4 research outputs found

    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARAME LINKUNGAN. 1 DAN 2 KEC. SINGKIL KOTA MANADO

    Get PDF
    Kegiatan Program Kemitraan Mayarakat (PKM) bertujuan untuk menghasilkan masyarakat yang mampu mengelola sampah rumah tangga dengan baik, masyarakat yang mau menjaga daerah aliran sungai tempat mereka hidup, bersihnya daerah perairan teluk Manado dari sampah rumah tangga (termasuk sampah plastik), pelestarian biota laut khusunya plankton. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Kelurahan Karame lingkungan 1 dan 2, Kec. Singkil, Kota Manado yang memang sangat memiliki masalah terkait dengan sampah. Kelurahan Karame berbatasan langsung dengan daerah aliran sungai Tondano dan lokasinya juga merupakan tempat berkumpulnya air dari Tondano maupun Sawangan. Walaupun hampir selalu mendapat bencana banjir, sampai saat ini masyarakat Kelurahan Karame belum memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Sampah rumah tangga seperti sisa-sisa bahan makanan, sisa-sisa plastik pembungkus makanan ataupun limbah perikanan (insang, jeroan ikan) masih saja terlihat di selokan besar yang ada di Kelurahan Karame ling.1 maupun ling. 2. Dalam mengatasi masalah tersebut, tim telah mengadakan kegiatan berupa penyuluhan tentang “Sampah dan Dampaknya bagi Lingkungan dan Kesehatan”. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat sadar bahwa sampah akan menjadi masalah bila tidak ditangani dengan benar (dibuang ke DAS Tondano), dan masyarakat khususnya ibu-ibu juga diminta untuk memilah sampah/mendaur ulang sampah sehingga bisa menguntungkan (contohnya mengumpulkan botol aqua untuk dijual). Kegiatan PKM ini akan berlangsung selama 4 bulan (Agustus – November 2018). Berdasarkan kegiatan penyuluhan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi untuk mulai memilah sampah organik dan non-organik yang bernilai ekonomis sebagai potensi usaha yang ramah lingkungan.___________________________________________________________________________Kata Kunci: Sampah, Karame, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Sampa

    Rekruitment Tropical Box Mussels, Septifer Bilocularis In Tiwoho Coastal Area

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine 1) the types of substrates on which Septiver attached, and 2) the number of tropical boxes mussel recruits at different size aggregation. The meter was placed on one side of the mussel aggregation, and it was pulled up to the other side through the middle of the mussel aggregation.  There were two different sizes of aggregation, namely small aggregation with a diameter of 5-25 cm, and large aggregation with a diameter > 1 meter. Aggregation samples were carried out by placing a core with a diameter of 10 cm in the center of the small mussel aggregation, then at the edge and the middle position of the large aggregation. All aggregation in the core was removed and inserted into the labeled sample plastic. The sampling was applied 4 times on different mussel aggregations, as replication. The results show that young mussels (recruiters) are attached to algae stems, mussel byssus, and dead hard coral. The number of mussel recruits was square-root transformed to obtain homogeneity data, before being tested using One-Way Analysis of Variance.  The results showed that the recruitment of Septifer was influenced by the size of the aggregation (P 0.05).  Discussion of different factors affecting attachment occurs.Keywords: box mussel; Septifer; recruit; aggregation; larva; TiwohoAbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) jenis-jenis substrat yang menjadi tempat menempel kerang mudah Septiver, dan 2) jumlah rekruit kerang kotak tropis pada ukuran aggregasi kerang yang berbeda. Pengukuran ukuran aggregasi kerang dilakukan dengan meletakkan meteran pada salah satu sisi aggregasi kerang, selanjutnya meteran ditarik sampai ke sisi yang lain melewati bagian tengah aggregasi kerang.  Ada 2 jenis ukuran aggregasi, yaitu aggregasi kecil dengan ukuran diameter aggregasi 5 – 25 cm, dan aggregasi besar, yaitu dengan ukuran diameter aggregasi kerang > 1 meter.   Pengukuran diameter aggregasi dilakukan  4 kali, masing-masing dengan aggregasi berbeda, sebagai ulangan.  Sampel aggregasi kerang dilakukan dengan meletakkan kor (‘cor’) dengan diameter 10 cm di bagian tengah pada aggregasi kerang kecil, posisi pinggir dan tengah aggregasi besar.  Sampel diambil juga sebanyak 4 kali (ulangan) pada masing aggregasi yang berbeda, sebagai ulangan. Kerang disortir dengan bantuan mikroskop, di mana kerang dengan ukuran 0.05). Faktor yang mempengaruhi penempelan dan rekruit dari agrregasi dengan ukuran berbeda didiskusikan.Kata kunci: Kerang Kotak; Septifer; recruit; aggregate; larva; Tiwoh

