17 research outputs found

    Risk Factors for COVID-19: A Quantitative Study Conducted at Padang City Center Hospital

    Get PDF
    Objective: This study sought to estimate the prevalence of COVID-19 infection among hospital staff according to various factors. Moreover, it sought to identify any factors that predicted a higher probability of infection in this population. Methods: This descriptive research was conducted among medical and non-medical personnel at Padang City Center Hospital, Indonesia (n=129). A chi-square test analysis was used to determine the degree of interrelationship between the studied variables, while an odds ratio (OR) test was performed to identify more potential categories. Results: Some 31.8% of respondents tested positive for COVID-19, although this finding was insignificant (p>0.05). In terms of the OR, the following probabilities were calculated: age (OR=1.0 [0.36–2.88]); medical history (OR=1.3 [0.23–2.0]); higher education (OR=1.9 [0.2–17.6]); wearing a good mask (OR=0.7 [0.07–7.02]); good hand washing (OR=1.8 [0.46–7.07]); good physical distancing (OR=1.8 [0.46–7.07]); good personal protective equipment (OR=0.7 [0.07–7.02]); normal depression, anxiety, and stress (OR<1.0); and comorbidity (OR=1,2 [0.46-3.06]). Conclusion: No significant relationship was found between the studied factors and COVID-19 infection. However, there were more potential trends, especially for highly educated medical teams, not wearing a mask, smoking, engaging in strenuous activity, poor psychology, and comorbidity. These findings should prompt policymakers tasked with developing resources and interventions to pay more attention to the needs of medical and non-medical staff during the COVID-19 pandemic, especially the availability of masks

    Faktor Risiko Penyebab Kejadian Covid-19 Pada Petugas Di RSUP. Dr. M. Djamil Padang Periode Januari-Desember Tahun 2022

    Get PDF
    Coronavirus merupakan penyakit menular jenis baru yang menular dari manusia ke manusia. Petugas kesehatan bekerja sebagai garda terdepan dalam menangani pasien ditengah pandemi merupakan orang yang berisiko terpapar Covid-19. Pada tahun 2020, petugas RSUP Dr. M. Djamil Padang terkonfirmasi sebanyak 443 orang dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 1072 orang dengan lokasi penularan 58,90% di dalam rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab terpapar Covid-19 pada petugas di RSUP Dr. M. Djamil.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah petugas kesehatan RSUP Dr. M. Djamil sebanyak 375 responden. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan terpaparnya petugas dengan Covid-19 dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, zona pekerjaan, pemakaian APD lengkap, pemakaian APD sesuai dengan protokol, melepaskan APD sesuai dengan protokol, dan waktu yang biasa dihabiskan untuk berjalan, serta menilai kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan (p < 0.05). Diharapkan manajemen rumah sakit dapat menerapkan pendekatan berbasis risiko yang berfokus pada kriteria- kriteria lain sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan aturan atau prosedur pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada petugas kesehatan di RSUP Dr. M. Djamil

    FAKTOR RISIKO PENYEBAB KEJADIAN COVID-19 PADA PETUGAS DI RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2022

    Get PDF
    Coronavirus merupakan penyakit menular jenis baru yang menular dari manusia ke manusia. Petugas kesehatan bekerja sebagai garda terdepan dalam menangani pasien ditengah pandemi merupakan orang yang berisiko terpapar Covid-19. Pada tahun 2020, petugas RSUP Dr. M. Djamil Padang terkonfirmasi sebanyak 443 orang dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 1072 orang dengan lokasi penularan 58,90% di dalam rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab terpapar Covid-19 pada petugas di RSUP Dr. M. Djamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah petugas kesehatan RSUP Dr. M. Djamil sebanyak 375 responden. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan terpaparnya petugas dengan Covid-19 dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, zona pekerjaan, pemakaian APD lengkap, pemakaian APD sesuai dengan protokol, melepaskan APD sesuai dengan protokol, dan waktu yang biasa dihabiskan untuk berjalan, serta menilai kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan (p &lt; 0.05). Diharapkan manajemen rumah sakit dapat menerapkan pendekatan berbasis risiko yang berfokus pada kriteria-kriteria lain sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan aturan atau prosedur pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada petugas kesehatan di RSUP Dr. M. Djamil

