dilihat dari: kesiapan mengajar, kemampuan
penguasaan materi, pemilihan referensi yang memadai,
penguasaan metodologi, pelaksanaan evaluasi dan teramati
melalui profil penampilan mengajar.
Tugas penelitian meliputi: penelitian, menulis dan
menerjemahkan buku dan artikel yang dipublikasikan, berperan
aktif sebagai pemrasaran dalam berbagai pertemuan
ilmiah; secara kuantitatif maupun kualitatif produktivi
tas kerjanya sangat variatif, tetapi secara keseluruhan
masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah karya
ilmiah yang dihasilkan selama tiga tahun terakhir. Khusus
nya dalam penelitian, kualitasnya dapat dilihat dari:
permusan masalah, kemampuan metodologis dan pembahasan
hasil penelitian.
Produktivitas kerja tenaga edukatif dalam pengabdi
an pada masyarakat secara kuantitatif dan kualitatif juga
masih kurang. Hal tersebut ditandai dengan: jumlah kegiattan
yang dihasilkan selama tiga tahun terakhir, serta
bentuk kegiatannya belum sepenuhnya meraperhatikan standar
mutu seperti: relevansi bentuk kegiatan dengan kebutuhan
masyrakat, sikap dan tanggung jawab dosen dan kebermaknaan
kegiatan.
Hingga pertengahan tahun 1992 komposisi kualifikasi
akademik dosen IKIP Jakarta lulusan SI = 66,63 %, S2
= 24 % dan S3 = 9,47 %. Artinya IKIP Jakarta belum
mampu memenuhi target pendidikan minimal dosen yakni S2.
Hal ini berimplikasi pada upaya peningkatan produktivitas
kerja dosen yang secara kualitatif masih tersendat.
Dalam pengembangan profesional tenaga edukatif yang
meliputi: studi lanjut, studi non gelar dan pengembangan
pribadi belum dapat menjangkau keseluruhan tenaga eduka
tif. Dari berbagai fakta di atas, dapat diartikan bahwa
produktivitas kerja tenaga edukatif IKIP Jakarta baik
secara kuantitatif maupun kualitatif sangat bervariasi,
belum menyeluruh dan masih rendah.
Adapun faktor yang mendukung dan menghambat produk
tivitas kerja tenaga edukatif diidentifikasi dalam faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: tingkat
pendidikan, motivasi, kepuasan kerja, keluarga, komitmen
dan etos kerja. Sedangkan faktor eksternal _ mencakup:
tingkat penghasilan, iklim kerja, fasilitas, hubungan
interpersonal dan kep.emimpinan.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga eduka
tif IKIP Jakarta disarankan untuk: (1) Untuk jangka panjang,
diberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi tenaga
edukatif untuk melanjutkan pendidikan program Pasca Sarja
na, (2) Adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pengembangan sumber daya, dalam hal ini dosen secara
terprogram, jelas dan berorientasi pada peningkatan mutu
akademik, (3) program jangka pendek, memberikan kesempa
tan yang merata dan sedapat mungkin menjangkau keseluruhari
tenaga edukatif untuk meningkatkan kemampuan dirinya
melalui berbagai kursus, penataran dan latihan ketrampi
Ian, (4) pengawasan dan pembinaan yang lebih ketat dalar'i
pelaksanaan pengajaran, terutama standarisasi pembuatan
SAP, penguasaan materi dan metodologi dan kemampuan
mengembangkan alat penilaian yang mencerminkan penguasaan
hasil belajar mahasiswa dan obyektivitas penilaian, (5/
diciptakan iklim yang kondusif dan kompetitif untuk me
rangsang tumbuhnya budaya akademik melalui pengadaan
fasilitas yang memadai, kepemimpinan yang aspiratif,
pertalian kolegial yang memungkinkan kerja sama, diskus.
dan pertukaran informasi dan (6) adanya program yan^
jelas, distribusi yang merata, serta mekanisme pengawasar,
yang memadai dalam pelaksanaan tugas pengabdian pad-;
masyarakat. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untu/
meneliti lebih jauh faktor-faktor yang mendukung da.-.
menghambat produktivitas kerja dosen dan membandingkanny;;
dengan produktivitas kerja tenaga edukatif di perguruar.
tinggi lain
Urgency of Internal Academic Quality Audit Policy at Higher Education
Universities and education now require quality assurance to ensure the quality of education. The implementation of a quality assurance system that already underway requires an internal audit process to ensure the quality process continues. Internal audit has an important role in management. Internal quality assurance is carried out through a cycle of establishing, implementing, evaluating, controlling, and increasing the standards of higher education. "Internal quality audits are part of the cycle of the Internal Quality Assurance System (SPMI). A quality audit is not an assessment/assessment but rather a matching between the implementation and planning of an activity/program.
