17 research outputs found

    Analisis Process Capability pada Unit Produksi Susu Cair Sterilisasi dan Proses Line Mixing 1 menggunakan Indeks Process Performance (Pp Dan Ppk)

    Get PDF
    Susu merupakan cairan yang berasal dari hewan mamalia perah yang sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan sesuai ketentuan yang berlaku. Susu segar mempunyai sifat fisik tidak tahan lama bila disimpan pada suhu kamar, sehingga perlu segera dilakukan penanganan. Berbagai pengoalahan dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dan menambah nilai guna susu. PT A merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak dalam pengolahan susu yang sesuai dengan permintaan pasar. Pengendalian kualitas produk susu perlu dilakukan untuk setiap produknya, sehingga tidak terjadi kerugian baik dari segi perusahaan maupun segi konsumen. Salah catu contoh pengendalian mutu dan kualitas yang bisa digunakan adalah melakukan analisis kapabilitas proses menggunakan indeks Pp dan Ppk. Kapabilitas proses merupakan suatu analisis variabilitas untuk mengetahui apakah proses sudah mampu menghasilkan proses atau produk sesuai dengan standarnya. Tujuan dari penelitian magang ini adalah menganalisa kapabilitas proses mixing dan finish good produk susu cair dengan menggunakan indeks kapabilitas Pp dan Ppk. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus penelitian menggunakan data sekunder, dimana data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder yang digunakan adalah data finish good susu cair sterilisasi tahun 2020 dengan 4 rasa (choco, strawberry, vanilla, dan melon) dan data line mixing 1 tahun 2020. Data yang telah didapat nantinya akan digunakan untuk mengetahui nilai indeks kapabilitas proses Pp dan Ppk menggunakan program aplikasi minitab 17. Hasil penelitian juga dilengkapi dengan diagram fishbone untuk mengetahui tidak terkendalinya proses berdasarkan parameter yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan kapabilitas proses pada line mixing 1 dengan parameter level vacuum, suhu air sebelum stabilizer dituang, waktu sirkulasi akhir mixing, suhu akhir mixing, dan total time pada tahun 2020 secara umum masih berada dibawah 1. Namun pada parameter total time sudah cukup kapabel dimana hampir semua bulan memilki nilai indeks diatas 1. Pada finish good susu cair sterilisasi dengan parameter fat, protein, total solid, relative density, dan pH pada tahun 2020 memilki nilai indeks yang masih berada dibawah 1, meskipun pada parameter pH memilki nilai indeks yang baik. Rendahnya nilai indeks kapabilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti man, machine, method, material dan enviroment. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan kapabilitas proses pada line mixing 1 tahun 2020 pada paremeter level vacuum, suhu air sebelum stabilizer dituang, waktu sirkulasi akhir mixing, suhu akhir mixing belum kapabel secara proses. Proses nilai indeks yang belum kapable menunjukkan bahwa proses dan produk keluaran yang didapat memilki varian yang banyak dan belum mampu secara konsisten untuk memilki proses atau keluaran yang sesuai dengan rentang spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan

    Analisis Kelayakan Teknis Dan Ekonomi Teknik Pada Produksi Keripik Tempe (Studi Kasus Di UKM Keripik Tempe “ROHANI” Sanan Malang)

