249 research outputs found
Pola Komunikasi Pemasaran Politik Bupati Purwakarta Periode 2008-2013 Studi Fenomenologi Kegiatan "Gempungan" di Kabupaten Purwakarta
Political communication built in elections and local elections in Indonesia so far, is mostly done through a model campaign dominated by the use of campaign techniques that figured konvensional. Euphoria campaign, brings the crowds, took to the road, a convoy of vehicles, install the flag, to sing and dance. Form of campaigns such as this in addition to providing space of anarchism and clashes between supporters also bias kontenstan accountability in the vision and mission after they were elected.Along with the change in the way this nations democracy, voters think the paradigm is slowly shifting from the Political Party Centre to the Voter Centre. Political ideology that first become a bargaining power for the voters, is now shifted to the fulfillment of wants and needs of voters. The consequence of this is political marketing strategy should place more emphasis on market tastes of voters rather than party ideology or the contestants themselves.Purwakarta Regent phenomenon is still rarely get from a politician who used its power to construct society as well as build his political image. As if to difficult to disentangle whether conducted by the Regent was a building campaign or political campaign. For the people of Sunda principle "karaos nembe kahartos" (feels just understand) enough to convince that the Regent Purwakarta is a leader who still necessary both present and future.The purpose of this study was to explore how the construction of political communication does and how the patterns of political marketing communications are built?. Theoretical perspective in this research study attempts to explain what was done with the activities Gempungans Purwakarta Regent. Phenomenological approach construction be done in order to explore the communication in the event that subsequent researchers unravel the construction in order to find the patterns of political marketing communications in it
Millennial Public Speaking Training (Pelatihan Public Speaking untuk Kalangan Remaja)
The rapid flow of information and the free flow of communication on social media has a negative impact on today's millennial generation. The negative impact due to excessive and inappropriate use of social media is the reduction in social interaction and communication among adolescents. Based on the background of the problem regarding the declining communication skills and skills of the current millennial generation, it is necessary to carry out public speaking training activities for the millennial generation, including for teenagers in Purwakarta Regency. This public speaking training activity for youth in Purwakarta Regency has two main objectives, namely: (1) To provide conceptual knowledge about public speaking; (2) Improving practical skills about public speaking. This public speaking training activity is carried out using two methods, namely: (1) Public Speaking Sharing; (2) Public Speaking Training. Based on the implementation of the public speaking training activities, the result is that this public speaking training can build and improve communication skills for youth
Pola Komunikasi Pemasaran Politik Bupati Purwakarta Periode 2008-2013 Studi Fenomenologi Kegiatan "Gempungan" di Kabupaten Purwakarta
Political communication built in elections and local elections in Indonesia so far, is mostly done through a model campaign dominated by the use of campaign techniques that figured konvensional. Euphoria campaign, brings the crowds, took to the road, a convoy of vehicles, install the flag, to sing and dance. Form of campaigns such as this in addition to providing space of anarchism and clashes between supporters also bias kontenstan accountability in the vision and mission after they were elected.Along with the change in the way this nations democracy, voters think the paradigm is slowly shifting from the Political Party Centre to the Voter Centre. Political ideology that first become a bargaining power for the voters, is now shifted to the fulfillment of wants and needs of voters. The consequence of this is political marketing strategy should place more emphasis on market tastes of voters rather than party ideology or the contestants themselves.Purwakarta Regent phenomenon is still rarely get from a politician who used its power to construct society as well as build his political image. As if to difficult to disentangle whether conducted by the Regent was a building campaign or political campaign. For the people of Sunda principle "karaos nembe kahartos" (feels just understand) enough to convince that the Regent Purwakarta is a leader who still necessary both present and future.The purpose of this study was to explore how the construction of political communication does and how the patterns of political marketing communications are built?. Theoretical perspective in this research study attempts to explain what was done with the activities Gempungan's Purwakarta Regent. Phenomenological approach construction be done in order to explore the communication in the event that subsequent researchers unravel the construction in order to find the patterns of political marketing communications in it
Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidakan karakter tiba-tiba menjadi wacana hangat di dunia pendidikanIndonesiWa laupun gagasan ihwal karakter adalah gagasan tua setua sejarahpendidikan, namun kemunculan gagasan “pendidikan karakter “(characterbuilding)menginterupsi bangsa kita khususnya yang sedang melanda bangsaIndonesia. Masalah-masalah yang terjadi seperti kekerasan, korupsi, manipulasi,praktek-praktek kebohongan dalam dunia pendidikan mulai dari menyontekdalamujian sampai plagiat,kurang keteladanan dikalangan para pemimpin bangsa, dan sebagainya, sebenarnya menyangkut masalah karakter. Walaupun sudah terlambat dalam menerapkan pendidikan karakter disekolah, “But late than never”, masih banyak generasi kita para peserta didik yang duduk dibangku sekolah dan butuh pendidikan karakter agar dimasa depannya menjadi orang yang tidak hanya cerdas secara intelek tapi juga memiliki karakter. Dunia pendidikan diharapkan menjadi motor penggerak sebagaimana telah dikemukakan oleh Mendinas Muhammad Nuh dalam peringatan Hardiknas tahun2010 yang lalu bahwa “ Pembangunan dan Pendidikan Karakter menjadi keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas. Pendidikan juga untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan “. Batasan karakter berada dalam dua wilayah. Ia diyakini ada sebagai sifat fitri manusia, sementara pada sisi lain ia diyakini harus “dibentuk”melalui pendidikan , salah satunya melalui pendidikan karakterdisekolah. Pelaksanaan Pendidikan karakter disekolah sebagai alternativedikemukakan dalam makalah ini adalah: melalui Pembidanan dengan formula 4M (mengetaqhui, mencintai, menginginkan dan mengerjakan, juga dengan metode pembiasaan . Selain itu melalui metode : mengajarkan, keteladanan, mmenentukan prioritas dan praksis prioriotas
PEMBINAAN NILAI-NILAI DAN PERILAKU KEAGAMAAN Dl SLTP : Studi Kanuk tentang Upaya Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Katapang dan Kepala Madrasah MTs AL-HAQ Margahayu Kab. Bandung
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fungsi pendidikan menanamkan dan
mewariskan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal tersebut,
merupakan upaya pemberdayaan manusia yang sangat efektif dalam rangka
membentuk kualitas sumber dayanya dengan landasan moral yang kokoh. Adapun permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini munculnya
penyimpangan-penyimpangan perilaku peserta didik yang menjurus kepada tindakan
di luar norma Terjadinya pergeseran pandangan masyarakat terhadap sekolah,
bahwa kualitas sekolah ditentukan oleh perubahan intelektual siswa semata. Di
tunjang dengan sistem pendidikan kita dewasa ini lebih mementingkan isi kepala
daripada isi hati. Selanjutnya penelitian ini mecari dan rnengkaji pola pembinaan nilai-nilai
dan perilaku keagamaan siswa yang dikembangkan di sekolah. Meliputi proses
penataan fisik, proses penataan psikis, penanaman nilai yang dipertaliankan dan
kerangka landasan yang dijadikan rujukan serta perubahan perilaku siswa.
Sedangkan metode yang menggunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan fenomenologi. Adapun data yang dikumpulkan dengan teknik observasi,
wavvancara dan dokumentasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan cara
berpikir induktif Dari hasil penelitian ini dapat diungkapkan bahwa sivitas
akademika sekolah sangat penting untuk melaksanakan proses pembinaan nilai-nilai
dan perilaku siswa dengan cara dan upaya yang harus dilakukan. Proses penanaman
nilai-nilai dan perilaku keagamaan di sekolah memiliki kekhasan tersendiri,
mengingat kualitas guru, masukan siswa, dan pola kepemimpinan kepala sekolali
yang berbeda. Seterusnya dalam penelitian ini diperoleh temuan makna, bahwa proses
penataan fisik dan psikis yang dilakukan guru dan kepala sekolah mengacu kepada
tujuan lembaga sebagai tempat pembinaan nilai-nilai dan perilaku keagamaan siswa
Di samping itu, bahwa temuan masalah yang didapatpada intinya disebabkan oleh
berbagai faktor keterbatasan yang dimiliki sekolah. Dengan demikia, proses pembinaan yang dilakukan guru dan kepala di
sekolali berguna bagi siswa dan sekolah serta bagi pengurus/yayasan
ANALISIS KEMAMPUAN LIERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA JENIS PISA KELAS IX SMP NEGERI 1 SAGULING
This study aims to analyze the mathematical literacy abilities of class IXA students at SMPN 1 Saguling through PISA type questions on Statistics material. The research was conducted at SMP N 1 Saguling class IXA with a sample of 29 research subjects. This study used descriptive qualitative method. The tool used in this research process is a three-item descriptive test. The research process was carried out by analyzing students' answers/responses to link statistical material with other data and contextual questions which were divided into three levels of competency classification: low, medium and high. The data analysis technique in this study is by condensing data, presenting data, and drawing or verifying conclusions. The results showed that the math literacy skills of the students of SMP Negeri 1 Saguling were moderate based on the test scores/responses collected
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PESANTREN : Kajian Pada Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Kota Bandung Tahun 2001
Harapan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas sangatlah besar
seiring dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks. Semua lembaga
pendidikan dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan untuk memenuhi
harapan tersebut, termasuk didalamnya lembaga pendidikan pesantren yang
merupakan aset pendidikan bangsa Indonesia yang cukup potensial.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai faktor
pendukung yang memadai, salah satunya yang sangat menentukan adalah
besarnya dana yang mencukupi bagi kegiatan pendidikan tersebut. Namun pada
kenyataannya dana yang tersedia dan dialokasikan pemerintah untuk sektor
pendidikan ini masih terbatas dan jauh dari mencukupi, oleh karena itu diperlukan
optimalisasi peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan ini.