    HIPERNATREMIA DAN INFEKSI PADA GERIATRI

    Get PDF
    Hipernatremia merupakan gangguan elektrolit yang sering dijumpai pada pasien geriatri. Hipernatremia berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas. Bermacam faktor dapat menyebabkan hipernatremia pada geriatri seperti perubahan ransangan haus, berkurangnya kemampuan pemekatan urin, dan berkurangnya total body water. Penatalaksanaan hipernatremia membutuhkan rehidrasi cairan dan mencari penyebab hipernatremia agar tidak berulang kembali. Telah dilaporkan suatu kasus pada perempuan 83 tahun dengan keluhan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen dan turgor kulit menurun. Pemeriksaan laboratorium didapatkan natrium serum 172 mmol/L, dan osmolalitas serum 393mOsm/L. Tatalaksana awal pasien diberikan terapi rehidrasi dengan cairan hipotonis disertai monitoring elektrolit serum. Tatalaksana farmakologis dari penyulit seperti infeksi dan tatalaksana non farmakologis juga dilakukan. Follow up setelah terapi menunjukkan kesadaran pasien meningkat menjadi apati dengan kadar natrium 140mmol/L

    Hubungan Beberapa Faktor Risiko dengan Malnutrisi pada Usia Lanjut di Nagari Sijunjung Kecamatan Sijunjung

    Get PDF
    Jumlah usia lanjut dan angka usia harapan hidup dari tahun ke tahun meningkat, maka akan meningkatkan kebutuhan perawatan sosial dan kesehatan yang salah satunya nutrisi. Faktor risiko terjadinya malnutrisi pada usia lanjut adalah selera makan yang rendah, faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, gangguan fungsi  kognitif, status fungsional serta penyakit komorbid yang akan mempengaruhi status nutrisi pada usia lanjut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan beberapa faktor risiko dan malnutrisi pada usia lanjut di Nagari Sijunjung Kecamatan Sijunjung. Penelitian ini dilakukan dari Maret sampai April 2014. Variabel yang diteliti adalah depresi, status fungsional, gangguan fungsi kognitif, dan penyakit komorbid. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan studi cross sectional. Sampel terdiri dari 145 orang. Analisis univariat dan dan analisis bivariat  dilakukan menggunakan chi-square. Hasil uji statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara depresi (p=0,006) dan gangguan fungsi kognitif (p=0,018) dengan malnutrisi pada usia lanjut di Nagari Sijunjung. Sebaliknya tidak ditemukan hubungan yang bermakna status fungsional (p=0,045) dan penyakit komorbid (p=0,862) dengan malnutrisi pada usia lanjut di Nagari Sijunjung. Faktor risiko malnutrisi pada usia lanjut yang berhubungan adalah depresi dan gangguan fungsi kognitif

    Hubungan Tingkat Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari dan Status Gizi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin

    Get PDF
    AbstrakPeningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia mengakibatkan peningkatan populasi usia lanjut (usila). Peningkatan usila berdampak terutama pada peningkatan angka ketergantungan dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS). Penurunan tingkat kemandirian dalam melakukan AKS adalah salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi usila. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan tingkat kemandirian dalam melakukan AKS dan status gizi usia lanjut. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional study dan menggunakan kuisioner ADL Barthel dan Mini Nutritional Assessment (MNA) sebagai instrumen. Sebanyak 66 sampel diambil dari seluruh penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin yang memenuhi kriteria inklusi. Data berupa hasil tingkat kemandirian dan status gizi dianalisis menggunakan uji chi-square, dengan derajat kepercayaan 95%. Dari 66 subjek penelitian terdapat 36 usila (54,5%) tidak mandiri dalam melakukan AKS dan  39 usila (59,1%) memiliki status gizi berisiko malnutrisi. Uji chi-square menunjukkan nilai p adalah 0,015 (p<0,05). Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kemandirian dalam melakukan AKS dan status gizi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.Kata kunci: tingkat kemandirian, aktivitas kehidupan sehari-hari, status gizi, usia lanjut AbstractThe increasing of life expectancy at Indonesia's population may lead to an increase in the elderly population. The main impact of this condition is the increasing of elderly dependency in performing Activity of Daily Living (ADL). Decreased level of independence in performing ADL is one of the factors that affect the nutritional status of elderly. The objective of this study was to determine the relationship between the level of independence in performing ADL and nutritional status of elderly.This research was an observational analytical study which designed as cross-sectional study. The instruments of this research were Barthel ADL and Mini Nutritional Assessment (MNA). 66 samples were taken from all the inhabitants of Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin who fulfill the inclusion criteria. The results of the level of independence and nutritional status were analyzed using chi-square test, with a degree of confidence of 95%. Of the 66 subjects there were 36 elderly (54.5%) not independent in performing ADL and 39 elderly (59.1%) were at risk of malnutrition. Chi-square test showed p value 0,015 (p<0.05).The conclusion is the significant relationship between the level of independence in performing ADL and nutritional status of the elderly in Social House Tresna Werdha Sabai Nan Aluih. Keywords: level of independence, performing Activity of Daily Living , nutritional status, elderl

    Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur

    Get PDF
    AbstrakGangguan kognitif merupakan masalah yang sering terjadi pada golongan usia lanjut. Prevalensi gangguan kognitif tinggi pada negara yang memiliki populasi usila yang tinggi. Indonesia merupakan negara keempat dunia yang memiliki populasi usila tertinggi dan diperkirakan akan menjadi ketiga tertinggi pada 2020. Antara usaha preventif yang dilakukan adalah dengan beraktivitas fisik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap fungsi kognitif pada usila. Jenis penelitian ini adalah studi cross sectional dengan metode non probability sampling. Populasi penelitian adalah usila ≥60 tahun yang berada di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Total sampel seramai 51 orang dengan 13 laki-laki dan 38 perempuan. Tingkat aktivitas fisik dinilai menggunakan General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ) dan fungsi kognitif dinilai menggunaan Mini Mental State Examination (MMSE). Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil univariat didapatkan persentase usila yang aktif sebanyak 29.4% dan yang kurang aktif 70.6%. Persentase usila dengan fungsi kognitif yang normal sebanyak 82.4% dan yang mengalami penurunan 17.6%. Hasil bivariat didapatkan ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif dimana nilai p = 0.044 (p < 0.05). Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Kata kunci: fungsi kognitif, aktivitas fisik, usia lanjutAbstractCognitive impairment is common and highly age-related in the world. The prevalence of cognitive impairment is high in the country with high proportion of elderly. Indonesia is the fourth country with the highest population of elderly and estimated to be the third highest in 2020. Little attention has been paid to the identification of modifiable lifestyle habits for its prevention. This study aimed to determine whether there is a relationship between the level of physical activity and cognitive function in the elderly. This study was a cross sectional study with non probability sampling method. The study population was elderly ≥ 60 years who reside in the Village of Jati, East Padang district and fit the inclusion and exclusion criteria. There were 51 samples with 13 males and 38 females. The level of physical activity was measured by using General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ) and the cognitive function was assessed by using Mini Mental State Examination (MMSE). Data processed by the chi-square statistical tests using SPSS. Results of univariate analysis level of physical activity showed the percentage of active elderly is 29.4% and less active is 70.6%. Elderly with normal cognition is 82.4% and with impaired cognition is 17.6%. Results of bivariate analysis showed a significant relationship exists between the level of physical activity and cognitive function in the elderly p = 0.044 (p < 0.05). This study showed that there is a relationship between the level of physical activity and cognitive function in the elderly.Keywords: cognitive function, physical activity, elderl

    Gambaran Multipatologi Pasien Geriatri di Poliklinik Khusus Geriatri RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari – Desember 2014

    Get PDF
    Peningkatan angka harapan hidup menyebabkan umur penduduk usia lanjut lebih panjang sehingga mengalami permasalahan kesehatan yang kompleks, seperti multipatologi. Kondisi multipatologi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada usia lanjut dan merupakan salah satu karakteristik pasien geriatri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran multipatologi pasien geriatri di poliklinik khusus geriatri RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari sampai Desember 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien geriatri di poliklinik khusus geriatri RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014. Besar sampel yang memenuhi kriteria penilaian sebanyak 229 pasien. Hasil penelitian menunjukkan hipertensi merupakan penyakit kronis yang paling banyak pada usia lanjut. Pasien geriatri yang paling banyak ditemukan adalah kelompok usia 60 – 69 tahun dan jenis kelamin wanita. Rerata jumlah penyakit kronis pasien geriatri pada penelitian ini adalah 6 penyakit

    Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usila di Kelurahan Jati

    Get PDF
    AbstrakOsteoporosis menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia dan dunia. Laporan WHO, dianggarkan bahwa setiap 1 dari 3 wanita kecenderungan terkena osteoporosis, pada usia diatas 45 tahun percepatan proses penyakit ini pada wanita meningkat menjadi 80%. Osteoporosis dapat dicegah dari dini, tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi prilakunya.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis. Jenis penelitian ini adalah studi observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usila ≥60 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan metode Systemic Random Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang osteoporosis dan tindakan pencegahan yang dilakukan. Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil analisis univariat diperoleh tingkat pengetahuan osteoporosis wanita usila baik (87,5%) tingkat pengetahuan kurang (12,5%), sikap tentang osteoporosis baik (86,5%) sikap kurang (13,5%), tindakan pencegahan baik (88,5%) tindakan pencegahan kurang (11,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,004) dan terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,001).Penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis pada wanita usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Kata kunci: tingkat pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan, osteoporosisAbstractOsteoporosis is a serious health problem in Indonesia and the world. WHO reports, budgeted that every 1 in 3 women prone to osteoporosis, at the age of over 45 years of accelerating the disease process in women increased to 80%. Osteoporosis can be prevented from early, the level of knowledge and attitude of a person affects his behavior. This study aimed to determine whether there is a relationship between the level of knowledge and attitudes with osteoporosis preventive measures.The study was an observational study with cross-sectional design. The study population was elderly women ≥ 60 years who reside in the Village of Jati, East Padang district. Samples were taken as many as 96 people with Systemic random sampling method. Data were collected with a questionnaire to determine the level of knowledge and attitudes about osteoporosis and preventive measures undertaken. Data processed by the chi-square statistical tests using SPSS.Results of univariate analysis level of knowledge obtained both elderly osteoporotic women (87.5%) level of knowledge is less (12.5%), good attitudes about osteoporosis (86.5%) less attitude (13.5%), good preventive measures (88,5%) less precautions (11.5%). Results of bivariate analysis showed a significant relationship exists between the level of knowledge of the precautions elderly woman in the village of Jati (p = 0.004 ) and there is a significant relationship between the attitude of the precautions elderly woman in the village of Jati (p = 0.001).This study shows that there is a relationship between the level of knowledge, attitudes and preventive measures of osteoporosis in elderly women in the village of Jati, East Padang DistrictKeywords:Level of knowledge, behavior, preventive measure, osteoporosi

    Profil dan Tingkat Kepatuhan Pasien Geriatri Penderita Hipertensi dalam Mengonsumsi Obat dan Diet Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Bulan Oktober 2022

    Get PDF
    Latar Belakang: Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit. Penyakit tidak menular terbanyak yang diderita oleh lansia adalah hipertensi. Kepatuhan pasien hipertensi dalam pengobatan dan dietnya sangat diperlukan agar didapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil dan tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dan diet hipertensi. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 50 sampel yang dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner MMAS-8 modifikasi dan kuesioner diet hipertensi kepada pasien yang kontrol di poli lansia Puskesmas Air Tawar Kota Padang bulan Oktober 2022. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responen berjenis kelamin perempuan (64%), kelompok usia terbanyak adalah 60-69 tahun (48%) dengan tingkat pendidikan terbanyak lulusan SMA (60%) dan sebagian besar tingkat ekonomi tinggi (72%). Jarak ke puskesmas berdasarkan waktu tempuh seluruh responden (100%) termasuk cepat, mayoritas responden (92%) tidak bekerja, seluruh responden (100%) menggunakan jaminan kesehatan dan sebagian besar responden (96%) tinggal bersama keluarga. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga (84%) dengan kelompok status gizi terbanyak adalah berat badan normal (60%) dan lebih dari separuh (58%) responden telah menderita hipertensi >5 tahun. Tingkat kepatuhan mengonsumsi obat berada di tingkat kepatuhan tinggi (68%) dan tingkat kepatuhan diet hipertensi berada di tingkat kepatuhan tinggi (56%). Simpulan: Sebagian besar responden sudah patuh dalam mengonsumsi obat antihipertensi dan melaksanakan diet hipertensi. Saran kepada tenaga kesehatan untuk selalu memberikan informasi terkait pengobatan dan diet hipertensi
    corecore