    No full text
    Kegiatan usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dalam aktivitas ekonomi masyarakat kota Malang. Adanya kesamaan produk yang dihasilkan oleh pelaku UKM antara satu dengan yang lainnya di kampung Sanan, menimbulkan persaingan yang cukup kompetitif dalam penjualan keripik tempe. Kemajuan perekonomian yang terus berkembang menuntut para pelaku usaha untuk terus meningkatkan usahanya dari segi kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang berkualitas didukung dengan teknologi dan alur finansial yang baik. Untuk menilai kedua hal tersebut, dilakukan Analisis Kelayakan Teknis dan Analisis Ekonomi Teknik. Berdasarkan Analisis Kelayakan Teknis pada UKM ROHANI berdasarkan CPPOB dimana aspek lokasi, bangunan, bahan, pengawasan proses, laboratorium, karyawan, produk akhir, pengemas, label dan keterangan produk, pengangkutan sesuai dengan ketentuan CPPOB. Sedangkan sanitasi, mesin dan peralatan, pemeliharaan dan program sanitasi, dokumentasi dan pencatatan, pelatihan, penarikan produk, dan pelaksanaan pedoman belum memenuhi syarat CPPOB. Berdasarkan Analisis Aspek Ekonomi Teknik yang diperoleh dari UKM ROHANI Sanan yang terdiri dari harga jual yang didapatkan dari margin laba sebesar 45% HPP adalah Rp. 9.562/bungkus. Break Event Point berdasarkan unit produk UKM ROHANI adalah 39.183 unit/tahun dan lama periode pengembalian dari total investasi yang dilakukan oleh UKM ROHANI sebesar lima tahun. Hingga didapatkan nilai R/C Ratio sebesar 1,44 yang berarti usaha tersebut dapat dikatakan efisien & menguntungkan

    Pemodelan Kinetika Perubahan Kadar Air dan Karakterisasi Pengeringan Bunga Telang (Clitoria ternatea) Menggunakan Alat Pengering Tipe Rak

    No full text
    Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tanaman yang dapat tumbuh didaerah tropis seperti Indonesia. Bunga ini sering dianggap tanaman liar, namun kenyataannya memiliki banyak potensi farmakologi seperti antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antidiabetes, serta immunomodulator. Oleh karena itu proses pengeringan dilakukan menggunakan alat pengering tipe rak agar kualitas bahan tetap terjaga secara fisik maupun kandungannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa karakteristik serta menentukan model pengeringan yang sesuai pada pengeringan bunga telang dengan menggunakan alat pengering tipe rak pada empat tingkat suhu yaitu 30,40,50 dan 60 °C. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali sehingga jumlah total sampel karakteristik pengeringan ada 12 sampel. Proses pengeringan pada tiap suhu dilakukan selama 24 jam dan dibagi setiap harinya selama 8 jam kemudian berhenti ketika mencapai penurunan kadar air konstan. Karakteristik yang diperoleh berupa kadar air, dan laju pengeringan kemudian digunakan untuk mencari nilai Moisture Ratio (MR). Nilai MR yang didapat kemudian akan dibandingkan dengan MR prediksi yang didapat dari model matematika, apabila nilai MR prediksi dan MR perhitungan mendekati, maka model pengeringan tersebut dikatakan dapat memprediksi karakteristik pengeringan bahan. Model pengeringan lapisan tipis yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya Newton, Logarithmic, Two-term exponential, Midili, Henderson and Pabis, dan Modified Page. Selain membandingkan nilai MR prediksi dengan MR perhitungan, validasi yang dapat dilakukan yaitu melihat nilai Coefficient of Determination (COD atau R2) paling tinggi, chisquare (X2), dan Root Mean Square Error (RMSE) yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan, laju pengeringan akan semakin tinggi dan waktu pengeringan semakin pendek. Nilai aktivitas antioksidan bunga telang kering semakin tinggi seiring bertambahnya suhu pengeringan. Perhitungan total perbedaan warna pada sampel menunjukkan apabila perbedaan warna dapat dibedakan oleh mata manusia secara langsung. Model Midilli merupakan model pengeringan paling sesuai dalam mendeskripsikan kurva pengeringan bunga telang menggunakan alat pengering tipe rak pada keempat variasi suhu pengeringan

    Simulasi Perilaku Temperatur dan Kecepatan Aliran Pada Triple Effect Evaporator Untuk Produksi Gula Merah Menggunakan Computational Fluid Dynamic