Bagi lembaga pendidikan pesantren khususnya, potensi dana yang ada
pada masyarakat perlu digali secara baik melalui strategi yang tepat, sehingga
hasilnya dapat diperoleh secara efektif dan dapat meningkatkan aktivitas
pendidikan pesantren serta masyarakatpun ikut merasa memiliki eksistensi
lembaga pendidikan tersebut.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah "Bagaimana strategi
pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan pesantren Daarut
Tauhiid (DT)". Fokus masalah tersebut dirinci dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut: (1) Pola pendidikan apakah yang dikembangkan ? (2) Konsep dan
strategi pemberdayaan masyarakat yang manakah yang digunakan dalam
pembiayaan pendidikan DT ? (3) Langkah-langkah strategis pemberdayaan
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan apakah yang dilaksanakan ? (4) Hasil
apakah yang diperoleh dari strategi yang digunakan bagi pembiayaan pendidikan
dan kegiatan pesantren DT ?.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi, yang ditujukan pada sejumlah
subjek penelitian yang dipandang memadai untuk memberikan informasi sesuai
dengan fokus penelitian.
Hasil analisis terhadap data yang diperoleh di lapangan, melahirkan
beberapa kesimpulan. Pertama, pesantren DT merupakan salah satu bentuk
lembaga pendidikan pesantren modern, yang mengembangkan pola pendidikan
pesantren terpadu yang berusaha mencetak santrinya untuk memiliki keunggulan
Dzikir, Fikir dan Ikhtiar melalui Manajemen Qolbu sebagai andalan pendidikan
pesantren DT. Kedua, konsep pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan menekankan pada motif kesadaran kolektif untuk saling bekerjasama
dan saling melengkapi. Melalui cara-cara pendekatan pemberdayaan internal
dengan membangun image lembaga yang jujur, amanah dan profesional. Secara
eksternal dengan melakukan pembinaan ummat, membangun opini dan
penumbuhan motivasi serta terus menjalin silaturahmi dengan berbagai elemen
masyarakat. Ketiga, langkah-langkah strategis pemberdayaan masyarakat dalam
pembiayaan pendidikan DT itu dilaksanakan melalui proses perencanaan yang
terarah dan terukur, pelaksanaan dengan memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat serta program-program pemberdayaan yang inovatif, pelaporan yang
jujur dan transparan. Keempat, dampak yang ditimbulkan dari strategi yang
digunakan adalah respon positif dari masyarakat dengan turut berperan aktif
dalam pembiayaan pendidikan pesantren DT, secara kuantitas dana yang
terkumpul cukup besar dan memadai sehingga kegiatan dan program pendidikan
pesantren DTdapat dilaksanakan secara baik.
Dari kesimpulan diatas berimplikasi pada perlunya mempertahankan dan
melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
pesantren DT itu secara lebih baik lagi dengan melaksanakan seluruh konsep dan
langkah-langkah strategis secara konsekwen guna mempertahankan kredibilitas
yang sudah dimiliki, sehingga peran serta masyarakat dapat dipertahankan.
Berdasar pada kesimpulan dan implikasi tersebut, maka rekomendasi yang
diberikan yaitu: Pertama, perlu adanya standai evaluasi kredibilitas personal dan
lembaga sebagai upaya untuk menjaga konsistensi kredibilitas yang dibangun.