Higher Education Scholarship: Gate To Develop Educational Human Resource Quality
Bidik Misi "(BM) is an extraordinary scholarship provided by the Government of Indonesia with two criteria main: economic needs and academic performance, and added a test Islamic Education at private universities. Since its introduction in 2010, the number of candidates has increased every year, causing difficulties in choosing the most qualified candidates. This study aims to find the effectiveness of the recruitment of participants in scholarship programs for the poor and how to develop the quality of educational resources in Indonesia. Although they have requirements that are not the same as regular students in participating in the admission process at universities, this study shows that private universities can develop the quality of human resources through the BM program
Pengelolaan Kewirausahaan Sekolah Bagi Kepala Sekolah Dasar Negeri
Administrasi sekolah dasar merupakan kegiatan penunjang keberhasilan mutu pendidikan di sekolah dasar. Ruang lingkup kegiatan administrasi sekolah diantaranya adalah pengelolaan surat dinas dan arsip sekolah. Pengelolaan surat dinas dan arsip di sekolah dasar dilakukan oleh kepala sekolah dibantu oleh seorang tenaga operator sekolah. Kemampuan mereka dalam mengelola surat dinas dan arsip sekolah masih sangat kurang. Upaya peningkatan kemampuan para Kepala Sekolah dan tenaga administrasi sekolah dasar dapat diberikan pelatihan tentang pengelolaan surat dinas dan arsip sekolah. Objek (khalayak sasaran) kegiatan pelatihan sebanyak 25 Kepala SDN di kecamatan Pulo Gadung. Mitra yang terlibat adalah Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur. Pelatihan sudah dilaksanaka selama sehari pada hari Senin, 15 Agustus 2022 melalui virtual dengan zoom cloud metting. Materi pelatihan terdiri dari: kewirausahaan dan Pendidikan kewirausahaandi sekolah; peran kepala sekolah dalam kewirausahaan; dan pengelolaan kewirausahaan sekolah dasar. Ketiga materi disampaikan oleh 3 orang dosen prodi Manajemen Pendidian FIP UNJ dengan metode ceramah, tanya jawab dan tugas. Hasil pelatihan sangat memuaskan peserta dan panitia pelaksana, karena semua materi telah disampaikan dengan baik dan sangat bermanfaat bagi semua peserta pelatihan
BUILDING SCHOOL CULTURE THROUGH IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION
The purpose of this study is to examine school culture through character implementation. This study used a qualitative approach, research does not use calculations or termed scientific research that emphasizes the natural character of the data source. Amid changes in a globalized world that is very dynamic, schools must develop a positive culture to prepare millennial generations in science, technology, and character. The founding spirit in the vision and mission became the basis for the development of school culture. From year to year, there is always a change in the components of the school, there is a graduating class, and there are new classes, as well as teachers and education staff. These conditions make them unable to work in the same spirit and achieve school goals. The results of this research are the development of school culture in question is to build habits in applying school values (religiosity, nationalist, independent, cooperation, integrity), running school rules, work habits to achieve school goals. Character education in the 2013 curriculum gives space for schools to build school culture through character education refraction and set an example.The purpose of this study is to examine school culture through character implementation. This study used a qualitative approach, research does not use calculations or termed scientific research that emphasizes the natural character of the data source. Amid changes in a globalized world that is very dynamic, schools must develop a positive culture to prepare millennial generations in science, technology, and character. The founding spirit in the vision and mission became the basis for the development of school culture. From year to year, there is always a change in the components of the school, there is a graduating class, and there are new classes, as well as teachers and education staff. These conditions make them unable to work in the same spirit and achieve school goals. The results of this research are the development of school culture in question is to build habits in applying school values (religiosity, nationalist, independent, cooperation, integrity), running school rules, work habits to achieve school goals. Character education in the 2013 curriculum gives space for schools to build school culture through character education refraction and set an example
PENGELOLAAN SURAT DINAS DAN ARSIP BAGI KEPALA SEKOLAH DAN TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JATINEGARA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Elementary school administration is an activity to support the success of thequality of education in elementary schools. The scope of school administration activitiesincludes the management of official letters and school archives. Management of officialletters and archives in primary schools is carried out by the principal, assisted by a schooloperator. Their ability to manage official documents and school archives is still lacking.Efforts to increase the capacity of school principals and elementary school administrativepersonnel can be provided with training on managing official letters and school archives.The object (target audience) of the training activities is 150 people consisting of 2elementary school supervisors, 58 school principals, 83 school administration staff and 7SDN teachers in Jatinegara sub-district. The partners involved are the Regional EducationOffice of East Jakarta Administrative City. The training has been carried out for a day onThursday, October 8, 2020 through virtual zoom cloud metting. The training materialconsists of: school leadership and administration, management of official letters andmanagement of school records. The three materials were delivered by 3 lecturers of the UNJFIP Education Management study program with the lecture, question and answer andassignment method. The results of the training were very satisfying to the participants andthe organizing committee, because all the materials had been delivered well and were veryuseful for all training participants
The Effectiveness of E-Learning Management Through Online Learning Information Systems : An Integrative Approach Model
This study aims to analyze the effectiveness of e-learning management through online learning information systems called sibering at the Faculty of Economics, Jakarta State University. The research used a qualitative approach using the case study. Determination of informants in this study using purposive and snowball techniques. Informants in the research were lecturers, students, and e-learning administrators. Data collection techniques in qualitative research were carried out in natural conditions, using primary sources (directly providing data) and observation, interview, documentation, and triangulation methods. The data analysis technique in this study was the data analysis of the Miles and Huberman models, including data collection, data reduction, data display, and conclusion/verification. The results of the data analysis concluded that sibering had a positive and effective impact on the implementation of e-learning. The results of the system approach model analysis concluded that the learning objectives and the preparation of learning plans were by university standards. The QAIT approach model includes learning system governance that refers to quality operational standards, and the Kirkpatrick approach model includes program evaluations taken from learning outcomes and student satisfaction, which has shown changes in student graduation rates in each course