    No full text
    Nira tebu dapat dimanfaatkan menjadi gula, baik gula kristal maupun gula cair. Biasanya gula cair tebu dimanfaatkan untuk gula merah. Proses pembuatan gula merah diawali dengan menguapkan nira tebu hingga mencapai kekentalan tertentu selanjutnya dicetak pada batok kelapa. Dalam proses pembuatannya gula merah yang dihasilkan sering kali tidak seragam, hal ini dikarenakan temperatur yang digunakan saat proses pemasakan kurang stabil. Sehingga diperlukan transfer teknologi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan pengaplikasian evaporator. Triple effect evaporator adalah salah satu jenis mesin yang dapat digunakan untuk mengolah gula merah tebu. Diperlukan proses desain perhitungan dan simulasi triple effect evaporator menggunakan Solidwork 2017. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh temperatur dan kecepatan aliran pada triple effect evaporator melalui pendekatan matematika dan mengetahui proses dan hasil pensimulasian temperatur dan kecepatan aliran menggunakan Computational Fluid Dynamic untuk mendapatkan keluaran akhir 60%. Dengan metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu non-iteratif dan semi iteratif. Digunakan beberapa variasi perlakuan temperatur dan kecepatan aliran pada setiap efek dengan variasi temperatur terbaik pada efek 1 sampai efek 3 yaitu 55°C dengan kecepatan aliran 4500 lb/hr, 115°C dengan kecepatan aliran 3135 lb/hr, dan 87°C dengan kecepatan aliran 1750 lb/hr. Sedangkan variasi kecepatan aliran terbaik pada efek 1 sampai efek 3 yaitu 45°C dengan kecepatan aliran 4500 lb/hr, 95°C dan kecepatan aliran 3125 lb/hr, 77°C dengan kecepatan aliran 1750° lb/hr. Dengan hubungan hasil pengujian melalui pendekatan matematika dan simulasi yaitu berbanding luru

    Studi Analisis Umur Simpan Pada Susu Sapi Menggunakan Proses Modified Vacuum Technology (MVT) dengan Evaporator Double Jacket

    No full text
    Modified Vacuum Technology merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengolah produk yang berbahan cair termasuk susu dengan menggunakan metode Automatic Evaporated Milk Technology. Prinsip utama cara kerja alat ini adalah mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum. Alat ini mampu menghisap kadar air dalam bahan dengan kecepatan tinggi sehingga kadar air dalam susu dapat diserap dengan sempurna. Untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang bagus pengaturan suhu tidak boleh melebihi 60 oC dan tekanan vacuum antara 65-76 cmHg. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh suhu terhadap umur simpan susu yang diolah dengan MVT berdasarkan parameter pH, Viskositas dan juga Warna. Variabel yang digunakan pada penelitian adalah suhu sebesar 50 oC, 55 oC dan 60 oC dengan waktu 15 menit, 25 menit dan 35 menit. Uji kualitas susu meliputi pH, Viskositas dan Warna. Metode yang digunakan adalah ESS (Extended Storage Studies). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses evaporasi susu sapi menggunakan Modified Vacuum Technology dengan Evaporator Double Jacket, diketahui memiliki pengaruh nyata terhadap pH, Viscositas dan Warna. Selain itu suhu juga memiliki pengaruh terhadap data yang dihasilkan. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pH, Viskositas dan juga warna sesuai dengan syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1-2011. Penggunaan Modified Vacuum Technology dengan Evaporator Double Jacket mampu memperpanjang umur simpan dari susu segar. Umur simpan yang di evaporasi dengan Modified Vacuum Technology dapat mencapai umur simpan sekitar 2 hari pada suhu ruang. Pendugaan umur simpan tersebut didasarkan pada tidak adanya perubahan warn

    Uji Kinerja dan Analisis Ekonomi Mesin Penggiling Padi Keliling (Mobile Rice Milling Unit) Studi Kasus di Kabupaten Jombang