Kedua, perlu adanya optimalisasi pengelolaan dana zakat, infak shodoqoh dan
wakaf bagi pembiayaan pendidikan. Ketiga, perlu terus diberikan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan SDM guna meningkatkan mutu pelayanan yang
lebih baik lagi. Keempat, dengan melihat kebcrhasilan pendidikan pesantren DT
selama ini dalam pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
pesantren, maka untuk lembaga pendidikan lainnya khususnya pesantren dapat
menjadikan DT sebagai pola model
POLA PEMBINAAN NILAI-NILAI AGAMA PADA SISWA TUNAGRAHITA: Studi Deskriptif tentang Pembinaan Nilai-nilai Agama sebagai Pendidikan Umum pada Siswa Tunagrahita Di SLB Negeri Cileunyi Bandung
Siswa tunagrahita (mental retarded) merupakan bagian dari warga negara
yang mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan, pembinaan dan bimbingan.
Dalam melaksanakan hak-hak tersebut, yang bertanggungjawab adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tujuan untuk menciptakan
warga negara yang baik, manusia seutuhnya yang mampu mencapai kehidupan
bahagia di dunia dan akhirat. Salah satunya melalui pembinaan agama. Sekolah
selain mencetak manusia yang memiliki pengetahuan, menciptakan kehidupan
bangsa, juga memiliki fungsi sebagai pembentuk manusia-manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang menjalankan
keyakinan agama dalam hidupnya. Sosok manusia yang memiliki nilai-nilai agama
itu adalah manusia yang berpegang dan menjalankan prinsip-prinsip agama, yakni
aqidah (keimanan), menjalankan syariat termasuk didalamnya ibadah dan memiliki
akhlaq. Oleh sebab itu, sekolah berfungsi juga sebagai wadah pembinaan,
bimbingan dan pengarahan nilai-nilai agama.
Melihat latar belakang agama yang diturunkan Tuhan kepada manusia,
maka disitulah dapat mengetahui secara jelas tentang tujuan agama yaitu untuk
mewujudkan kehidupan bahagia, damai, selamat di dunia dan di akhirat.
Sekolah Luar Biasa merupakan lembaga pendidikan yang mendidik dan
membina anak berkelainan, termasuk anak tunagrahita, yang sama mempunyai
tujuan-tujan seperti yang dimaksud di atas. Karakteristik mereka mengalami
gangguan dalam bidang intelegensi, adaptasi sosial dan kekurangan fungsi mental
lainnya, seperti memerlukan waktu lama dalam bereaksi pada situasi yang baru, dan
dalam berbahasa. Berdasarkan kondisi faktual, mereka masih memiliki potensi
yang bisa dikembangkan dengan pembinaan yang khusus yaitu di sekolah.
Beranjak dari pemikiran-pemikiran di atas, penelitian ini merupakan upaya
penelusuran pola-pola pembinaan nilai-nilai agama yang dilakukan oleh pihak
sekolah yaitu SLB dalam membina dan menanamkan nilai-nilai keagamaan pada
anak didiknya, yakni siswa tunagrahita.
Penelitian ini difokuskan kepada bagaimana pola pembinaan nilai-nilai
agama pada siswa tunagrahita ringan (debil), meliputi pembinaan nilai-nilai
keimanan, ketaatan, nilai ibadah, dan nilai akhlak. Pembinaan keimanan hanya
mengenai keimanan kepada Allah yakni mengenai adanya Allah Tuhan Pencipta,
Pemilik, Pengatur alam dan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib
disembah
Analisis Rentabilitas dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Agroindustri Keripik Sukun (Studi Kasus pada Perusahaan Keripik Sukun Karya Ayu di Desa Pusakanagara Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)
This study aims to find out : 1) The amount of cost, revenue, income and R / C at breadfruit chips agroindustry in one production process, 2) The amount of rentability in breadfruit chips agroindustry in one production process, and 3) The amount of labor absorption on breadfruit chips agroindustry. The method used in this research was a case study. Withdrawal of the respondents in this study used proposive sampling a company breadfruit chips in Pusakanagara village Sub-district Baregbeg Ciamis regency. Result of research on breadfruit chips agroindustry in one production process shows that from the row material of breadfruit as much as 200 pieces of breadfruit at price Rp. 5.000,00 per fruit, resulting in breadfruit chips as much as 150 kologram, selling price of breadfruit chips per kilogram Rp. 25.000, 00. Based on thecalculation results are known: 1) Crafters cost Rp. 2.193.931,00, resulting in revenue of Rp. 6.150.000,00, income of Rp.3.931.068,45 and R / C value of 2,8. 2) Rentability generated by 1,79 percent of total cost incurred. 3) The amount of labor absorbed in the breadfruit chips agroindustry in one production process is 12 people with the absorption of labor by 0,55 percent
- …