19 research outputs found

    Respon Kumbang Tribolium Castaneum Herbst Terhadap Umpan Berbasis Semiommia : Response Of The Red Flour Beetle, Tribolium Castaneumfierbst On Semiochemical Based Bait

    Get PDF
    Abstract: Monitoring of the red flour beetle (Tribolium castaneum Herbst) population by using semiochemical. based bait is important for supporting integrated pestmanagement program. The baits were formulated succesfully using wheat bran as carrier and vegetable oils such as corn oil, soybean oil and palm oil as kairomone, and 4,8 dimethyl decanal. (DMD) as aggregation pheromone. The beetles responded to all baits both in laboratory and warehouse. The level of attractancy on bait loaded DMD is higher than others. Therefore loading ofDMD is obligatory. Keywords :response, Tribolium castaneum Herbst, semiochemical based bai

    Sintesis Salisilanilida dari Komponen Utama Minyak Gandapura

    Full text link
    The synthesis of salicylanilide from the main components of gandapura oil was conducted in this research through substitution reaction. This research was carried out by reacting methyl salicylate in gandapura oil with aniline by refluxing for 8 hour. The products were identified using IR spectrophotometer and gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Result of identification with IR spectrophotometer showed peaks at 3380.98 cm-1 which is a secondary amide N-H group and peak at 1677.95 cm-1 which is the absorption of amide carbonyl C=O group. The results of the GC-MS identification obtained 4 peaks. Peak with a retention time of 11.505 minutes is showed the presence of methylsalicylate compounds, whereas the peak with aretention time of 22.890 minutes and with 0.26% area has a value for m/z 213 is suspected to be the synthesized compounds (salicylanilide)

    Fraksinasi Ekstrak Metanol Daun Mangga Kasturi (Mangifera Casturi Kosterm) dengan Pelarut N-butanol

    Get PDF
    Mangifera casturi merupakan tumbuhan endemik Kalimantan yang berpotensi sebagai obat tradisional karena adanya senyawa bioaktif dari kelompok fenolik dan flavonoid. Kelompok senyawa flavonoid C-glikosida dapat diekstraksi menggunakan pelarut n-butanol. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi n-butanol dari ekstrak metanol daun M. casturi. Ekstraksi daun M. casturi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan untuk memperoleh fraksi n-butanol dilakukan dengan metode fraksinasi bergradien menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan n-butanol. Hasil maserasi berupa cairan hijau kehitaman dengan rendemen sebesar 27,9 % dan hasil fraksinasi menggunakan n-butanol berupa cairan berwarna coklat tua dengan rendemen sebesar 1,69 %

    Fraksi Semi Polar dari Daun Mangga Kasturi (Mangifera Casturi Kosterm)

    Get PDF
    Senyawa metabolit sekunder dari kelompok fenolik dan flavonoid merupakan senyawa yang berkontribusi pada aktivitas biologis dari suatu tanaman. Kelompok senyawa flavonoid dan fenolik telah diketahui dapat diperoleh dari fraksi etil asetat buah mangga kasturi. Pelarut etil asetat merupakan pelarut semi polar yang dapat melarutkan senyawa flavonoid dalam bentuk O-glikosida dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi etil asetat dari daun M. casturi dan untuk mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat daun M. casturi. Ekstraksi daun M. casturi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut metanol dan fraksi etil asetat dapat diperoleh dari fraksinasi ekstrak metanol daun M. casturi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder yang meliputi uji flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan steroid. Hasil fraksinasi diperoleh fraksi etil asetat dengan rendemen sebesar 24,90 %, sedangkan hasil uji fitokimia terhadap fraksi tersebut menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, tanin dan triterpenoid

    Isolasi Dan Karakterisasi Komponen Minyak Mint Dari Daun Mentha Arvensis Linn. Hasil Distilasi Air