    No full text
    Padi menjadi tanaman pertanian yang berperan penting dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat. Penanganan pasca panen padi berpengaruh penting terhadap hasil produksi beras. Penggilingan padi keliling adalah suatu usaha penggilingan padi yang dilakukan berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis uji kinerja dan analisis ekonomi pada mesin pengiling padi keliling. Parameter uji kinerja yang diukur meliputi kapasitas masukan, kapasitas keluaran, kapasitas kerja penggilingan, rendemen giling, efisiensi pecah kulit dan efisiensi penyosohan serta penggunaan bahan bakar. Sedangkan untuk parameter ekonomi menganalisis biaya usaha, pendapatan, rasio manfaat dan biaya (Net B/C), nilai tunai bersih (NPV), tingkat suku bunga pengembalian modal (IRR), titik impas usaha (BEP), serta metode pengembalian modal (Payback Period). Dari hasil penelitian kinerja didapatkan kapasitas masukan mesin 684,86 kg/jam, kapasitas keluaran mesin 229,88 kg/jam, kapasitas kerja penggilingan 344,468 kg/jam, rendemen giling yang dihasilkan 63,195 %. Efisiensi mesin pecah kulit 77,475% dan efisiensi penyosoh 82,012 %. Untuk konsumsi bahan bakar solar sebesar 195,895 kg/liter. Analisis ekonomi menghasilkan data pendapatan bersih sebesar Rp. 73.932.855 per tahun dengan nilai NPV 12% Rp. Rp 305.003.849, nilai NPV 15% sebesar Rp 269.493.900, nilai Net B/C 1,746 dan IRR sebesar 37,77%. Sementara untuk titik impas usaha akan tercapai saat penerimaan 30.911,5 kg dengan periode pengembalian modal ketika usaha berjalan 2,182 tahun

    Uji Kinerja Dan Analisis Ekonomi Pengoperasian Mesin Penyangrai DMP1 Untuk Pati Umbi Garut (Maranta arundinacea L.)

    No full text
    Garut merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat alternatif, dimana garut bukan saja digunakan untuk pangan, tetapi juga untuk bahan baku industri. Akan tetapi di Indonesia umbi garut belum memiliki pasar, sehingga budidaya umbi garut masih cukup rendah sehingga dibutuhkan pengolahan umbi garut seperti penepungan. Penepungan diperlukan agar umbi garut terhindar infestasi jamur dan mikroba lain sehingga masa simpan lebih lama. Salah satu proses penting dalam penepungan adalah pengeringan. Pengeringan pati dilakukan secara manual oleh petani menggunakan sinar matahari penyangraian manual menggunakan tungku dimana manusia sebagai dalam pengerjaannya. Namun saat ini telah dikembangkan penyangrai serbaguna pati garut sehingga dapat meringankan dan menambah efektivitas pengeringan pati umbi garut sehingga minat petani untuk budidaya umbi garut di Indonesia meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mesin penyangrai DMP1 pada pati garut sehingga dapat diketahui apakah mesin ini efisien digunakan untuk umbi garut selanjutnya dilakukan analisis ekonomi pengoperasian dilakukan untuk membandingkan keekonomisan penyangraian menggunakan mesin DMP1 dan pengeringan manual. Dalam uji kinerja parameter yang digunakan kebutuhan daya penggerak yaitu motor listrik, kebutuhan energi yaitu kebutuhan bahan bakar, uii kadar air bahan, efisiensi dan kapasitas kerja. Untuk pelaksanaan analisa ekonomi dilakukan dengan pengukuran, konservasi lapang, wawancara, studi literatur untuk mendapatkan informasi tentang biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya pokok dalam penggunaan mesin serbaguna DMP1 ini dan melakukan perhitungan teoritis. Dalam pelaksanaan penelitian digunakan pati garut basah sebanyak 1 kilogram setiap masukan dengan perlakuan waktu 50 menit, 60 menit, 70 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali untuk setiap perlakuan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil uji kinerja rata-rata, yaitu sebagai berikut: kapasitas aktual 0,827 kg/jam, kapasitas teoritis 1,429 kg/jam, energi spesifik 254,961 J/kg, efisiensi 58,6%, rendemen 88,08%. Semua hasil uji kinerja mesin sudah baik kecuai efisiensi mesin yang belum memenuhi standar. Analisis ekonomi pengoperasian penyangraian mesin DMP1 lebih kecil disbanding dengan pengeringan secara manual yaitu Rp 17.221/kg dan Rp 25.000/kg. Pengujian kadar air masih lebih baik manual dari pada menggunakan mesin DMP1 yaitu 15,6% dan 10,6%