    Bacillus sp. As a Decomposition Agent in The Maintenance of Brachionus rotundiformis Which Uses Raw Fish As a Source of Nutrition

    Get PDF
    The research was conducted at the Laboratory of Marine Molecular Biology and Pharmacy, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Sam Ratulangi University. This research aims to isolate and analyze the morphology and molecular types of bacteria associated in rotifer’s culture media that use fisheries waste.The research was begin by culturing bacteria in rotifer maintenance media using Nutrient Broth media. After bacterial isolates were obtained, morphological characterization and DNA extraction was carried out. extraction was done using DNeasy Blood and Tissue Kit (Qiagen). After DNA was obtained, DNA was amplified through the Polymerase Reaction Chain (PCR) machine using a 16S RNA primer, followed by the separation of PCR products through electrophoresis and detection through UV Transluminator. The target PCR product was determined by comparing the 100 bp ladder DNA, with a yield of around 1400 bp, which was measured using ladder DNA available in the laboratory. The DNA that was successfully amplified was sent to be sequenced to determine the species of each microbe obtained.Based on the results of the research conducted, obtained Bacillus sp. bacteria associated with rotifer maintenance media.Keywords: Bacteria, Culture Media, DNA Extraction, PCR, Sequencing ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Farmasetika Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menganalisis morfologi dan molekuler jenis-jenis bakteri yang berasosiasi dalam media pemeliharaan rotifer yang menggunakan limbah perikanan.Penelitian dilakukan dengan cara mengkultur bakteri yang ada pada media pemeliharaan rotifer menggunakan media Nutrient Broth. Setelah isolat bakteri didapatkan, dilakukan karakterisasi morfologi dan dilakukan ekstraksi DNA.  ekstraksi dilakukan menggunakan DNeasy Blood and Tissue Kit (Qiagen).  Setelah DNA didapatkan, DNA diamplifikasi melalui mesin Polymerase Reaction Chain (PCR) menggunakan primer 16S RNA, diikuti dengan pemisahan produk PCR melalui electrophorisis dan deteksi melalui UV Transluminator. Produk PCR target ditentukan dengan membandingkan ladder DNA 100 bp, dengan hasil sekitar 1400 bp, yang diukur menggunakan ladder DNA yang tersedia di laboratorium.  DNA yang berhasil diamplifikasi, dikirim untuk dilakukan sekuensing untuk mengetahui spesies dari setiap mikroba yang didapatkan.  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bakteri Bacillus sp. yang berasosiasi pada media pemeliharaan rotifer. Kata Kunci: Bakteri,  Media Pemeliharaan, Ekstraksi DNA, PCR, Sekuensin

    Struktur Komunitas Plankton Di Perairan Pulau Bangka Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Pengambilan sampel plankton dilakukan pada 6 (enam) titik dengan 2 (dua) kedalaman berbeda yaitu pada lapisan permukaan dan kedalaman 10 meter yang dilakukan pada bulan Februari 2012. Pengambilan sampel menggunakan plankton net dengan penarikan secara horizontal dan  vertikal. Proses pengawetan plankton menggunakan formalin 4%, selanjutnya proses identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plankton yang ditemukan di perairan Pulau Bangka pada dua titik kedalaman terdiri dari 6 genera dari 5 ordo yaitu ordo Gonyaulacales 1 genus, ordo Bacillariales 1 genus, ordo Centrales 2 genus, dan ordo Oscillatoriales 1 genus, Penales 1 genus. Jenis plankton yang ditemukan pada setiap stasiun menunjukkan bahwa hampir semua daur hidupnya adalah holoplankton, plankton dari jenis diatom adalah yang banyak ditemukan. Indeks nilai penting yang diperoleh berdasarkan hasil analisis pada lapisan permukaan adalah Pseudoenotis doliolus dengan nilai tertinggi yaitu 86,017 dan jenis Skeletonema sp, memiliki nilai penting tertinggi di kedalaman 10 meter dengan nilai 88,627. Keanekaragaman plankton di perairan Pulau Bangka menunjukkan suatu bentuk keanekaragaman yang sedang. Dominansi plankton di perairan Pulau Bangka menunjukkan suatu bentuk dominansi rendah
    corecore