    Get PDF
    Tanaman Mentha termasuk dalam keluarga Labiatae, yang banyak dimanfaatkan minyak atsirinya berdasarkan penggunaan dalam berbagai bidang industri, kandungan bahan aktif dan aroma. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun Mentha arvensis segar yang berasal dari Pujon, Batu, Indonesia dengan metode distilasi air, mengkarakterisasi sifat fisik dan menganalisa komponen penyusun minyak mint. Isolasi minyak mint dengan metode distilasi air dari daun M. arvensis diperoleh minyak mint dengan rendemen sebesar 0,09 %, berwarna kuning, berbau menyengat, beraroma khas daun mint, indeks bias 1,468 (25 0C) dan berat jenis 0,899 (25 0C). Hasil analisis minyak mint dengan KG-SM menunjukkan adanya 28 senyawa penyusun minyak mint dengan 5 komponen utama penyusunnya adalah karvon (40,58 %), limonena (19,55 %), β-mirsena (4,10 %), tran-karveol (3,39 %) dan dihidrokarvon (3,01 %). Komponen penyusun minyak mint pada penelitian ini berbeda dengan komponen minyak mint yang berasal dari Patiala, India

    Isolasi dan Karakterisasi terhadap Minyak Mint dari Daun Mentha Arvensis Segar Hasil Distilasi Uap-air

    Full text link
    Minyak mint yang berasal dari Mentha arvensis banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi minyak mint dari daun segar Mentha arvensis. Isolasi minyak mint dilakukan dengan metode distilasi uap air selama 4 jam, sedangkan karakterisasi sifat fisik ditentukan berdasarkan warna, bau, indeks bias, dan massa jenis. Komponen penyusun minyak mint dianalisis menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak mint yang diperoleh berwarna kuning muda dengan bau yang menyengat, rendemen 0,06 %, memiliki indeks bias 1,463 (20 oC), dan massa jenis sebesar 1,126 g/mL (25 oC). Hasil analisis dengan KG-SM menunjukkan adanya 25 komponen penyusun minyak mint, dengan komponen terbesar yaitu karvon (52,46 %). Letak geografis tumbuhnya M. arvensis diduga mempengaruhi senyawa penyusun minyak mint

    Isolasi dan Karakterisasi terhadap Minyak Mint dari Daun Mint Segar Hasil Distilasi Uap

    Full text link
    Minyak mint dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan, minuman, dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun mint (Mentha arvensis Linn) segar dilakukan dengan metode distilasi uap selama 1 jam, mengkarakterisasi sifat fisik, dan menganalisis komponen penyusun minyak mint menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM). Minyak mint yang dihasilkan berwarna kuning muda dengan rendemen 0,03 %, indeks bias 1,4701 (25 oC), dan massa jenis 1,1363 g/mL (25 oC). Hasil analisis komponen penyusun minyak mint menggunakan KG-SM menunjukkan bahwa terdapat 37 komponen, dan terdapat 3 komponen utama dalam minyak mint yaitu karvon (30,89 %), piperitenon oksida (14,58 %), dan bornilen (12,75 %)

    Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan Acetogenin dari Daun Sirsak (Annona Muricata) Serta Uji Toksisitas

    Get PDF
    The research is aims to determine acetogenin derivative isolated from graviola leaf (Annona muricata) and study their toxicity activity. Graviola leaf powder was macerated using ethanol and its isolate were fractionated using methanol. Characterization acetogenin compound in methanol fraction using kedde test, UV-Vis and FTIR spectrophotometer. Kedde test result showed the presence of colour changing of dot to pink. UV-Vis data shows that absorption at 222 nm. FTIR spectra data showed the presence of cluster of C=O, C-C(=O)-O and O-C-C with the peak of the wave number at 1741 cm-1 , 1164 cm-1 and 1076 cm-1. The identification result showed that methanol fraction is acetogenin. The results of toxicity tests methanol fraction from the leaves of the soursop has LC50 value of 35.51 ppm
    corecore