    Analisis Finansial Produksi Tepung Bawang Prei Menggunakan Pengering Hybrid DMP 2

    No full text
    Bawang prei (Allium porrum) merupakan sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena kegunaannya yang dapat menambah cita rasa pada bahan pangan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperpanjang umur simpan yaitu melakukan pengolahan. Salah satu produk hasil olahan yang dapat meningkatkan nilai jual pada sayuran yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung. Sebelum melakukan penepungan, proses yang dilakukan adalah pengeringan agar dapat menurunkan kadar air pada bahan dan dapat mempermudah untuk proses pengolahan selanjutnya. Pada prosesnya, pengolahan bawang prei dibutuhkan peralatan, bahan baku, dan sumber daya manusia. Dalam hal ini, perlu dilakukan perhitungan dalam aspek finansial untuk membandingkan antara penerimaan, pengeluaran, dan kelayakan finansial pada proses produksi tepung bawang prei. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses produksi tepung bawang prei dan karakteristik pengeringan yang berkaitan dengan RH, intensitas cahaya, dan kadar air, serta menghitung kelayakan finansial pada produksi tepung bawang prei. Proses pengeringan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan rumah pengering ERK hybrid tenaga matahari dan LPG. Penggunaan sinar matahari dilakukan pada pukul 06.00-18.00 WIB dan penggunaan LPG dilakukan pada pukul 18.00 WIB-22.00 WIB. Setelah melakukan pengeringan, selanjutnya bawang prei dihaluskan menggunakan blender selama 4 menit. Kadar air pada bawang prei dihitung menggunakan kadar air basis basah dengan hasil sebesar 14%bb-25%bb. Nilai RH tertinggi di dalam ruang pengering sebesar 80% dan terendah sebesar 34%. Nilai intensitas cahaya tertinggi dalam ruang pengering sebesar 78200 lux pada pukul 12.00 WIB dan terendah sebesar 3030 lux pada pukul 06.00 WIB. Dalam 1 kali produksi menghasilkan tepung bawang prei sebanyak 6 kemasan dengan berat bersih sebesar 25 gram. Biaya produksi selama 1 tahun atau 300 kali produksi sebesar Rp73.895.119,- produk yang dihasilkan sebanyak 1800 unit dengan Harga Pokok Produksi (HPP) per unit untuk berat bersih 25 gram sebesar Rp41.053,-. Harga jual per unit produksi tepung bawang prei sebesar Rp57.474,-. Nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp4.066.655,-, B/C Ratio sebesar 1.19, IRR sebesar 21%, ROA sebesar 21%, waktu pengembalian atau payback period selama 4 tahun 9 bulan, BEP (rupiah) sebesar Rp56.916.425,-, dan BEP (unit) sebesar 990 unit

    Prediksi Kandungan Klorofil pada Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Del.) Menggunakan Image Analysis dan Metode Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan

    No full text
    Daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) merupakan tanaman kaya nutrisi yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman herbal. Daun afrika mengandung klorofil yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa yang dihasilkan oleh tanaman. Analisis kadar klorofil secara destruktif dapat merusak sampel dan membutuhkan waktu yang lama. Selain pengujian destruktif, pengujian klorofil dapat juga dilakukan secara non-destruktif dengan menggunakan alat klorofil meter SPAD 502, namun harga alat ini mahal. Untuk itu, dikembangkan metode non-destruktif lainnya yaitu dengan analisis citra digital. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis hubungan indeks warna dan tekstur Red, Green, Blue (RGB), Gray, Hue, Saturation, Lightness (HSL), Hue, Saturation, Value (HSV), dan L*a*b terhadap kadar klorofil pada daun afrika menggunakan Flatbed Scanner dan 2) Menyusun algoritma untuk memprediksi kandungan klorofil pada daun afrika menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Penelitian ini menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (JST-BP) dengan analisis kombinasi fitur warna dan tekstur. Topologi JST terbaik yaitu 10- 30-40-1 (10 node input, 40 node hidden layer 1, 30 node hidden layer 2, dan 1 node output) dengan learning rate 0.1, momentum 0.9, trainlm pada fungsi pembelajaran, tansig pada hidden layer, dan purelin pada output layer. Topologi terpilih menghasilkan Mean Square Error (MSE) training sebesar 0.0007 dengan R training 0.9981 serta MSE validasi terendah sebesar 0.012 dengan R sebesar 0.967. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa topologi tersebut berpotensi sebagai model untuk memprediksi kandungan klorofil pada daun afrika

    Kajian Sifat Fisik dan Mekanik Varietas Buah Apel Varietas Manalagi Pada Berbagai Tingkat Kematangan

    No full text
    Apel sebagai komoditas utama di Malang Raya apel memiliki peran penting untuk pertumbuhan ekonomi di Malang Raya. Dalam proses pengolahan pasca panen apel terdapat beberapa masalah yang dapat merusak atau mengurangi mutu apel pada proses penanganan pasca panen, baik secara fisik maupun mekanis karena kurang tepatnya perlakuan pada buah apel karena tidak sesuai sifat fisik dan mekanik buah apel. Kerusakan pada buah apel dapat mempengaruhi penampakan fisik apel dan memicu peningkatan laju penuaan pada buah apel. Selain mempengaruhi penampakan fisik apel, kerusakan pada buah apel juga dapat menurunkan daya jual apel. Mutu pada buah apel dapat ditingkatkan dengan adanya identifikasi pada sifat fisik, mekanik dan morfologi buah apel. Informasi data spesifikasi pada buah apel dapat digunakan untuk meningkatkan pengolahan pasca panen, pemrosesan, penyimpanan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang alat dan mesin pengolah apel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh tingkat kematangan terhadap sifat fisik dan mekanik apel Manalagi dan untuk menganalisa pengaruh tingkat kematangan terhadap sifat fisik dan mekanik apel Manalagi. Penelitian ini menggunakan metode one way anova dengan SPSS. Tingkat kematangan dengan 3 tingkat kematangan yaitu 3,5 bulan, 4,5 bulan, dan 5,5 bulan menjadi faktor dalam penelitian ini, Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa terjadi pertambahan nilai pada geometric mean diameter apel Manalagi dari 41,2757 mm -5 5,4777 mm, pada sphericity terjadi penurunan dari 95,57% - 0,9483%, pada luas permukaan terjadi pertambahan dari 0,0316 mm2- 0,0496 mm2, pada volume terjadi pertambahan dari 0,0003 mm3- 0,0007 mm3, pada true density terjadi pertambahan dari 0,9703 g/cm3- 0,9963 cm3/gr, pada bulk density terjadi pertambahan dari 0,4465 g/cm3- 0,4843 g/cm3, pada porositas terjadi pertambahan dari 55,1% - 55,28%, pada tekanan terjadi pertambahan dari 55,1% - 55,28%, pada tekanan terjadi penurunan dari 0,836 MPa - 0,716 MPa, pada regangan terjadi penurunan dari 0,565 mm/mm - 0,0373 mm/mm, pada modulus elastisitas terjadi pertambahan dari 1,4818 MPa - 2,0995 MPa, pada kekerasan terjadi penurunan dari 38,7623 N - 33.5337 N
    corecore